Anda di halaman 1dari 4

CARA KERJA 1.

Pembuatan Larutan Uji Timbang sampel 1,25 g dalam beaker glass

(+) 3 tetes HCl 4 N

(+) 5 ml, dipanaskan sambil diaduk

Saring dan masukan dalam labu takar 25 ml

Sebelumnya (+) NaSO4 pada kertas saring untuk mengangkat lemak

(+) etanol ad garis tanda

Kocok homogen (A) 2. Pembuatan Larutan Baku Timbang 25 mg hidrokuinon murni dalam beaker glass

Tambahkan 0,25 ml HCl 4 N

(+) etanol ad garis tanda

Kocok ad homogen 3. KLT Siapkan silica gel P-254, buat garis tanda Totolkan larutan A dan B

Kemudian plat silica dimasukan dalam chamber yang berisi eluen (Toluen: as. Asetat glacial 80:20) Biarkan proses eluasi sampai garis batas penotolan Angkat silica gel dan keringkan

Amati pada sinar UV 254 dan hitung harga Rf 4. Linearitas Timbang 25 mg hidrokuinon dalam beaker glass Larutkan dengan etanol secukupnya Masukan dalam labu takar 25 ml (+) 0,25 ml HCl 4 N (+) tambahkan etanol 25 ml C1 = pipet 0,2 ml larutan baku induk + etanol 10 ml = 20 ppm C2 = pipet 0,4 ml larutan baku induk + etanol 10 ml = 40 ppm C3 = pipet 0,8 ml larutan baku induk + etanol 10 ml = 80 ppm C4 = pipet 1,2 ml larutan baku induk + etanol 10 ml = 120 ppm C5 = pipet 1,5 ml larutan baku induk + etanol 10 ml = 150 ppm

Totolkan pada plat 1 l 5. Akurasi dan Presisi (6x replikasi) Timbang matrix 1,25 g + hidrokuinon 1,25 g Larutkan dengan etanol secukupnya dalam beaker glass Masukan dalam labu takar, ad etanol 25 ml Pipet 2,5 ml ad 5 ml etanol Totolkan 1 l

6. Penetapan Kadar (3x replikasi) Timbang 1,25 g sampel (Ponds) Larutkan etanol secukupnya dala beaker glass Tambahkan etanol ad 25 ml dalam labu takar Pipet 2,5 ad 5 ml etanol Totolkan 1 l

PEMBAHASAN Dalam praktikum ini digunakan sampel Ponds untuk mengetahui kadar hidrokuinon dengan menggunakan metode KLT Densitometri. Praktikum diawali dengan pembuatan larutan uji dan larutan baku kemudian dilakukan penotolan dan pengamatan pada sinar UV. Hasil yang diamati dalam sinar UV kurang baik karena tidak ada noda dari sampel yang bisa diamati. Hal ini disebabkan karena penimbangan jumlah sampel yang terlalu sedikit. Seharusnya sampel ditimbangkan dalam jumlah yang banyak karena jumlah kandungan hidrikuinon dalam sampel sangat kecil. Hal ini juga berpengaruh pada pengamatan dengan densitometri peak yang dihasilakan kurang baik. Pada uji linearitas, akurasi dan presisi, hasil yang diamati kurang baik karena pada sinar UV juga tidak tampak noda sampel yang tereluasi. Pada pengamatan dengan densitometer seharusnya tidak ada peak yang muncul pada larutan baku namun pada kenyataannya muncul peak pada larutan baku yang ditotolkan. Hal disebabkan karena kurang bersih alat yang digunakan dalam praktikum sehingga peak yang muncul mungkin disebabkan karena adanya pengotor pada alat yang digunakan selama praktikum. Hasil dari penetapan kadar yang diperoleh adalah

KESIMPULAN 1. Hasil yang diperoleh dari pengamatan kurang baik karena adanya pengotor yang terdapat dalam larutan baku kerja. 2. Dalam praktikum hasil hidrokuinon yang diperoleh dari sampel adalah.. 3. Persen kadar yang diperoleh adalah..sehingga rata-rata yang didapat adalah

SARAN Dalam melakukan praktikum perlu adanya ketelitian dalam berbagai proses sehingga hasil praktikum yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan

Anda mungkin juga menyukai