Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM KIMIA ANALISA II (KUANTITATIF) MODUL X ARGENTOMETRI DAN PERMANGANOMETRI

LABORATORIUM PENGANTAR TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA UPN VETERAN JAWA TIMUR

MODUL X : ARGENTOMETRI DAN PERMANGANOMETRI TUJUAN : - Menentukan kadar halida Cl- dengan metode Mohr. - Menentukan kadar halida Cl- dengan metode Fajans. - Menentukan kadar halida Cl- dengan metode Volhard. :

TEORI

ARGENTOMETRI 1. Metode Mohr Digunakan untuk menentukan kadar halogenida. Dilakukan dalam suasana netral, larutan standar AgNO3 dan indikator K2CrO4. Reaksi : Ag+ + ClAgCl (putih) Ag2CrO4 (merah coklat) Dasar reaksi yaitu pengendapan bertingkat AgCl dan setelah semua mengendap baru terjadi endapan Ag2CrO4. Hal ini terjadi karena AgCl lebih sukar larut dalam air daripada Ag2CrO4. Ksp AgCl Ksp Ag2CrO4 Ksp S = 1,5 x 10-10 = 2,4 x 10-12 S AgCl S Ag2CrO4 = 1,2 x 10-5 = 8,4 x 10-5 2Ag+ + CrO4-

: Hasil kali kelarutan. : Kelarutan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ini : a. Baik untuk menentukan ion Cl- dan Br- tetapi tidak cocok untuk ion I- dan CNS-. b. Titrasi dalam suasana netral atau sedikit alkalis, pH 7 10,5. c. Tidak cocok untuk titrasi larutan yang bewarna karena pengamatan titik akhir titrasi menjadi sulit. d. Tidak dapat untuk garam-garam Cl dab Br yang terhidrolisa karena terbentuk endapan yang tidak diharapkan, misal : garam Cl atau Br dengan kation Al, Fe, Bi, Sn, Sb, dan Mg. e. Larutan tidak boleh mengandung CO3-, SO4-, Cr2O4- karena akan mengendap dengan Mg. f. Larutan tidak mengandung Pb2+ dan Ba2+, karena akan mengendap sebagai garam kromat yang bewarna. Dihilangkan dengan penambahan Na2CO3 jenuh.

2. Metode Fajans Menggunakan indikator adsorpsi, indikator yang digunakan biasanya : Fluorescein untuk ion klorida, pH 7 8 atau diklorofluorescein dengan pH 4. Eosin untuk ion Bromide, Iodida, Thiosianida, pH 2. Mekanisme reaksi : HFI FI- + Ag+ H+ + FImerah muda

Sebelum Cl- habis, maka endapan dikelilingi muatan negatif yang sama dengan muatan ion Fluoresinat sehingga tidak terjadi adsorbsi. Setelah Cl- habis dan ada Ag+ berlebih maka FI- tertarik dipermukaan endapan dan terjadi warna yang bisa diamati. Hal-hal yang harus diperhatikan : a. Ion indikator lebih baik bermuatan berlawanan terhadap ion penitran. b. Endapan yang terjadi sebaiknya berupa koloid sehingga luas permukaan penyerap besar. Boleh ditambahkan zat pencegah koagulasi yang membuat endapan tetap terdispersi seperti dextrin. c. Larutan jangan terlalu encer. d. Indikator tidak boleh teradsorbsi sebelum ion utama terendapkan secara sempurna (sebelum titik ekuivalen) tapi harus segera teradsorbsi setelah titik ekuivalen terjadi. e. Pemanasan hingga suhu 80o baru ditritasi menunjang hasil pengamatan.

3. Metode Volhard Prinsipnya kembalai ke titrasi dengan larutan NH4CNS dan indikator Ferri Amonium Sulfat, suasana asam. Mekanisme reaksi : Cl- + AgNO3 encer AgNO3 sisa + NH4CNS CNS-sisa + Fe3+ AgCl AgCNS FeCNS (merah darah)

Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Larutan harus bersifat asam untuk mencegah hidrolisa garam Ferri menjadi Ferri Hidroksida yang warnanya mengganggu pengamatan titik akhir titrasi. Suasana asam dibuat dengan menambahkan HNO3 6N. HNO3 jangan terlalu pekat karena akan mengoksidasi NH4CNS menjadi NO dan CO2. b. Endapan AgCl yang terjadi harus disaring dulu, dicuci dengan air dan air cucian dijadikan satu dengan filtrat baru dititrasi dengan NH4CNS. Untuk Br- tidak perlu penyaringan karena Ksp AgBr = 4 x 10-13, sedang untuk I- penambahan indikator setelah mendekati titik akhir titrasi karena bila I- bertemu indikator Fe3+ terjadi I2 yang sering menyebabkankesalahan titrasi.

CARA KERJA : 1. Standarisasi AgNO3 0,1 N dengan NaCl 0,1 N - Mengambil 10 ml larutan standar NaCl 0,1 N, masukkan dalam erlenmeyer - Tambahkan 0,4 ml K2CrO4 5% - Dititrasi dengan AgNO3 sampai timbul warna merah pertama yang tidak hilang pada pengocokan. Catat kebutuhan titran AgNO3. ( ) 2. Standarisasi larutan NH4CNS dengan AgNO3 - ambil 10 ml larutan AgNO3 yang sudah distandarisasi. Masukkan dalam erlenmeyer - tambahkan 2 ml HNO3 6 N dan 0,4 ml ferri amonium sulfat - titrasi dengan NH4CNS sampai timbul warna merah kecoklatan pertama yang tidak hilang pada pengocokan. Catat kebutuhan titran. ( ) 3. Menetapkan kadar Cl- dengan Metode Mohr. - masukkan 10 ml larutan sampel keadaan erlenmeyer - tambahkan 0,4 ml K2CrO4 - titrasi dengan AgNO3 sampai timbul warna merah muda pertama yang tidak hilang pada pengocokan. Catat kebutuhan titran. ( ) ( )

fp = faktor pengenceran 4. Menetapkan kadar Cl- dengan Metode Fajans - masukkan 10 ml larutan sampel kedalam erlenmeyer - tambahkan 10 tetes indikator fluorescein, atur pH 7-8, panaskan 80o. - Titrasi dengan AgNO3 sampai timbul warna merah muda pertama yang tidak hilang pada pengocokan. Catat kebutuhan titran. ( ) ( )

fp = faktor pengenceran 5. Menetapkan kadar Cl- dengan Metode Volhard - Mengambil 10 ml sampel, ditambah 2 ml HNO3 6 N dan AgNO3 berlebih ( 12 ml), dikocok, saring dan cuci dengan air beberapa kali, air cucian dijadikan satu dengan filtrat. - Tambahkan 0,4 ml feri amonium sulfat - Titrasi dengan NH4CNS sampai timbul warna merah kecoklatan pertama yang tidak hilang pada pengocokan. Catat kebutuhan titran. ( ) ( ) ( )

fp = faktor pengenceran

PERMANGANOMETRI TUJUAN TEORI : - Menentukan kadar Fe dalam sampel :

1. Pengertian : Permanganometri merupakan salah satu analisa kuantitatif volumetri dengan menggunakan larutan standar KmnO4 berdasarkan reaksi redoks. sebelum digunakan untuk titrasi, larutan KmnO4 harus distandarisasi lebih dahulu, sebab KmnO4 mudah tereduksi oleh cahaya. Zat yang sering digunakan adalah H2C2O4.2H2O atau FeSO4, Na2C2O4, K4Fe(CN)6. 2. Titrasi dengan KMnO4 : Titrasi dengan KmnO4 dapat berlangsung menurut 3 cara : a. Dalam lrutan asam untuk menitrasi zat-zat secara langsung. Zat-zat yang diselidiki, dengan menggunakan KMnO4 yang bertindak sebagai oksidator sampai terjadi titik ekuivalen. Ion MnO4- akan terduksi. Reaksi : MnO4- + 6H- + 5 Mn2+ + 4H2O Untuk membentuk suasana asam dalam larutan digunakan H2SO4 encer, tetapi tidak dapat digunakan HCl sebab HCl dapat tereduksi menjadi Cl2. b. Dalam suasana asam untuk menitrasi zat secara langsung. Dilakukan dengan menambahkan zat pereduksi berlebih lalu setelah proses reduksi selesai, sisa zat pereduksi dititrasi kembali dengan KMnO4. Penambahan warna ini oleh penambahan KMnO4 tidak permanen, sebab warna ini lama kelamaan akan memucat, ini disebabkan reaksi antara : 2MnO4- + 3Mn2- + 2H2O 5MnO2 + 4Hc. Dalam suasana netral atau sedikit basa. Ion MnO4- direduksi menjadi MnO2 yang kemudian mengendap. 2MnO4- + 4H- + 3 MnO2 + 2H2O

Zat yang ditritasai dengan cara ini adalah sianida, alkohol, aldehid, dan gula. Hal-hal yang perlu diperhatikan : a. Titrasi dilakukan pada suhu 70o 80oC. Pada suhu ini daya oksidasi KMnO4 optimum dibawah 70oC reaksi berjalan lambat, diatas 80oC KMnO4 terurai menjadi MnO2. b. Melarutkan sampel dengan HCl dan mencucinya dengan HCl secara sempurna, agar tidak ada Fe yang menempel pada endapan. c. Penambahan SnCl2 harus tetes demi tetes (agar tidak terlalu excess) dan dalam keadaan panas (daya reduksi optimum). d. Penambahan HgCl2 harus benar-benar dalam keadaan dingin. e. Penambahan larutan preventive.

CARA KERJA

1. Standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4


Ambil 10ml larutan Na2C2O4 0,1N, masuk dalam Erlenmeyer. Tambahkan 6ml larutan H2SO4 6N Panaskan 70-80 C. Titrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 Titik akhir titrasi ditandai dengan munculnya warna merah muda yang tidak hilang dalam pengocokan. Catat kebutuhan KMnO4 :

2. Menentukan kadar Fe dalam sample


Sample dilarutkan dengan HCl pekat 10ml dalam Erlenmeyer. Panaskan hingga warna kekuningan Tambahkan 100ml aquadest. Saring, tamping filtrate dalam erlenmeyer 250ml. Cuci endapan dengan HCl encer ( larutan jadikan satu dengan filtrate ), Encerkan filtrat sampai tanda batas. Ambil 10ml filtrat, masukkan ke Erlenmeyer. Panaskan hingga mendidih. Tambahkan 4ml HCl encer, panaskan sampai mendidih lagi. Tambahkan tetes demi tetes SnCl2 sampai warna kuning hilang ( sambil diaduk ) jika berubah menjadi kehijauan tambah 2 tetes SnCl2 dan tutup dengan gelas arloji. Dinginkan larutan sampai suhu kamar. Tambahkan 40ml aquadest dan 8ml HgCl2 5%. Setelah terbentuk endapan putih tambahkan 80ml air panas dan 6-8ml larutan preventive. Titrasi dengan KMnO4 pada 70-80C. Catat kebutuhan KMnO4 :
( )

Anda mungkin juga menyukai