Vol 2-No 8
Vol 2-No 8
PIMPINAN:
Pdt. Dr. S. Tandiassa, M.A.
REDAKSI:
Sianny Irawati, S.Pd.,M.A.
PENERBIT: Salam dalam kasih Yesus,
EL-Asah MINISTRY
Edisi SUARA EL-Asah nomor ini
PERCETAKAN:
merupakan edisi pertama di th 2008.
Semesta Kreatif Printama
Kami merencanakan bahwa edisi ini
DISTRIBUSI: terbit sekitar Paskah tetapi rencana ini
M. KABANGA-08124159088-MAKALE agak tertunda namun Anda masih bisa
PDT. P. LIMUS-08525592319-LUWU menikmati renungan Paskah.
TIMUR-SULSEL
PDT. PAMILANGAN-081342281432-MAMASA- Kami sering kali menerima sms/telpon
SULBAR
PDT. S. GERADUS-081367634067-BENGKULU
yang meminta edisi-edisi SUARA EL-
PDT. Y. TANDIASSA-081355384317-LUWU Asah sebelumnya. Dengan penuh pe-
UTARA-SULSEL
PDT. F. BATAN-081342760741-RANTEPAO-
nyesalan, kami selalu menjawab bahwa
SULSEL kami sudah tidak memiliki SUARA
PDT. S.PALESE-081349030409- EL-Asah nomor-nomor lama kecuali
PANGKALANBUN-KALTENG
PDT. D.A. UNJUNG-081521629540- untuk arsip kami saja. Tetapi sekarang
PULANGPISAU-KALTENG Anda bisa mendapatkan artikel-artikel
YOHAN BAKA-081354865538-PALOPO
S. PATABANG-085299482278-MAKASSAR
dan juga khotbah yang pernah dimuat
LINA PAOTONAN-085242442249-MAKASSAR dalam SUARA EL-Asah melalui web-
A. SALU-081343650565-LUWU UTARA
Dr. S. HUTABARAT 08117302871-BENGKULU
site kami yang bisa Anda akses melalui
UTARA internet.
GPdI MATARAM- LOMBOK
GPdI EL-Asah - JOGJAKARTA Kami menyadari bahwa SUARA EL-
Asah masih terbatas jangkauannya se-
ALAMAT REDAKSI: hingga kami berharap melalui website,
EL-ASAH MINISTRY akan semakin banyak orang yang bisa
JL. CANDI GEBANG 52 menikmati pelayanan dari EL-Asah
CONDONG CATUR Ministry untuk mencerdaskan, mende-
JOGJAKARTA 55283 wasakan dan mencerahkan wawaswan
TEL/FAX 0274 880868 dan pelayanan Anda. Dukung dan
E-MAIL: stanssa@yahoo.com doakan kami.
WEBSITE: Akhirnya, selamat menikmati edisi ini.
www.el-asah.com Tuhan memberkati.
Renungan Paskah:
DARAH YESUS
S
alam sejahtera bagi Anda sekalian dan selamat berjumpa kem-
bali melalui mimbar EL-Asah ini. Apa kabar? Dan bagaimana
keadaan Anda sekeluarga selama memasuki tahun 2008 ini?
Saya berharap dan selalu berdoa semoga Tuhan melimpahkan ber-
kat kesehatan, berkat damai sejahtera, dan berkat rejeki bagi Anda
sekalian. Haleluyah !
Waktu begitu cepat berlalu. Suasana perayaan-perayaan Natal
masih terasa hangat, alunan lagu-lagu Natal masih terngiang-ngiang
di telingan kita, dan khotbah-khotbah Natal juga masih segar dalam
kenangan kita. Sebagian anak- anak Tuhan, dan mungkin termasuk
beberapa orang di antara kita, yang belum sempat melepaskan
hiasan-hiasan natal yang dipajang di rumah-rumah kita. Natal
terasa seolah-olah baru kemarin.
Tanpa terasa, kini kita menyambut lagi suatu momen yang
sangat penting dalam sejarah kekristenan, bahkan dalam sejarah
Suara EL-Asah Tahun II No. 8
Mimbar El-Asah
III. MEMPROTEKSI
Haleluya! Darah Yesus sungguh-sunguh ajaib! O haleluyah!
Darah Yesus mengandung kekuatan dan kuasa yang dahsyat.
Saudara-saudara sekalian! Darah Yesus tidak hanya mampu me-
ningkatkan kualitas hidup kita, juga tidak hanya sebatas memberi
daya tahan, tetapi lebih dari pada itu, darah Yesus juga mampu
memproteksi atau melindungi seluruh aspek dalam hidup kita.
Coba kita kembali melihat pembacaan kita tadi, yaitu ayat 14.
Disebutkan bahwa kumpulan orang banyak yang berjubah putih
itu keluar dari kesusahan besar. Ungkapan keluar dari kesusahan
besar menunjukkan bahwa kumpulan jemaat itu telah melewati
hari-hari yang dibayang-bayangi maut. Bahaya-bahaya maut itu
berupa: peperangan yang sangat sadis, kelaparan, bencana-bencana
alam, dan berbagai macam bala sampar (penyakit menular) yang
mematikan – silahkan Anda baca dan renungkan Wahyu 6:1-11.
TEOLOGIA:
SOTERIOLOGI OLEH:
DR. S. TANDIASSA, M.A.
Bab VI
PROSES PENYELAMATAN
P
ada edisi yang no 7, telah dijelaskan proses penyelamatan dari sisi
Allah. Ada tiga hal yang telah Allah lakukan yaitu: memilih,
menentukan, dan mengadopsi. Pada edisi ini akan dijelaskan
proses penyelamatan dari sisi manusia:
16
David Hocking, 8
17
ibid
Pemimpin Kristen
YESUS
Para penulis Perjanjian Baru menyebut Yesus sebagai seorang
pemimpin. Matius menyebut-Nya sebagai Pemimpin yang akan
menggembalakan umat Allah (Matius 2:6), sementara Petrus
menyebut-Nya sebagai pemimpin kepada hidup atau pemimpin
dan Juruselamat (Kisah Para Rasul 3:15; 5:31). Dalam pengertian
Bob Briner, Metode Manajemen Yesus (Jakarta: Professional Books, 1977), 13.
1
G. O. Mensah, 9.
2
3
Lukas 22:26.
4
Yohanes 11:14-15
5
G. O. Mensah, 10.
6
Laurie Beth Jones, Yesus Chief Executive Officer (Jakarta: Mitra Utama, 1997), 140.
7
Laurie Beth Jones, 145.
kepadamu adalah roh dan hidup. Tetapi di antaramu ada yang tidak
percaya.” Sebab Yesus tahu dari semula, siapa yang tidak percaya
dan siapa yang akan menyerahkan Dia. Lalu Ia berkata: “Sebab itu
telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorang pun dapat datang
kepada-Ku, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.”Mulai
dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak
lagi mengikut Dia. 9
Tanpa mengurangi pengakuan akan peran otoritas Ilahi yang
melekat pada diri Yesus, kita juga harus jujur mengakui bahwa pola
atau sistem pelatihan yang diterapkan Yesus, yaitu memberi teladan,
dan bukan hanya memberi konsep atau teori, juga merupakan
salah satu kunci keberhasilan-Nya dalam mempersiapkan dan
memperlengkapi para penerus pelayanan-Nya di bumi ini. Bill
Perkins mengakui prinsip ini dengan mengatakan:
Bagaimana seorang pribadi bisa sedemikian mempengaruhi dunia?
Ia melakukan-Nya dengan melatih secara langsung setiap orang
dan menggunakan teknik-teknik yang bisa kita pelajari, latih, dan
pada akhirnya kita kuasai. Starategi-Nya bukanlah merupakan hasil
dari keberuntungan lempar dadu tetapi dari sebuah rencana yang
dipikirkan dengan baik oleh seorang manusia yang memiliki karakter
kuat dan keterampilan kepemimpinan yang terasah dengan baik. 10
Sesungguhnya Yesus adalah Tuhan, yang oleh sifat
kemahakuasaan-Nya, Ia dapat mengangkat siapa saja yang Dia
kehendaki untuk menjadi pemimpin, lalu memperlengkapi
secara langsung dengan kemampuan-kemampuan Ilahi tanpa
harus bersusah payah melatih mereka terlebih dahulu. Namun
kenyataannya Yesus justru menekankan pentingnya suatu
proses pembelajaran atau pelatihan bagi murid-muri-Nya. Yesus
menggunakan waktu tiga setengah tahun untuk mengajar dan
9 Yohanes 6:10-66
10 Bill Perkins, 11.
12
I Timotius 3:5-7
13
I Timotius 3:8-10.
pemuda dari para anggota gereja, dan ajaklah dia terjun ke dalam
kehidupan dan pelayanan Saudara. Binalah dia dengan cara
pemuridan. Jika ia sudah mahir, ia pun akan dapat membina orang
lain. 14
Selanjutnya, Warren W. Wiersbe dan Howard, F. Sugden
menjelaskan bahwa mewartakan firman Allah dengan setia
adalah salah satu cara untuk memperlengkapi pemimpin jemaat.
Pada waktu menjawab sebuah pertanyaan tentang bagaimana
menemukan dan menatar calon-calon pemimpin gereja, Warren W.
Wiersbe dan Howard F. Sugden menjawab demikian:
Mula-mula sampaikanlah firman Allah dengan setia. Firman Allah
itulah yang memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan (Efesus 4:11-12), sehingga mereka “diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17). Firman Allah
yang disampaikan dengan setia itupun akan menyisihkan anggota-
anggota gereja yang tidak bersungguh-sungguh, yang hanya mau
bermalas-malasan saja. 15
Rasul Paulus juga mempersiapkan dan melengkapi para calon
pemimpin jemaat dengan cara memberi keteladan dari hidupnya
sendiri sebagai pemimpin. Ia menasehati mereka supaya belajar
dan mengikuti jejak dan cara hidupnya. David Hocking merujuk
secara khusus pada nasehat kepada pemimpin-pemimpin jemaat
di Efesus sebagai salah satu contoh teladan kepemimpinan Rasul
Paulus. Dijelaskan demikian:
Sebuah contoh klasik nasihat Paulus kepada para pemimpin dapat
ditemukan di dalam Kisah Pada Rasul 20. Ia memanggil para
penatua gereja di Efesus untuk bertemu dengan dia di sebuah
tempat di Miletus. Dalam pembicaraan yang menarik itu, ia selalu
14
Warren W. Wiersbe & Howard F. Sugden, Memimpin Gereja Secara Mantap (Bandung:
Lembaga Literatur Baptis, 2003), 61.
15
Warren W. Wiersbe & Howard F. Sugden, 60.
18
Gottfried Osei-Mensah, 78
KESIMPULAN
Berangkat dari penjelasan-penjelasan di atas, baik yang
berdasarkan Alkitab maupun yang berupa kajian-kajian ilmiah, kita
menemukan fakta-fakta yang berbentuk konsep yang menunjukkan
adanya hubungan yang sangat erat antara keberhasilan dalam
kepemimpinan dengan proses pelatihan atau pendidikan. Dan
idealnya konsep tersebut menjadi suatu prinsip yang diberlakukan
di dalam semua bidang kepemimpinan, baik kepemimpinan
spiritual, maupun dalam kepemimpinan sekuler. Atau dengan
pengertian lain, pernyataan dan prinsip bahwa pelatihan,
pendidikan, persiapan, dan pembekalan diri adalah unsur yang
sangat menentukan keberhasilan bagi seorang pemimpin, tidak
hanya bersifat asumsi, juga tidak sekedar hipotesa ilmiah, tetapi
sudah merupakan pengalaman empiris dan fakta historis sepanjang
sejarah kepemimpinan
Seseorang atau beberapa orang mungkin saja bisa atau
berhasil meraih posisi kepemimpinan dalam sebuah organisasi
tanpa melalui proses persiapan atau pembekalan diri, dan memang
ada banyak pemimpin yang demikian. Akan tetapi ada banyak
fakta yang menunjukkan bahwa seseorang yang menjadi pemimpin
tanpa didukung oleh pengetahuan tentang leadership dan
manejemen, biasanya – dan pada umumnya demikian – cenderung
bersifat otoriter, diktator, memaksakan kehendak, dan sulit untuk
menerima pendapat orang lain. Dan karena kurang atau tidak
memiliki pengetahuan ideal tentang teknik-teknik memimpin dan
metode-metode solusi dalam masalah-masalah yang muncul, maka
MENJENGUK SESEORANG
DI RUMAH SAKIT
A
nda berencana menjenguk
seorang teman di rumah sakit.
Sesudah terjebak ke
macetan, membeli rangkaian bunga,
dan bergegas menuju elevator, akhir
nya Anda menemukan ruangan teman
Anda itu…’ namun ternyata si pasien
sudah tidak ada lagi di situ. Apa yang
akan Anda lakukan? Bob Treichler,
yang telah 22 tahun menjabat sebagai
Direktur Unit Sosial Klinik di Rumah
Sakit Rhode Island, memberikan beberapa tips sederhana namun
berguna untuk kita perhatikan. Pertama-tama. Teleponlah orang
yang akan dijenguk atau pihak rumah sakit. Mungkin hal ini biasa
kita lakukan bila kita hendak berkunjung ke rumah seseorang, na-
mun seringkali kita abaikan bila kita ingin menjenguk seseorang di
rumah sakit
Bila Anda menelepon, selain memberikan kepastian kepada
Anda, juga hal itu akan memberikan “kekuatan baru” kepada si
pasien, yang mungkin merasa terlalu lemah atau lelah di hari
itu. Atau mungkin mereka tidak tahu berapa lama mereka harus
dirawat di rumah sakit, maka Anda pun tidak akan melewati
waktu dengan sia-sia. Hal lain mengapa penting bagi Anda untuk
menelepon terlebih dahulu, adalah untuk menyiapkan si pasien
D
i dalam bukunya, ‘Turning Hearts Toward Home’ sebuah
biografi tentang kehidupan dan pelayanan Dr. James
Dobson, Rolf Zettersten menuliskan perjumpaannya
dengan Dr. Dobson di kantornya pada 1989. Dia menemukan Dr.
Dobson sedang terduduk dengan mata merah dan pipi yang basah
dengan air mata. Sehari sebelumnya, Dr. Dobson baru saja melepas
putra bungsunya, Ryan, untuk kuliah di negara bagian lain sehingga
kepergian anaknya ini mengawali fase ‘sarang yang kosong’ dalam
keluarga Dr. Dobson. Di dalam surat yang ditulisnya sendiri untuk
melukiskan perasaan kehilangannya itu, Dr. Dobson menggambar-
kan rumahnya setelah ditinggal oleh putra-putrinya sepeti sebuah
biara yang sepi dan sepeti sebuah kuburan. Dr. Dobson menggam-
barkan masa ‘sarang yang kosong’ itu sebagai waktu di mana ban
sepeda anaknya akan kempes dan dibiarkan demikian saja, skate-
board menjadi bengkok dan tergeletak begitu saja di garasi, serta
ayunan yang kosong dihembus angin, dan ranjang yang kosong
karena ditinggal penghuninya.
Sarang yang kosong merupakan istilah yang melukiskan
periode di mana orangtua akan tinggal sendiri lagi tanpa anak
yang telah akil balig. Ibarat induk burung yang membesarkan
anaknya dalam sarang, pada suatu ketika ia harus membiarkan
anaknya terbang meninggalkan sarang untuk selamanya. Saya
belum memasuki fase itu dan tidak bisa berkata banyak tentang
masa yang belum saya lalui. Namun, dalam kurun 3 tahun, jika
Tuhan kehendaki, saya dan istri saya akan mulai harus melepas
anak pertama kami. Kadang, meski belum mengalaminya secara
langsung, pemikiran bahwa saya akan berpisah dengan anak-anak
sudah cukup meresahkan dan membawa kesedihan yang dalam.
Seperti keluarga lainnya, setiap hari kami melakukan hal-
hal yang rutin: bangun tidur, menyediakan air untuk anak mandi,
istri saya menyiapkan sarapan untuk kami semua, anak-anak pergi
ke sekolah dan akhirnya pulang dari sekolah, menonton kartun,
belajar, latihan piano, menonton televisi lagi, saat teduh, dan tidur.
Namun dalam kerutinan itulah terletak ikatan batiniah dan tradisi
kebersamaan dalam keluarga.
Gordon Allport mengemukakan bahwa diri manusia
terbangun dari kepingan-kepingan psikofisik yang disatukan oleh
tujuan atau arah hidup. Psikofisik menandakan bahwa pribadi
manusia merupakan kombinasi dari pengalaman atau bentukan
yang bersifat psikologis dan bawaan yang berkodrat biologis.
Semua itu bercampur menjadi diri dan diri itu menjadi utuh oleh
karena adanya tujuan hidup yang mengarah ke masa depan.
Kehadiran anak dan pengalaman hidup bersamanya hari
lepas hari sudah tentu merupakan kontribusi terhadap diri kita dan
membentuk diri kita. Keberadaan anak juga merupakan bagian
dari arah hidup yang membuat kita melangkah ke depan dalam
kepastian. Kepergian anak menuntut kita untuk menciptakan arah
hidup yang baru. Anak-anak yang telah menjadi bagian diri kita
sekarang akan memiliki arah hidup mereka sendiri setelah mereka
terbang meninggalkan sarangnya dan sesuatu pada diri kita akan
turut terbang pula bersamanya. Ikatan itu akan lepas, segalanya
yang begitu dikenal dan terbiasa akan berubah menjadi asing.