Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM GEOLOGI KIMIA METODE ANALISIS SEDIMEN (BAHAN ORGANIK DAN FOSFAT)

JUNIKA AHMAD F. 26020211130054 Nama Asisten:

Aldino Jusach S M. Husni Maulana Natalia Tiamining Nastiti Zaenab Listia Rani Sri Rejeki Hutasait Christiani Silalahi

K2E006005 K2E009014 26020210130071 K2E009008 K2E009075 K2E009015

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

LEMBAR PENILAIAN

NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

KETERANGAN

NILAI

TOTAL

Semarang, 13 Juni 2013

Koordiator Praktikum

Praktikan

Sri Rejeki Hutasait K2E009075 Mengetahui, Dosen Pengampu Mata Kuliah Geologi Kimia

Junika Ahmad F 26020211130054

MUSLIM,Ir.M.Sc. Ph.D

I. PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan Ilmu geokimia merupakan cabang ilmu kimia yang digunakan untuk memecahkan berbagai permasalahan kebumian dan untuk memahami bumi serta bagaimana bumi bekerja (W.M. White, Geochemistry, 2007). Sumber lain juga menyebutkan bahwa geokimia adalah ilmu yang mempelajari sifat spesi kimia di bumi serta evolusinya selama sejarah bumi ini. Tentu saja masih banyak definisi lain tentang geokimia, namun dua deskripsi di atas sudah cukup mewakili. Geokimia sendiri terdiri dari berbagai sub bahasan (atau turunan) yang sebenarnya satu sama lain masih saling terkait, tidak ada pembagian yang benar-benar terpisah. Beberapa turunan dari geokimia antara lain: Organic Geochemistry yaitu mempelajari seluk beluk senyawaan organik yang terdapat di bumi, biasanya banyak digunakan di bidang minyak dan gas bumi untuk menentukan source rock, maturasi (kematangan), oil fingerprint, dan lain-lain. Environmental Geochemistry yaitu mempelajari spesi kimia di lingkungan dan efek manusia (serta teknologi) terhadapnya. Forensic Geochemistry. Forensik adalah cabang ilmu yang

mengaplikasikan teknologi ilmiah untuk membantu penemuan fakta di dalam suatu perkara hukum. Dalam hal ini, geokimia adalah teknologi ilmiah tersebut. Biogeochemistry Isotope Geochemistry

1.2 Tujuan Tujuan praktikum ini adalah praktikan diharapkan dapat menganalisis kandungan fosfat dan bahan organik total (KOT) pada sedimen.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Bahan Organik Menurut Manahan (2001), elemen, bahan atau materi organik adalah semua senyawa yang mengandung karbon termasuk substansi yang dihasilkan dari proses hidup (kayu, kapas, wol), minyak bumi, gas alam (metan), cairan pelarut/pembersih, fiber sintetik dan plastik. Bahan organik dalam air laut dapat dibagi atas dua bagian yaitu : Bahan organik terlarut yang berukuran < 0.5 m. Bahan organik tidak terlarut yang berukuran > 0.5 m.

Jumlah bahan organik terlarut dalam air laut biasanya melebihi rata-rata bahan organik tidak terlarut. Hanya berkisar 1/5 bahan organik tidak terlarut terdiri dari sel hidup. Semua bahan organik ini dihasilkan oleh organisme hidup melalui proses metabolisme dan hasil pembusukan. 2.1.1 Sumber bahan organik Bahan organik terlarut dalam air laut berasal dari empat sumber utamayaitu : o Daratan Bahan organik terlarut dari daratan diangkut ke laut melalui angin dansungai.Bahan organik terlarut yang berasal dari air sungai, bisa mencapai 20 mgC/l,terutama berasal dari pelepasan humic material dan hasil penguraian dari buah-buahan yang jatuh di tanah.Penambahan bahan organik secara perantara alamidalam bentuk sewage (kotoran) dan buangan industri.Sebagian besar sudah siapdioksidasi dan segera membusuk karena bakteri dalam air laut.Namun dalambatasan badan air, seperti estuarin, kebutuhan oksigen secara biologi terpenuhidikarenakan kondisi anoksik tersedia. o Penguraian organisme mati oleh bakteri Ada dua mekanisme penguraian organisme mati yaitu secara autolisis danbakterial.Di alam kedua mekanisme ini bekerja secara

bersamaan.Tingkatpenguraiannya tergantung pada kondisi kematian serta sampai tersedianya enzimdan bakteri yang diperlukan. Dalam proses autolisis, reaksi penguraian terjadikarena adanya enzim di dalam sel dan

hasilnya selanjutnya akan dilepaskan kedalam badan perairan. Menurut Johanes (1968) dalam Riley dan Chester (1971), ekresi darimikroorganisme seperti protozoa merupakan sumber yang penting dari bahanorganik karbon. Proses pelepasan nitrogen dan fospor dari organisme mati dalam airlaut terjadi dengan cepat. Waksman, et al (1938) dalam Riley dan Chester (1971)telah menemukan bahwa setengah dari nitrogen yang ada dalam zooplankton mati,diubah menjadi amonia dalam waktu 2 minggu dan fospat dilepaskan dengan cepat.Skopintsev (1949) dalam Riley dan Chester (1971) menyatakan bahwa 70 % organickarbon tidak terlarut di dalam kultur alga mati akan dioksidasi menjadikarbondioksida (CO2) dan setelah enam bulan ditemukan sekitar 5% yang diubahkedalam bahan organik terlarut. o Hasil metabolisme alga terutama fitoplankton. Hasil fotosintesis alga akan melepaskan sejumlah bahan ke dalam badanperairan. Produksi ini penting sebagai sumber energi untuk organisme laut lainnya dan juga berperan dalam kontrol ekologi.Asam amino dan karbohidrat merupakanbahan yang dikeluarkan secara dominan oleh spesies khusus sepertiOlisthodiscus sp (Hellebust, 1965 dalam Riley dan Chester 1971). o Eksresi zooplanton dan binatang laut lainnya. Eksresi zooplankton dan binatang laut lainnya menjadi sumber penting bahanorganik terlarut di laut. Bahan-Bahan yang dikenal secara prinsip adalah Nitrogenous seperti urea, purines (allantoin dan asam uric), trimethyl amine oxide dan asam amin, trimethyl amine oxide dan asam amino (glycine, taurine dan alanine) Sumber Bahan Organik Tidak Terlarut dalam Air Laut, yaitu: a. Di bawah air sungai (4,2 109 gC/ l) berukuran lebih kecil dari rata-rata produksi primer di laut ( 4 1016 gC/ l). b. Sebagian besar particulate organic matter dilaut dihasilkan oleh beberapa organisme penghasil utama seperti fitoplankton, makroalga dan bakteri kemoautotrofik. Produksi utama ini dihasilkan oleh fotoautotrofik nanoplankton(berdiameter 2,0 20 m).

c. Sekitar 10 % dihasilkan dari tanaman dalam bentuk senyawa, berat molekulnyaringan seperti asam amino, asam trikarboksilik. Hasil ini dengan cepat dikonsumsi oleh bakteri. d. Hasil agregasi dan pengendapan dissolved organic matter dari laut. e. Pada subsurface dalam waktu tertentu butir-butir fecal zooplankton merupakan komponen yang terbesar dari bahan organik tak terlarut. 2.1.2 Manfaat bahan organik a. Sumber energi (makanan) b. Sumber bahan keperluan bakteri, tumbuhan maupun hewan c. Sumber vitamin d. Memiliki peranan penting dalam mengatur kehidupan fitoplankton di laut. e. Mengontrol Proses-Proses Geokimia, Memberi Pengaruh Transpor & Degradasi Polutan, serta berperan dalam Reaksi-Reaksi Disolusi, Prespitasi Mineral. 2.1.3 Bahan Organik di sedimen Dijelaskan oleh Duxbury and Duxbury (1993) sedimen sebagai

kumpulan partikel-partikel organik dan anorganik yang terakumulasi secara luas dan bentuknya tak beraturan. Sekitar 70,8% permukaan bumi ditutupi oleh laut, bagian muka bumi yang sangat luas ini merupakan lingkungan tumpahan material-material sedimen yang terjadi secara fisika, kimiawi, maupun organik yang satu sama lain akan berinteraksi membentuk berbagai macam variasi sedimen (Kaharuddin, 1994). Selanjutnya Davis (1991) menyatakan sedimen yang menutupi dasar perairan memiliki berbagai variasi dalam bentuk partikel komposisi ukuran, sumber atau asal sedimen. 2.2 Fosfat Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan

batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit (Anonim,2013). Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan klorofosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite

[CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H (Anonim,1991). Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam (Anonim, 2013). Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan (Anonim, 2013). Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen. Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). 2.2.1 Sumber Fosfat Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah

dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen (Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air. Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya (Alaerts, 1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan (Alaerts, 1984). 2.2.2 Manfaat Fosfat Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat) (Anonim, 2013). Perputaran unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti halnya perputaran kalsium. Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat (Anonim, 2013).

Batu karang fosfat dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa digunakan/diambil fosfat oleh yang terlarut dalam untuk air tanah kebutuhan dan dapat

tumbuh-tumbuhan

hidupnya

/pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau (Anonim, 2013). Kegunaan fosfor, antara lain: a. Sebagian besar fosfor digunakan untuk memproduksi asam fosfat, di mana asam fosfat digunakan pada pelapisan logam agar tahan terhadap korosi atau dapat dijadikan lapisan dasar dalam pengecatan. b. Digunakan juga dalam industri minuman ringan untuk memberikan rasa asam. c. Fosfor merah digunakan untuk membuat korek api. d. Kalium fosfat digunakan untuk pelengkap makanan dan pada soda kue. e. Dalam tubuh manusia, fosfor terdapat pada nukleat, yaitu DNA dan RNA dan kalsium fosfat sebagai senyawa utama penyusun matriks tulang. (Anonim,2012) 2.3 Spektrofotometer Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi (seran, 2011).

Syarat pengukuran dengan spektrofotometer UV: sampel dalam larutan menyerap sinar UV (180-350 nm), molekul senyawanya memiliki ikatan rangkap atau elektron nonbonding dan larutan bening dapat didak berwarna. Gugus kromofor adalah gugus yang menyebabkan molekul menjadi berwarna. Gugus kromofor merupakan senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap yang terkonjugasi. Menurut Adam Wiryawan: 2008, kromofor adalah suatu gugus fungsi, tidak terhubung dengan gugus lain, yang menampakkan spektrum absorpsi karakteristik pada daerah sinar UV-sinar tampak. Penyerapan sinar uv-vis dibatasi pada sejumlah gugus fungsi yang mengandung electron valensi dengan tingkat eksitasi yang rendah dengan melibatkan 3 jenis electron yaitu : sigma, phi dan non bonding electron. Kromofor-kromofor organic seperti karbonil, alken, azo, nitrat dan karboksil mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Prinsip kerja spektrofotometer dimulai dengan dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar (anonim,2012). Pengukuran absorbansi pada spektrofotometri menggunakan maksimum karena pada maksimum absorbansi juga maksimum ah jenis pelarut yang digunakan. Dengan bertambahnya kepolaran suatu pelarut masehingga intensitas cahaya yang diserap besar. Adapun hal yang mempengaruhinya adalka puncak absorbansi yang dihasilkan umumnya berada pada panjang gelombang yang lebih pendek. Untuk senyawa kompleks berwarna panjang gelombang sekitar 400800nm. Suatu larutan akan menyerap energi pada saat cahaya dilewatkan yang

akan digunakan untuk mengeksitasi elektron dari atom-atom penyusun material larutan ke keadaan yang lebih tinggi. Energi minimum yang diserap besarnya ditentukan oleh konfigurasi atom. Energi yang diserap tersebut dalam bentuk gelombang maka semakin besar energi yang diserap maka panjang gelombangnya semakin kecil (anonim,2012). Proses absorpsi suatu elektron, pertama elektron valensi pada suatu atom menyerap energi yang diberikan lalu saat elektron menyerap energi, elektron tersebut tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi, namun karena elektron tersebut tidak stabil maka elektron akan mengalami relaksasi yaitu kembalinya elektron kekeadaan dasar dari keadaan eksitasi. Pada saat terjadi relaksasi elektron melepaskan energi. Energi yang dilepas kemudian di serap oleh elektron lain di kulit terluar atom. Namun, pada saat elektron menyerap energi melebihi dari ambang batas elektron tersebut, energi yang akan dilepaskan keluar dari atom dan dapat dilihat secara visual. Penentuan tetapan kesetimbangan ionisasi dilakukan dengan membuat tiga larutan yang terdiri dari 5 ml larutan standar dan 25 ml larutan natrium asetat 0,04 M kemudian volumenya ditepatkan hingga 100 ml dengan menambahkan asam asetat dengan variasi konsentrasi 0,01M; 0,05M; dan 0,1M. Larutan asam asetat terdisosiasi parsial di dalam air menjadi CH3COO- dan H+. Lalu ditambahkan larutan standar untuk menentukan apakah larutan standar akan berada pada keadaan asam atau basa. Fungsi penambahan CH3COONa adalah sebagai larutan buffer untuk menyangga larutan agar berada pada pH yang stabil berkisar antara 3,2 - 4,4 (anonim,2012). Beberapa Istilah Dalam Spektrofotometri: 1. Absorbans (A) , A = log (Po/P) 2. Absorptivitas (a), tetapan dalam Hukum Bouguer-Beer bila konsentrasi dinyatakan dalam %b/v dan tebal kuvet dalam cm. Dengan satuan liter per gram per sentimeter. 3. Absorptivitas molar (), tetapan dalam Hukum Bouguer-Beer bila konsentrasi dinyatakan dalam molar dan tebal kuvet dalam cm. Dengan satuan liter per mol per sentimeter.

4. Transmitan (T), fraksi dari daya radiasi yang diteruskan oleh suatu sampel T = P/Po. Sering dinyatakan sebagai suatu persentase : %T = (P/Po) x 100% (anonim,2008). Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel (anonim,2012). Secara umum Spektrofotometer memiliki 4 bagian penting, yaitu: a) Sumber Cahaya Sebagai sumber cahaya pada spektrofotometer, haruslah memiliki pancaran radiasi yang stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber energi cahaya yang biasa untuk daerah tampak, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari wolfram (tungsten). Lampu ini mirip dengan bola lampu pijar biasa, daerah panjang gelombang (l) adalah 350 2200 nanometer (nm). b) Monokromator Monokromator adalah alat yang berfungsi untuk menguraikan cahaya polikromatis menjadi beberapa komponen panjang gelombang tertentu (monokromatis) yang bebeda (terdispersi). c) Cuvet Cuvet spektrofotometer adalah suatu alat yang digunakan sebagai tempat contoh atau cuplikan yang akan dianalisis. Cuvet biasanya terbuat dari kwars, plexigalass, kaca, plastic dengan bentuk tabung empat persegi panjang 1 x 1 cm dan tinggi 5 cm. Pada pengukuran di daerah UV dipakai cuvet kwarsa atau plexiglass, sedangkan cuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab kaca mengabsorbsi sinar UV. Semua macam cuvet dapat dipakai untuk pengukuran di daerah sinar tampak (visible).

d) Detektor Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk jarum penunjuk atau angka digital (anonim,2012).

III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Tempat : Lab. Kimia Ilmu Kelautan UNDIP Tembalang, Semarang. Hari, Tanggal Waktu : Minggu, 2 Juni 2013 : 14.00 18.00 WIB

3.2 Materia 3.2.1 Bahan Organik Alat : Bahan : 3.2.2 Fosfat Alat: Gelas gelap Pipet tetes berukuran 5 ml Kertas saring 0.4 mikron Spektofotometer Alat tulis Beaker gelas (100 ml) Kivet Sampel sedimen Aquabides Gelas Kimia Muffle furnance (tanur) Kertas saring Beaker gelas (100ml) Alat tulis Timbangan

3.3 Metode 3.3.1 Bahan Organik 1. Sedimen yang telah diambil di beberapa titik kemudian di keringkan dan di oven dengan suhu 600C selama 12 jam. 2. Setelah itu di tumbuk supaya butirannya lebih halus. 3. Kemudian di saring menggunkan kertas saring 60 mikron. 4. Butiran sedimen yang telah disaring untuk pengukuran Fosfat , sedangkan yang sisanya adalah sebagai bahan organic. 5. Masukkan 0.25 gr sedimen yang sudah disaring ke dalam plastik dan sisanya di panaskan kembali dengan suhu 100-1050C selama 1 jam. 6. Lalu bahan organic tersebut ditimbang seberat 5gr dan timbang berat dari cawan lalu dicatat untuk proses pengabuan. 7. Setelah di timbang dan didapatkan beratnya di oven(tanur )dengan suhu 5500C selama 1 jam. 8. Setelah 1 jam timbang kembali untuk mengetahui berat bahan organic yang hilang. 9. Kemudian catat hasilnya.

3.2.2 Fosfat Mix Reagen 1. Siapkan larutan asam askorbat , larutan ammonium molybdate , larutan antimonyl- Tartrate dan H2SO4dengang perbandingan 2:2:1:5 . 2. Lalu siapkan larutan standart Fosfat 3mikromol dan HNO3 3. Kemudian campurkan larutan-larutan tersebut dengan menggunakan pipet tetes. 4. Teteskan 40 tetes ammonium ,100 tetes H2SO4 , 40 tetes asam askorbat serta 20tetes Antimonyl- Tartrate ke dalam beaker gelas. 5. Aduk larutan tersebut hingga tercampur . 6. Maka didapatkan 10 ml larutan Mix Reagen .

Blank 1. Siapkan larutan HNO3sebanyak 5ml dan larutan Mix Reagen sebanyak 0.5ml. 2. Kemudian aduk hingga tercampur. 3. Larutan Standart. 4. Siapkan larutan standart sebanyak 5ml dan Mix Reagen sebanyak 5ml. 5. Kemudian aduk hingga tercampur.

Mencari Absorbansi 1. Siapkan 0.25gr lautan sedimen , HNO3sebanyak 15ml dan larutan Mix Reagen 10 tetes. 2. Timbang larutan sedimen serta HNO3kemudian campurkan dan diamkan semalam. 3. Kemudian saring larutan tersebut menggunakan kertas saring 0.4mikron. 4. Tuangkan sedikit demi sedikit kedalam beaker gelas sebanyak 25ml. 5. Lalu aduk sampai tercampur rata. 6. Setelah itu ambil 5ml dan 10 tetes Mix Reagen aduk sampai tercampur rata. 7. Diamkan selama 30 menit. 8. Setelah didiamkan masukan larutan sampel, blank serta larutan standart ke dalam kivet. 9. Nyalakan Spektrofotometer lalu pilih Absorbansi. 10. Masukan nilai WaveLength 880nm. 11. Masukan ketiga larutan tersebut lalu pilih Measure untuk mengetahui nilai Absorbansinya. 12. Catat nilai Absorbansi larutan sampel.

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil 4.1.1 Karbon Organik
No Kelompok Berat Awal Sedimen (Wo) Berat Akhir Sedimen (Wt) Konsentrasi Karbon Organik (%)

1 2 3 4 5 Total

6 7 8 9 10

40,15 40,15 40,11 38,60 38,6

39,23 39,57 39,58 33,6 33,6

2,29141 1,44458 1,321366 12,95336 12,95336

Rumus Mencari Karbon Organik hilang selama pengabuan dalam persen : Li= Dimana : Li Wo Wt = Loss on ignation (%) =berat awal (gram) =berat akhir (gram) x 100%

perhitungan 1) Kelompok 6 sampel stasiun 6 Li= 2)Kelompok 7 sampel stasiun 7 Li= x 100% =1,44458 % x 100% =2,29141%

3)Kelompok 8 sampel stasiun 8 Li= 4)Kelompok 9 sampel stasiun 10 Li= 5)Kelompok 10 sampel stasiun 9 Li= 4.1.2 Fosfat
Kelompok 6 7 8 9 10 Blank 0,007 0,007 0,007 0,006 0,006 Standart Abs Sampel 0,128 0,126 0,128 0,073 0,128 0,05 0,075 0,043 0,075 0,008 Konsentrasi Fosfat (ppm) 7007,231405 3886,363636 2532,024793 3820,652174 7,641304348

x 100%= 1,321366

x 100%= 12,95336

x 100%= 12,95336

Rumus mencari konsentrasi Fosfat

Pengkonversian dari mm ke gr/gr gr/gr Pengkonversian dari gr/gr ke ppm Z gr/gr x 106 Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l

Perhitungan 1. Kelompok 6
24,79338843 mm 2,950413223

Pengkonversian dari mm ke gr/gr


0,000280289 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm


0,000280289 gr/gr x 10 = 280,2893
6

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l


280,2893 x 25 = 7007,231405 ppm

2. Kelompok 7
24,79338843 mm 1,636363636

Pengkonversian dari mm ke gr/gr


1,636363636 0,000155455 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm


0,000155455 gr/gr x 106 = 155,4545

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l


155,4545x 25 = 3886,363636 ppm

3. Kelompok 8
24,79338843 mm 1,066116

Pengkonversian dari mm ke gr/gr


1,066116 0,00010128099 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm


0,00010128099 gr/gr x 106 = 101,281

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l


101,281 x 25 = 2532,024793 ppm

4. Kelompok 9

Pengkonversian dari mm ke gr/gr gr/gr Pengkonversian dari gr/gr ke ppm gr/gr x 106= 152,82608ppm Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l 152,82608 ppm x 25 =3820,652 ppm 5. Kelompok 10

0,003217 mm

Pengkonversian dari mm ke gr/gr


0,0000003057 gr/gr

Pengkonversian dari gr/gr ke ppm


0,0000003057 gr/gr x 10 = 0,305652 ppm
6

Setelah itu dikali volume air sebesai 25 l


0,305652 ppm x25 =7,641304348 ppm

4.2 Pembahasan

4.2.1 Bahan Organik Bahan organikyang digunakan pada praktikum geokimialaut adalah sedimen yang telah diambil 5 titik sampel di daerah Demak.Bahan organik adalah sumber energi dan bahan makanan bagi mikroorganisme yang hidup di dalam tanah perairan serta sumber bahan organik berasal dari alam , sintesis serta fermentasi.Sampel sedimen yang telah diambil dan yang sudah dikeringkan dibawah sinar matahari lalu diovenkan , pada saat pengovenan sampel harus benar-benar kering jika masih mengandung cairan akan mempengaruhi sampel seperti kandungan sedimen yang ada akan hilang dan alat menjadi rusak , maka dari itu sampel harus kering dan pada saat pengovenan suhu tidak lebih dari 1000C selama 12 jam. Melalui beberapa proses dalam mendapatkan hasil dari praktikum, didapatkanlah berat bahan organik yang kita inginkan. Pada praktikum kali ini yang kita butuhkan hanya 5gr bahan organik pada masing-masing stasiun untuk mengetahui berapa banyaknya bahan organic yang hilang setelah melewati proses pengabuan. Hasil dari proses pengabuan dengan suhu 5500C selama 6 jam namun pada praktikum kali ini hanya dilakukan selama 1 jam saja, sampel akan berubah warna menjadi kemerahan karna hasil pengovenan dan adanya bahan organik yang hilang. Terlihat pada table, terdapat 5 titik sampel yang berbeda pada tiap kelompok. Tiap titik memiliki nilai berat bahan organic yang beratnya tidak terlalu jauh berbeda yaitu sekitar 38 40 gr serta untuk berat bahan organic setelah proses pengabuan sekitar 38-39 gr . Pada perhitungan karbon organic total bahan organik yang hilang selama proses pengabuan paling banyak terdapat pada stasiun 9 & 10 yang dilakukan oleh kelompok dua yaitu sekitar 12,95336% dan untuk bahan organic yang hilang selama proses pengabuan yang paling sedikit terdapat pada stasiun 8 yaitu sekitar 1,321366% dikarnakan pemanasan dan jika di alam dikarnakan factor arus yang terjadi di daerah sampling tersebut. 4.2.2 Fosfat Fosfor merupakan bahan makanan utama yang digunakan oleh semua organisme untuk pertumbuhan dan sumber energy . Jika kadar fosfat meningkat maka akan terjadi blooming fitoplankton yang akhirnya akan menyebabkan kematian ikan secara masal .

Pada praktikum geokimia ini juga membahas tentang Fosfat dengan menggunakan larutan Mix Reagen , Blank serta larutan standart yang telah dibuat untuk mengetahui Absorbansinya. Larutan Mix Reagen hanya dapat dipakai dalam sehari tidak bisa digunakan untuk keesokan harinya . Untuk larutan Blank terlihat berwarna bening dikarnakan diasumsikan fosfat sudah terlepas secara alami namun pada larutan standart terlihat berwarna biru muda karena masih adanya kandungan fosfat dalam larutan tersebut .

V. PENUTUP

5.1 Penutup 1. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa kandungan bahan organic tanah yang hilang (Li) pada masing-masing kelompok berbedabeda namun presentase terbesar adalah pada kelompok 7 yaitu sebesar 2.068%, hal ini terjadi karena kesalahan praktikan atau kurangnya keakuratan alat. 2. factor-faktor yang mempengaruhi kandungan bahan organic dalam tanah adalah: kedalaman tanah, tekstur, iklim yang termasuk didalamnya suhu dan curah hujan, dan drainase. 3. Dari hasil analisa kandungan Fosfat, hasil yang diperoleh adalah 54.54 mm, dan di konversikan menjadi ppm sebesar 8288.75. 5.2 Saran 1. praktikum dilaksanakan tepat waktu dan jangan membuang waktu 2. alat-alat praktikum harus bias digunakan semua dan sudah dipersiapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Libes, S.M. 1971. An Introduction to Marine Biogeochemistry. Department of Marine Science. University of South Carolina-Coastal Carolina College Conway. Jhon Wiley & Sons, Inc. Riley, J.P and Chester, 1975. Chemmical Oceanographyestry. Academic Press, London and San Francisco. Riley, J.P and Chester, R. 1971. Introduction to Marine Chemistry. Department of Oceanography the University of Liverpool, England. Academic Press, London and New York. Sanusi, Harpasis. 2006. KIMIA LAUT Proses Fisik Kimia dan Interaksinya dengan Lingkungan. Institut Pertanian Bogor : Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan Wassman, P. 1993. Regulation of Vertical Export of Particulate Organic Matter from the Euphotic Zone by Planktonic Heterothrophs in Eutrophicated Aquatic Environments. Marine Pollution Bulkletin, Volume 26 No. 11, Pergamon Pres Ltd. Anonim, 2013.http://id.wikipedia.org/wiki/Ortofosfat.Diakses pada tanggal 3 juni 2013.jam 11.18 WIB Anonim,2012.http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/kegunaanfosforus-dan-senyawa-fosforus/. Diakses pada tanggal 3 juni 2013.jam 11.50 WIB http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/fosfatalam/nurjaya.pdf http://dykirana.blogspot.com/2012/08/spektrofotometer.html http://landasanteori.blogspot.com/2012/08/pengertian-spektrofotometeranalisis.html) http://library.usu.ac.id/download/fmipa/Biologi-Miswar.pdf

http://rgmaisyah.wordpress.com/2008/11/25/spektrofotometer/ http://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasar-spektrofotometervis-uv-uv-vis

Anda mungkin juga menyukai