Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Ki-1101

PRAKTIKUM III TERMOKIMIA Fikri Zulfialdi (16110154) Asisten:Wiwit K Kelompok: P Shift: P.3.2 Tanggal praktikum Tanggal Laporan : 20 Oktober 2010 : 27 Oktober 2010

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010 BANDUNG 2010

PRAKTIKUM III TERMOKIMIA A. TUJUAN a. Menentukan perubahan kalor dalam suatu reaksi kimia b. Menentukan kalor reaksi c. Menentukan kalor pelarutan d. Menentukan kalor penetralan e. Menentukan entalpi B. TEORI DASAR a. Kalorimeter Kalorimeter adalah sebuah alat untuk mengukur perubahan kalor dari suatu reaksi. Prinsip dasar dari kalorimeter adalah membuat suatu sistem tertutup bagi reaksi tujuannya agar perubahan kalor dalam reaksi tidak terpengaruh lingkungannya sehingga dapat diukur secara kuantitatif besarnya kalor yang terlibat dengan cara mengukur perubahan temperatur dari sebelum dan sesudah reaksi. Kelemahan kalorimeter adalah dapat menerima panas karena itu kalorimeter harus dikalibrasi menggunakan tetapan yang disebut tetapan kalorimeter. dengan menggunakan tetapan kalorimeter ini dapat diukur besarnya kalor yang diserap oleh kalorimeter sehingga perubahan kalor dalam reaksi dapat diukur secara keseluruhan. Perubahan kalor yang terjadi dalam kalorimeter adalah: Kalor yang dihasilkan= kalor yang diserap kalorimeter+kalor yang diserap hasil reaksi atau kalor yang dibutuhkan= kalor yang dikeluarkan kalorimeter+kalor yang dikeluarkan reaksi. Salah satu kalorimeter yang sering digunakan adalah kalorimeter-bom, yang didalamnya terdapat kawat kumparan pemicu reaksi. b. Kalor Reaksi Kalor reaksi adalah energi yang pindah antara sistem dan lingkungan, dinyatakan dalam q dengan satuan Joule. Besarnya kalor reaksi bergantung kondisi reaksi Pada reaksi pada volume tetap berlaku:kalor reaksi=qv=U Pada reaksi pada tekanan tetap berlaku:kalor reaksi=qp=H Hubungan antara U dan H dapat diturunkan dari persamaan berikut H=U+pV H=U+(pV) c. Kalor Penetralan Kalor penetralan adalah besaranya kalor yang dilepaskan untuk menetralkan satu mol zat. d. Kalor Pelarutan/Entalpi Kalor pelarutan adalah besarnya kalor yang dilepaskan untuk melarutkan satu mol zat dalam tekanan tetap. e. Satuan internasional standar untuk energi yaitu Joule (J) diturunkan dari energi kinetik. Satu joule = 1 kgm2 /s2. Setara dengan jumlah energi yang dipunyai suatu benda dengan massa 2 kg dan kecepatan 1 m/detik (bila dalam satuan

Inggris, benda dengan massa 4,4 lb dan kecepatan 197 ft/menit atau 2,2 mile/jam).1 J = 1 kg m2/s2 f. Semua bentuk energi dapat diubah keseluruhannya ke panas dan bila seorang ahli kimia mengukur energi, biasanya dalam bentuk kalor. Cara yang biasa digunakan untuk menyatakan panas disebut kalori (singkatan kal). Definisinya berasal dari pengaruh panas pada suhu benda. Mula-mula kalori didefinisikan sebagai jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 gram air dengan suhu asal 150C sebesar 10C. Kilokalori (kkal) seperti juga kilojoule merupakan satuan yang lebih sesuai untuk menyatakan perubahan energi dalam reaksi kimia. Satuan kilokalori juga digunakan untuk menyatakan energi yang terdapat dalam makanan. C. DATA PENGAMATAN a. Bagian I Penentuan Tetapan Kalorimeter y K1 Temperatur air dingin (T1) =27 C Temperatur air panas (T2) =37 C
Waktu (menit) Temperatur(C) 1 31 2 31 3 31 4 31 5 31 6 31 7 31 8 31 9 31 10 31

Temperatur air dingin + air panas (T3) dalam K1

Temperatur Reg

y = 31

10

11

Temperatur sesaat sesudah reaksi=31(konstan)

y K2 Temperatur air dingin (T1) =27 C Temperatur air panas (T2) =37 C Temperatur air dingin + air panas (T3)
Waktu (menit) Temperatur (C) 1 31 2 30,5 3 30 4 30 5 30 6 30 7 30 8 30 9 30 10 30

Te
32.00

erat r air i gi + air a as (T3) ala

31.00

31

30.5

temp

30.00 30 30 30 30 30 30 30 30

eg

y = -0.075x + 30.56

29.00
0 2 4 6 8 10 12

Temperatur sesaat sesudah reaksi

= regresi linear (pada saat t=0) =30,567 C

y K3=0 b. Bagian II Penentuan Kalor reaksi Zn(s)+CuSO4(aq) Temperatur awal larutan CuSO4 =25 C Temperatur Zn(s) +CuSO4(aq)
Waktu (menit) Temp C 1 49 2 51 3 50,5 4 50,5 5 50 6 50 7 49,5 8 49 9 49 10 48,5

Te
51.5 51
50.5 50

erat r Z

(s)+C

SO4(aq)

temp 49.5 49 y = -0.175x + 50.66 48.5 48


0 2 4 6 8 10 12

eg

Temperatur sesaat sesudah reaksi

= Regresi linear pada saat t=0 = 50,667 C

c. Bagian III Penentuan Entalpi Pelarutan Etanol Dalam Air y Temperatur awal air
Vair TawalC 18 27 27 27 36 26,5 36 23 36 23 45 24

y
Vetanol TawalC

Temperatur awal etanol


29 26 19,3 26 14,5 11,6 26 5,8 26 4,8 26

y
Waktu (s) Vair 18 27 36 36 36 45 Vetanol 29 19,3 14,5 11,6 5,8 4,8

26 Temperatur pencampuran (C) 0,5 33 34 33 28,5 27 26 1 33 34 33 28,5 27 26 1,5 33 34 33 28,5 27 26 2 33 34 33 28,5 27 26

2,5 33 33,5 33 28,5 27 26

3 33 33,5 33 28,5 27 26

3,5 33 33,5 33 28,5 27 26

4 33 33,5 33 28,5 27 26

y
Volume (cm3) Vair 18 27 36 36 36 45 Vetanol 29 19,3 14,5 11,6 5,8 4,8

Tabel Pengamatan
Massa (g) 18 27 36 36 36 45 22,997 15,3049 11,4985 9,1988 4,5994 3,8064 T mulamula (C) 26,5 26,5 26,25 24,5 24,5 25 T akhir (C) 33 34,175 33 28,5 27 26 T (C) 6,5 7,675 6,75 4 2,5 1 H per mol (J) 2389,14 4238,843 4962,06 4311,6 5375 2597,917
Mol air/mol etanol

2,000261 4,50836 8,001044 10,0013 20,00261 30,21227

*keterangan= untuk data 1-3 memakai K1 dan data 4-6 memakai K2

6000

^H terha a

erba

i ga air a eta ol

5000

4000
^H terhadap perbandinga n air dan etanol

3000

2000
y = -8.106x + 4080. 1000

10

15

20

25

30

35

y H pengenceran tak hingga = reg (etanol=0) =4080,1  d. Bagian IV Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH Tawal HCl =26 C Tawal NaOH =26 C Tcampuran
Waktu (s) Temperatur (C) 30 34 60 34 90 34 120 34 150 33,5 180 33,5 210 33,5 240 33,5 270 33 300 33

Temperatur campuran
34.4

34.2 34 33.8 33.6 33.4 33.2 33


32.8 Te erat r ca ra reg y = -0.004x + 34.26

50

100

150

200

250

300

350

Temperatur sesaat sesudah penetralan

=T regresi =34,267 C

e. Bagian V Penentuan kalor penetralan NH4 OH dan HCl Tawal NH4 OH =26 C Tawal HCL =26 C Tcampuran
Waktu Temperatur 30 33,5 60 33 90 33 120 33 150 33 180 33 210 33 240 33 270 33 300 32,5

Te
33.6

erat r Ca

ra

33.4

33.2

33

Temperatur Campuran reg

32.8

y = -0.001x + 33.3
32.6

32.4

50

100

150

200

250

300

350

Temperatur sesaat sesudah penetralan

=T regresi =33,3

f. Bagian VI Penentuan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH Tawal NaOH =26 C Tawal CH3COOH =26 C Tcampuran
Waktu (s) Temperatur(C) 30 31 60 31 90 30,5 120 30,5 150 30,5 180 30,5 210 30,5 240 30,5 270 30 300 30

Te
31.2
31

erat r ca

ra

30.8 30.6 Temperatur campuran


30.4

eg
y = -0.003x + 31.03

30.2 30
29.8

50

100

150

200

250

300

350

Temperatur sesaat sesudah penetralan

=T regresi =31,033 C

D. PENGOLAHAN DATA a. Penentuan Teteapan Kalorimeter y Kalorimeter 1 y Kalor yang diserap air dingin q1 =25s T =254,2(31-27) =420 J y Kalor yang diberikan air panas q2 =25st =254,2(37-31) =630 J y Kalor yang diserap kalorimeter q3 =q2-q1 =630-420 =210 J y Tetapan kalorimeter 

y Kal i t y Kal ang di ap ai dingin q1 =25sT =254,2(30,567-27) =374,535J y Kal yang di i an ai panas q2 =25st =254,2(37-30,567) =675,456 J y Kal yang diserap kal ri et er q3 =q2-q1 =675,456-375,535 =300,93 J y Tetapan kal ri eter y

y Kal ri eter 3 y K3 =0 b. Penent an kal r reaksi Zn(s)+C 4(aq) y Kal r yang diserap kal ri et er q4 =kT1 Joule =0(50,661-25) =0 J y Kalor yang diserap larutan q5 =msT1 =501,143,52(50,661-25) =5148,62 J y Kalor yang di asilkan reaksi q6 =q4+q5 =5148,62 J y

c. Penentuan kalor penetralan etanol dalam air


kalor yang diserap ole air kalor yang diserap e anol kalor yang diserap kalorime er q9=k T 341 25 402 9375 354 375 337 2 210 75 kalor yang dihasilkan pada pelarutan q10=q 7+q8+q9 1194 57 1410 512 1240 515 862 32 537 5 2389 14 4238 843 4962 06 4311 6 5375

no

q7=184 2T q8=291 92T 1 2 3 4 5 491 4 580 23 510 3 302 4 189 361 92 427 344 375 84 222 72 137 75

75,6

55,1

84,3

215

2597,917

d. Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH y Kalor yang diserap q1 =mslar T =51,53,96(34,267-26) =1685,97 J y Kalor yang diserap kalorimeter q2 =k3T =0(34,267-26) =0 J y Kalor yang dihasilkan reaksi q3 =q1+q2 =1685,97+0 =1685,97 J y Kalor penetralan Hn = 

 

e. Penentuan kalor penetralan NH4 dan HCl y Kalor yang diserap q1 =mslar T =501,0153,96(33,3-26) =1467,081 J y Kalor yang diserap kalorimeter q2 =kT =84,37(33,3-26) =615,901 J y Kalor yang dihasilkan reaksi q3 =q1+q2 =1467,081+615,901 =2082,982 J y Kalor penetralan Hn =

  

f. Penentuan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH y Kalor yang diserap q1 =mslar T =501,0984,02(31,03-26) =1110,11 J y Kalor yang diserap kalorimeter q2 =kT =84,37(31,03-26) =424,38 J

y Kalor yang dihasilkan reaksi q3 =q1+q2 =1110,11+424,38 =1534,49 J y Kalor penetralan

Hn

= 

 

E. PEMBAHASAN Pada percobaan I : Penentuan tetapan kalorimeter, ditentukan 3 harga tetapannya masing-masing sebesar 52,5 ;84,3 ;0 yang diperoleh dengan membagi jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter dengan perubahan temperature. Ada 3 data tetapan kalorimeter karena dalam percobaan digunakan 3 kalorimeter yang berbeda. Setiap kalorimeter mempunyai tetapan yang tidak sama. Salah satu kalorimeter ada yang berharga 0 yang berarti kalorimeter tersebut diindikasikan tidak menyerap kalor.Dari data tersebut dapat didefinisikan bahwa tetapan kalorimeter adalah kuantitas panas yang diperlukan untuk menaikkan suhu satu gram air satu skala derajat. Tetapan kalorimeter perlu dihitung karena kalorimeter dapat menyerap panas, sehingga perubahan suhu yang terdapat dalam sistem kalorimeter adalah perubahan suhu setelah kalorimeter menyerap panas. Pada percobaan II, Reaksi antara Zn (s) + CuSO4 (aq) berlangsung disertai dengan kenaikan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa pada reaksi itu dihasilkan kalor,(eksoterm) Pada percobaan ini menggunakan sistem tertutup yang berlangsung pada tekanan tetap dan perubahan volume yang sangat kecil sehingga perubahannya mendekati 0 (pV = 0), sehingga sistem dianggap tidak melakukan kerja, w = 0. Dalam perhitungan, Kalor yang dihasilkan yaitu sebesar  Pada percobaan III: Penentuan kalor pelarutan Etanol dalam air dapat di definisikan bahwa kalor pelarutan adalah kalor yang diserap atau yang dibebaskan pada pelarutan suatu zat ke dalam pelarut. Reaksi dalam percobaan ini berlangsung disertai dengan kenaikan suhu. Hal ini menunjukkan bahwa pada percobaan tersebut dilepaskan kalor (eksoterm). Harga regresi pengenceran etanol dengan interpolasi terhadap etanol 0 mol menunjukkan kalor minimum pengenceran etanol yaitu 4080,1 . Pada percobaan IV: Penentuan kalor penetralan HCl dan NaOH disertai dengan kenaikan suhu yang berarti terjadi pelepasan kalor (eksoterm).Pada reaksi ini pertukaran ion positif dan negatif dengan perbedaan keelektronegatifan tertentu ternyata melepaskan kalor. Kalor penetralan pada percobaan diperoleh dari jumlah kalor yang dihasilkan dari reaksi yang dibagi dengan mol larutan

tersebut. Jumlah mol yang membagi kalor dapat diperoleh dari reaksi pembatas. Dengan perhitungan tersebut diperoleh nilai kalor penetralan sebesar  Pada percobaan V: Penentuan kalor penetralan NH4OH dan HCl disertai dengan kenaikan suhu yang berarti terjadi pelepasan kalor (eksoterm). Kalor penetralan pada percobaan diperoleh dari jumlah kalor yang dihasilkan dari reaksi yang dibagi dengan mol larutan tersebut. Jumlah mol yang membagi kalor dapat diperoleh dari reaksi pembatas. Dengan perhitungan tersebut diperoleh nilai kalor penetralan sebesar   , diantara 3 reaksi penetralan, didapatkan nilai kalor penetralan NH4OH dan HCl yang paling besar. Pada percobaan VI: Penentuan kalor penetralan NaOH dan CH3COOH disertai dengan kenaikan suhu yang berarti terjadi pelepasan kalor (eksoterm). Kalor penetralan pada percobaan diperoleh dari jumlah kalor yang dihasilkan dari reaksi yang dibagi dengan mol larutan tersebut. Jumlah mol yang membagi kalor dapat diperoleh dari reaksi pembatas. Dengan perhitungan tersebut diperoleh nilai kalor penetralan sebesar  F. KESIMPULAN a. Kalorimeter dapat menyerap kalor sehingga perlu dihitung tetapannya agar kalor yang diserap kalorimeter tidak diabaikan. b. Semakin kecil tetapan kalorimeter maka kalorimeter semakin tidak mempengaruhi perpindahan kalor dalam sistem. c. Perubahan suhu dalam reaksi di dalam kalorimeter adalah tingkat perpindahan kalor yang terjadi dalam reaksi dikurangi tingkat perpindahan kalor yang diserap atau dilepaskan kalorimeter. d. Penetralan etanol melepaskan kalor yang berarti energi dalam di etanol pekat lebih tinggi dibandingkan energi dalam di etanol yang lebih encer. e. Harga pengenceran etanol dengan air tak hingga menunjukkan energi minimum yang akan dilepaskan etanol ketika terjadi pengenceran. f. Pertukaran ion dalam reaksi penetralan melepaskan energi (eksoterm) yang berakibat kenaikan suhu. g. Harga penetralan asam dan basa menunjukan energi yang dilepaskan ketika satu mol ion bertukar. G. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Hiskia. 1996. Stoikiometri dan Energetika Kimia. PT Citra Aditya Bakti:Bandung,halaman 124-140 Keenan, Charles.1989.Ilmu Kimia untuk Universitas. Penerbit Erlangga:Jakarta, halaman 473-510

Anda mungkin juga menyukai