Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Asma didefinisikan sebagai penyakit obstruksi jalan napas yang reversibel yang ditandai oleh serangan batuk, mengi, dan sesak napas pada individu akibat reaksi hiperaktif saluran napas. Tidak semua asma terbukti memiliki dasar alergi, dan tidak semua orang dengan penyakit atopik mengidap asma. Asma mungkin bermula pada semua usia tetapi paling sering muncul pertama kali dalam 5 tahun pertama kehidupan. Mereka yang asmanya muncul dalam dekade pertama kehidupan lebih besar kemungkinannya mengidap asma yang diperantarai oleh IgE dan memiliki penyakit atopik terkait lainnya, terutama rinitis alergika dan dermatitik atopik !arry, "##5$. Asma adalah penyebab utama penyakit akut dan kronik pada anak. %ata dari the &ational 'enter for (ealth 'are )tatistics menunjukkan bah*a prevalensi asma di antara anak berusia +, tahun meningkat 5-. selama +/,#an. %ari +/,+ sampai +/,0, 0,-. dari anak berusia 12++ tahun menyatakan bah*a mereka mengidap asma3 dari +/,1 sampai +/-#, ,,1. berespons secara positif. )elain itu, angka pera*atan di rumah sakit sangat meningkat terutama pada orang Amerika Afrika$ selama +4 tahun dari +/15 sampai +/,- dari 01 menjadi -/ per +##.### anak berkulit putih berusia kurang dari +5 tahun, dan dari -5 menjadi 4#/ per +##.### anak Amerika Afrika berusia kirang dari +5 tahun$. Angka pera*atan di rumah sakit keseluruhan meningkat 04. dari tahun +/,/ sampai +/-,. 5ematian

anak akibat asma meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 50 pada tahun +/,, menjadi +++ pada tahun +/-4. 6esiko kematian akibat asma pada tahun +/-, hampir tiga kali lipat lebih tinggi pada orang Amerika keturunan Afrika daripada orang berkulit putih. 7aktor resiko tertentu berhasil diidentifikasi sebagai karakteristik anak pengidap asma yang rentan terhadap kematian. 7aktor2faktor tersebut antara lain adalah mangkir dari supervisi medis, ketidakpatuhan terutama pada remaja dengan asma berat$, penghentian steroid oral yang terlalu cepat, pemakaian steroid inhalan yang tidak tepat, kurang menggunakan bronkodilator dan steroid, menunda pengobatan karena tidak menyadari keparahan gejala asma, dan masalah psikologis misalnya depresi. )ebelum pubertas, anak laki2laki mengidap asma dua kali lipat dibandingkan dengan anak perempuan tetapi, seiring dengan meningkatnya usia, asma secara bertahap muncul sama banyaknya pada kedua jenis kelamin !arry, "##5$. )uatu penelitian terkait dengan sanitasi rumah secara fisik, membuktikan adanya hubungan dengan kepadatan penghuni, ventilasi, dan penerangan alami rumah yang dihuni , pada penyakit ISPA Infeksi )aluran pernapasan Atas$ anak usia diba*ah lima tahun 8alita$,yaitu di *ilayah kota )urabaya 9usuf &A dan !ilis )ulistyorini, "##5$. (asil tersebut, menunjukkan peran kondisi sanitasi perumahan, terhadap kejadian penyakit infeksi saluran pernapasan, *alupun penyakit tersebut jenis saluran pernapasan atas, dan pada balita, sangat dimungkinkan, bah*a pada penderita Asma, kondisi tersebut juga terjadi. 7aktor resiko berkembangnya asma merupakan interaksi antara faktor pejamu host factor$ dan faktor lingkungan. 7aktor pejamu disini termasuk

predisposisi genetik yang mempengaruhi untuk berkembangnya asma, yaitu genetik asma, alergik atopi$, hipereaktiviti bronkus, jenis kelamin, dan ras. 7aktor lingkungan mempengaruhi individu dengan kecenderungan: predisposisi asma untuk berkembang menjadi asma, menyebabkan terjadinya eksaserbasi dan atau menyebabkan gejala2gejala asma menetap. Termasuk dalam faktor lingkungan yaitu alergen, sensitisasi lingkungan kerja, asap rokok, polusi udara, infeksi pernapasan virus$, diet, status sosioekonomi dan besarnya keluarga. Interaksi faktor genetik: pejamu dengan lingkungan dipikirkan melalui kemungkinan; pajanan lingkungan hanya meningkatkan resiko asma pada individu dengan genetik asma, baik lingkungan maupun genetik masing2masing meningkatkan resiko penyakit asma. Adanya alergen di lingkungan hidup anak meningkatkan resiko penyakit asma. Alergen yang sering mencetuskan penyakit asma antara lain adalah serpihan kulit binatang piaraan, tungau debu rumah, jamur, dan kecoa MMM, "##+$. Alergen dan sensitisasi bahan lingkungan kerja dipertimbangkan adalah penyebab utama asma, dengan pengertian faktor lingkungan tersebut pada a*alnya mensensitisasi jalan napas dan mempertahankan kondisi asma tetap aktif dengan mencetuskan serangan asma atau menyebabkan menetapnya gejala. 1.2 RUMUSAN MASALAH <Apakah lingkungan tempat tinggal berpengaruh terhadap kejadian asma pada anak di 5ota )urabaya=<

1.3 TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum: Menganalisis adanya pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap kejadian asma pada anak usia 52+# tahun. 2. Tujuan Khusus: +. Menganalisis pengaruh adanya he*an peliharaan terhadap kejadian asma pada anak. ". Menganalisis pengaruh adanya anggota keluarga yang merokok terhadap kejadian asma pada anak. 4. Menganalisis pengaruh adanya debu karpet, rumah berada di tepi jalan raya$ terhadap kejadian asma pada anak. 0. Menganalisis pengaruh kelembaban dinding kamar tidur, dinding ruang keluarga$ terhadap kejadian asma pada anak.

1.4 MAN AAT PENELITIAN 1. Ba!" Mas#a$a%a& +. Memberikan informasi bah*a kondisi lingkungan tempat tinggal dapat mempengaruhi serangan asma pada anak.

". Memberikan informasi adanya pengaruh antara lingkungan tempat tinggal terhadap kejadian asma pada anak.

2. Ba!" '(n()"&" )ecara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian pustaka bagi peneliti dan peneliti lain, terutama peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut atau melakukan penelitian sejenis.

Anda mungkin juga menyukai