Anda di halaman 1dari 36

Khotbah 1

Salam sejahtera dalam kasih Yesus,


Edisi Suara El-Asah bulan ini menyajikan khotbah dan juga
pelajaran-pelajaran dari Alkitab. Kami berharap agar Anda mem-
baca tidak sekedar membaca tetapi cobalah untuk merenungkan
agar Anda bisa menyerap pemahaman yang disajikan sehingga
setiap artikel yang dimuat dalam edisi ini akan semakin mendorong
dan menggugah Anda untuk memiliki kecerdasan dan kedewasaan
rohani.
Kami juga bersyukur kepada Tuhan karena Suara EL-Asah
yang dahulu dicetak secara sederhana untuk jemat lokal sekarang
sudah bisa berbagi untuk Anda yang berada jauh dari kami dan
dalam bentuk yang semakin indah. Kami hanya rindu agar apa
yang bisa kami kerjakan ini senantiasa memberkati kehidupan
rohani Anda.
Doakan kami dan pelayanan kami dan sponsor percetakan
buletin ini agar melalui buletin ini Tuhan senantiasa memberkati.
Selamat membaca. Tuhan memberkati.

SuaraEL-Asah

Diterbitkan oleh:
EL-ASAH MINISTRY
Jl. Candi Gebang 52 Condong Catur
Yogyakarta 55283

Telp./Fax 0274 880 868


Mobile Telp: 0274 7187900
HP: 081328027900

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


2 Khotbah

Khotbah:

Ritual-ritual Doa
Matius 6:5-8

Oleh: DR. S. TANDIASSA, M.A.

Saya sampaikan salam sejahtera kepada saudara sekalian.


Harapan dan doa saya, hari ini bapak, ibu, dan saudara sekalian
berada dalam keadaan diberkati, keadaan sehat, penuh damai,
dan penuh sukacita. Haleluyah....
Saya juga berharap, hari ini bapak dan ibu serta saudara
sekalian datang dalam ibadah ini dengan hati yang siap untuk
mendengar Tuhan berfirman.
Minggu yang lalu saya menyampaikan Firman Allah tentang:
Mitos-mitos Doa. Yang dimaksud dengan mitos-mitos doa adalah
kepercayaan–kepercayaan yang tidak berdasarkan fakta Alkitab
tentang berdoa, tetapi berdasarkan dongeng.
Ada yang memitoskan tempat berdoa. Mereka percaya
bahwa kalau berdoa di bukit doa itu, di gua doa sana, di rumah
doa (gereja) ini, doa-doanya pasti dikabulkan. Ada yang me-
mitoskan hamba Tuhan. Mereka percaya bahwa kalau hamba
Tuhan si ‘Petrus’ yang mendoakan pasti sembuh. Atau kalau
hamba Tuhan si ‘Simon’ yang menumpangkan tangan maka
rumah tangga pasti diberkati. Atau kalau hamba Tuhan si ‘Kefas’
yang mendoakan, usaha pasti berhasil, dst....
Ada pula yang memitoskan cara-cara berdoa. Mereka
percaya kalau berdoa dengan berdiri sambil mengangkat tangan,
atau berlutut, atau menangis, lebih besar kuasanya dari pada
berdoa dengan cara duduk. Ada pula yang percaya bahwa berdoa

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Khotbah 3

dengan bahasa roh lebih besar kuasanya dari pada berdoa dengan
bahasa kita sendiri.
Saya ingin memberitahukan kepada saudara bahwa Alkitab
tidak pernah menghubungkan keberhasilan sebuah doa, atau
kekuatan doa dengan suatu tempat yang disakralkan, atau dengan
cara-cara berdoa. Yang diajarkan Alkitab adalah berdoa dengan
iman kepada Allah dan dalam Nama Yesus.
Hari ini saya mau manyampaikan Firman Tuhan dalam Injil
Matius 6:5-8:
Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik.
Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah
ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.
Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah
pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi.
Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya
kepadamu.
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti
kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa
karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui
apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Dari perikop ini saya akan berbicara tentang: RITUAL-RITUAL
DOA.
Yang saya maksudkan dengan ritual-ritual doa adalah tata
cara, upacara-upacara, atau kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
dalam rangka berdoa. Ritual-ritual itu dianggap, dipercayai
(dimitoskan) menjadi rahasia keberhasilan doa.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


4 Khotbah

Saudara, Firman Tuhan yang kita baca ini adalah bagian


dari perikop pengajaran Yesus tentang berdoa. Dan secara khusus
ayat 5-8 ini berbicara tentang ritual-ritual doa. Yesus menunjukkan
cara-cara, kebiasaan, atau ritual-ritual berdoa yang biasa dilakukan
oleh kebanyakan orang pada waktu itu. Mereka melakukan ritual-
ritual tersebut karena ada kepercayaan (mitos) bahwa kalau mereka
melakukan ritual-ritual seperti itu, doa mereka pasti berhasil, atau
dikabulkan oleh Tuhan. Ada dua ritual (tata cara) berdoa yang
ditunjukkan di dalam ayat-ayat ini:

I. Ritual doa orang munafik (ayat 5).


Dalam pengamatan Yesus ketika itu, Dia menemukan banyak
orang melaksanakan ibadah doa bukan karena mereka mem-
butuhkan pertolongan Tuhan, atau melakukan ibadah doa bukan
mengucap syukur dan menyembah kepada Allah, tetapi untuk
menarik perhatian orang. Dan karena mereka berdoa dengan
tujuan menarik perhatian orang, maka mereka membuat ritual atau
tata cara berdoa yang mempesona. Yesus menyebut mereka sebagai
kelompok doa orang munafik. Bagaimana ritual berdoa orang
munafik? Berdiri di tempat-tempat strategis.
Yesus mengatakan bahwa ritual doa orang-orang munafik
adalah ‘berdiri’ di tempat-tempat strategis di bait Allah, dan di
tikungan-tikungan jalan. Di dalam bahasa
Inggris disebut, they love to stand up and pray,
mereka suka berdiri dan berdoa. Apa yang
ingin dicapai melalui ritual ini? Kata Yesus,
supaya dilihat orang.
Dalam melakukan ritual doa berdiri itu,
tentu disertai dengan berbagai gaya, gerakan,
atraksi, atau demonstrasi dengan maksud
menarik perhatian orang banyak. Di samping
itu mereka juga tentu percaya bahwa ritual-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Khotbah 5

ritual berdoa seperti itu adalah cara untuk membuat doa mereka
berhasil. Tetapi bagaimana tanggapan Yesus terhadap ritual doa
seperti itu? Mereka sudah mendapatkan upahnya, yaitu dilihat orang.
Artinya, bukan Tuhan yang menjawab doa-doa seperti itu, tetapi
manusia. Dan jawaban yang diterima juga bukan berkat tetapi
hanya kepuasan emosinal, yaitu dipuji manusia.
Tuhan bukan hanya tidak menjawab doa-doa seperti itu
tetapi Yesus bahkan melarang keras semua pengikut-Nya me-
lakukan cara-cara berdoa seperti itu. Janganlah kamu berdoa seperti
orang munafik.
Saudara-saudara sekalian!
Ketika orang-orang yang berdoa mengutamakan ritual-ritual,
tata cara berdoa lebih dari pada doa itu sendiri, maka kegiatan
berdoa tidak lagi menjadi pemujaan atau penyembahan kepada
Allah, melainkan hanya menjadi suatu pertunjukan atau show,
menjadi suatu konser, atau pameran, bahkan cenderung menjadi
suatu persaingan.

II. Ritual doa orang yang tidak mengenal Allah – (ayat 7)


Ketika itu Yesus melihat, ternyata masih banyak praktek doa
atau ritual doa yang dilakukan orang-orang beriman yang justru
persis sama dengan ritual doa, tata cara berdoa orang-orang yang
tidak mengenal Allah. Yang dimaksud Yesus dengan orang tidak
mengenal Allah adalah orang yang masih menyembah kepada
dewa-dewa. Seperti apa ritual doa orang yang tidak mengenal
Allah? Mengucapkan kata atau kalimat berulang-ulang.
Yesus mengatakan bahwa berdoa dengan bertele-tele adalah
cara berdoa dari orang yang tidak mengenal Allah. Bertele-tele,
dalam bahasa Inggris di sebut repetitions artinya mengucapkan satu
kata atau satu kalimat dengan cara mengulang-ulang. Mengapa
mereka mengucapkannya secara berulang-ulang? Karena mereka
mempercayai bahwa kata atau kalimat yang diucapkan diulang-
Suara EL-Asah Tahun I No. 3
6 Khotbah

ulang dalam doa itu mengandung kekuatan yang menggerakkan


hati Allah untuk menjawab doa-doa mereka.
Arti lain dari berdoa dengan bertele-tele, dalam bahasa Inggris
disebut; their prayers are long, much speaking. Artinya, doa mereka
panjang, atau berdoa dengan banyak bicara. Mengapa mereka
melakukan ritual doa demikian? Karena mereka menyangka doa
yang panjang dan banyak bicara itu akan dikabulkan.
Saudara-saudara! Yesus mengatakan bahwa berdoa dengan
cara seperti itu, sama dengan ritual doa, tata cara berdoa, atau
kebiasaan berdoa dari orang-orang yang belum mengenal Tuhan.
Dalam ritual atau tata cara berdoa orang kafir atau orang
yang tidak mengenal Allah, ada kata-kata mantra. Mereka percaya
kata-kata mantra itu mangandung kekuatan magis (magic words).
Apabila kata-kata mantra itu diucapkan berulang-ulang, akan
menghasilkan sesuatu.
Lalu apa dasarnya sehingga orang melakukan ritual-ritual
doa seperti itu? Apakah ada jaminan dari Alkitab bahwa berdoa
dengan mengucapkan kata atau kalimat secara berulang-ulang,
atau berdoa panjang dan banyak bicara itu akan dijawab? Yesus
mengatakan: Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata
doanya akan dikabulkan. Artinya, dasarnya hanyalah perasaan,
perkiraan, anggapan, dan bukan Firman Allah.
Yesus melihat ketika itu banyak orang yang berdoa. Mereka
rajin berdoa, sehingga di mana-mana – di bait Allah, di tikungan-
tikungan jalan terlihat orang-orang yang berdoa. Mereka berdoa
dengan penuh semangat sehingga satu kata bisa diucapkan ber-
ulang-ulang, dan karena diucapkan berulang-ulang, doa-doa
menjadi panjang dan lama.
Tetapi sayang – ternyata doa-doa mereka dicela dan tidak
dijawab oleh Tuhan, bahkan Yesus melarang semua pengikut-Nya
mengikuti kegiatan atau cara berdoa seperti itu. Mengapa? Karena

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Khotbah 7

cara-cara berdoa seperti itu adalah cara berdoa orang munafik


dan cara berdoa orang yang tidak mengenal Allah.

III. Ritual-ritual Doa Masa Kini


Saudara-saudara! Di zaman kita sekarang muncul fenomena
semangat berdoa dan menyembah yang belum pernah terjadi
dalam sejarah gereja. Coba saudara perhatikan, di mana-mana
ada aktivitas doa dan penyembahan, ada hiruk pikuk ibadah atau
KKR pujian dan penyembahan.
Lihatlah di sekeliling Anda, muncul kelompok-kelompok
persekutuan doa, ada taman-taman doa, ada gua-gua doa, ada me-
nara-menara doa, ada rumah-rumah doa, ada tim-tim pendoa
syafaat. Betapa mengagumkannya melihat semangat berdoa sekarang
ini......
Coba saudara melihat secara kritis kegiatan-kegiatan doa
sekeling kita sekarang ini. Di sana-sini muncul berbagai macam
ritual ibadah doa, seminar pujian dan penyembahan. Ada konser-
konser doa di lapangan-lapangan terbuka, ada di gedung-gedung
komersial, di rumah-rumah ibadah. Tetapi sayangnya, bahwa
gerakan-gerakan yang terjadi sekarang ini, unsur-unsur ritual –
gaya, model, atraksi, demonstrasi - lebih ditonjolkan dari pada
berdoa itu sendiri. Ritual-ritualnya lebih diutamakan dari pada
sikap hati yang memuja dan menyembah. Sebagian besar dari
kegiatan ibadah doa itu bertujuan untuk memperlihatkan keberada-
an dan keunggulan suatu kelompok, sebagian bertujuan mem-
pengaruhi dan menjala orang Kristen untuk pindah gereja.

A. Ritual Kata-kata
Ada yang mengajarkan ritual berdoa dengan kata-kata ber-
kuasa, atau kata-kata positif. Kata-kata itu harus diucapkan secara
berulang-ulang. Biasanya pemimpin doa mengucapkan kata-kata
yang dianggap kata-kata iman, lalu jemaat disuruh mengulangi

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


8 Khotbah

kata-kata itu, misalanya: saya sudah menang, saya sudah sembuh,


saya orang yang berhasil, dan lain-lain. Kata-kata tersebut harus
diucapkan berulang-ulang sambil menunjuk pada diri kita sendiri.
Saya pernah mendengar suatu kesaksian. Di suatu tempat,
ada ritual doa untuk melunasi hutang. Caranya, semua bon atau
surat hutang harus di bawa ke gereja. Ketika tiba saatnya berdoa,
semua bon atau surat hutang itu diinjak-injak, sambil mengucap-
kan kata-kata yang diucapkan oleh pemimpin doa, yaitu kata-kata:
Yesus besar!.. Yesus lebih besar!.. Hutang saya kecil! Hutang saya sudah
lunas! Hutang saya sudah lunas! Sudah lunas! Haleluya! Puji Tuhan!
Lalu dilanjutkan dengan tepuk tangan, dan teriakan-teriakan:
yes!..yes!..yes!.. sambil mengacung-acungkan tangan ke atas.
Saudara-saudara! Ritual-ritual ini persis seperti yang dikata-
kan oleh Yesus bahwa orang yang berdoa dengan mengulang-ulang
kata, mengulang-ulang kalimat. Tetapi sayang bahwa ritual doa
seperti itua adalah tata cara berdoa orang yang tidak mengenal
Tuhan, atau ritual doa orang yang percaya pada kata-kata man-
tra. Orang-orang kafir percaya kalau kata-kata mantra diucapkan
berulang-ulang akan menghasilkan sesuatu. Sadarkah saudara
bahwa ketika saudara berdoa seperti ini, saudara sebenarnya
sedang mensugesti diri sendiri untuk melupakan sesaat akan
keadaan kita yang sebenarnya?

B. Ritual Doa Mengusir Setan


Ada ritual-ritual doa mengusir setan. Kita sering melihat atau
mendengar tentang kelompok-kelompok doa pengusir setan yang
mendatangi lokasi-lokasi atau tempat-tempat yang dianggap
sebagai markas setan-setan. Entah itu gunung, pantai, sebuah tugu,
sebuah pohon, suatu daerah, hulu sungai, atau muara sungai, dan
sebagainya. Di tempat-tempat itu mereka melakukan ritual meng-
usir setan dengan cara mengelilingi atau menumpangkan tangan
sambil menengking setan dan berteriak pada gunung, tugu, pohon,

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Khotbah 9

batu, sungai, pantai dsb. Mereka juga sering mengelilingi suatu


daerah yang dianggap dikuasai setan, sambil mengucapkan kata-
kata klaim seperti: Kurebut kota (tempat) ini! Hai iblis engkau tidak
berhak menguasai daerah ini! Daerah ini milik Tuhan! Kalimat-kalimat
itu diucapkan berulang-ulang karena mereka yakin dengan cara
demikian mereka akan berhasil.
Saudara-saudara! Jika saudara menganggap bahwa ritual-
ritual berdoa seperti itu akan membuat setan-setan takluk, atau
jika saudara mengira bahwa dengan mengucapkan kalimat-
kalimat positif secara berulang-ulang hati Tuhan akan tergugah
sehingga Ia mencurahkan kuasa-Nya, maka sesungguhnya saudara
belum atau tidak mengenal Allah. Sebab Yesus menegaskan bahwa
berdoa dengan cara seperti itu adalah ritual doa orang yang belum
mengenal Tuhan.
Saudara! Saya ingin Anda kembali pada Alkitab. Di dalam
Alkitab disebutkan bahwa kalau kita mau mengusir setan-setan,
kita harus memakai Nama Yesus bukan dengan ritual-ritual.
Bacalah Markus 16:17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang
yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku.
Alkitab kita mengatakan bahwa Allah turun dan kuasa-Nya
dialami bukan pula karena adanya kata-kata klaim, bukan karena
dipengaruhi oleh ritual-ritual doa – betapapun hebatnya ritual-
ritual itu. Kuasa Allah turun dan mujizat dapat terjadi karena Allah
sendiri yang telah berjanji bahwa Dia akan turun dan hadir di
antara orang-orang berkumpul dalam Nama Yesus. Bacalah Matius
18:20, Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku,
di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.”

C. Ritual roti-anggur dan minyak


Di beberapa tempat ada ibadah-ibadah yang diselenggarakan
dengan memposisikan roti dan anggur sebagai pusat perhatian
dalam ibadah, karena dianggap bahwa roti dan anggur me-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


10 Khotbah

ngandung kuasa Ilahi yang sangat dahsyat dan ajaib, yang dapat
menyembuhkan segala sakit penyakit, dan dapat mengusir setan-
setan. Hal makan roti dan minum anggur dijadikan ritual utama
dalam ibadah untuk penyembuhan dan mengusir setan.
Ada pula ibadah-ibadah yang diselenggarakan dengan acara
menawarkan minyak urapan gratis. Sebelum minyak (bimoli) itu
dibagikan, terlebih dahulu diadakan ritual – mendoakan minyak
itu - dan dianggap bahwa doa sang pemimpin rohani itu telah
mengubah minyak (bimoli) menjadi minyak urapan yang penuh
khasiat dan dapat dipergunakan untuk mengatasi segala persoalan
hidup mulai dari mengusir setan, menyembuhkan orang sakit,
memberkati, menyucikan rumah, dll.
Saudara! Alkitab kita mengata-
kan bahwa hal makan roti dan minum
anggur atau perjamuan kudus di-
lakukan untuk mengingat, menge-
nang akan penderitaan Yesus. Bacalah
Lukas 22:19, Yesus sendiri yang
mengatakan: Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah
ini menjadi peringatan akan Aku.
Saudara! Jika roti dan anggur, atau minyak mengandung kuasa
untuk kesembuhan, untuk mengusir setan, maka darah dan bilur
Yesus menjadi sia-sia. Padahal Firman Allah berkata: oleh bilur-bilur-
Nya kita menjadi sembuh, (1 Petrus 2:24).
Jika benar bahwa Allah meletakkan
kuasa-Nya di dalam roti, anggur, dan
minyak untuk menyembuhkan, dan
mengusir setan, atau untuk mengampuni
dosa, maka pengorbanan nyawa Yesus
di salib pun tak berguna. Padahal Firman
Allah mengatakan: dengan menghapuskan
surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Khotbah 11

hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan


memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah
dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam
kemenangan-Nya atas mereka (Kolose 2:14-15)
Saudara! Jika Allah bermaksud meletakkan kuasa-Nya di dalam
roti dan anggur, atau di dalam minyak, apakah Yesus tidak tahu
sehingga Yesus masih memerintahkan murid-murid-Nya mengguna-
kan Nama-Nya untuk mengusir setan dan menyembuhkan orang
dengan nama-Nya? Bacalah Ayat ini: Yesus berkata: Tanda-tanda ini
akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-
setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang
baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka
minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan
meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan
sembuh.(Markus 16:17-18).

IV. Bahaya Ritual-ritual


Saudara-saudara sekalian! Saya ingin kita sadar, dan mulai
bersikap kritis. Kuasa kegelapan yang merusak dan menghancurkan
kemurnian dan kebenaran iman Anda sekarang tidak hanya datang
dari luar gereja. Kuasa gelap – yang bernama ritual-ritual itu - kini
telah memposisikan diri sebagai ‘allah’ dan ‘tuhan’ di dalam ibadah
dan doa-doa gereja. Saya ingin menunjukkan pada saudara bahaya-
bahaya dari adanya berbagai praktek ritual-ritual masa kini:
1. Ritual-ritual bisa menggeser Nama Yesus. Artinya, ketika ritual-
ritual doa dianggap sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan jawaban atas doa-doa seseorang, maka keper-
cayaan atau iman seseorang tidak lagi kepada Nama Yesus,
tetapi kepada pelaksanaan upacara-upacara, atau ritual-ritual
doa.
2. Ritual-ritual bisa menjadi suatu berhala. Maksudnya, ketika
pelaksanaan ritual-ritual doa diposisikan sebagai jaminan atas
jawaban-jawaban doa seseorang, maka penyembahan dan
Suara EL-Asah Tahun I No. 3
12 Khotbah

pemujaan seseorang tidak lagi tertuju kepada Tuhan tetapi


kepada ritual-ritual atau tata cara berdoa. Ritual menjadi ‘allah’
lain – sesuatu yang sangat dibenci oleh Tuhan – baca Keluaran
20:4-5,
3. Ritual-ritual bisa menyesatkan. Ketika ritual-ritual doa, ritual roti
dan anggur, atau ritual minyak urapan – dianggap mengandung
kuasa untuk menyembuhkan, untuk mengusir setan, untuk
mengadakan mujizat, untuk mengampuni dosa, untuk
menguduskan, atau untuk memberkati, maka orang datang ke
dalam ibadah, ke KKR di lapangan-lapangan, ke seminar, ke
persekutuan doa, untuk mencari roti, anggur, minyak, dan bukan
mencari Yesus. Orang akan menganggap sumber pertolongan
adalah ritual-ritual itu dan bukan Yesus.
Saudara-saudara! Saya akan mengakhiri khotbah ini dengan
mengajak Anda mulai bersikap kritis dan ekstra hati-hati. Jangan
pertaruhkan kemurnian dan kebenaran imanmu hanya karena
tertarik melihat berbagai ritual doa, ritual ibadah, ritual mengusir
setan, dan ritual-ritual lainnya yang bermunculan di sekeliling kita,
Ingat, salah catu cara yang paling efektif digunakan setan meng-
hancurkan hidup nenek moyang kita, Adam dan Hawa, adalah
sesuatu yang memiliki daya tarik, kelihatan penuh hikmat, dan
menjanjikan mujizat – menjadi seperti Allah – baca baik-baik ayat
ini dalam Kejadian 3:6.
Bapak, ibu dan sahabat-sahabat! Apakah saat ini Anda
sedang mengalami masa-masa krisis karena sakit penyakit? Apakah
Anda sedang mengalami situasi hidup yang sangat kritis karena
berbagai beban dan persoalan menindih hidupmu? Apakah Anda
sedang dilanda keputus-asaan karena adanya kegagalan atau
ketidak berdayaan mengatasi masalah hidup?
Di dalam semua keadaan itu, gagasan apa, atau ide apa yang
muncul dalam pikiran Anda? Atau apa yang Anda sedang pikir-
kan?

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Khotbah 13

Apakah Anda sedang berpikir; bagai-


mana cara atau ritual berdoa yang paling
baik agar Tuhan segera turun tangan me-
nyelesaikan masalah hidup saya? Harus-
kah berdoa dengan berdiri dan meng-
angkat tangan, atau duduk dan berlutut
sambil menangis? Haruskah berdoa dalam
bahasa sendiri atau dalam bahasa roh? Haruskah berdoa di tengah
malam atau di siang hari, atau semalam suntuk?
Apakah sedang bertanya pada diri Anda sendiri: Siapa yang
akan mendoakan saya? Pendeta siapa? Hamba Tuhan yang mana?
Penginjil dari mana? Rohaniawan yang seperti apa?
Apakah Anda sedang mencari-cari di mana tempat yang
paling baik untuk berdoa? Di rumah doa atau di gedung gereja
yang mana? Di taman doa yang mana, atau di goa doa yang mana?
Dengan sarana apa Anda harus berdoa? Haruskah dengan roti
dan anggur? Haruskah dengan minyak urapan?
Saudara, dengarkan apa kata Yesus: jika engkau berdoa, masuk-
lah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Bapamu mengetahui apa
yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Bapamu yang
di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
Saya berharap Firman Allah ini membuat kita semakin
mengandalkan Allah yang Mahabesar, Mahakuasa. Allah yang
penuh kemahaan itu tidak bergantung pada siapa pun dan pada
apa pun. Dia adalah Bapa kita yang penuh kasih kasih sayang.

-oo0oo-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


14 Pemahaman Alkitab

Mempersiapkan Diri
Untuk Diberkati
Oleh: DR. S. TANDIASSA, M.A.

T
ujuan dari tema tersebut di atas adalah supaya orang-
orang percaya dapat membenahi kehidupan mereka,
khususnya dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Karena
dengan menyelaraskan kehidupan dengan Allah, atau dengan Firman
Allah, setiap orang percaya akan diberkati oleh Tuhan.
Tema besar dalam pehaman Alkitab ini dibagi menjadi empat
bagian yaitu:
1. Bertobat
2. Penuh dengan Roh Kudus.
3. Beribadah dalam Roh
4. Dipimpin oleh Roh Kudus.
Pada edisi yang lalu telah dimuat seri yang pertama tentang
Bertobat dan pada bagian kedua ini pembahasan mengenai
PENUH DENGAN ROH KUDUS.

Penuh dengan Roh Kudus


Kisah Para Rasul 4:1-12
Pengantar
Hal dipenuhi Roh Kudus merupakan cara Allah berkarya di
dalam hidup orang-orang beriman. Salah satu jenis karya nyata

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Pemahaman Alkitab 15

dari Roh Kudus ketika memenuhi hidup seseorang adalah melaku-


kan pembaharuan hidup secara total.
Perhatikan ayat 8, Petrus penuh dengan Roh Kudus. Selanjutnya
Roh Kudus menghasilkan pola berpikir yang baru (9-12), dan
perilaku atau sikap hidup yang baru pula (18-20).
Dalam pembahasan ini kita akan memperhatikan perbedaan
antara hidup orang yang belum atau tidak penuh dengan Roh
Kudus dan hidup orang yang penuh dengan Roh Kudus.

I. Orang tidak – belum – dipenuhi dengan Roh Kudus.


Alkitab mengungkapkan secara terbuka seperti apa situasi
hidup atau watak – perilaku - orang yang tidak dipenuhi Roh Ku-
dus.
A. Pikirannya dikasai oleh kepentingan atau kebutuhan yang
bersifat materi (Roma 8:5). Artinya
a. Ia melakukan segala sesuatu hanya untuk memenuhi ke-
butuhan materi dan kepuasan manusiawi.
b. Ia hanya memikirkan dan mengejar apa yang mempunyai
nilai materi (dapat dinilai dengan uang).
B. Tidak mau tunduk/taat pada Firman Allah (Roma 8:7).
Mengapa?
a. Karena ia hanya percaya pada pendapat dan perasaannya
sendiri.
b. Karena jiwanya dikuasai roh pemberotakan, perlawanan.
C. Mengejar kepuasan daging/manusia (Galatia 5:19-21). Ciri-
cirinya:
a. Memuaskan hawa nafsu – seks, candu, hobby, dll.
b. Mencari kepuasan melalui okultisme, mistikisme, atau
bentuk-bentuk pemujaan lainnya.
c. Merasa puas bila dapat berkonfrontasi dan mengungguli
orang lain (egoisme)

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


16 Pemahaman Alkitab

Orang yang dikuasai oleh pikiran-pikiran daging akan menang-


gung berbagai macam penderitaan, karena hidupnya tidak ber-
kenan pada Tuhan, atau tidak direstui oleh Tuhan (Roma 8:6-8).

II. Orang yang Penuh dengan Roh Kudus


Perlu ditegaskan lebih dahulu bahwa tujuan utama dari
kepenuhan atau dibaptis dengan Roh Kudus bukan untuk mem-
baharui bahasa atau kata-kata yang digunakan di dalam berdoa,
tetapi untuk membaharui hidup orang beriman secara total.
Bagaimana watak-perilaku hidup orang yang dipenuhi
dengan Roh Kudus?
A. Seluruh aspek kehidupannya diwarnai oleh damai dan sejah-
tera - ‘sebab keinginan Roh adalah damai sejahtera’ (Roma 8:6)
1. Hubungan dengan diri sendiri harmonis – artinya; pikiran
dan hati serta emosi selalu berada dalam keadaan damai
dan sejahtera (Roma 14:17, Filipi 4:7)
2. Hubungannya dengan Bapa di Surga intim dan harmonis
– seperti hubungan antara ayah dan anak (Roma 8:15).
3. Hubungan dan komunikasi dengan sesama harmonis.
Sifat- sifat Roh Kudus akan mewarnai hubungan tersebut
(Galatia 5:22-23).
B. Hidup dalam ketaatan kepada otoritas-otoritas yang ditetap-
kan oleh Alkitab. Roh Allah tidak akan pernah membuat sese-
orang bersikap berlawan dengan Firman Allah.
1. Taat secara total kepada otoritas Firman Allah yang tertulis.
Roh Kudus akan memimpin seseorang untuk menunduk-
kan diri pada otoritas Allah (Roma 8:14).
2. Taat pada otoritas pemimpin-pemimpin rohani serta
menghormati kedudukan mereka (Ibrani 13:17).
3. Taat pada otoritas pemerintah (Roma 13:1-5)
4. Taat tanpa batas: tanpa batas waktu dan tanpa batas nomi-
nal seperti Yesus taat sampai mati, serta menyerahkan
nyawa-Nya (Filipi 2:8).

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Pemahaman Alkitab 17

C. Hidup untuk memuliakan Allah (Yohanes 16:14). Kegiatan


hidup memuliakan Tuhan meliputi:
1. Beribadah atau berbakti di rumah Tuhan (Mazmur 66:2;
134:1-4).
2. Memberikan pengorbanan (Mazmur 50:3; Amsal 3:9).
3. Melakukan perbuatan-perbuatan (Matius 5:16)
4. Seluruh Tubuh digunakan untuk memuliakan Tuhan
(1Korintus 6:20)

Konklusi
Ayat-ayat tersebut di atas memberikan penegasan dan
kesimpulan bahwa orang yang penuh dengan Roh Kudus ditandai
pembaharuan watak atau karakter, pembaharuan perilaku hidup,
dan pembaharuan tujuan-tujuan hidup. Kesimpulan tersebut
sangat relevan dengan pernyataan Yesus bahwa dari buahnyalah
kamu dapat mengenal sebuah pohon baik atau jahat (Matius
7:16,20 – band. Galatia 5:22-23). Selanjutnya Yesus menegaskan
bahwa banyak orang yang merasa sudah penuh dengan Roh Ku-
dus – karena mereka telah melakukan berbagai pelayanan rohani
- tetapi watak, karakter, dan perilaku hidup mereka sangat jahat
(Matius 7:22-23)

Tantangan:
Mungkin Anda sudah ber-
doa dalam bahasa roh. Tetapi per-
tanyaannya adalah: apakah hidup
Anda sudah dipenuhi oleh Roh
Kudus?.

-oo0oo-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


18 Teologia

TEOLOGIA:

SOTERIOLOGI
OLEH:
DR. S. TANDIASSA, M.A.

Bab satu
PENDAHULUAN

P
emahaman teologis akan soteriologi – atau doktrin tentang
keselamatan - merupakan bagian yang paling penting di dalam
kehidupan beriman. Setiap keyakinan religius pasti memiliki
doktrin atau teologia tentang keselamatan. Sebelum seseorang
memutuskan untuk menganut suatu aliran agama atau keper-
cayaan, terlebih dahulu ia harus mempelajari secara mendalam
akan teologia atau doktrin tentang keselamatan yang dianut oleh
agama tersebut. Dari belajar tersebut seseorang akan mendapatkan
pengetahuan tentang apa yang dimaksud dengan keselamatan,
bagaimana mendapatkan keselamatan, dan siapa atau apa yang
dapat menyelamatkan.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Teologia 19

Dengan belajar doktrin atau teologia Keselamatan, kita dapat


membangun sebuah iman yang kuat dan mendasar akan kepastian
dan jaminan keselamatan kita. Artinya, kita menganut suatu
keyakinan bukan karena faktor keturunan, atau faktor pengaruh
lingkungan, tetapi berdasarkan keputusan pribadi yang didasarkan
atas kebenaran yang diperoleh dari proses belajar. Atau dalam
kalimat sederhana, kita harus mengetahui lebih dahulu sebelum
kita mempercayai, dan bukan sebaliknya, kita sudah percaya, dan
sudah menjalankan ritualnya tetapi kita belum memiliki
pengetahuan tentang apa yang kita percayai.
Teologia Kristen tidak mengaitkan secara langsung antara
keselamatan dengan agama. Beragama atau menganut keper-
cayaan sebuah keyakinan bukan suatu jaminan kepastian akan
keselamatan, karena agama bukan jalan untuk memperoleh kese-
lamatan. Maksudnya, ketika seseorang memutuskan untuk
menganut sebuah agama atau suatu aliran keagamaan, hal itu tidak
sama dengan hal menerima keselamatan. Atau dalam pengertian
lain, agama bukan keselamatan, dan beragama bukan selamat.
Agama - dalam perspektif teologia Alkitab - adalah salah
satu hasil karya kreatif dalam kebudayaan manusia untuk
melembagakan kepercayaannya kepada Tuhan. Selanjutnya
agama berkembang sesuai dengan perkembangan dan perubahan
kebudayaan, serta mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Fakta keterkaitan agama dengan kebudayaan manusia
dapat dilihat dari bentuk-bentuk ritual keagamaan yang terus
berkembang dan juga terus berubah dari waktu ke waktu mengikuti
perkembangan dan perubahan kebudayaan manusia.
Penelitian biblikal tentang soteriologi, menunjukkan bahwa hal
keselamatan bukan hal beragama. Sebab keselamatan berkenaan
dengan keprihatinan Allah atas keberdosaan manusia. Allah prihatin
melihat kondisi keberdosaan manusia, lalu Ia berinisiatif memberikan
anugerah keselamatan. Manusia yang menanggapi anugerah Allah

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


20 Teologia

tersebut dengan cara beriman kepada-Nya, akan diselamatkan.


Sedangkan hal beragama berkenaan dengan usaha manusia untuk
mengatur ritual-ritual kepercayaan dan peribadatannya kepada
Tuhan. Dalam pengertian filosofis, keselamatan bersumber dari
keprihatinan Yang Ilahi, sedangkan agama – apapun jenisnya – justru
bersumber dari gagasan manusia. Manusia, dengan segala daya
kreativitasnya, mencoba untuk membangun jalan keselamatan
dengan cara menciptakan agama dan ritual-ritualnya. Dengan kata
lain, agama dengan segala ritualnya, adalah jalan yang dibuat
manusia untuk mendekati Allah.
Allah adalah penyelamat umat manusia. Pernyataan ini
merupakan kebenaran yang paling mendasar di dalam Alkitab.
Alasan mengapa Allah menyelamatkan manusia terdapat di dalam
Diri Allah sendiri. Adalah sifat Allah sendiri yang menuntut-Nya
untuk menyelamatkan manusia. Dengan kata lain, rencana penye-
lamatan manusia berangkat dari dalam Diri Allah sendiri yaitu
dari sifat-Nya yang paling mendasar yaitu kasih atau anugerah.
Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8,16). Ini adalah prinsip di dalam
Diri Allah, dan dalam kaitannya dengan rencana keselamatan,
kasih, atau anugerah adalah kekuatan yang paling dominan.
Karena sifat kasih yang menguasai diri Allah, maka Ia rela menye-
rahkan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan orang
berdosa (Yohanes 3:16). Oleh karena keselamatan adalah inisiatif
dari kasih Allah, maka keselamatan bersifat anugerah, atau
pemberian cuma-cuma dari Allah, dan bukan merupakan hasil
daya upaya manusia membentuk agama dan menjalankan ritual-
ritual keagamaan (Efesus 2:8).
Sementara di pihak manusia sendiri, sudah tidak ada lagi
kemampuan berisiatif baik untuk mencari atau menghampiri
hadirat Allah, maupun untuk memikirkan atau mengerjakan
sesuatu yang baik. Dosa telah menghancurkan seluruh potensi
spiritual serta merusak dan menodai moralitas semua manusia

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Teologia 21

sehingga apapun yang dipikirkan, atau dihasilkan manusia,


semuanya rusak dan juga ternoda oleh dosa (Roma 3:23). Oleh
karena realitas kerusakannya sudah demikian parah, maka Allah
sendiri yang memprakarsai untuk membuka jalan keselamatan
dengan cara mengutus Putra-Nya ke dalam dunia (Yohanes 14:6).
Dalam pengertian lain, Allahlah yang berinisiatif membangun
jembatan kepada diri-Nya sendiri.
Studi Alkitab tentang soteriologi di dalam tulisan ini disajikan
dengan cara:
1. Mengangkat bagian-bagian Alkitab yang berbicara tentang
keselamatan. Bagian-bagian Alkitab tersebut dihubungkan
menjadi satu kesatuan, lalu disusun secara sistematis untuk
membangun sebuah konsep atau doktrin tentang keselamatan.
Dengan cara demikian, doktrin keselamatan yang dihasilkan
benar-benar berdasarkan firman yang tertulis, dan bukan
doktrin atau konsepsi yang subyektif, yang didasarkan hanya
atas asumsi-asumsi individual atau atas keyakinan pribadi.
2. Mengutamakan pernyataan-pernyataan langsung dan
pengertian-pengertian literal dari Alkitab tentang keselamatan.
Dengan cara ini unsur-unsur interpretasi yang sarat dengan
spekulasi dan asumsi-asumsi individualistik dapat dihindari. Perlu
diingat bahwa banyak penyimpangan terjadi tanpa disadari,
karena sebagian orang lebih mempercayai hasil penafsiran
daripada mempercayai sebagaimana yang tertulis di dalam
Alkitab itu sendiri. Harus ditegaskan juga di sini bahwa hasil
penafsiran – siapapun yang menafsirkannya – itu bukan, dan
tidak sama dengan Firman Allah, walaupun hasil penafsiran
tersebut masih menggunakan bahasa-bahasa rohani, atau istilah-
istilah teologis. Umat beriman yang mau belajar secara tulus
tentang doktrin atau teologia keselamatan harus bisa membeda-
kan antara doktrin tentang keselamatan yang merupakan hasil
penelitian langsung dari Alkitab, dengan doktrin keselamatan
yang merupakan hasil penafsiran terhadap Alkitab.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


22 Teologia

3. Mempertahankan istilah-istilah asli (literal) dari Alkitab serta


makna-makna prinsipil dari istilah-istilah tersebut. Metode ini
dimaksudkan untuk menjaga kemurnian doktrin atau pesan
Alkitab tentang keselamatan, untuk melestarikan kebenaran lit-
eral doctrin Alkitab, dan untuk menuntun pembaca kembali
kepada Alkitab. Umat beriman yang jujur harus mampu men-
dengar dan mempercayai pernyataan-pernyataan langsung dan
tertulis di dalam Alkitab, karena Alkitab adalah otoritas tertinggi
yang menentukan kebenaran ataupun kesalahan. Iman dan peng-
harapan akan keselamatan harus diletakkan di atas pernyataan
tertulis di dalam Alkitab, bukan di atas pendapat individual.
Materi soteriologi yang disajikan di dalam tulisan ini adalah
pengertian-pengertian dasar tentang doktrin keselamatan. Akan tetapi
bila materi ini dapat dipahami secara proporsional, maka pembaca
akan dibawa ke pintu gerbang penemuan dan pengetahuan yang
lebih luas dan mendalam tentang teologia soteriologi.
Diharapkan, studi soteriologi dari buku ini akan memberikan
pemahaman yang alkitabiah kepada setiap pembaca, dengan
catatan bahwa pembaca akan bersikap terbuka, jujur, dan konse-
kuen terhadap kebenaran Alkitab dan – tentunya juga - terhadap
diri sendiri. Maksudnya, pembaca harus bisa membuka diri
terhadap pesan atau ajaran yang tertulis di dalam Alkitab, dan
mau mengakui serta menerima secara jujur akan fakta kebenaran
yang tertulis tersebut, tanpa memikirkan bagaimana pendapat
orang lain.
Bab dua
DEFINISI SOTERIOLOGI
Sebagai salah satu ilmu pengetahuan di bidang teologia,
definisi soteriologi harus dilihat dan dipahami dari beberapa aspek,
untuk mendapatkan makna serta maksud yang sesungguhnya.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Teologia 23

Pola ini, disamping untuk mendapatkan makna asli tentang


soteriologi, juga dimaksudkan untuk mencegah atau menghindari
pengertian-pengertian yang tidak alkitabiah. Sebab jika kita
memiliki pengertian yang benar – alkitabiah - tentang konsepsi
soteriologi, kita juga akan memiliki dasar dan praktik iman yang
benar.

Teologis
Soteriologi dalam pengertian teologia
Kristen didefinisikan sebagai doktrin atau
pengetahuan yang sistematis dan menye-
luruh tentang rencana dan penerapan ke-
selamatan yang dilakukan Allah di dalam,
dan melalui Yesus Kristus. Disebut rencana
keselamatan, karena keselamatan sudah
dirancang, bahkan sudah ditetapkan oleh
Allah jauh sebelum Ia menciptakan alam
semesta ini, termasuk sebelum manusia
diciptakan. Rencana dan keputusan Allah untuk mengutus Yesus
sebagai penebus dosa sudah dibuat Allah sebelum dunia dijadikan
(1 Petrus 2:20). Dan disebut penerapan keselamatan karena
rencana dan ketetapan Allah tersebut diterapkan–direalisasikan-
melalui pengorbanan Yesus untuk menebus orang berdosa, dan
melalui panggilan kepada orang-orang yang diselamatkan (1
Petrus 1:18-19).

Etimologis
Bahasa Ibrani menggunakan paling sedikit dua istilah yang
cukup populer di dalam tradisi Yahudi untuk menggambarkan
keselamatan, atau keadaan selamat.
1. Yasha (Ibr.). Secara harafiah kata ini berarti : lebar, luas, leluasa;
atau lawan dari keadaan sempit, atau tertindas. Dalam perspektif
ini, keselamatan diartikan sebagai kelepasan dan kebebasan dari

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


24 Teologia

segala sesuatu yang mengikat, yang menindas, atau yang


membatasi. Tindakan Allah membebaskan Israel, mulai dari
peristiwa eksodus dari Mesir, dan berlanjut di dalam berbagai
peristiwa pembebasan di dalam sejarah Israel, merupakan
rangkaian karya penyelamatan Allah atas umat-Nya.
2. Shalom (Ibr). Kata ini digunakan untuk beberapa maksud
dalam situasi-situasi tertentu dalam tradisi Yahudi, dan
mengandung beberapa makna yaitu:
a. Secara praktis, ucapan shalom dipakai dalam pergaulan
hidup sehari-hari sebagai kata sapaan saat bertemu atau
pun berpisah dengan teman atau dengan orang yang
bukan musuh. Dalam hal ini kata shalom memiliki maksud:
selamat pagi, selamat siang, selamat sore, apa kabar, dst.
Dan saat berpisah ucapan shalom mengandung maksud:
semoga anda selamat, semoga anda sehat, semoga anda
berhasil, dll.
b. Di dalam konteks dunia militer shalom mengandung
makna politis. Ketika peperangan telah selesai, kedua pihak
yang berperang – baik yang kalah maupun yang menang
- menyatakan menghentikan peperangan di antara
mereka. Kedua bangsa yang tadinya hidup dalam per-
musuhan, bahkan terlibat dalam peperangan, kini memulai
suatu hubungan baru, dalam situasi yang baru pula. Di
sini shalom mengandung makna damai.
c. Sementara itu di dalam pengertian religius, shalom
menggambarkan suatu situasi yang ideal, keadaan selamat
dan sentosa, keadaan yang diberkati, dan kelimpahan,
suasana kebahagiaan dan keadaan yang penuh dengan
damai dan sejahtera.
Berangkat dari pengertian kata Yasha dan Shalom tersebut di
atas, serta maksud yang terkandung di dalamnya, dapat simpulkan
bahwa Perjanjian Lama mengartikan dan menggambarkan kese-
lamatan sebagai pembebasan dari segala situasi dan kondisi yang

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Teologia 25

buruk yaitu: penindasan, kesesakan, ketidak-leluasaan, dan pen-


deritaan, untuk masuk, atau berpindah ke dalam situasi hidup yang
ideal yaitu: keadaan yang penuh dengan damai sejahtera, keadaan
sehat, keadaan bebas dan leluasa, keadaan bahagia dan diberkati.
Selanjutnya, dalam perspektif teologis atau religius, kese-
lamatan (Yasha dan Shalom) dipandang sebagai karya agung Al-
lah. Allahlah yang membebaskan dan menyelamatkan umat-Nya
dari berbagai situasi dan kondisi buruk hidup yang buruk seperti:
dari penindasan atau perbudakan Mesir (Keluaran 14:30; Mazmur
106:7-12), dari bahaya-bahaya maut (Mazmur 6:5-6,22:21-22), dari
peperangan (Ulangan 20:4), dari kesalahan dan dosa (Mazmur
59:1-2; 51:14), dari sakit penyakit (Yesaya 38:20-22). Dan selanjut-
nya, Allah membawa umat-Nya dalam keadaan yang ideal, bebas,
sejahtera, dan terberkati.
Perjanjian Baru menggunakan kata ‘soteria’ (Yun) swthria;
untuk keselamatan. Kata soteria mempunyai beberapa arti yaitu:
keselamatan, pembebasan, dan pemeliharaan dari penindasan atau
dari penganiayaan musuh-musuh (Kisah Para Rasul 7:25; 27:34
Lukas 1:71). Sedangakan kata benda soter swthr berarti Juru
Selamat, pembebas, atau pemelihara (Lukas 1:47). Kedua kata
tersebut berasal dari kata kerja sozo swzw , yang secara sederhana
berarti: menyelamatkan, membebaskan, mengamankan, melestari-
kan, dan menyembuhkan.
Makna kata sozo ini sendiri masih dapat diperluas dengan
menggunakan prinsip interpretasi biblikal yaitu:
1. Sozo dapat berarti menyelamatkan dari penderitaan sakit
penyakit, atau memulihkan kesehatan (Matius 9:22; Markus
5:34; 10:52; Lukas 7:50), dalam hal ini termasuk juga
penyembuhan spiritual.
2. Sozo bertarti memelihara atau melindungi dari bahaya-bahaya
kebinasaan atau kehancuran (Matius 8:25; 24:22, Markus
13:20; 15:30).

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


26 Teologia

Secara teknis di dalam Alkitab, kata sozo dipergunakan untuk


dua maksud yaitu:
Pertama, dalam pengertian negatif, sozo berarti menyelamat-
kan dari hukuman-hukuman penghakiman Mesianis (Yoel 3:32),
menyelamatkan atau membebaskan dari kejahatan dan dosa yang
merintangi untuk menerima keselamatan dari Yesus, dan menye-
lamatkan dari hukuman murka Allah pada akhir zaman.
Kedua, dalam pengertian positif, sozo berarti membuat
seseorang mengambil bagian di dalam keselamatan dari Yesus
Kristus.
Secara praktis makna soteria atau keselamatan dalam
Perjanjian Baru dipahami sebagai suatu pengalaman kebebasan
dari keadaan yang buruk dan rendah untuk beralih ke dalam suatu
situasi dan kondisi serta status hidup yang lebih ideal, atau
berpindah dari kegelapan ke dalam kerajaan terang (Kolose 1:13).
Dalam hal ini yang dimaksud dengan keadaan ideal adalah
keadaan terlepas dari dosa untuk menjadi kudus, terlepas dari
maut untuk memperoleh hidup yang kekal, dari hamba dosa
menjadi hamba kebenaran, dan terlepas dari dari status budak
menjadi anak Allah. Selanjutnya, Paulus melukiskan keadaan
sudah terlepas ini sebagai mendapatkan jalan masuk untuk berdiri
di hadapan Allah dalam suasana damai sejahtera dan penuh
dengan pengharapan (Roma 5:1-2).

Kesimpulan
Berangkat dari uraian makna istilah-istilah Alkitab – Per-
janjian Lama dan Perjanjian Baru - tersebut di atas, makna kese-
lamatan dapat disimpulkan dengan melihatnya dari dua sisi
perspektif yaitu:
1. Dari sisi Allah, keselamatan mencakup seluruh karya Allah
dalam membawa manusia (umat-Nya) keluar dari kondisi yang

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Teologia 27

buruk kepada kondisi yang ideal, dari hukuman kepada


pembenaran, dari kematian kepada kehidupan kekal, dari
permusuhan menjadi anak.
2. Dari sisi Manusia, keselamatan adalah semua pengalaman
pembebasan dari dosa dan hukuman, penyembuhan fisik dan
spiritual, pemeliharaan, serta kelimpahan berkat jasmani dan
rohani. Keselamatan adalah keadaan damai sejahtera, dan
keadaan rasa aman yang ditemukan di dalam Kristus.
Semua aspek keselamatan dapat diperoleh dan dinikmati,
baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang, sebagai
anugerah Allah kepada manusia melalui dan di dalam Yesus.

(Bersambung ke edisi mendatang)

-oo0oo-

PENULIS DARI
BUKU-BUKU ALKITAB

1. Musa menulis Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan,


Ulangan.
2. Yosua menulis buku yang memakai namanya.
3. Ayub mungkin menulis kisahnya sendiri.
4. Samuel mungkin menulis Hakim-hakim, Rut, dan 1 Samuel.
5. Daud menulis sebagian besar dari Mazmur (2 Samuel 23:2).
6. Putera-putera dari Korah menulis Mazmur 42,44-49,84-85,87.
7. Asaf menulis Mazmur 50,73-83.
8. Heman menulis Mazmur 88.
(Bersambung ke hal 32)

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


28 Membina keluarga

Oleh: Erin Gieschen

M
ungkin Anda merasa kadang-
kadang tidak dapat “mengatasi”
anak-anak Anda sehingga me-
nitipkan mereka dididik di gereja. Namun,
bagi para gembala kaum muda, peran yang
jauh lebih besar tetap berada di tangan
Anda sebagai orang tua, tidak peduli sesibuk
apapun Anda.
Berikut ini adalah lima dari banyak hal
yang patut Anda perhatikan:

1. Jangan pernah menyerah atau mundur, tetap ikuti


permainan!
Memang sulit menerima kenyataan anak-anak menjadi
“jenius” pada usia 12 tahun dan Anda harus menghadapi
kejeniusan mereka! Kalau dulu anak-anak menganggap orang tua
sebagai pahlawan, kini banyak orang tua seolah-olah datang dari
planet lain dan tidak tahu apa-apa.
Apa yang dulu terasa efektif menghadapi mereka, kini seperti
tak mempan lagi. Andapun tergoda berpaling ke hal-hal yang lebih
mudah, misalnya ke pekerjaan Anda yang lebih dapat dikendalikan.
Atau, Anda akhirnya lebih fokus pada anak Anda yang lebih muda
karena masih sering menghargai Anda. Sedangkan anak Anda

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Membina Keluarga 29

yang remaja, mungkin Anda berusaha menjadi teman baik saja,


supaya paling tidak ia dapat menyukai Anda lagi. Anda harus
berusaha menghindari isu-isu sensitif yang berpotensi menimbulkan
konflik. Namun jangan pernah menyerah. Ikutlah selalu di dalam
permainan mereka.
Bagaimanapun, anak-anak kita tetap tanggung jawab kita,
entah ia berusia 7 atau 17 tahun. Kita cenderung ingin lekas-lekas
melepaskan tanggung jawab apalagi saat menyadari anak usia
remaja lebih membutuhkan banyak waktu dan komitmen. Namun,
sepanjang anak-anak ada di rumah, kita bertanggung jawab
dengan apa yang mereka miliki, alami dan lakukan. Memang betul
anak-anak kita harus bertanggung jawab kepada Allah untuk
setiap tindakannya, namun mereka bukan orang dewasa. Kita pun
memiliki tanggung jawab membawa anak-anak kita ke situasi yang
dikehendaki Allah. Memang sulit kelihatannya, namun yakinlah
Allah akan bekerja melalui Anda ketika Anda berani menghadapi
anak remaja Anda dan mengandalkan kasih serta hikmat-Nya
dalam menghadapi mereka.

2. Konsistensi dan Kejujuran Seringkali Menghasilkan


Mujizat
Sebagai orang tua, kita sering melakukan ini dan itu semata-
mata didasari kekhawatiran. Padahal, kita seharusnya berdoa dan
meminta hikmat Tuhan melalui situasi-situasi yang sulit serta
memohon tuntunan-Nya dalam membimbing anak-anak remaja
kita. Anak-anak remaja sering melihat orang tua mereka tidak
konsisten. Kita sebagai orang tua tidak serius mengakui kekurangan
kita sendiri. Padahal, sikap yang tidak mau mengakui bahwa kita
tidak sempurna, justru mendorong anak-anak remaja kita untuk
lebih lagi menunjukkan kekurangan kita.
Mungkin di saat-saat tertentu Anda merasa sangat lelah,
stres, bersitegang dengan suami atau isteri atau pusing memikirkan
tagihan bulanan. Lalu semua itu meledak terhadap anak remaja
Suara EL-Asah Tahun I No. 3
30 Membina keluarga

Anda dan Anda tidak pernah mau meminta maaf. Kalau begitu,
jangan heran bila Anda melihat mereka melakukan sesuatu yang
tidak dapat Anda terima. Mungkin sikap Anda benar terhadap
uang atau dalam disiplin namun bila mereka terlanjur melihat
kemunafikan Anda, ia bisa saja berkata, “Sekarang kamu meminta
aku melakukan hal yang berbeda daripada kamu sendiri?”
Perlihatkanlah jiwa besar Anda. Tunjukkanlah kerendahan
hati Anda. Katakanlah seperti ini kepada mereka, “Tuhan memang
penuh kasih sayang. Dia tetap sabar kepadaku meskipun aku
mengatakan hal yang menyakiti kamu semalam. Aku minta maaf
ya.” Sikap ini akan memberi Anda kredibilitas luar biasa terhadap
anak-anak Anda.

3. Jangan biarkan diri Anda


didikte budaya remaja kon-
temporer melainkan berikanlah
ruang untuk budaya itu.
Garis pedoman kita harus
tetap firman Allah. Komunikasi-
kanlah prinsip-prinsipnya dengan
penuh kasih dan kesabaran.
Berusahalah memahami mengapa
hal-hal yang tampak aneh bagi Anda merupakan hal yang penting
bagi mereka. Anda tidak dapat menggunakan aturan yang sama
ketika Anda remaja terhadap mereka. Misalnya, mengenai pakaian
mana yang pantas dikenakan. Cobalah menghubungkan tahun-
tahun remaja Anda kepada apa yang sedang dilakukan anak-anak
Anda sekarang.

4. Ajarkanlah anak remaja Anda bahwa persekutuan dengan


saudara-saudara seiman adalah kebutuhannya yang besar.
Anda mungkin takut kalau anak-anak Anda merasa tertekan
bila didorong untuk beribadah. Namun membiarkan anak Anda

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Membina Keluarga 31

memutuskan sendiri apakah mau pergi ke gereja atau bermain


bersama teman sebayanya, adalah seperti membiarkan seorang
anak lima tahun memutuskan apa yang harus ia makan. Mereka
belum cukup dewasa menyadari bahwa pergi ke gereja bersama
keluarga tidak boleh bergantung pada mood melainkan kebutuhan
mereka yang lebih besar.
Orang tua harus terlibat sebelum anak mereka memutuskan
sesuatu. Namun yang terjadi, banyak orang tua membiarkan segala
sesuatu berjalan begitu saja dalam kehidupan anak-anak remaja
mereka dan tidak peduli akan panggilan gereja terhadap mereka.
Sampai suatu saat anak-anak itu dibawa ke gereja setelah meng-
alami suatu masalah. Anak-anak perlu diberitahu bahwa gereja
bukan hanya prioritas para orang tua melainkan juga bagi mereka.

5. Sadarilah hubungan Anda dengan Bapa sangat mem-


pengaruhi hubungan Anda dengan anak-anak Anda.
Allah mulai menyatakan kebenaran ini kepada saya ketika
dalam keadaan marah dan frustrasi saya berdoa, “Tuhan, berapa
kalikah aku harus mengatakan hal ini kepada anakku?” Lalu
Tuhan berkata, “Mari kita bicara tentang kita. Berapa kalikah Aku
harus memberitahu kamu? Berapa kalikah Aku harus memberitahu
kamu dan engkau lebih memilih jalanmu sendiri? Berapa kalikah
aku harus memberitahu kamu untuk memaafkan…?” Renungkan-
lah hal ini, maka Anda akan heran ketika melihat ke dalam diri
Anda sendiri. “Benar juga. Kalau aku saja sudah diberitahu Tuhan
20 tahun lamanya dan seringkali Dia harus kecewa, mengapa aku
harus memaksakan anakku yang baru 13 tahun untuk segera
berubah?” Mari sejenak mengubah peran: Bayangkanlah diri Anda
sendiri sebagai anak di dalam keluarga Allah. Lalu bandingkanlah
anak Anda dengan Anda sendiri dan Anda dengan Allah sebagai
Bapa Anda.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


32 Membina keluarga

Kita semua pasti sudah pernah mendengar Amsal 22:6:


“Didiklah anak-anakmu pada jalan yang patut baginya maka pada
masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari jalannya”
Mendidik anak-anak tidak sekadar berkata kepada mereka apa
yang harus mereka lakukan. Dibutuhkan komitmen untuk mem-
bangun suatu hubungan, suatu persekutuan, lebih daripada
sekadar mengetahui cara menghadapi anak-anak Anda.

-oo0oo-

(Sambungan dari hal 27)

9. Etan menulis Mazmur 89.


10. Hizkia menulis Mazmur 120-123,128-130,132,134-136 (Yesaya
38:20). ll.Salomo menulis Mazmur 72, 127, Amsal 1-29,
Pengkhotbah, Kidung Agung.
12. Agur menulis Amsal 30.
13. Lemuel menulis Amsal 31.
14. Yeremia menulis Yeremia, barangkali Ratapan, dan kemung-
kinan 1 dan 2 Raja-raja.
15. Ezra menulis Ezra dan kemungkinan 1 dan 2 Tawarikh dan 2
Samuel.
16. Mordekhai mungkin menulis buku Ester.
17. Lukas menulis Kisah Para Rasul dan juga Injil Lukas.
18. Yohanes menulis Injil Yohanes, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3
Yohanes, dan Wahyu.
19. Paulus menulis Roma, 1 dan 2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi,
Kolose, 1dan 2 Tesalonika, 1 dan 2 Timotius, titus, dan Filemon.
20. Apollos kemungkinan yang menulis Ibrani.
21. Buku-buku nubuatan Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi
yang namanya tercantum. Surat-surat perjanjian Baru dan
Injil-injil, kecuali yang disebut di atas, juga disebut menurut
nama penulisnya.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Cermin Kehidupan 33

D
ua orang laki-laki mengadakan
perjalanan jauh. Yang satu
adalah orang saleh, tetapi yang
lainnya adalah orang yang tidak percaya
kepada TUHAN Di dalam perjalanan
tersebut, mereka membawa barang-
barang berharga untuk dijual beserta
seekor kuda, seekor ayam jantan, dan
sebuah obor.
Sepanjang perjalanan, kedua or-
ang tersebut berdiskusi tentang TUHAN.
“TUHAN itu sangat baik, DIA selalu
merancangkan yang baik bagi kita,” kata orang yang saleh. “Aku
tidak yakin dengan apa yang engkau katakan, dan kita akan
melihat apakah TUHAN memang baik selama kita melakukan
perjalanan ini,” jawab orang yang tidak percaya TUHAN.
Menjelang sore, tibalah kedua orang tersebut di sebuah desa
dan mereka berharap ada orang yang mau menerima kedatangan
mereka. Kedua orang tersebut sudah hampir mendatangi semua
rumah di desa itu, tetapi tidak seorangpun yang bersedia menerima
mereka. Terpaksa, kedua orang itu pergi ke hutan yang tidak jauh
dari desa itu. “Kau bilang TUHAN itu baik,” kata orang yang tidak
percaya TUHAN. “Ya, pasti menurut TUHAN, bermalam di hutan
ini merupakan yang terbaik bagi kita.” Setelah menambatkan kuda,
mereka pun memasang tenda.

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


34 Cermin Kehidupan

Tidak lama berselang, terdengarlah suara binatang buas di


tempat dimana mereka menambatkan kuda, dan ternyata seekor singa
menerkam kuda mereka. Kedua orang itu pun cepat-cepat
menyelamatkan diri dengan memanjat pohon besar di sekitar mereka.
“Masih beranikah kau mengatakan bahwa TUHAN itu baik?” kata
orang yang tidak percaya TUHAN. “Tahukah kau, kalau singa itu
tidak menerkam kuda, maka ia pasti menerkam kita. TUHAN
memang baik.”
Mereka masih berada di atas pohon ketika hembusan angin
yang cukup kencang memadamkan obor mereka. Sedangkan obor
itu merupakan satu-satunya penghangat yang mereka miliki di
tengah cuaca yang begitu dingin. “Kelihatannya kebaikan TUHAN
begitu nyata sepanjang malam ini” kata orang yang tidak percaya
TUHAN dengan nada sinis.
Keesokan harinya, kedua orang itu kembali masuk desa untuk
mencari makanan. Melihat keadaan desa yang porak poranda,
mengertilah mereka bahwa tadi malam desa tersebut telah dijarah
oleh sekelompok perampok. “Telah terbukti bahwa TUHAN memang
baik. Jika saja tadi malam kita menginap di desa ini, maka barang-
barang kita yang berharga pasti ikut dirampok dan kalau saja angin
tidak memadamkan obor kita. Maka perampok-perampok itu pasti
bisa melihat barang-barang kita dengan jelas karena kita memasang
tenda tidak jauh dari jalan menuju desa ini.”
Orang yang percaya TUHAN akan belajar melihat kebaikan
TUHAN melalui kejadian-kejadian yang TUHAN izinkan terjadi.
Jangan pernah menilai TUHAN hanya melalui sepotong kejadian,
tetapi percayalah bahwa DIA selalu bekerja untuk kebaikan kita
melalui banyak perkara.
Keindahan karya seseorang akan kelihatan setelah karya itu
selesai.
-oo0oo-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


Kesaksian 35

TUGAS YANG
GAGAL

R
obert Thomas, misionari Protestan pertama ke Korea Utara,
dibunuh tanpa memperoleh kesempatan memuridkan
seorangpun. Banyak yang merasa hidupnya sia-sia.
Robert Thomas telah menghabiskan bertahun-tahun
hidupnya untuk menyiapkan dirinya untuk misi ini. Tahun 1865,
dia tiba di pantai korea pertama kalinya untuk mempelajari semua
yang dapat ia pelajari mengenai orang-orang dan bahasa mereka
tetapi Robert menghadapi betapa kurangnya bahan untuk bahasa
Korea. Hal ini membuat Robert membagikan traktat Perjanjian Baru
dalam bahasa China. Kemudian dia dengan segera harus pulang
ke China, dimana istrinya meninggal satu tahun kemudian.
Tahun 1866, Robert Thomas diperlengkapi dengan 500
Alkitab bahasa China, melakukan perjalanannyua menuju ke
Pyongyang, ibukota Korea Utara sekarang. Dia berlayar dengan
kapal perang Angkatan Laut Amerika, yang bernama Jenderal
Sherman. Bulan Agustus itu, kapal berlayar menuju Sungai
Taedong,. Robert melemparkan traktat-traktat Injil ke tepian sungai
saat kapal tersebut lewat. Ketika kapal terhenti akibat gundukan
pasir sungai, tentara-tentara Korea di tepi sungai percaya bahwa
orang-orang asing itu mempunyai niat yang jahat, dan mereka
membakar kapal yang terjebak di tepi sungai tersebut. Mencium
bau kematian sudah mendekat, Robert Thomas mengangkat salah
satu Alkitabnya dan berkata dalam bahasa Korea, “Yesus, Yesus!”

Suara EL-Asah Tahun I No. 3


36 Kesaksian

Para penyerangnya memotong kepalanya dan membuangnya ke


dalam sungai.
Tahun 1891, sebuah penjelajahan di Korea Utara menemu-
kan kesimpulan yang disebut tugas yang “gagal”. Seorang
pengunjung melihat beberapa kertas dinding yang menarik yang
tertempel di dinding di suatu wisma yaitu halaman-halaman dari
sebuah Alkitab merah berbahasa China. Wisma ini dinamai PARK,
sesuai dnegan nama pemiliknya. Dulu dia adalah prajurit yang
mengankhiri nyawa Robert Thomas. Merasa bahwa Robert Tho-
mas itu adalah seorang yang baik, dia mengambil Alkitab tersebut,
membacanya, dan akhirnya memberikan hidupnya kepada Kristus.
Park berkeinginan untuk mengawetkan tulisan-tulisan Alkitab itu,
maka dia melekatkan halaman, demi halaman Alkitab tersebut ke
sebuah diding sebuah kamar. Park berkata, “Banyak orang telah
datang dari pelbagai penjuru Korea untuk membaca dinding saya.”
Hari-hari ini, hampir
100 keluarga Korea Utara
dengan rahasia menyembah
Kritus di dekat suatu daerah
dimana Robert Thomas,
misionari pertama ke Korea
Utara, mati sebagai Martir.
Melalui contoh Robert Tho-
mas, Allah menyingkapkan
kreativitas-Nya dalam membagikan Injil. Kakinya akan melangkah
dimana kaki kita tidak dapat melakukannya, Firman-Nya akan
dituliskan di atas dinding-dinding yang tersembunyi.

(Sumber: Batu-batu Tersembunyi dalam Fondasi Kita)

-oo0oo-

Suara EL-Asah Tahun I No. 3

Anda mungkin juga menyukai