Anda di halaman 1dari 5

TUBERKULOSIS PARU ANAK

1. Batasan Peradangan paru anak yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosa. 2. Etiologi Mycobacterium Tuberculosa 3. Patofisiologi/Patogenesa Inhalasi droplet reaksi inflamasi fokus primer, penyebaran kelenjar limfe regional kompleks primer, disebut Tuberkulosis Primer. Menyebar secara hematogen, bronkogen atau langsung TBC post primer. 4. Bentuk Klinis Tuberkulosis primer (kompleks primer) Tuberkulosis post primer pada paru dapat berbentuk : TBC miliaris, TBC paru bronkogenik, TBC paru dengan atelektasis, pleuritis TBC. TBC paru berat : adalah TBC paru post primer atau TBC paru yang disertai TBC extra pulmoner. 5. Komplikasi Hemaptoe masif dan pneumothoraks. Prognosis Perjalanan alamiah TBC yang tidak diobati. Tanpa pengobatan, setelah lima tahun, 50% dari penderita TBC akan meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25% sebagai kasus kronik yang tetap menular (WHO,1996) Diagnosis Dasar diagnosis : 1. TBC Primer : foto thoraks gambaran kompleks primer atau infiltrat minimal, disertai dengan uji tuberkulin positif. 2. TBC Paru post primer : gambaran karakteristik pada foto thoraks, disertai dengan uji tuberkulin positif. Langkah diagnosis : 1. Identifikasi gejala umum TBC : Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam satu bulan dengan penanganan gizi. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik (failure to thrive). Demam lama / berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit. Batuk lama lebih dari 30 hari.

6.

7.

2. Didukung dengan pemeriksaan laboratorium : darah tepi (LED meningkat), preparat apus dan biakan BTA dari cairan lambung atau sputum. Lakukan uji Tuberkulin dengan cara : Mantoux tes : terdapat indurasi 10 mm setelah penyuntikan PPD 2TU dalam 3x24 jam. Pada penderita skar BCG (+) indurasi dari mantoux tes > 12 mm. Bila mantoux tes PPD 2 TU indurasi negatif dapat diulang dengan PPD 100 TU . 3. Lakukan foto thoraks AP dan Lateral, identifikasi antara lain : Infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal. Konsolidasi (lobulus/lobus). Efusi pleura Kalsifikasi Atelektasis Bronkiektasis Penyebaran milier Kavitas Destroyed lung 4. Pemeriksaan Patologi : dilakukan dari biopsy kelenjar, kulit atau jaringan yang dicurigai TB. 5. Identifikasi bentuk spesifik TBC antara lain : TBC tulang dan sendi TBC otak dan susunan saraf pusat TBC paru bentuk post primer TBC abdomen atau usus TBC mata TBC disiminasi : mengenai banyak organ tubuh dengan gejala demam lama, mual muntah, diare, sesak nafas, dll. Kecurigaan pleuritis : lakukan punksi pleura Dilapangan, apabila dicurigai adanya penderita TB anak dalam keluarga, petugas posyandu/ imunisasi, sesuai dengan kesepakatan IDAI dalam program TB anak, dapat dipakai Alur Deteksi Dini dan Rujukan TB anak (lampiran) sampai penderita dirujuk ke rumah sakit.

Indikasi rawat :
TBC paru berat atau dengan hemoptisis. 8. Penatalaksanaan Medikamentosa : Dipakai cara DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse).

Setiap penderita baru yang ditemukan harus selalu di dampingi oleh seorang yang telah dilatih singkat tentang cara pengawasan langsung menelan obat (PMO) jangka pendek setiap hari. Maksudnya untuk menjamin pengobatan lengkap, mencegah resistensi. Termasuk PMO adalah petugas kessehatan, keluarga penderita, kader, penderita yang sudah sembuh, tokoh masyarakat yang sudah dilatih strategi baru penanggulanan TB. - Dosis obat : H (INH) : 10-15 mg/kgbb maksimum 300 mg R (Rifampicin) : 10-15 mg/kgbb/hari diberikan single dose 1 jam seb.makan Z (Pirazinamid): 20-35 mg/kgbb maksimum 2 gr/hr Dianjurkan penggunaan tuberkulostatika dalam bentuk FIXED Dose Combination : Dimana Rifampicin , INH dan Pyrazinamide dalam bentuk satu sediaan . Ini menguntungkan karena pemberian lebih mudah ,faktor lupa juga dapat dikurangi

Untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan yang relatif lama dengan jumlah obat yang banyak, paduan OAT disediakan dalam bentuk Kombinasi Dosis Tetap = KDT (Fixed Dose Combination = FDC). Tablet KDT untuk anak tersedia dalam 2 macam tablet, yaitu:

Tablet RHZ yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin), H (Isoniazid) dan Z (Pirazinamid) yang digunakan pada tahap intensif. Tablet RH yang merupakan tablet kombinasi dari R (Rifampisin) dan H (Isoniazid) yang digunakan pada tahap lanjutan.

Jumlah tablet KDT yang diberikan harus disesuaikan dengan berat badan anak dan komposisi dari tablet KDT tersebut. Tabel berikut ini adalah contoh dari dosis KDT yang komposisi tablet RHZ adalah R = 75 mg, H = 50 mg, Z = 150 mg dan komposisi tablet RH adalah R = 75 mg dan H = 50 mg, Dosis KDT (R75/H50/Z150 dan R75/H50) pada anak BERAT BADAN (KG) 5-9 10-14 15-19 20-32 Keterangan: 2 BULAN TIAP HARI RHZ (75/50/150) 1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet 4 BULAN TIAP HARI RH (75/50) 1 tablet 2 tablet 3 tablet 4 tablet

Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg dirujuk ke rumah sakit Anak dengan BB 33 kg , disesuaikan dengan dosis dewasa Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah OAT KDT dapat diberikan dengan cara: ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum diminum.

Bila paket KDT belum tersedia, dapat digunakan paket OAT Kombipak Anak. Dosisnya seperti pada tabel berikut ini. Dosis OAT Kombipak-fase-awal/intensif pada anak JENIS OBAT Isoniazid Rifampisin Pirazinamid BB<10 KG 50 mg 75 mg 150 mg BB 10-20 KG (KOMBIPAK) 100 mg 150 mg 300 mg BB 20-32 KG 200 mg 300 mg 600 mg

Dosis OAT Kombipak-fase-lanjutan pada anak JENIS OBAT Isoniazid Rifampisin BB<10 KG 50 mg 75 mg BB 10-20 KG (KOMBIPAK) 100 mg 150 mg BB 20-32 KG 200 mg 300 mg

- Untuk TBC berat dapat diberikan 4-5 macam obat, selain obat di atas diberikan obat tambahan seperti berikut : E (Ethambutol) : 10-20 mg/kgbb tiap hari selama 6 bulan, atau S (Streptomicin) : 20-50 mg/kgbb maksimum 750mg/hr selama 1 bulan - Cara pemberian : HRZ diberikan tiap hari selama 2 bulan kemudian dilanjutkan HR selama 4 bulan lagi. Untuk TBC berat : HRZE(S) selama 2 bulan kemudian dilanjutkan HRE selama 9- 12 bulan

- Perhatian : Perhatikan terhadap perbaikan gizi. Diberikan kortikosteroid (prednison) 1-2 mg/kgbb/hari selama 1-2 bulan dengan tappering off untuk : TBC milier pada anak diatas 6

bulan, TBC dengan penyebaran bronkogen, Pleura exudatif TBC, meningitis serosa TBC stadium II atau lebih. Monitoring - Teratur, setelah 2 bulan klinis kurang maju HRZ ditambah 1 bulan lagi selanjutnya evaluasi - Tidak teratur dalam 1 bulan pertama ulang dari awal - Tidak teratur setelah pengobatan 1 bulan atau lebih tergantung klinis - Teratur setelah pengobatan 2 bulan pertama klinis baik kemudian drop out - Lanjutkan HR 4 bulan lagi Profilaksis : - Kontak (+) dengan penderita TBC terbuka, lain-lain tak ada kelainan : H 5-10mg/kgbb selama 6 bulan - Mantoux (+), kontak (-), lain-lain (-) : H 5-10 mg/kgbb selama 3 bulan. - Pernah menderita TBC aktif sembuh : - Bila mendapat infeksi berat : morbili, pertusus dll. H 5-10 mg/kgbb selama 3 bulan. - Mendapat imunosupresif > 7 hari diberikan H 5-10 mg/kgbb selama pemberian imunosupresif - Imunisasi penyakit asal virus diberikan H 5-10 mg/kgbb selama 1 bulan

9. Tindak lanjut Pengamatan rutin : Kemajuan klinis dan efek samping obat. Jika ada ikterus atau keluhan gastrointestinal periksa SGOT/SGPT. Kalau normal diteruskan. Kalau meningkat 2 kali atau lebih R dan H diturunkan dosis menjadi separuhnya dan bila peningkatan kadar SGOT dan SGPT menjadi 5 kali obat distop.(Kalau terjadi reaksi alergi obat distop ) Indikasi pulang untuk penderita yang dirawat : Tidak ada hemoptisis, komplikasi lainnya teratasi dan terapi kortikostreroid selesai.

Anda mungkin juga menyukai

  • Utv
    Utv
    Dokumen1 halaman
    Utv
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Artritis Reumatoid Juvenil
    Artritis Reumatoid Juvenil
    Dokumen3 halaman
    Artritis Reumatoid Juvenil
    Dewi Risnawati
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Kardiovaskuler Dan AnestesiA
    Fisiologi Kardiovaskuler Dan AnestesiA
    Dokumen26 halaman
    Fisiologi Kardiovaskuler Dan AnestesiA
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Ngis
    Ngis
    Dokumen1 halaman
    Ngis
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Bayi Sakit Kuning (Diskusi)
    Bayi Sakit Kuning (Diskusi)
    Dokumen29 halaman
    Bayi Sakit Kuning (Diskusi)
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Case Bar
    Case Bar
    Dokumen46 halaman
    Case Bar
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Case Bar
    Case Bar
    Dokumen46 halaman
    Case Bar
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Fisiologi Kardiovaskuler Dan AnestesiA
    Fisiologi Kardiovaskuler Dan AnestesiA
    Dokumen26 halaman
    Fisiologi Kardiovaskuler Dan AnestesiA
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Visum Ayu Dr. Binsar
    Visum Ayu Dr. Binsar
    Dokumen4 halaman
    Visum Ayu Dr. Binsar
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Jadwal
    Jadwal
    Dokumen1 halaman
    Jadwal
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • 1.a Tugas Pembekalan
    1.a Tugas Pembekalan
    Dokumen2 halaman
    1.a Tugas Pembekalan
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Jadwal
    Jadwal
    Dokumen1 halaman
    Jadwal
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Front Page
    Front Page
    Dokumen4 halaman
    Front Page
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Front Page
    Front Page
    Dokumen4 halaman
    Front Page
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Catatan Koas Mata
    Catatan Koas Mata
    Dokumen54 halaman
    Catatan Koas Mata
    Mufti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Hal Depan
    Hal Depan
    Dokumen3 halaman
    Hal Depan
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Case Bedah
    Case Bedah
    Dokumen31 halaman
    Case Bedah
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Kritik
    Kritik
    Dokumen3 halaman
    Kritik
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen1 halaman
    Bab I
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Kurita
    Kurita
    Dokumen23 halaman
    Kurita
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Cecep
    Cecep
    Dokumen22 halaman
    Cecep
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Erosi Kornea
    Erosi Kornea
    Dokumen1 halaman
    Erosi Kornea
    Nur Eka Sanfitri
    100% (1)
  • Cecep
    Cecep
    Dokumen22 halaman
    Cecep
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • Glaukoma
    Glaukoma
    Dokumen22 halaman
    Glaukoma
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat
  • CASE Ulkus Yuby 2012
    CASE Ulkus Yuby 2012
    Dokumen24 halaman
    CASE Ulkus Yuby 2012
    Kilroy Vincent Sterling
    Belum ada peringkat