Bahkan dalam firmanNya, Allah SWT tidak akan memberi jaminan kepada orang yang menjadikan hawa
Hadits yang menunjukkan betapa penting akhlak karimah bagi seorang mukmin, bahkan Nabi saw menjadikan akhlak karimah sebagai neraca (ukuran) bagi kesempurnaan iman seorang muslim. Maasyiral Muslimin, Sidang Jumat Rahimakumullah Maasyiral Muslimin, Sidang Jumat Rahimakumullah
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya ?. (AlFurqan : 43)
Menjadi Muslim yang holistic (kaffah) adalah impian dan cita cita mulia setiap orang Muslim. Muslim yang sempurna, salah satunya dapat dilihat dari keindahan akhlak karimah si pemeluknya. Seorang Muslim harus bisa meng-integrasikan antara urusan yang bersifat Ilahiah (Hablun minAllah) dan juga urusan yang bersifat insaniyah (Hablun min an-naas). Hal ini di gambarkan oleh Rasulullah saw dalam sabdanya :
Dalam sebuah sabdanya, Rasulullah saw memberikan statement yang cukup tegas bagi orang mukmin yang tunduk terhadap hawa nafsunya : Dalam Syarah al-Arbain disebutkan, bahwa hawa nafsu itu dibagi menjadi dua macam. Ada hawa nafsu yang mengantarkan kepada kebaikan, sehingga pemiliknya menjadi seorang yang memiliki jiwa sabiqun bi alDari Muhammad bin sirin dari Uqbah bin Aus dari Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah saw bersabda : Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga hawa nafsunya tunduk kepada apa khairat yaitu orang yang senantiasa haus untuk berbuat kebaikan. Ada juga hawa nafsu yang mengantarkan pada keburukan, sehingga pemiliknya menjadi seorang yang memiliki jiwa Maasyiral Muslimin, Sidang Jumat Rahimakumullah
takabburun li an-nafsi, yaitu orang yang merasa sombong, merasa menjadi orang yang paling benar dan di atas segala galanya, sehingga ia lupa kepada dirinya dan Dzat yang menciptakannya. Maasyiral Muslimin, Sidang Jumat Rahimakumullah Dari kedua hawa nafsu tadi, ada tiga posisi (letak) hawa nafsu itu berada. Bahwa ketiga posisi ini tentu harus diwaspadai dan dikelola dengan sebaik mungkin. Diantaranya adalah : Pertama, hawa nafsu yang terletak di atas perut. Yaitu otak. Otak adalah organ penting bagi manusia. Karena otaklah, eksistensi seorang manusia di akui. Dengan otak, manusia bisa berpikir dan mencerna segala hal, dan dengan kemauan otak pula manusia bisa menggerakkan anggota badan yang lain. Sebagaimana firman Allah swt
yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Al-Qashash : 60)
Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan kepada manusia baik laki laki maupun perempuan untuk senantiasa menjaga pandangan dan menutup aurat :
Kedua, Hawa nafsu yang terletak tepat di perut. Hawa nafsu ini mengantarkan si empunya pada sifat sifat kufur nikmat dan selalu merasa kurang. Sebagaimana firman Allah SWT tidak menyukai orang yang boros dan berlebih lebihan: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang orang yang berlebih lebihan. (Al Araf : 31) Dari ketiga hawa nafsu di atas, kita sebagai seorang muslim harus bisa menentukan sikap dan bisa mengelola hawa nafsu yang berada dalam diri kita ini Ketiga, hawa nafsu yang terletak di bawah perut. Hawa nafsu ini disebut juga nafsu seksual. Nafsu ini adalah dengan sebijak mungkin. Karena hidup yang berkualitas ditentukan seberapa besar kita dapat mengelola hawa nafsu kita dan seberapa besar akhlak karimah yang kita miliki. sebagian dari tanda tanda kekuasaan Allah, mudah mudahan mereka selalu ingat. (Al Araf :26)
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan perhiasannya ; sedang apa
KHUTBAH II
Akhirnya marilah kita berdoa dengan khusyuk kepada Allah SWT, dan berharap agar doa kita dikabulkan.