Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN Suatu massa pelvis harus dibedakan asalnya baik itu berasal dari genital atau ekstra

genital. Kemungkinan adanya keganasan membutuhkan diagnosis yang akurat dan terapi yang agresif, dimana kebanyakan dari massa-massa itu terutama pada usia reproduktif bersifat jinak. Walaupun begitu, adanya gejala dan tanda yang tumpang tindih antara tumor jinak dan ganas membuat diagnosis yang akurat menjadi sulit. 5 Salah satu massa pada pelvis yang sering dijumpai pada wanita usia reproduktif adalah mioma uteri. Mioma uteri merupakan tumor jinak yang sebagian besar terdiri dari otot polos. Mioma terdapat pada !- 5" wanita usia reproduksi, tapi tanpa alasan yang jelas, mioma terdapat #-$% lipat lebih sering pada wanita kulit hitam dibandingkan wanita kulit putih.#,5 &tiologi pasti dari tumor ini hingga kini belum diketahui se'ara jelas. Mioma tidak terdeteksi sebelum pubertas dan berespon terhadap hormon, umumnya tumbuh hanya selama usia reproduksi. Walaupun tumor ini dapat tumbuh terisolasi, tapi pada umumnya mereka terdapat se'ara multipel, dengan berbagai variasi ukuran serta dapat men'apai berat lebih dari (5 kg.),* Walaupun umumnya asimtomatis, mioma dapat menimbulkan berbagai masalah termasuk metrorraghia dan menorraghia, nyeri, dan infertilitas. +i ,S, perdarahan uterus berlebih dari mioma merupakan salah satu indikasi dilakukannya tindakan histerektomi.5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mioma uteri merupakan tumor jinak yang terdiri dari otot polos dan jaringan ikat fibrosa. Merupakan struktur yang padat, memiliki pseudokapsul, dan membentuk nodul ke'il maupun besar yang dapat diraba pada dinding otot uterus tumor ini sering juga disebut fibroid, leiomyoma, atau fibromioma.),# -umor ini merupakan tumor jinak dan massa pada uterus yang paling sering ditemui pada pelvis wanita. Mioma ini bisa mun'ul single/tunggal, tapi lebih sering dijumpai multipel serta memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari ukuran mikroskopik ) mm sampai dengan ukuran yang besar yakni seluruh ruang abdomen.),#,* 2.2 Insiden .nsiden tertinggi dari mioma ini dijumpai pada wanita usia reproduksi antara #!-(5 tahun, dimana angka insiden yang lebih tinggi dijumpai pada wanita berkulit hitam daripada wanita berkulit putih, yakni sebesar #-$% lipat lebih tinggi. -umor ini tidak terdeteksi sebelum pubertas dan merupakan tumor yang pertumbuhannya tergantung pada hormon.),# /erdasarkan otopsi, 0ovak menemukan 1" wanita berumur 5 tahun mempunyai sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak. Mioma uteri belum pernah 2dilaporkan3 terjadi sebelum menarche. Setelah menopause hanya kira-kira )!" mioma yang masih bertumbuh. +i .ndonesia mioma uteri ditemukan ,#$-)),1" pada semua penderita ginekologi yang dirawat.1 2.3 Etiopatogenesis Mioma merupakan tumor jinak yang terdiri dari sel otot polos yang berproliferasi lokal dan terdapat akumulasi dari matriks ekstraseluler. 4enyebab pasti dari terjadinya mioma uterus sampai saat ini belum diketahui dengan jelas, diperkirakan sumber5asal dari dari mioma ini bukan dari elemen otot yang matang, melainkan dari tipe sel yang imatur ! 'm, dan mengisi hampir

2genitoblas3 dari jaringan otot uterus ataupun otot polos pembuluh darah disekitar uterus.), ,*,1 4enelitian sitogenetik menunjukkan bahwa mioma mun'ul dari satu sel otot polos neoplastik 6 mioma merupakan tumor monoklonal yang berasal dari mutasi somatik. Mioma bersifat monoklonal, dan sekitar (!" kasus memiliki abnormalitas kromosom. +itemukan adanya translokasi antara kromosom ) dan )(, delesi kromosom 1, dan trisomi kromosom ) . Mioma yang bersifat seluler, atipikal, dan berukuran besar seringkali menunjukkan abnormalitas kromosom.enam puluh persen sisanya merupakan mutasi yang tidak terdeteksi. 7ebih dari )!! gen ditemukan mengalami up-regulated atau downregulated pada sel mioma, termasuk reseptor 8 estrogen, reseptor 9 estrogen, reseptor : progesteron, reseptor / progesteron, reseptor hormon pertumbuhan, reseptor prolaktin, dan gen matriks ekstraseluler, dan gen kolagen. /nyak dari gen-gen tersebut meregulasi hormon pertumbuhan, berdiferensiasi, berproliferasi, dan mengalami mitogenesis.),; +ilihat dari mekanisme etiologinya, terdapat faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan mioma ini, antara lain progesteron, estrogen, dan Peptide Growth Factor 24<=3. 4rogesteron dapat meningkatkan aktivitas mitosis dari mioma, namun mekanisme dan faktor pertumbuhan yang terlibat belum jelas, selain itu progesteron juga menyebabkan pembesaran tumor dengan jalan menstimulasi produksi apoptosis-inhibiting protein yang berakibat pada penurunan apoptosis dari tumor. Sedangkan estrogen berpengaruh terhadap pembesaran tumor dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler, dimana mioma mengandung reseptor estrogen dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada miometrium sekitarnya, namun lebih rendah dibandingkan endometrium.), ,# /ukti-bukti yang menunjukkan peranan estrogen sebagai promotor pertumbuhan mioma antara lain >) Mioma jarang ditemukan sebelum pubertas dan berhenti pertumbuhannya setelah menopause

Mioma yang baru jarang mun'ul setelah menopause Sering terdapat pertumbuhan yang 'epat dari mioma selama kehamilan <n?@ agonis menyebabkan lingkungan yang hipoestrogenik yang berakibat pada reduksi tumor maupun ukuran uterus

4enelitian lebih lanjut menunjukkan adanya keterlibatan 4<= 2yakni Epidermal Growth Factor/&<=, insulin-like growth factor, plateletderived growth factor) dalam regulasi pertumbuhan mioma, dimana &<= merangsang sintesis +0: pada mioma dan sel miometrium, sedang estrogen mema'u efek tersebut melalui &<=. Selain faktor-faktor hormonal tersebut, terdapat juga faktor lokal yang mempengaruhi variasi besar tumor dan tingkat pertumbuhannya, antara lain suplai darah, kedekatannya dengan tumor lain, dan perubahan degeneratif. Sedangkan faktor resiko terjadinya mioma ini antara lain multipara, obesitas, riwayat keluarga, ras asli afrika.),$ 2.4 Ka a!te isti! Mioma biasanya memiliki 'iri tersendiri, bersifat multipel, dan berlobulasi bulat ataupun ireguler. -umor ini memiliki pseudokapsul yang menutupinya dan se'ara jelas dibatasi dengan miometrium sekitarnya. Mioma ini dapat dienukleasi se'ara mudah dari jaringan miometrium sekelilingnya. 4ada pemeriksan makros dengan potongan transversal, tumor ini tampak buff-colored, bulat, halus, dan biasanya padat. Se'ara umum, tumor ini berwarna lebih terang dibandingkan miometrium.),# a3 Klasifikasi /erdasarkan lokasinya pada uterus, mioma dapat dibedakan menjadi beberapa ma'am, yakni >),*,1 Mioma intramural5interstisial > merupakan bentuk yang paling umum5sering terjadi. Mioma ini terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium, berbentuk nodul berkapsul yang terisolasi dalam berbagai ukuran. -umor ini dapat menimbulkan distorsi dari ruang uterus atau

permukaan luar uterus, dimana jika tumor ini mun'ul single5tunggal dapat menyebabkan pembesaran uterus yang simetris. Mioma submukosum > berada di bawah endometrium dan tumbuh menonjol ke dalam rongga uterus, serta mengadakan perlekatan dengan uterus melalui

pedicle5tangkai dan dapat tumbuh menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui saluran serviks 2myoma geburt3. -umor ini sering dihubungkan dengan abnormalitas dari susunan endometrium perdarahan. Mioma subserosum > apabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol pada permukaan uterus, diliputi oleh serosa. Mioma subserosum ini dapat tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian membebaskan diri dari uterus, sehingga disebut wandering/parasitic myoma dan dapat menyebabkan terjadinya

<ambar ). Klasifikasi mioma uteri berdasarkan lokasinya b3 4atologi) <ambaran Makroskopik > Mioma merupakan tumor padat dengan pseudokapsul, memiliki batas yang jelas dengan miometrium sekitarnya. 4seudokapsul sendiri bukan kapsul yang sesungguhnya, melainkan dihasilkan dari kompresi fibrosa dan jaringan otot pada permukaan tumor. Karena vaskularisasinya berlokasi di perifer, bagian sentral dari tumor ini mudah mengalami perubahan degeneratif. 4ada permukaan potongan, tumor ini halus, padat, dan biasanya berwarna putih kemerahan tergantung dari vaskularisasinya. <ambaran Mikroskopik > Mioma terdiri atas berkas otot polos dan jaringan ikat fibrus yang tersusun seperti konde5pusaran air 2whorl like pattern3, dengan pseudokapsul yang terdiri dari jaringan ikat longgar yang terdesak karena pertumbuhan sarang mioma. -erdapat sedikit struktur vaskular dan mitosis yang jarang. '3 4erubahan degeneratif /erbagai variasi perubahan degeneratif dapat mun'ul pada mioma yang akhirnya dapat menyebabkan perubahan pada gambaran mikroskopis dan makroskopis dari tumor. Sebagian besar perubahan ini tidak tampak se'ara signifikan dengan sedikit efek pada gambaran maupun gejala klinisnya. 4erubahan degeneratif ini mun'ul karena terjadi perubahan pada sirkulasi 2baik arteri maupun vena3, atrofi postmenopause, infeksi, atau bisa juga merupakan akibat dari transformasi maligna5keganasan. :dapun perubahan degeneratif tersebut antara lain >),1 :trofi> sesudah menopause ataupun sesudah kehamilan mioma uteri menjadi ke'il. +egenerasi hialin> perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. -umor kehilangan struktur aslinya

menjadi homogen. +apat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian ke'il daripada tumor, seolah-olah memisahkan satu kelompok serabut otot dari kelompok lainnya. +egenerasi kistik> dapat meliputi daerah ke'il maupun luas, di mana sebagian dari mioma menjadi 'air, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma. +engan konsistensi yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan. +egenerasi membatu calcireous degeneration)> terutama

terjadi pada wanita berusia lanjut oleh karena adanya gangguan dalam sirkulasi. +engan adanya pengendapan garam kapur pada sarang mioma maka mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto ?ontgen. +egenerasi merah carneous degeneration)> perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. 4atogenesis> diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. 4ada pembelahan dapat dilihat sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin. +egenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda disertai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan. 4enampilan klinik ini seperti pada putaran tangkai tumor ovarium atau mioma bertangkai. 2." +egenerasi lemak> jarang terjadi, merupakan kelanjutan degenerasi hialin. #e$a%a !%inis <ejala dari mioma bervariasi tergantung dari ukuran, jumlah, dan lokasinya. Kebanyakan wanita dengan mioma bersifat asimtomatis6 gejala mun'ul dalam )!-(!" wanita yang menderita penyakit ini. :dapun gejala yang mungkin timbul antara lain >),(

a3 4erdarahan uterus abnormal. Merupakan gejala yang paling sering dihubungkan dengan mioma uteri, mun'ul hingga A#!" wanita yang menderita penyakit ini. -ipe perdarahan yang mun'ul adalah menorrhagia, perdarahan berlebih saat periode menstruasi 2BA;! ml3. 4eningkatan aliran biasanya mun'ul se'ara gradual, tapi perdarahan dapat menyebabkan anemia. Mekanisme pasti terjadinya peningkatan perdarahan tidak jelas. =aktor-faktor yang mungkin antara lain nekrosis permukaan endometrium yang ada diatas mioma submukosa6 gangguan kontraksi otot uterus bila terdapat mioma intramural yang luas6 peningkatan luas area permukaan kavitas endometrium6 dan perubahan mikovaskulatur endometrium. b3 0yeri. Mioma yang tidak berkomplikasi biasanya tidak menyebabkan nyeri. 0yeri akut dihubungkan dengan fibroid, biasanya disebabkan oleh torsi pedunculated myoma atau infark yang progresif menjadi degenerasi carneous dalam mioma. 0yeri biasanya seperti nyeri kram, bila mioma submukosum dalam kavitas endometrium bertindak sebagai benda asing. /eberapa pasien dengan mioma intramural mengeluhkan dismenore yang mun'ul lagi setelah beberapa tahun periode menstruasi bebas nyeri. '3 -ekanan. /egitu mioma membesar, akan memberi rasa seperti rasa berat pada pelvik atau gejala tekanan pada struktur-struktur disekitarnya. =rekuensi, adalah gejala yang sering mun'ul bila mioma yang tumbuh menyebabkan penekanan pada kandung ken'ing. ?etensi urin, jarang terjadi, biasanya terjadi bila pertumbuhan mioma menybabkan uterus retroversi terfiksasi yang mendorong serviks ke anterior dibawah simfisis pubis di area sudut uretrovesikuler posterior.

&fek tekanan mioma asimtomatis biasanya disebabkan oleh ekstensi laterla atau mioma intralegamen, yang menyebabkan obstruksi ureter unilateral dan hidronefrosis.

Konstipasi dan susah defekasi dapat disebabkan oleh mioma posterior yang besar. Kompres vaskulatur pelvis oleh uterus yang membesar dengan hebat dapat menyebabkan vari'ositis atau edema ekstremitas bawah.

d3 <angguan reproduksi. .nfertilitas akibat adanya mioma tidak biasa terjadi. .nfertilitas dapat terjadi bila mioma mempengaruhi transportasi tuba normal atau implantasi ovum yang terfertilisasi. Mioma intramural besar yang berlokasi di kornu dapat

menutup pars interstisialis tuba. 4erdarahan kontinyu pada pasien dengan mioma submukosum dapat mengganggu implantasi6 endometrium diatas mioma dapat tidak mengalami fase-fase seperti endometrium normal, sehingga merupakan permukaan yang tidak baik untuk implantasi. -erdapat peningkatan insiden abortus dan kelahiran prematur pada pasien dengan mioma submukosum atau intramural.)! e3 Kelainan berhubungan dengan kehamilan. Mioma uteri pada !,#"-1, " kehamilan biasanya mun'ul sebelum konsepsi dan dapat meningkat ukurannya selama gestasi. .nsiden abortus spontan lebih tinggi pada wanita dengan mioma, tetapi mioma merupakan penyebab abortus yang tidak biasa. Kelahiran prematur dapat meningkat pada wanita dengan mioma +alam trimester ketiga, mioma dapat menjadi faktor penyebab malpresentasi, obstruksi mekanik, atau distosia uteri. Mioma-

mioma yang besar pada segmen bawah uterus dapat menghalangi penurunan bagian presentasi janin. Mioma intramural dapat mempengaruhi kontraksi uterus dan persalinan normal. 2.& Diagnosis Mioma uteri seringkali ditemukan se'ara kebetulan. +iagnosis mioma sebagian besar ditegakkan bukan karena berdasarkan gejala klinis, bahkan seringkali berdasarkan temuan pada rahim yang sudah diangkat. a3 :namnesis Sebagian besar mioma uteri tumbuh tanpa menimbulkan keluhan atau gejala. Keluhan yang mungkin terjadi adalah pasien mengeluhkan perdarahan menstruasi yang lebih banyak dari biasanya dari segi jumlah dan waktu menstruasi, atau nyeri sewaktu menstruasi, perasaan penuh dan terdapat tekanan pada rongga perut, atau keluham anemia karen akurang darah atau nyeri saat berhubungan seksual, atau nyeri saat bekerja. Sebagian pasien mioma uteri datang dengan keluhan susahhamil atau mudah keguguran.)! b3 4emeriksaan =isik) +iagnosis mioma uteri dapat ditegakkan $5" dari hasil pemeriksaan fisik. ,kuran uterus diukur sesuai dengan ukuran gestasi dan ditentukan dengan pemeriksaan abdomen dan pelvik. 4emeriksaan :bdominal Mioma uteri dipalpasi sebagai tumor yang ireguler, noduler, menonjol ke dinding anterior abdomen. Mioma teraba padat dan kukuh6 4erabaan lunak atau nyeri menunjukkan adanya edema, sarkoma, kehamilan, atau terdapat perubahan generatif. 4emeriksaan 4elvik) 4erdarahan 4ost 4artum 2@443 lebih sering terjadi pada pasien dengan mioma uteri.

)!

-emuan yang paling sering adalah pembesaran uterus6 ukuran uterus biasanya asimetris dan ireguler. ,terus biasanya bergerak bebas ke'uali bila ada residu 4.+. 4ada mioma submukosum, pembesaran uterus biasanya simetris. /eberapa mioma subserosum, sangat berbeda dari korpus uteri dan dapat bergerak bebas, biasanya sering menunjukkan adanya tumor adneksa5ekstra pelvis. +iagnosa mioma servikal atau mioma submukosum pedunculated dapat dibuat pada tumor yang ekstensi ke kanalis 'ervi'alis6 biasanya suatu mioma submukosum dapat dilihat pada cervical os atau introitus. '3 &valuasi dan Studi +iagnostik) Studi diagnostik tambahan lain didasarkan pada presentasi individual dan pemeriksaan fisik. 4ada pasien asimtomatis dengan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan mioma, tidak perlu dilakukan studi diagnosis tambahan lain. @emoglobin5@ematokrit 6 dilakukan pada pasien dengan perdarahan vaginal yang berlebihan. ,ntuk mengetahui tingkat kehilangan darah dan keadekuatan penggantian. 4rofil koagulasi dan waktu perdarahan 6 dilakukan bila ada riwayat diathesis perdarahan. /iopsi endometrium 6 dilakukan pada pasien dengan perdarahan uterus abnormal yang diperkirakan anovulatory atau beresiko tinggi untuk hiperplasia endometrium. ,S< 6 se'ara akurat digunakan untuk menilai dimensi uterus, lokasi mioma, interval pertumbuhan, dan anatomi adneksa. 0amun ,S< rutin tidak meningkatkan out'ome dibandingkan dengan hanya pemeriksaan fisik saja. :dalah tepat untuk melakukan ,S< pelvik pada situasi dimana pengambilan kesimpulan dengan pemeriksaan fisik sulit atau kurang pasti6 bila pemeriksaan fisik suboptimal seperti dalam kasus obesitas6 atau adneksa patologi, tidak dapat dibedakan dengan pemeriksaan fisik saja.

))

&valuasi 'avitas endometrium dengan histeroskopi atau hidrosalfingografi bisa digunakan pada pasien dengan mioma uteri dan infertilitas atau abortus berulang.

2.'

Diagnosis Banding3(4 a3 Kehamilan 4ada fibroid dengan degenerasi kistik, uterus membesar dan lunak sehingga memiliki penampakan klinis yang sama dengan kehamilan. /erdasarkan penampakan payudara, serviks yang lunak, tes kehamilan, dan ,S< menyingkirkan keraguan. b3 @ematometra +isebabkan oleh stenosis servikal dengan gejala uterus membesar, amenore sekunder. ,S< dan tes kehamilan dapat menyingkirkan hematometra. '3 :denomiosis <ejala klinis hampir sama dengan mioma uteri. ,terus dengan ukuran ) minggu atau pembesaran ireguler uterus mengarah pada diagnosis fibroma. :denomiosis 'enderung lebih lunak. ,S< dapat menegakkan diagnosis. d3 ,terus bikornus ,ntuk menegakkan diagnosa dipakai histerogram, histeroskopi, dan ,S<. e3 &ndometriosis <ejala klinis hampir sama, tapi uterus dalam ukuran normal dan melekat dengan massa pelvis. f3 Kehamilan ektopik &ktopik yang kronik dengan hematokel pelvik dapat memberikan kesan fibroid, dengan anamnesa yang baik dan ,S< dapat menyingkirkan keraguan g3 4enyakit ?adang 4anggul Kronik ?iwayat dan gejala klinis mungkin sama, tapi massa radang lebih lunak dan uterus terfiksir dengan ukuran normal. h3 -umor jinak ovarium

Subserus atau pedunculated myoma mirip dengan tumor ovarium. ,S< dapat menunjukkan asal tumor tapi asal tumor yang sebenarnya diketahui dari laparotomi. i3 -umor ganas ovarium =ibroid dapat didiagnosa sebagai tumor ganas ovarium. 7aparotomi perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosa. j3 Karsinoma &ndometrium +apat timbul bersamaan dengan mioma pada perempuan lanjut usia. 4erlu dilakukan kuretase untuk menyingkirkan keganasan. k3 Miomatous polip 4enonjolan ke dalam ostium uteri dapat menyerupai produk kanker serviks. ?iwayat penyakit dan biopsi dapat menegakkan diagnosa. 2.) Pengo*atan' a3 -erapi Konservatif -idak semua mioma uteri memerlukan pengobatan bedah, 55" dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun 2konservatif3, terutama apabila mioma itu masih ke'il dan tidak menimbulkan gangguan atau keluhan. +alam menopause dapat terhenti pertumbuhannya atau menjadi lisut. :pabila terlihat adanya suatu perubahan yang berbahaya dapat terdeteksi dengan 'epat agar dapat diadakan tindakan segera. 4enanganan konservatif dapat berupa> Cbservasi dengan pemeriksaan pelvis se'ara periodik setiap #-* bulan /ila anemia, @bD; gr" dapat dilakukan transfusi 4?E 4emberian Fat besi

b3 -erapi @ormonal Saat ini pemakaian <onadotropin-realising hormon 2<n?@3 agonis memberikan hasil untuk memperbaiki gejala-gejala klinis yang ditimbulkan oleh mioma uteri. @al ini didasarkan atas pemikiran mioma uterus terdiri atas sel-sel otot yang diperkirakan )#

dipengaruhi oleh estrogen. <n?@a yang mengatur reseptor gonadotropin di hipofisis akan mengurangi sekresi gonadotropin yang mempengaruhi mioma. 4emberian <n?@ agonis bertujuan untuk mengurangi produksi estrogen dari ovarium, +ari suatu penelitian multisenter didapati data pada pemberian <n?@ agonis selama * bulan pada pasien mioma uteri didapati adanya pengurangan voluma mioma sebesar ((". &fek maksimal pemberian <n?@ agonis baru terlihat setelah pemberian selama # bulan. 4emberian <n?@ agonis sebelum tindakan pembedahan akan mengurangi vaskularisasi pada tumor sehingga mempermudah tindakan pembedahan. 4emberian <n?@a 2buseriline acetate3 selama )* minggu pada mioma uteri menghasilkan degenerasi hialin di miometrium hingga uterus dalam keseluruhannya lebih ke'il. :kan tetapi setelah pemberian <n?@a dihentikan, mioma yang lisut itu tumbuh kembali di bawah pengaruh estrogen oleh karena mioma itu masih mengandung reseptor estrogen dalam konsentrasi yang tinggi. 4erlu diingat bahwa penderita mioma uteri sering mengalami menopauseyang terlambat. -erapi hormonal lainnya seperti kontrasepsi oral dan preparat progesteron akan mengurangi gejala perdarahan uterus tetapi tidak dapat mengurangi ukuran mioma. '3 -erapi 4embedahan -erapi pembedahan pada mioma uteri dilakukan terhadap mioma yang menimbulkan gejala. Menurut !merican "ollege of #bstetricians and Gynecologists 2:EC<3 dan !merican $ociety for %eproduktive &edicine 2:S?M3 indikasi pembedahan pada pasien dengan mioma uteri adalah> 4erdarahan uterus yang tidak berespon terhadap tindakan konservatif Ke'urigaan adanya keganasan

)(

4ertumbuhan mioma pada masa menopause .nfertilitas karena gangguan pada kavum uteri maupun karena oklusi tuba 0yeri dan penekanan yang sangat mengganggu <angguan berkemih maupun obstruksi traktus urinarius :nemia akibat perdarahan

-indakan pembedahan yang dilakukan dapat berupa miomektomi atau histerektomi. i. Miomektomi Mimektomi sering dilakukan pada wanita yang ingin mempertahankan fungsi reproduksinya dan tidak ingin dilakukan histerektomi. +ewasa ini ada beberapa pilihan tindakan untuk melakukan miomektomi berdasarkan ukuran dan lokasi mioma. -indakan miomektomi dapat dilakukan dengan laparotomi, histeroskopi, maupun dengan laparoskopi. 4ada laparotomi dilakukan insisi pada dinding abdomen untuk mengangkat mioma dari uterus. Keunggulan melakukan miomektomi adalah pandang operasi yang lebih luas sehingga penanganan terhadap perdarahan yang mungkin timbul pada pembedahan miomektomi dapat segera ditangani. 0amun miomektomi dengan teknik laparotomi resiko terjadinya perlengketan lebih besar sehingga akan mempengaruhi fertilitas pada pasien. +i samping itu, masa penyembuhan paska operasi lebih lama yaitu (-* minggu. 4ada miomektomi se'ara histeroskopi dilakukan pada mioma submukosum yang terletak pada kavum uteri. :lat histereskop dimasukkan melalui serviks dan mengisi kavum uteri dengan 'airan untuk memperluas dinding uterus. :lat bedah dimasukkan melalui lubang yang terdapat pada histerekosp untuk mengangkat mioma )5

submukosum.

Keunggulan

teknik

ini

adalah

masa

penyembuhan paska operasi 2

hari3. Komplikasi serius

sangat jarang terjadi namun dapat terjadi perlukaan dinding uterus, perdarahan , dan gangguan keseimbangan elektrolit. Miomektomi dapat pula dilakukan dengan teknik laparoskopi. Mioma yang bertangkai dapat dengan mudah diangkat dengan menggunakan se'ara laparoskopi. :lat laparoskopi dimasukkan melalui insisi ke'il pada dinding abdomen. Masa penyembuhan paska operasi berlangsung -1 hari. ?esiko yang terjadi pada pembedahan laparoskopi termasuk oerlengketan, trauma terhadap organ sekitar, serta perdarahan. Sampai saat ini, miomektomi dengan teknik laparoskopi merupakan prosedur standar bagi wanita dengan mioma yang tetap ingin mempertahankan fungsi reproduksinya. :ngka kekambuhan mioma setelah miomektomi bergantung pada jumlah fibroid yang mun'ul sebelumnya, ras 2tertinggi pada ras :fro-:merika3, usia, komplit tidaknya miomektomi. 7ima puluh persen pasien menunjukkan gambaran fibroid pada ,S< dalam 5 tahun paska miomektomi. 7ima puluh hingga !" akan membutuhkan terapi lanjut pada mioma di kemudian hari. ii. @isterektomi @isterektomi merupakan terapi definitif pada mioma uteri bila terdapat indikasi pembedahan dan bila pasien sudah memiliki anak dan konservasi uterus tidak menjadi hal yang penting bagi pasien. +engan histerektomi, baik mioma dan penyakit yang menyertainya akan hilang se'ara permanen. -idak ada resiko rekurensi. 4ada pasien dengan perdarahan abnormal,

penyebab lain harus dievaluasi dan diterapi )*

sebelum histerektomi. @isterektomi tidak boleh dilakukan berdasarkan asumsi bahwa perdarahan disebabkan hanya oleh mioma tersebut. /iospi kavum sebelum endometrium histerektomi merupakan untuk hal penting mengeksklusi

neoplasia endometrial. -idak adanya keganasan serbukal harus dipastikan sebelum pembedahan. ?esiko medis dan psikologis pasien harus dievaluasi sebelum terapi pembedahan. Cvarium tidak perlu dihilangkan pada wanita usia D(!-(5 tahun. 4asien harus dilibatkan dalam memutuskan oophore'tomi6 terdapat beberapa bukti yang mendukung oavri residu paska histerektomi beresiko tinggi berkembang menjadi karsinoma. 4enurunan estrogen jangka panjang 2osteoporosis dan resiko kardiovaskular3 dan implikasi terapi sulih hormon harus dipertimbangkan sebelum tindakan operasi. Wanita dengan riwayat karsinoma ovari atau payudara sebaiknya dilakukan salpingooophorectomy dan harus dikonseling sebelumnya. -indakan pembedahan untuk mengangkat uterus dapat dilakukan dengan # 'ara yaitu dengan teknik laparotomi, vaginal, dan pada beberapa kasus melalui laparoskopi. -indakan histerektomi sebesar #!" dari semua kasus. @isterektomi merupakan indikasi bila didapatkan keluhan menorrhagia, metorrhagia, keluhan obstruksi traktus urinarius, dan ukuran uterus sebesar usia kehamilan ) -)( minggu. @isterektomi perabdominal dapat dilakukan dengan dua 'ara yaitu total abdominal hysterectomy 2-:@3 dan subtotal abdominal hysterectomy 2S-:@3. S-:@ dilakukan untuk menghindari resiko operasi yang lebih )1

besar seperti perdarahan masif, trauma pada ureter, kandung kemih, dan rektum. 0amun pada S-:@ kemungkinan timbulnya karsinoma serviks dapat terjadi. +ispaerunia -:@ serviks akan karena lebih rendah ini terjadi masih dibandingkan meninggalkan dipertahankan. 4ada -:@, jaringan granulasi yang timbul dapat menjadi sumber timbulnya sekret vagina dan perdarahan paska operasidimana keadaan ini tidak terjadi pada S-:@. @isterektomi dapat juga dilakukan melaui pendekatan dari vagina, di mana tindakan operasi ini tidak melakukan insisi pada abdomen. Se'ara umum, histerektomi vaginal hampir selutuhnya merupakan prosedur operasi ekstraperitoneal sehingga trauma dapat diminimalisasi dan tidak terlihat parut bekas operasi kosmetik. sehingga Selain memuaskan itu, pasien dari segi kemungkinan terjadinya tindakan

dan fungsi seksual tetap

perlengketan paska operasi minimal dan penyembuhan yang lebih 'epat diandingkan histerektomi abdominal. iii. &mbolisasi arteru uterina /elakangan ini, prosedur ini digunakan sebagai pilihan alternatif terhadap pembedahan tradisional. 4ada teknik ini, arteri diinjeksi dengan material emboli, seperti gel-foam pledget atau metal 'oil. -indakan ini akan mengoklusi pembuluh darah yang menuju uetrus dan mioma, menurunkan suplai vaskular dan menyebabkan pengkerutan serta nekrosis mioma.

);

2.+

Ko,p%i!asi4(' a3 -orsi. $ubserosum pedunculated myoma dapat mengalami rotasi pada perlekatannya dengan uterus, sehingga vena mengalami oklusi dan tumor dipenuhi oleh darah. 0yeri abdomen yang berat sering dijumpai dan memerlukan tindakan operatif se'epatnya. Sangat jarang terjadi, tumor mendapatkan suplai darah dari perlekatannya dengan organ di dekatnya dan akhirnya melekat pada organ tersebut, yang disebut wandering fibroid atau parasitic fibroid. b3 .nversi. '3 4erdarahan kapsular. Gika vena besar pada permukaan tumor pe'ah, perdarahan intraperitonial yang profuse dapat menyebabkan syok hemoragik akut. d3 .nfeksi. .nfeksi dapat terjadi jika massa tumor keluar dari kavum uteri dan kontak dengan vagina yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum atau sepsis, sehingga harus segera dioperasi. e3 !ssociated endometrium carcinoma. Karsinoma endometrium dihubungkan dengan fibromioma pada wanita dengan umur diatas (! tahun yang didapatkan pada # " kasus. f3 +egenerasi ganas Mioma uteri yang menjadi leiomiosarkoma ditemukan hanya !,# !,*5" dari seluruh mioma6 serta merupakan 5!-15" dari semua sarkoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histologi uterus yang telah diangkat. Ke'urigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri 'epat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.

)$

2.1-

P ognosis @isterektomi dengan pengangkatan seluruh mioma bersifat kuratif. Seteleh miomektomi, uterus dan 'avitasnya dapat kembali ke bentuk yang normal. Satu hal yang penting diperhatikan adalah adanya resiko rekuren setelah miomektomi. 4enelitian menunjukkan adanya insiden sekitar pertahun dari symptomatic myoma setelah miomektomi.# -#"

BAB III LAP./AN KASUS I. Identitas Pende ita 0ama ,mur 4endidikan Suku :gama Status 4erkawinan :lamat -gl M?S II. Ana,nesis Keluhan ,tama > 4erdarahan per vaginam 4erjalanan 4enyakit > 4asien datang mengeluhkan perdarahan pervaginam sejak bulan yang lalu. 4erdarahan dikatakan berlangsung terus-menerus setiap hari di luar siklus menstruasi pasien. 4erdarahan dikatakan berwarna merah segar, berjumlah B)! '', dan menyebabkan pasien mengganti pembalutnya sekali sehari. 4erdarahan dikatakan tanpa disertai dengan nyeri perut. 4erdarahan saat siklus menstruasi dikatakan berjumlah lebih banyak dibandingkan biasanya sehingga pasien mengganti pembalut hingga # kali. 4asien juga mengeluhkan mun'ulnya benjolan di perut bagian bawah yang baru dirasakan membesar sejak ) bulan yang lalu. :wal mun'ulnya benjolan tidak diketahui se'ara pasti oleh pasien dan dikatakan benjolan tersebut membesar se'ara perlahan dan mulai teraba sejak sebulan yang lalu. /enjolan dikatakan berjumlah satu buah dan permukaannya tidak rata, tidak nyeri dan tidak mengganggu aktivitas pasien. > 0:? > (! tahun > SM4 > /ali > @indu > Menikah > +emulih /angli > ) Cktober !)#

Sejak

minggu belakangan ini, pasien mengeluhkan sering buang air

ke'il yang tidak bisa ditahan. 4asien /:K B)! kali dalam sehari dengan volume B)!! ''. @al ini sangat mengganggu aktivitas pasien. 4asien juga mengeluhkan tidak bisa hamil sejak awal menikah. 4asien sudah menikah selama * bulan dan dikatakan pasien susah hamil walaupun pasien tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun. /:/5 /:K dikatakan normal, makan5 minum juga dikatakan normal. Keluhan penurunan berat badan disangkal. ?iwayat Menstruasi Menar'he Siklus 7ama @4@?iwayat obstetri ?iwayat 4ernikahan ?iwayat Kontrasepsi > )# tahun > -idak teratur > (- 5 hari > :gustus !)# >> Menikah ) kali H * bulan >>

?iwayat 4enyakit -erdahulu > :sma 2-3, +M 2-3, hipertensi 2-3, jantung 2-3 ?iwayat 4enyakit Keluarga ?iwayat alergi obat ?iwayat pengobatan Sebelumnya,pasien melakukan > -idak ada > -idak ada > konsultasi dengan

dr.Wedagama,SpC< 2K3 dengan keluhan tidak bisa hamil. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan ,S< dikatakan pasien didiagnosis dengan mioma uteri. 4asien belum mendapat terapi apapun dan diren'anakan untuk dilakukan operasi. ?iwayat penyakit sebelumnya >

4asien tidak pernah mengalami keluhan yang serupa sebelumnya ?iwayat Keluarga >

-idak ada yang mengalami keluhan yang serupa.

?iwayat sosial belum dikarunia seorang anak.

>

4asien adalahseorang ibu rumah tangga. @ingga saat ini pasien

III.

Pe,e i!saan 0isi! Status 4resent Kesadaran -+ 0adi ?espirasi Status <eneral Mata -@4o &kstremitas Status <inekologi :bdomen > -eraba masa padat pada suprasimpisis, permukaan tidak rata, nyeri 2-3, mobilisasi terbatas, ukuran )! 'm% ( 'm Iagina .nspekulo > I 4embukaan 2-3, li'in # > =luksus 2J3, fluor 2-3 =luksus 2J3, fluor 2-3 4embukaan 2-3 -idak tampak kelainan > > :nemia 2-5-3 > Kesan -enang > Iesikular 2J5J3, ?honki 2-5-3, WheeFing 2-5-3 > &dema tidak ada > EM > ))!51! mm@g > ;!%5menit > !%5menit

-hora% > Eor > S)S -unggal reguar murmur 2-3 :bdomen H status ginekologi

E,:= b5' H )*-); minggu :4E+ tidak ada kelainan > Sfingter ani normal, mukosa li'in, darah 2-3

I1.

Pe,e i!saan Pen2n$ang 7aboratorium > +7 > W/E @b 47@Euteri > *,5% )!#5K7 > )#,5 g5d7 > 1# % )!#5K7 > #!,)" ,7> 44- 2-3

@asil ,S< > massa solid L )5% )5 % ( 'm J uterus membesar --- mioma 1. Diagnosis Banding3 1I. I... Diagnosis Ke $a 3 Mioma uteri Penata%a!sanaan 3 4d% -% >> 4erbaikan K, 4uasa .I=+ ?7 ! tpm Eefota%ime gram .I Mioma ,teri -umor padat ovarium Kehamilan

,sul histerektomi

M% K.& > 4asien dan keluarga

Konsul anestesi > Cbs. 4re Cp, vital sign, dan keluhan

Pe $a%anan Pen4a!it Pasien se%a,a /a5at Inap P e .pe asi3 2 .!to*e 2-13 S> Keluhan 2-3 C > Status 4resent > -+ > ))!51! mm@g ?? > ! %5mnt Status <eneral > Mata > :nemia 2-5-3 -@- > Kesan -enang -hora% > Eor > S)S tunggal regular murmur 2-3 4o > Iesikular 2J5J3, ?honki 2-5-3, wheeFing 2-5-3 :bdomen H status ginekologi &kstremitas> edema tidak ada Status ginekologi > :bdomen > =undus uteri tidak teraba -eraba masa padat pada suprasimpisis, permukaan tidak rata, nyeri 2-3, mobilisasi terbatas, ukuran )! 'm% ( 'm nyeri tekan 2-3, asites 2-3, distensi 2-3. Iagina > :ss > Mioma uteri 4lanning > 4d% > -% > 4uasa 5 =luksus 2J3, =lour 2-3 4embukaan 2-3, li'in 0 > ;! %5mnt ta% > #*,; !

M%

Eefota%im

gram

Konsul :nestesi +E

> Cbservasi tanda vital, keluhan

+urante op 2 -)!-)#, pk )).!!3 &valuasi organ genitalia interna -uba ka5ki normal Cvarium ka5ki normal ,terus b5' H)*-); mg, padat kenyal----mioma uterus intramural---- Supra Iagina @isterektomi 2SI@3 7aporan hasil Cperasi > 7aporan operasi> Cperator :sisten Genis anestesi -eknik 0ama operasi > dr. .<.0.M.Wedagama, Sp.C<2k3 > dr. Supadma > ,mum > <eneral anestesi > Supravaginal @isterektomi

+iagnosa pre operasi > Mioma uteri +iagnosa post operasi > Mioma uteri intramural post -:@-/SC hari ke ! Cperasi mulai Cperasi selesai 7ama operasi 4erjalanan operasi> o :nestesi <: o Sepsis dan antisepsis lapangan operasi, persempit dengan doek steril o .nsisi midline B )! 'm, perdalam sampai peritoneum, evaluasi organ genitalia interna o -ampak uterus membesar, kesan mioma uteri intramural, adneksa de%tra et sinistra dalam batasnorma6 o -uba kanan dan kiri normal, pasang darm gass o +ilakukan supravaginal histerektomi * > 4k. ) .#! W.-: > 4k )#.#! W.-: > ) jam

o Eu'i 'avum abdomen jernih o -utup 'avum abdomen lapis demi lapis o Cperasi selesai o 4erdarahan B #!! ''. -erapi post op > 4uasa * jam post op .I=+ ?7>+5" M )> ! tpm Eefota%ime #% ) gram 4etdol mikro ! tpm +E

M% > vital sign, keluhan, tanda-tanda perdarahan, EM 5EK K.& 2 .!to*e 2-13 S > 0yeri pada luka post op, kentut 2J3 C > Status 4resent > -+ > ) !51! mm@g ?? > ! %5mnt Status <eneral > Mata > :nemia 2-5-3 -@- > Kesan -enang -hora% > Eor > S)S tunggal regular murmur 2-3 4o > Iesikular 2J5J3, ?honki 2-5-3, wheeFing 2-5-3 :bdomen > dist 2-3, /, J 0, @57 > ttb 7uka operasi terawat &kstremitas> edema tidak ada :ss > Mioma uteri 4ost SI@ @r ! -% > .I=+ ?7>+5" M )> ! tpm Eiproflo%a'in #% 5!! mg :sam Mefenamat #% 5!! mg 1 0 > ;( %5mnt ta% > #*,; !E

K.&

Sulfas ferosus % #!! mg +E

M% > Keluhan, Iital sign

3 .!to*e 2--' S > 0yeri pada luka post op, kentut 2J3, /:/-/:K 2J3 C > Status 4resent > -+ > ) !51! mm@g ?? > ! %5mnt Status <eneral > Mata > :nemia 2-5-3 -@- > Kesan -enang -hora% > Eor > S)S tunggal regular murmur 2-3 4o > Iesikular 2J5J3, ?honki 2-5-3, wheeFing 2-5-3 :bdomen > dist 2-3, /, J 0, @57 > ttb 7uka operasi terawat &kstremitas> edema tiak ada :ss > 4ost SI@ @r . -% > K.& 4 .!to*e 2-13 S > 0yeri pada luka post op berkurang, /:/-/:K 2J3, Makan-minum 2J3 baik C > Status 4resent > -+ > ))!51! mm@g 0 > ;( %5mnt .I=+ ?7>+5" M )> ! tpm Eiproflo%a'in #% 5!! mg :sam Mefenamat #% 5!! mg Sulfas ferosus % #!! mg 0 > ;( %5mnt ta% > #*,; !E

M% > Keluhan , vital sign

?? > ! %5mnt Status <eneral > Mata > :nemia 2-5-3 -@- > Kesan -enang

ta% > #*,; !E

-hora% > Eor > S)S tunggal regular murmur 2-3 4o > Iesikular 2J5J3, ?honki 2-5-3, wheeFing 2-5-3 :bdomen > dist 2-3, /, J 0, @57 > ttb 7uka operasi terawat &kstremitas> edema tiak ada :ss > 4ost SI@ @r .. -% > K.& .I=+ ?7 ! tpm Eiproflo%a'in #% 5!! mg :sam Mefenamat #% 5!! mg Sulfas ferosus % #!! mg

M% > Iital sign, keluhan

BAB I1 PE6BAHASAN 4ada kasus ini, pasien 0:?, (! th, beralamat di +emulih /angli, datang pada tanggal Cktober !)# dengan 4asien datang mengeluhkan perdarahan bulan yang lalu. 4erdarahan dikatakan berlangsung teruspervaginam sejak

menerus setiap hari di luar siklus menstruasi pasien. 4erdarahan dikatakan berwarna merah segar, berjumlah B)! '', dan menyebabkan pasien mengganti pembalutnya sekali sehari. 4erdarahan dikatakan tanpa disertai dengan nyeri perut.4asien juga mengeluhkan mun'ulnya benjolan di perut bagian bawah yang baru dirasakan membesar sejak ) bulan yang lalu. :wal mun'ulnya benjolan tidak diketahui se'ara pasti oleh pasien dan dikatakan benjolan tersebut membesar se'ara perlahan dan mulai teraba sejak sebulan yang lalu. /enjolan dikatakan berjumlah satu buah dan permukaannya tidak rata, tidak nyeri dan tidak mengganggu aktivitas pasien. Sejak minggu belakangan ini, pasien mengeluhkan sering buang air ke'il yang tidak bisa ditahan. 4asien /:K B)! kali dalam sehari dengan volume B)!! ''. @al ini sangat mengganggu aktivitas pasien. 4asien juga mengeluhkan tidak bisa hamil sejak awal menikah. 4asien sudah menikah selama * bulan dan dikatakan pasien susah hamil walaupun pasien tidak menggunakan kontrasepsi jenis apapun. Keluhan penurunan berat badan disangkal. ?iwayat menstruasi > Menar'he > )# tahun, siklus tidak teratur dan lamanya tiap kali datang bulan antara (-5 hari. ?iwayat penyakit jantung, hipertensi, asma, +M disangkal. 4asien saat ini didiagnosa dengan mioma uteri karena dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda serta gejala yang sesuai dengan mioma uteri. +ari hasil anamnesis diketahui umur pasien (! tahun, dimana usia ini masih tergolong usia reproduktif dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya mioma uteri. Kemudian dari keluhan utama pasien saat datang dengan keluhan perdarahan pervaginam di luar siklus menstruasi yang telah berlangsung

#!

selama

bulan. 0yeri perut disangkal. +ari riwayat menstruasi didapat

keterangan mengenai siklus menstruasi pasien yang tidak teratur dan banyak. 4erdarahan merupakan gejala yang paling sering dihubungkan dengan mioma uteri, mun'ul hingga A#!" wanita yang menderita penyakit ini dan perdarahan yang berlebih saat periode menstruasi 2BA;! ml3. 4asien juga menunjukkan keluhan rasa ingin berkemih yang tidak bisa ditahan yang telah dirasakan sejak minggu sebelum masuk rumah sakit. 4asien /:K B)! kali dalam sehari dengan volume B)!! ''. @al ini sangat mengganggu aktivitas pasien. @al ini sesuai dengan gejala pada mioma uteri, di mana saat ukuranmioma membesar, mioma akan memberi rasa seperti rasa berat pada pelvik atau gejala tekanan pada struktur-struktur disekitarnya misalnya kandung kemih. =rekuensi adalah gejala yang sering mun'ul bila mioma yang tumbuh menyebabkan penekanan pada kandung ken'ing. 4asien juga mengeluhkan susah memiliki anak sejak * bulan usia pernikahannya. @al inilah yang menyebabkan pasien datang ke berobat ke dokter spesialis. .nfertilitas akibat adanya mioma tidak biasa terjadi. .nfertilitas dapat terjadi bila mioma mempengaruhi transportasi tuba normal atau implantasi ovum yang terfertilisasi. 0amun, pada kasus ini pasien belum bisa dikatakan infertil karena usia kehamilan yang baru berusia * bulan dan belum dilakukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis infertil pada pasien ini. +ari pemeriksaan fisik pada palpasi abdomen didapatkan teraba massa padat pada suprasimpisis, mobilisasi terbatas, ukuran )! 'm% ( 'm, tidak terdapat nyeri tekan maupun asites, yang mana gambaran ini sesuai dengan gambaran mioma. +iagnosa mioma sendiri juga dipertegas dengan pemeriksaan penunjang yang dilakukan, yakni ,S<, dimana pada pemeriksaan dengan ,S< ini didapatkan hasil > massa solid L )5% )5 % ( 'm J uterus membesar, memberikan kesan mioma uteri. ,ntuk menegaakan diagnosis yang lebih akurat , perlu dilakukan pemeriksaan 4: terhadap massa solid yang diambil. 4ada pasien ini, tindakan penanganan yang diambil adalah operasi yakni SI@. @al ini didasarkan atas pertimbangan menghilangkan mioma se'ara permanen dan men'egah timbulnya resiko kekambuhan penyakit. +engan histerektomi, baik mioma dan penyakit yang menyertainya akan hilang se'ara

#)

permanen. -idak ada resiko rekurensi. @isterektomi total umumnya dilakukan dengan alasan men'egah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. @isterektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus keseluruhannya. Mengingat usia pasien yang belum menginjak masa menopause, maka tindakan SI@ merupakan teknik yang dipilih dibandingkan teknik lainnya. +ispaerunia akan lebih rendah terjadi dibandingkan -:@ karena tindakan ini masih meninggalkan serviks dan fungsi seksual tetap dipertahankan. Massa solid yang diambil setelah tindakan operasi, kemudian dilakukan pemeriksaan 4: untuk menegaskan diagnosis mioma uteri. ,ntuk penanganan post-op, dilakukan pemeriksaan laboratorium yakni 'ek +arah 7engkap 2+73 yang bertujuan untuk mengetahui kadar @b, tingkat kehilangan darah, dan keadekuatan penggantian. 0maun, pada pasien ini, tidak dilakukan pemeriksaan ulangan darah lengkap setelah post operasi. 4asien diberikan .I=+ yang mengandung analgetik untuk mengurangi nyeri, 'iproflo%a'in untuk men'egah infeksi sekunder, :linamin =, untuk memperbaiki keadaan umum pasien. Selain itu juga dilakukan monitoring keluhan dan vital sign pasien, serta K.& terhadap keluarga dan pasien sendiri terutama tentang resiko tindakan operasi yaitu pasien tidak dapat memiliki keturunan lagi.

DA0TA/ PUSTAKA ). /e'k, W.W. 0MS Cbstetri and <ynae'ology. ( th &d. -he Williams N Wilkins, )$$16 #!> ##$ - #(5 . Eampbell, S., Monga, :. Gynaecology by '( )eachers. )1th &d. 4> ))5 O ))1 #. +eEherney, :.@., 0athan, 7. "urrent #bstetri and Gynaecology *iagnosis and )herapy. M'<raw-@ill, !!#6 4> *$# O *$$ (. @owkinPs N /ourne+ $haw,s )e-tbook of Gynaecology. ) +elhi> /. .. Ehur'hill 7ivingstone6 > 15 O ;(
th

&d. 0ew

5. 7ing, =. W., +uff, 4. #bstetri and Gynaecology Principles of Practice. M'<raw-@ill, !!)6 4> ))5) O ))1 *. 0ovak N 0ovak. )e-tbook of Gynaecology. 5th &d. -he Williams N Wilkins Eompany, )$5*6 4> #() O #5$ 1. @anifa, W. -umor Ginak 4ada :lat <enital dalam .lmu Kandungan. &disi ..., Gakarta>Qayasan /ina 4ustaka Sarwono 4rawirohardjo, )$$$6##;-#(5 ;. 7ee &G, Kong <, 7ee S@, ?ho S/, 4ark ES, Kim /<, et al. 7eiomyomas. .nt G Gynecol "ancer.)5>)(*O5(. $. 4arker, W. !!1. &tiology, Symptomatology, and +iagnosis of ,terine Myomas. Fertility and $terility. ;1 2(3> 1 *-1 ;. !!5.

4rofiling of +ifferentially &%pressed <enes in @uman ,terine

##

)!. Qatim, =aisal. 4enyakit Kandungan> Mioma, Kanker ?ahim57eher ?ahim, .ndung -elur, Kista, serta <angguan 7ainnya. &disi ). Gakarta > 4ustaka 4opuler Cbor, !!56*)-*

#(

7:4C?:0 K:S,S

6I.6A UTE/I

.%e7 3 Ida Bag2s Ket2t 8isn2 9-)-2--"-+': A;e%ina I ene D$edo,a 9-)-2--"14+:

PE6BI6BIN# 3 D . I#N6 8edaga,a( Sp.#9K:

DALA6 /AN#KA 6ENJALANI KEPANITE/AAN KLINIK 6AD<A DI LAB = S60 .BSTET/I DAN #INEK.L.#I 0K. UNUD /SUD BAN#LI .KT.BE/ 2-13

#5

KATA PEN#ANTA/ 4uji syukur penulis panjatkan ke hadirat -uhan yang Maha &sa karena atas berkat0ya, 7aporan Kasus ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. 7aporan Kasus dengan judul RMioma ,teriS ini ditulis dalam rangka menjalani Kepaniteraan Klinik Madya di /agian5SM= Cbstetri dan <inekologi, =akultas Kedokteran ,niversitas ,dayana5 ?S,+ /angli pada bulan Cktober !)#. 4ada kesempatan ini penulis mengu'apkan terima kasih kepada> ). +r. .<0M Wedagama, SpC< 2K3, selaku kepala SM= Cbstetri dan <inekologi ?S,+ /angli sekaligus pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. . Semua pihak yang telah membantu penyelesaian karya ini, yang tidak disebutkan satu persatu. 4enulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. ,ntuk ini penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.

/angli, Cktober !)# 4enulis

#*

DA0TA/ ISI K:-: 4&0<:0-:?................................................................................. +:=-:? .S................................................................................................ /:/ . /:/ .. 4&0+:@,7,:0.................................................................... -.0G:,:0 4,S-:K:........................................................... . ) +efinisi............................................................................. . .nsiden.............................................................................. ( 1 )! ) )# )$ ! ) #! . # &tiopatogenesis................................................................. . ( Karakteristik..................................................................... . 5 <ejala Klinis..................................................................... . * +iagnosis.......................................................................... . 1 +iagnosis /anding........................................................... . ; 4engobatan....................................................................... . $ Komplikasi....................................................................... . )! 4rognosis......................................................................... /:/ ... /:/ .I 7:4C?:0 K:S,S................................................................. 4&M/:@:S:0....................................................................... ii iii )

+:=-:? 4,S-:K:

#1

#;

Anda mungkin juga menyukai