Anda di halaman 1dari 64

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.

1 Konsep pneumonia

2.1.1 Pengertian pneumonia Pneumonia adalah proses inflamatori parenkim paru yang umumnya disebabkan oleh agen infeksius (Brunner dan Suddarth, 2002). Pneumonia adalah proses inflamasi parenkim paru yang terdapat konsolidasi dan terjadi pengisian rongga alveoli oleh eksudat yang dapat disebabkan oleh bakteri, jamur dan benda benda asing (!utta"in #rif,200$). Pneumonia adalah merupakan peradangan pada paru dan aveoli, yang biasanya disebabkan oleh mikroorganime (P.%. &elsby, 20'0) Peradangan parenkim paru yang disebabkan oleh berma(am ekologi seperti bakteri, virus, mikroplasma, jamur atau bahan kimia atau benda asing yang beraspirasi dengan akibat timbulnya ketidak seimbangan ventilasi dengan perfusi ()andra Setia*ati, !amuri. !.S, +etno asih S, 200,). Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai sesak napas sesak yang ditandai dengan dinding dada ba*ah tertarik ke dalam atau napas (epat (-0 .0 kali atau lebih tiap menit) (!isnadiarly, 200$). Pneumonia merupakan inflamasi akut pada parenkim paru

(bronkiolus, duktus dan kantung alveolus, dan alveoli) yang mengganggu pertukaran udara. (!us(ari, 200.)

2.1.2 Anatomi fisiologi pernapasan #natomi saluran pernapasan terdiri atas saluran pernapasan bagian atas (rongga hidung, sinus paranasal, dan faring), saluran pernapasan bagian ba*ah (laring, tra(hea, bron(hus, dan alveoli), sirkulasi pulmonal (ventrikel kanan, arteri pulmonary, arteriol pulmonary, kapiler pulmonary, venula pulmonary, vena pulmonary, dan atrium kiri), paru (paru kanan / lobus dan paru kiri 2 lobus), rongga pleura, dan otot otot pernapasan. (!utta"in, 200$). 2.1.3 1. Saluran Pernapasan Bagian Atas Rongga Hi ung 0idung terdiri atas nostril yang merupakan pintu masuk menuju rongga hidung. +ongga hidung adalah dua kanal sempit yang satu sama lainnya dipisahkan oleh septum. %inding rongga hidung dilapisi oleh mukosa respirasi serta sel epitel batang, bersilia, dan berlapis semu. !ukosa tersebut menyaring, menghangatkan , dan melembabkan udara yang masuk melalui hidung. 1estibulum merupakan bagian dari rongga

hidung yang berambut dan berfungsi menyaring partikel partikel asing berukuran besar agar tidak masuk ke saluran pernapasan bagian ba*ah.%alam hidung juga terdapat saluran saluran yang menghubungkan antara rongga hidung dengan kelenjar air mata, bagian ini dikenal dengan kantung nasolakrimalis.2antung nasolakrimalis ini berfungsi mengalirkan air melalui hidung 3 yang berasal dari 3 jika seseorang menangis. (!utta"in, 200$). 2. Sinus Paranasal Sinus paranasal berperan dalam menyekresi mu(us, membantu pengaliran air mata melalui saluran nasolakrimalis, dan membantu dalam menjaga permukaan rongga hidung tetap bersih dan lembab.Sinus paranasal juga termasuk dalam *ilayah pembau di bagian posterior rongga hidung.&ilayah pembau tersebut terdiri atas permukaan inferior palatum kribiformis, bagian superior septum nasal, dan bagian superior konka hidung. +eseptor di dalam epitel pembau ini akan merasakan sensasi bau. (!utta"in, 200$). 3. !aring 4aring (tekak) adalah pipa berotot dari dasar tengkorak dan berakhir sampai persambungannya dengan esophagus dan batas tulang ra*an krikoid. 4aring terdiri atas tiga bagian yang dinamai berdasarkan letaknya, yakni nasofaring (di belakang hidung), orofaring (di belakang mulut), dan laringolaring (dibelakang laring).(!utta"in, 200$).

2.1."

Saluran Pernapasan Bagian Ba#a$

1. %aring )aring (tenggorok) terletak diantara faring dan trakhea.Berdasarkan letak vertebra servikalis, laring berada di ruas ke - atau ke . dan berakhir di vertebra servikalis di ruas ke 5.)aring disusun oleh 6 kartilago yang disatukan oleh ligament dan otot rangka pada tulang hioid di bagian atas dan trakhea di ba*ahnya.2artilago yang terbesar adalah kartilago tiroid, dan di depannya terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun yang terlihat nyata pada pria.2artilago tiroid dibangun oleh dua lempeng besar yang bersatu dibagian anterior membentuk sebuah sudut seperti huruf 1 yang disebut tonjolan laringeal. 2atilago krikoid adalah kartilago berbentuk (in(in yang terletak di ba*ah kartilago tiroid.%i atas kartilago tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katud dan berfungsi membantu menutup laring saat menelan makanan.(!utta"in, 200$). 2. Tra&$ea 7rakhea adalah sebuah tabung yang berdiameter 2,. (m dengan panjang '' (m. 7rakhea terletak setelah laring dan memanjang ke ba*ah setara dengan vertebra torakalis ke .. 8jung trakhea bagian ba*ah ber(abang menjadi dua bronkhus (bronkhi) kanan dan kiri. Per(abangan bronkhus kanan dan kiri dikenal sebagai karina ((arina). 7rakhea tersusun atas '5 20 kartilago hialin berbentuk huruf 9 yang melekat pada dinding

trakhea dan berfungsi untuk melindungi jalan udara.2artilago ini juga berfungsi untuk men(egah terjadinya kolaps atau ekspansi berlebihan akibat perubahan tekanan udara yang terjadi dalam sistem

pernapasan.Bagian terbuka dari bentuk 9 kartilago trakhea ini slaing berhadapan se(ara posterior kea rah esophagus dan disatukan oleh ligament elastis dan otot polos.(!utta"in, 200$). 3. Bron&$us Bronkhus memiliki struktur serupa dengan trakhea.Bronkhus kiri dan kanan tidak simetris.Bronkhus kanan lebih pendek, lebih lebar dan arahnya hampir vertikal dengan trakhea.Sebaliknya, bronkhus kiri lebih panjang, lebih sempit, dan sudutnya pun lebih run(ing.Bentuk anatomi yang khusus ini memiliki implikasi klinis tersendiri seperti jika ada benda asing yang terinhalasi, maka lebih memungkinkan benda itu berada di bronkhus kanan dibandingkan dengan bronkhus kiri karena arah dan lebarnya.(!utta"in, 200$). ". Bron&$us Pulmonaris Bronkhus pulmonaris ber(abang dan beranting sangat banyak.9abang utama bronkhus memiliki struktur serupa trakhea.%inding bronkhus dan (abang (abangnya dilapisi epitelium batang bersilia, dan berlapis semu.Saluran yang semakin ke(il menyebabkan jenis epitelium bronkus mengalami penyesuaian sesuai dengan fungsinya.

Bronkhiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah mengantarkan udara ke tempat pertukaran gas di paru.Selain bronkhiolus terminalis terdapat juga asinus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas.#sinus terdiri dari bronkhiolus respiratorius dan du(tus alveolaris yang seluruhnya dibatasi alveoli dan sakus alveolus terminalis 3 yang merupakan struktur akhir paru.(!utta"in, 200$). '. (u)tus Al*eolaris an al*eoli Bronkhiolus respiratorius terbagi dan ber(abang menjadi beberapa du(tus alveolaris dan berakhir pada kantung udara berdinding tipis yang disebut alveoli.Beberapa alveoli bergabung membentuk sakus

alveolaris.Setiap paru terdiri atas sakitar '.0 juta alveoli (sakus alveolaris).2epadatan sakus alveolaris inilah yang memberikan bentuk pada paru tampak seperti spons. #danya daya rekoil dari serat elastis selama ekspirasi akan mengurangi ukuran alveoli dan membantu mendorong udara agar keluar drai paru.(!utta"in, 200$). +. Al*eoli an ,em-ran Respirasi !embran respiratorius pada alveoli umumnya dilapisi oleh sel epitel pipih sederhana.Sel sel epitel pipih disebut sengan sel 7ipe :, makrofag alveolar bertugas berkeliling di sekitar epithelium untuk memfagositosis partikel atau bakteri yang masih dapat masuk ke permukaan alveoli, makrofag ini merupakan pertahanan terakhir pada sistem pernapasan. Sel

lain yang ada dalam membrane respiratorius adalah sel septal atau disebut juga dengan sel surfaktan dan sel 7ipe ::. Surfaktan terdiri atas fosfolipid dan lipoprotein.Surfaktan berperan untuk melapisi epithelium alveolar dan mengurangi tekanan permukaan yang dapat membuat alveoli kolaps. 7anpa adanya surfaktan, tekanan pada permukaan (enderung tinggi dan akhirnya alveoli akan menjadi kolaps. #pabila produksi surfaktan tidak men(ukupi karena adanya injuri atau kelainan geneti( maka alveoli dapat mengalami kolaps sehingga pola pernapasan menjadi tidak efektif. (!utta"in, 200$). .. Paru Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk keru(ut, dan terletak dalam rongga thoraks.2edua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar.Paru kanan lebih besar dari paru kiri.Selain itu, paru juga dibagi menjadi tiga lobus, satu lobus pada paru kanan dan dua lobus pada paru kiri.)obus lobus tersebut dibagi menjadi beberapa segmen, yaitu '0 segmen pada paru kanan dan 6 segmen pada paru kiri. Proses patologis seperto ateletaksis dan pneumonia sering kali terbatas pada satu lobus atau satu segmen saja. ;leh karen itu, pengetahuan anatomi segmen paru penting sekali bagi pera*at saat melakukan fisioterapi dada. 4isioterapi dilakukan untuk mengetahui dengan tepat letak lesi dan akumulasi sekret, sehingga pera*at dapat menerapkan keahliannya dalam mengeluarkan sekret saat drainase postural.(!utta"in, 200$).

/. Pleura Pleura merupakan kantung tertutup yang terbuat dari membran serosa (masing masing untuk setiap paru) yang didalamnya mengandung (airan serosa. Paru terinvaginasi (tertakan dan masuk kedalam)lapisan ini, sehingga membentuk dua lapisan penutup. Satu bagian melekat kuat pada bagian paru dan bagia lainnya melekat pada dinding rongga

thoraks.Bagian pleura yang melekat kuat pada paru disebut pleura viseralis dan lapisan paru yang membatasi rongga thoraks adalah pleura parietalis.2avitas pleura adalah sebuah ringga potensial.%ua lapisan pleura dipisahkan oleh lapisan film tipis (airan serosa.9airan pleura ini berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi gesekan antara dua lapisan pleura selama pergerakan pernapasan berlangsung.9airan pleura disekresikan oleh sel epitel membran serosa.Pada orang normal, (airan di rongga pleura sebanyak ' 20 ml. (!utta"in, 200$). 2.1.' 0tot1otot Pernapasan ;tot otot pernapasan merupakan sumber kekuatan untuk menghembuskan udara. %iafragma (dibantu oleh otot otot yang dapat mengangkat tulang rusuk dan tulang dada)merupakan otot utama yang ikut berperan meningkatkan volume paru. Pada saat istirahat, otot otot mengalami relaksasi. Saat inspirasi, otot sternokledomastoid, otot skalenes, otot pektoralis minor, otot serratus anterior dan otot interkostalis sebelah luar

mengalami kontraksi sehingga menekan diafragma ke ba*ah dan mengangakat rongga dada untuk membantu udara masuk ke dalam paru. Pada fase ekspirasi, otot otot transversal dada, otot interkostalis sebelah dalam, dan otot abdominal mengalami kontraksi, sehingga mengangkat diafragma dan menarik rongga dada untuk mengeluarkan udara dari paru. (!utta"in, 200$). 2.1+ ,e&anisme Perta$anan Sistem Pernapasan !ukus dalam sistem pernapasan mengandung immunoglobulin (terutama :g#), P!<, interferon, dan antibody spesifik. +efle= batuk mendorong sekresi mu(us ke atas. !akrofag alveolar merupakan pertahanan paling akhir dan paling penting untuk melakukan fagositosis terhadap bakteri yang masuk ke dalam alveoli. Saluran pernapasan bagian ba*ah dalam keadaan normal adalah steril, maka adanya refle= menelan dan refle= muntah men(egah masukkany >at asing, bakteri atau kotoran lainnya ke dalam trakhea. Selain itu, kerja es(alator mukosiliaris turut membantu menjebak debu dan bakteri untuk kemudian memindahkannya ke kerongkongan. (!utta"in, 200$). !ekanisme pertahanan pada saluran pernapasan bagian atas diperlukan untuk men(egah terjadinya infeksi atau kontaminasi partikel >at asing ke dalam sistem pernapasan. Berikut adalah uraian dari ketiga mekanisme pertahanan? '. Pengeluaran partikel partikel yang terhirup

a. Partikel yang berukuran lebih besar dari 20 um terperangkap pada permukaan. b. Partikel yang erukuran . '0 um dideposit dalam hidung. (. Partikel yang berukuran 0.' '0 um tetap berada dalam udara pada *aktu yang lama dan kemudian terhirup. d. Partikel yang berukuran ' . um dideposit pada per(abangan trakheobronkhial dapat mengandung? inti droplet sebesar 2 - um, virus virus atau bakteri. 2. !emperke(il populasi mikroba pada selaput saluran pernapasan bagian atas transportasi mukosislier. a. %ua pertiga posterior rongga hidung, sinus dan nasolaring di lapisi epitel bersilia yang diselimuti oleh lapisan mukus yang tipis. b. !ukus dan (airan yang dihasilkan @ '00 mlA2- jam orang normal. (. !ukus dan (airan dibba*a dengan ke(epatan . '0 mmAmenit kembali ke hipofaring dengan gerakan silia. d. Substansi substansi yang dada pada sekret atau mukus berupa? immunoglobulin (:g#), liso>im, komplemen. /. !emperke(il kemungkinan aspirasi a. 4ungsi motorik saluran pernapasan bagian atas.

!ekanisme faring menutup glotis pada saat menelan untuk melindungi laring dengan (ara? ') +efleks muntah? yang menutup glottis. 2) Pembersihan tenggorokan, meludah, dan membersihkan

saluran bagian atas. b. 2ontamisansi pada salurana pernapasan bagian ba*ah Bangguan pembersihan partikel partikel pada saluran pernapasan bagian atas dapat berupa? ') #kumulasi debris dan mikroba. 2) :ntoksikasi aspirasi. /) #spirasi kandungan mikroorganisme pada faring paru pneumonia bakterial. (!utta"in, 200$). !ekanisme Pertahanan Sistem Pernapasan Bagian Ba*ah '. Pulmonar a. Batuk, suatu refleks involunter yang timbul karena stimulasi terhadap reseptor iritan pada sub epitel hipolaring, laring dan (abang (abang trakheobronkhial melalui saraf vagus, batuk berfungsi untuk? b. (. 2. 4asilitator untuk membersihkan mukosilier. Pen(egah terjadinya kontaminasi habit sejak dari atas laring.

Bronkhokonstriksi 3 respons refleks terhadap iritan saluran pernapasan.

a.

8kuran bronkus yang menge(il dan mendorong terjdinya batuk utuk mengeluarkan debris dari mulut.

b. Bronkhokonstriksi yang berlebihan (asma) adalah implikasi yang tejadi dan berakibat penurunan arus ekspirasi.

Bronkhokonstriksi akan menyebabkan terjebanya udara di dalam paru sehingga yang efektif akan sulit dilakukan. /. Pembersihan !ukosilier. (!utta"in, 200$).

!ekanisme %etoksikasi :ntrapulmonal '. Proses fagositosis oleh makrofag alveolar a. 4agosit partikel partikel debris, bakteri, dan penyusun sel yang terhisap. b. !embunuh mikroba. 2. Penghambatan fungsi makrofag alveolar a. !erokok b. Polutan lain yang terhisap seperti o>on, nitrogen dioksida, oksigen. (. ;bat obatan kortikosteroid, peradangan, etanol (alkohol). d. Perubahan metabolik uremia, hiperglikemik diabetes miletus. /. :munitas seluler. (!utta"in, 200$).

2.1.. !siologis pernapasan

4ungsi paru 3 paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada pernapasan melalui paru paru atau pernapasan eksterna, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut pada *aktu bernapasC oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkial ke alveoli, dan dapat berhubungan erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. 0anya satu lapis membran, yaitu membran alveoli kapiler, yang memisahkan oksigen dari darah. ;ksigen menembus membran ini dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah dan diba*a ke jantung. %ari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. %arah meninggalkan paru 3 paru pada tekanan oksigen '00 mm 0g dan pada tingkat ini hemoglobinnya 6. persen jenuh oksigen. %i dalam paru paru, karbon dioksida, salah satu hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkial dan trakea, dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut. Dmpat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan eksterna ? '. 1entilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar. 2. #rus darah melalui paru 3 paru /. %istribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga dalam jumlah tepat dapat men(apai semua bagian tubuh

-. %ifusi gas yang menembusi membran pemisah alveoli dan kapiler. 9;2 lebih mudah berdifusi drpd oksigen. Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru paru menerima jumlah tepat 9;2 dan ;2. Pada *aktu gerak badan, lebih banyak darah datang di paru 3 paru memba*a terlalu banyak 9;2 dan terlampau sedikit ;2C jumlah 9;2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. 0al ini merangsang pusat pernapasan dalam otak unutk memperbesar ke(epatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi ini mngeluarkan 9;2 dan memungut lebih banyak ;2. Pernapasan jaringan atau pernapasan interna. %arah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) megintari seluruh tubuh dan akhirnya men(apai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, yaitu karbon dioksida. Perubahan 3 perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan pernapasan interna atau pernapasan jarigan. 8dara (atmosfer) yang di hirup? <itrogen ..................................................................... ,6 E ;ksigen ...................................................................... 20 E 2arbon dioksida ........................................................ 0 0,- E

8dara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembapan atmosfer 8dara yang diembuskan? nitrogen....................................................................... ,6 E ;ksigen....................................................................... '5 E 2arbon dioksida ........................................................ - 0,- E %aya muat udara oleh paru paru. Besar daya muat udara oleh paru 3 paru ialah -..00 ml sampai .000 ml atau -'A2 sampai . literudara. 0anya sebagian ke(il dari udara ini, kira kira 'A'0nya atau .00 ml adalah udara pasang surut (tidal air), yaitu yang di hirup masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang. 2apasitas vital. 1olume udara yang dapat di (apai masuk dan keluar paru paru pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru paru. %iukurnya dengan alat spirometer. Pada seoranng laki laki, normal - . liter dan pada seorang perempuan, / - liter. 2apasitas itu berkurang pada penyakit paru paru, penyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru paru) dan kelemahan otot pernapasan (Dvelyn, 2006)

2.1./ 2tiologi

!enurut (0ood #lsagaff, 200$) pneumonia yang disebabkan oleh infeksi adalah? 3roup Pen4e-aTipe Pneumonia

Bakteri

1Streptokokus pneumonia Streptokokus piogenes Stafilokokus aureus 2lebsiela pneumonia Dserikia koli F)egionnneiresG ba(illus

Pneumonia bakterial

)egionnaires disease #ktinomikosis pulmonal <okardiosis pulmonal 2okidioidomikosis

#ktinomisetas

#. :sraeli <okardia asteroides

4ungi

2okidioides imitis 0istoplasma kapsulatum Blastomises dermatitidis #spergilus 4ikomisetas

0istoplasmosis Balastomikosis #spergilosis !ukormikosis

H fever +iketsia 2lamidia !ikoplasma 2oksiela burnetti 2lamidia psitta(i !ikoplasma pneumonia Psitakosis Pneumonia mikoplasma Pneumonia viral

1irus

:nfuen>a virus

Pneumonia pneumositis

+espiratory syn(ytial adenovirus Proto>oa Pneumosistis karini

(pneumonia plasma sel)

!enurut (0ood #lsagaff, 200$) sebagian besar pneumonia disebabkan oleh infeksi, akan tetapi dapat juga di sebabkan oleh bahan bahan lain, sehingga dikenal? '. Pneumonia lipid ? ;leh karena aspirasi minyak mineral 2. Pneumonia kimia*i (chemical pneumonitis ) ? :nhalasi bahan bahan organik dan anorganik atau uap kimia seperti berillium 3. Extrinsic allargic alveolitis :nhalasi bahan debu yang mengandung alergen, seperti spora aktinomisetes termofilik yang terdapat pada ampas tebu di pabrik gula -. Pneumonia karena obat <itrofurantoin, busulfan, metrotreksat. .. Pneumonia karena radiasi 2.1.5 ,anifestasi

!enurut ( Brunner dan Suddarth, 2000) tanda dan gejala penderita pneumonia adalah? '. 2. !enggigil, demam yang timbul dengan (epat (/6,.0 sampai -0,.0 ) <yeri dada yang terasa ditusuk tusuk yang di(etuskan oleh bernapas dan batuk. /. Pernapasan (uping hidung, dan penggunaan otot otot aksesori pernapasan dengan pernapasan mendengkur -. <adi (epat dan bersambungan (bounding). <adi biasanya meningkat sekitar '0 kaliAmenit untuk setiap kenaikan satu derajat (el(ius. Bradikardia relatif untuk suatu demam tingkatan tertentu dapat menandakan infeksi virus, inveksi mycoplasma, atau infeksi dengan spesies legionella .. 5. ,. $. Pada banyak kasus pneumonia, pipi ber*arna kemerahan, &arna mata menjadi lebih terang Bibir serta bidang kuku sianotik. Pasien lebih menyukai untuk duduk tegak di tempat tidur dengan (ondong ke arah depan, men(oba untuk men(apai pertukaran gas yang adekuat tanpa men(oba untuk batuk atau nafas dalam. 6. Pasien banyak mengeluarkan keringat.

'0. Sputum berbusa, bersemu darah sering dihasilkan pada pneumonia pneumokokus, stafilokokus, klepsiella sering juga mempunyai sputum yang kentalC sputum H. infuenzae biasanya ber*arna hijau. 2.1.16 !a&tor Risi&o

!enurut (Brunner dan Suddarth 2002) faktor risiko yang dapat menyebab pneumonia adalah '. Setiap kondisi yang menghasilkan lendir atau obstruksi bronkial dan mengganggu drainase normal paru misalnya kanker, penyakit obstruksi paru menahun (PP;!) meningkatkan kerentanan pasien terhadap pneumonia. 2. Pasien imonosupresif dan mereka dengan jumlah neutrofil rendah (neutropeni) adalah mereka yang berisiko. /. :ndividu yang merokok berisiko, karena asap rokok menggangu baik aktivitas mukosiliari dan makrofag. -. Setiap pasien yang diperbolehkan untuk berbaring se(ara pasif di tempat tidur dalam *aktu yang lama, yang se(ara relatif imobil dan bernafas dangkal. .. Setiap individu yang mengalami depresi reflek batuk (karena medikasi, keadaan yang melemahkan atau otot otot pernpasan lemah), telah mengaspirasi benda asing ke dalam paru paru selama periode tidak sadar misalnya kerena (edera kepala dan anestesia atau mempunyai mekanisme menelan abnormal 5. :ndividu yang sering mengaami intosikasi terutama rentan terhadap pneumania, karena alkohol menekan refleks refleks tubuh, mobilisasi sel darah putih, gerakan siliaris trakeobronkial.

,.

Setiap individu yang menerima sedatif atau opioid dapat mengalami depresi pernapasan, yang men(etuskan penumpukan sekresi bronkial dan selanjutnya mengalami pneumonia.

$.

Pasien yang tidak sadar atau mempunyai refleks batuk dan menelan buruk adalah mereka yang berisiko terhadap pneumonia akibat penumpukan sekresi atau aspirasi

6.

:ndividu lansia terutama mereka yang rentan terhadap pneumonia karena depresi refleks batuk.

'0. Setiap orang yang menerima pengobatan dengan peralatan terapi pernapasan dapat mengalami pneumonia jika peralatan tersebut tidak dibersihkan se(ara tepat. ''. Pnemonia telah diketahui menjadi lebih prevalen dengan gangguan dasar tertentu seperti gagal jantung kongesif, diabetes, penyakit paru obstruksi menaun (PP;!), dan #:%S 2.1.11 !a&tor1fa&tor pre isposisi. Beberapa keadaan mengganggu mekanisme pertahanan tersebut sehingga timbul infeksi paru misalnya kesadaran menurun, usia tua, trakheostomi, pipa endotrkheal, nyeri akibat operasi, trauma setelah operasi abdomen dan dada, penyakit neuromaskular, deformitas pada dada seperti kifoskoliosis yang berat dan PP;! sehingga mengurangi kemampuan batuk efektif. :nfeksi virus pada salurann pernapasan menyebabkan nekrosis, deskuamasi, peningkatan sekret dan jumlah bakteri patogen dalam sekret, serta menyebabkan gangguan pada gerakan silia dan mukus (#rif !uta""i, 200$)

2.1.12 Patofisologi Bakteri penyebab terhisap ke paru perifer melalui saluran nafas menyebabkan reaksi jaringan berupa odema, yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman. Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadinya serbukan sel P!< (polimorfonuklear),fibrin, eritrosit, (airan edema, dan kuman di alveoli. Proses ini termasuk dalam stadium hepatisasi merah. Sedangkan stadium hepatisasi kelabu adalah kelanjutan proses infeksi berupa deposisi fibrin kepermukaan pleura. %itemukan pula fibrin dan lekosit P!< di alveoli dan proses fagositosis yang tepat. %ilanjutkan stadium resolusi, dengan peningkartan jumlah sel makrofrag di alveoli, degenerasi sel dan menipisnya fibrin, serta menghilangnya jumlah kuman dan febris (!ansjoer, #, 2000). 2.1.13 Patogenis 2uman yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan reaksi radang berupa sembab seluruh alveoli yang terkena disusul dengan infiltrasi sel sel radang. Sebagai a*al pertahanan tubuh, terjadi fagositosis kuman penyakit oleh sel sel radang melalui proses psedopodi sitoplasmik yang mengelilingi dan memakan bakteri tersebut. Proses peradangan ini dapat dibagi dalam empat (-) tahap, antara lain? a. Stadium 2ongesti (- 3 '2 jam) Dksudat serosa masuk kedalam alveolus dari pembuluh darah yang bo(or. b. Stadium 0epatisasi (-$ jam berikutsnya)

Paru paru tampak merah dan tampak bergranula karena eritrosit, fibrin, dan leukosit polimorphonu(leus (P!<) mengisi alveolus.

(. Stadium 0epatisasi 2elabu (/ 3 $ hari) Paru paru tampak ber*arna abu abu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi di dalam alveolus yang terserang. d. Stadium +esolusi (, 3 '' hari) Dksudat mengalami lisis dan direarbsorbsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali kepada struktur semula (#lsagaff, 200$) 2.1.1" Klasifi&asi Pneumonia !enurut +eeves (200') berdasarkan #natomik ? '. Pneumonia )obaris !erupakan pneumonia yang terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris. 2. Pneumonia :nterstisia !erupakan pneumonia yang dapat terjadi di dalam dinding alveolar. /. Bron(hopneumonia !erupakan pneumonia yang terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopuren untuk membentuk ber(ak konsolidasi dalam lobus. !enurut Ree*es 726618 &lasifi&asi pneumonia -er asar&an asal pen4a&it antara lain 9

'. 9ommunity #("uired Pneunomia dimulai sebagai penyakit pernafasan umum dan bisa berkembang menjadi pneumonia. Pneumonia Strepto(o(al merupakan organisme penyebab umum. 7ipe pneumonia ini biasanya menimpa kalangan anak anak atau kalangan orang tua. 2. 0ospital #("uired Pneumonia dikenal sebagai pneumonia

nosokomial. ;rganisme seperti ini aeruginisa pseudomonas. 2libseilla atau aureus stapilo(o((us, merupakan bakteri umum penyebab hospital a("uired pneumonia. ,enurut :ul (a$lan 726618 &alsifi&asi pneumonia antara lain 9 '. Berdasarkan (iri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas ? a. Pneumonia tipikal, ber(irikan tanda tanda pneumonia lobaris dengan opasitas lobus atau lobaris b. Pneumonia atipikal, ditandai gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus 2. Berdasarkan faktor lingkungan ? a. b. (. d. e. f. Pneumonia komunitas Pneumonia nosokomial Pneumonia rekurens Pneumonia aspirasi Pneumonia pada gangguan imun Pneumonia hipostatik

/. Berdasarkan sindrom klinis ?

a. Pneumonia bakterial berupa pneumonia bakterial tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru dan bentuk bronkopneumonia dan pneumonia lobar serta pneumonia bakterial tipe (ampuran atipikal yaitu perjalanan penyakit ringan dan jarang disertai konsolidasi paru b. Pneumonia non bakterial, dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan mikoplasma, klamidia pneumoniae atau legionella.
2.1.15

Kompli&asi

!enurut (Brunner dan Suddarth, 2002)


1. 0ipotensi dan syok

Syok dan gagal pernapasan, pasien biasanya memeberikan respon terhadap pemngobatan dalam 2- sampai -$ jam setelah terapi antibiotik diberikan.
2. Bagal pernapasan

Bagal pernapasan terutama pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yang menyerang lansia
/. #telektasis

#telektasis (akibat obstruksi bronkus oleh penumpukan sekresi) dapat terjadi pada sembarang fase dari pneumonia akut.
4. Dfusi pleural

Dfusi pleural dimana (airan terkumpul dalam rongga pleural, (ukup umum terjadi dan menandakan dimulainya empiema ((airan purulen di rongga pleura).
5. %elirium

%elirium kemungkinan komplikasi lain dan dianggap sebagai kedaruratan medis ketika hal ini terjadi. 2eadaan ini mungkin disebabkan oleh hipoksia, mingitis, atau sindrom putus >at alkohol. Pasien dengan delirium diberikan oksigen, hidrasi yang adekuat dan sedasi ringan sesuai yang diresepkan dan diobservasi dengan konstan.
6. Superinfeksi

Superinfeksi dapat terjadi dengan pemberian dosis antibiotik yang sangat besar, seperti penisilin, atau dengan penggunaan kombinasi antibiotik. Iika pasien membaik dan demam menghilang setelah diberikan terapi antibiotik, tetapi selanjutnya terjadi peningktan suhu tubuh disertai dengan batuk dan adanya bukti penyebaran pneumoni, kemungkinan adalah superinfeksi. 2.2.1+ Pen4ulit !enurut (#lsagaff, 200$)
1. Perikarditis

Bila terdappat nyerri prekordial, panas badan yang menetap dan hipotensi atau bila dijumpai pericardial friction rub, perlu dilakukan pemeriksaan J foto dada dan D2B untuk

memastikan diagnostik perikarditis. 2. #bses paru

Sering terjadi pada pneumonia pneumokok tipe tiga dan pada penderita yang mendapat terapi antibiotika jangka panjang (2 minggu)
3. +esolusi yang terlambat

%i(urigai ada resolusi yang terlambat bila infiltrat yang terbentu setelah - 5 minggu masih tetap ada tanpa disertai penyakit lain seperti bronkhiektasis, obstruksi karena

neoplasma atau disebabkan superinfeksi pada paru. +esolusi yang terlambat terutama dijumpai pada orang tua, pada keadaan malnutrisi, peminum alkohol berat dan pada beberpa penderita bronkitis kronis, emfisema dan fibrosis. 8ntuk memastikan penyebab resolusi yang terlambat perlu

pemeriksaan bronkoskopi dan sitologi sputum.


4. Dndokarditis

Bakterimia yang timbul sebagai suatu penyulit dari pneumonia dapat merusak katup jantung serta otot jantung dan menyebabkan endokarditis
5.

!iningitis 7iap penderita pneumonia pneumokok dengan gejala

disorientasi dan somnolen harus dilakukan lumbal punksi untuk memastikan diagnostik miningitis pneumokok. 5. Bangren

Bangren merupakan penyulit lain, sebagai akibat sepsis pneumokok yang terjadi pada jari tangan maupun jari kaki. Pada beberapa kasus gangren bersamaan dengan desseminated in travascular coagulation
7. <efritis

Penyulit nefritis bisa terjadi bila disebabkan oleh diffuse nephritis stimulating post sebagai strepto penyebab coccal dapat

glumerulonephritis.Pneumokok diperoleh dari kultur urine. 2.1.1. Pen)ega$an Pneumonia !enurut (Brunner dan Suddarth, 2002) ?

'. Berikan dorongan untuk sering batuk dan mengeluarkan sekresi. 2. #jarkan latihan napas dalam. /. )akukan tindak ke*aspadaan khusus untuk men(egah infeksi. -. 8bah posisi pasien se(ara teratur. .. )akukan penghisapan trakeobronkial bagi pasien pasien berisiko yang tidak dapat memabatukkan sekresi. 5. )akukan terapi fisik dada untuk mengen(erkan sekresi dan meningkatkn pengeluaran sekresi. ,. 7ingkatkan hegiene oral yang teratur bagi pasien pasien yang menjalani regimen <P; (puasa) atau mendapat antibiotik untuk meminimalkan kolonisasi organisme.

$. Berikan sedatif dan opioid dengan pertimbangkan yang sangat bijak untuk menghindari supresi pernapasan. 6. &aspadalah terhadap pneumonia pada lansia, pasien pasien pas(aoperatif, mereka dengan supresif sistem imun, mereka yang mengalami gangguan fungsi pernapasan, dan mereka yang tidak sadar. '0. Pastikan bah*a peralatan pernapasan telah dibersihkan dengan tepat ''. Berikan dorongan pada individu untuk berhenti merokok dan mengurangi masukan alkohol. 2.1.1/ Po$on masala$

2.2 Asu$an Kepara#atan 2.2.1 Peng&a;ian Pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, komunikasi data tentang klien (Potter K Perry, 200.). '. :dentitas pasien ? <ama, umur, jenis kelamin, status perka*inan, agama, suku atau bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, diagnosa medis dan nomor register. 2. 2eluhan utama 2eluhan utama yang sering menjadi alasan pasien dengan pneumonia untuk meminta pertolongan kesehatan adalah sesak npas, batuk, dan peningkatan suhu tubuh atau demam (#rif !utta"in, 200$) 2.2.2 '. Ri#a4at Kese$atan an Kepera#atan verifikasi, dan

+i*ayat 2esehatan sekarang Pada pasien pneumonia, keluhan batuk biasanya timbul mmendadak dan tidak berkurang setelah meminum obat batuk yang biasa ada dipasaran. Pada a*alnya keluhan batuk tidak produktif, tapi selanjutnya akan berkembang menjadi batuk produktif dengan mukus purulen kekuning kuningan, kehijau hijauan, ke(oklatan atau

kemerahan dan sering kali berbau busuk. Pasien biasanya mengeluh mengalami demam tinggi dan menggigil. #danya keluhan nyeri dada

pleuritis, sesak napas, peningkatan frekuensi pernapasan, lemas, dan nyeri kepala (#rif !utta"in, 200$) /. +i*ayat 2esehatan dahulu Pasien dengan penyakit pneumonia mempunyai ri*ayat infeksi

saluran pernafasan atas (:SP#), dengan gejala seperti luka tenggoroka, kongesti nasal, bersin, dan demam ringan. 2ebiasan juga menjadi faktor pen(etus pneumonia seperti perokok, alkhoholisme, pola makan dan olah raga (#rif !utta"in, 200$) -. +i*ayat kesehatan keluarga. !engkaji apakah dalam keluarga pasien ada atau tidak yang mengalami penyakit yang sama atau yang berhubungan dengan

penyakit yang diderita saat ini (#rif !utta"in, 200$) 2.2.3 Pola !ungsi Kese$atan Pola pengkajian fungsional adalah bah*a pola fungsional mempunyai aplikasi luas untuk para pera*at dengan latar belakang praktek yang beragam model pola fungsional kesehatan terbetuk dari hubungan antara pasien dan lingkungan dan dapat digunakan untuk perseorangan, keluarga, dan komunitas (Bordon, '66-) '. Pola manajemen kesehatan 3 persepsi kesehatan !enggambarrkan persepsi, pemeliharaan dan pengguna kesehatan. Persepsi terhadap arti kesehatan, penatalaksanaan kesehatan,

pengetahuan tentang praktek kesehatan. 2ompoen ?

a. Bambaran kesehatan se(ara umum dan saat ini. b. #lasan kunjungan ke +S dan harapan (. Bambaran terhadap sakit, penyebanya dan penanganan yang dilakukan seperti kepatuhan terhadap pengobatan, pen(egahan atau tindakan dalam menjaga kesehatan, penggunaan produk atau >at didalam kehidupan sehari hari dan frekuensi (misal, rokok dan alkohol) 2. Pola aktivitas dan latihan !enggambarkan pola aktivitas dan latihan, fungsi pernafasan dan sirkulasi 2ompnen ? a. Bambaran level aktivitas kegiatan sehari hari dan olahraga. b. #ktivitas yang dilakukan saat senggang atau *aktu luang. (. #pakah mengalami kesulitan dalam bernafas, lemah, batuk,

nyeri dada. /. Pola istirahat tidur !enggambarkan pola tidur istirahat dan persepsi pada level energi. 2omponen ? a. b. (. d. Berapa lama tidur dimalam hari. Iam berapa tidur smpai bangun #pakaah terasa efektif. #dakah kebiasaan sebelum tidur, apakah mengalami kesulitann saat tidur .

-. Pola nutrisi dan metabolik !enggambarkan intake makanan, keseimbangan (airan dan elektrolit, nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 5 bulan terakhir, kesulitan menelan, mual atau muntah, kebutuhan jumlah >at gi>i, makanan kesukaan. 2omponen ? a. Bambaran yang biasa dimakan (pagi, siang, sore) b. 7ipe dan intake (airan (. Bambaran bagaimana nafsu makan, kesulitan, dan keluhan yang mempengaruhi nafsu makan d. Penggunaan obat diet e. !akanan kesukaan, pantangan, alergi makanan f. Penggunaan suplemen makanan

g. Bambaran berat badan .. Pola eliminasi !enggambarkan pola fungsi ekresi dan kandung kemih 2omponen ? a. Barapa kali buang air ke(il dalam sehari dan karakteristik urin. b. #dakah masalah dalam proses B#2 adakah penggunaan alat bantu B#2 (. Bambaran pola B#B, karakteristik, penggunaan alat bantu B#B. 5. Pola kognitif dan perseptual

!enggambarkan pola pendengaran, pengelihatan, penge(ap, tektil, pen(iuman, persepsi nyeri, bahasa, memori dan pengambilan kepetusan. 2omponen ? a. b. (. d. e. f. g. 2emampuan menulis dan memba(a 2emampuan berbahasa 2esulitan dalam mendengar Penggunaan alat bantu mendengar atau melihat Bagaimana visus #dakah keluhan pusing bagaimana gambarannya #pakah mengalami nyeri bagaimana skala dan karakteristik

,. Pola konsep diri !enggambarkan sikap terhadap diri dan persepsi terhadap

kemampuan, harga diri, gambaran diri dan peran terhadap diri sendiri. 2omponen ? a. Bagaimana menggambarkan diri sendiri b. #dakah kejadian yang akhirnya mmengubah gambaran terhadap dll (. #pa hal yang paling menjadi pikiran d. #pakah sering merasa marah, (emas, depresi, takut. $. Pola toleransi stress koping !enggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan

menggunakan siste pendukung

2omponenn ? a. #pakah ada perubahan besar dalam kehidupan beberapa tahun terakhir b. %alam menghadapi masalah apa yang dilakukan (. #pakah ada orang lain tempt berbagi d. #pakah pasien sealu santai atau tegat setiap saat

e. #dakah penggunaan obat atau >at tertentu 6. Pola reproduksi seksualitas !enggambarkan kepuasan atau masalah dalam seksualitas dan reproduksi. 2ompoen ? a. #pakah kegiatan seksual aktif b. #pakah menggunakan alat bantu atau pelindug (. #pakah mengalami kesulitan atau perubahan dalam pemenuhan kebutuhan seks '0. Pola hubungan peran !enggambarkan keefektifan hubungan dan peran dengan kelurga lainnya . 2omponen ? a. #pakah pasien hidup sendiri atau bersama b. #pakah mempunyai orang terrdekat dan bagaimana kualitas hubungannya (. #pakah ada perbedaan peran dalam keluarga

d. Bagaimana dalam mengambil keputusan dan penyelesaian konflik ''. Pola nilai dan keyakinan !enggambarkan spritualitas, nilai, sistem keper(yaan dan tujuan dalam hidup. 2.2." Pemeri&saan !isi& Pemeriksaan fisik adalah peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan pera*at untuk mebuat penilaian klinis. 2eakuratan pemeriksaan fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima pasien dan penetuan respon terhadap terapi tersebut.(Potter dan Perry, 200.) '. 2eadaan 8mum 2eadaan umum pada pasien dengan pneumonia dapat dilakukan se(ara dengan menilai keadaan fisik tiap bagian tubuh. Selain itu, perlu dinilai se(ara umum tentang kesadaran klien yang terdiri atas (omposmentis, apatis, somnolen, sopor, soporkoma, atau koma. 0asil pemeriksaan tanda tanda vital pada pasien pneumonia biasanya didapatkan peningkatan suhu tubuh lebih dari -009, frekuensi napas meningkat dari frekuensi napas meningkat dari frekuensi normal, denyut nadi biasanya meningkat seirama dengan peningkatan suhu tubuh dan frekuensi pernapasan, dan apabila tidak melibatkan infeksi sistemis yang berpengaruh pada hemodinamika kardiovaskuler tekanan darah biasanya tidak ada masalah (#rif !utta"in, 200$)

2. Pemeriksaan kulit, rambut dan kuku (+obert Priharjo, 2005) a. 2ulit :nspeksi ? )ihat ada atau tidak adanya lesi, hiperpigmentasi

(*arna kehitaman atau ke(oklatan), edema, dan distribusi rambut kulit. Palpasi ? +aba dan tentukan turgor kulit elastis atau tidak,

tekstur kasar atau halus, suhu akral dingin atau hangat. b. +ambut :nspeksi ? %isribusi rambut merata atau tidak, kotor atau

tidak, ber(abang Palpasi (. 2uku :nspeksi ? 9atat mengenai *arna kebiruann, sianosis, merah ? !udah rontok atau tidak, tekstur kasar atau halus

peningkatan visibilitas 0b. Bentuk (lubbing karena hypo=ia pada gangguan sistem pernpasan seperti pneumonia P alpasi ? 9atat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik

kapiler refill (pada pasien hypo=ia lambat . sampai '. detik. /. Pemeriksaan kepala a. :nspeksi ? )ihat kesimetrisan *ajah jika, muka ka.ki berbeda

atau misal lebih (ondong ke kanan atau ke kiri itu menunjukan ada parese atau kelumpuhan. P alpasi ? 9ari adanya luka, tonjolan patologik, dan respon

nyeri dengan menekan kepala sesuai kebutuhan

b. :nspeksi

? 2elopak mata ada radang atau tidak, simetris

kanan kiri atau tidak, reflek kedip baik atau tidak, konjungtiva dan sklera merah adanya konjungtivitis, ikterik atau indikasi

hiperbilirubin gangguan pada hepar, pupil isokor kanan kiri (normal), miosis atau menge(il, pin point atau sangat ke(il, medriasis atau melebar (pada pasien yang sudah meninggal) Palpasi ? 7ekan se(ara ringan untuk mengetahui adanya 7:;

(tekanan intra okuler) jika ada peningkatan akan teraba keras (pasien glau(oma atau kerusakan dikus optikus), kaji adanya nyeri tekan (. 0idung :nspeksi ? #pakah hidung simetris, apakah ada inflamasi,

apakah ada se(ret Palpasi ? #pakah ada nyeri tekan, massa

d. 7elinga bagian luar :nspeksi ? %aun telinga simetris atau tidak, *arna, ukuran,

bentuk, kebresihan, adanya lesy. P alpasi ? 7ekan daun telinga apakah ada respon nyeri,

rasakan kelenturan kartilago. e. !ulut dan faring :nspeksi ? #mati bibir apa ada kelainan kongenital (bibir

sumbing), *arna, kesimetrisan, kelembaban, pembengkakkan, lesi.

#mati jumlah dan bentuk gigi, gigi berlubang *arna, plak, dan kebersihan gigi Palpasi ? Pegang dan tekan daerah pipi kemudian rasakan

apa ada massa atau tumor, pembengkakkan dan nyeri. )akukkan palpasi dasar mulut dengan menggunakkan jari telunjuk dengan memekai hands(ond, kemudian suruh pasien mengatakan kata FD)G sambil menjulurkan lidah, pegang ujung lidah dengan kassa dan tekan lidah dengan jari telunjuk, posisi ibu jari menahan dagu. 9atat apakah ada respon nyeri pada tindakan tersebut. f. )eher :nspeksi ? #mati mengenai bentuk, *arna kulit, jaringan

parut, adanya pembengkakkan kelenjar tiroid atau gondok, dan adanya massa, kesimeterisan leher dari depan, belakang dan samping kanan ,kiri. !intalah pasien untuk mengerakkan leher (fleksi ektensi ) dan merotasi, amati apakah bisa dengan mudah dan apa ada respon nyeri.

Palpasi

? )etakkan kedua telapak tangan pada leher klien,

suruh pasien menelan dan rasakan adanya kelenjar tiroid kaji ukuran, bentuk, permukaanya . Palpasi tra(hea apakah kedudukkan tra(hea simetris atau tidak. g. %ada atau thora=

Pemriksaan fisik pada pasien dengan pneumonia

merupakan

pemeriksaan fokus, berurutan pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultas. :npeksi ? Batuk dada, gerakan pernapasan, gerakan

pernapasan simetris. Pada pasien dengan pneumonia sering ditemukan peningkatan frekuensi napas (epat dan dangkal, serta adanya retraksi sternum dan inter(ostal spa(e (:9S). Saat dilakukan pengkajian batuk pada pasien dengan pneumonia, biasanya didapatkan batuk produktif disertai dengan adanya peningkatan produksi sekret dan sekresi sputum yang purulen. Palpasi ? Berakan dinding dada thoraks anterior atau

ekskresi pernapasan. Pada palpasi dengan pasien pneumnia, gerakan dada saat bernapas biasanya normal dan seimbang serta bagian kanan dan kiri. Betaran suara (fremitus vokal). 7aktil fremitus pada pasien dengan pneumonia biasanya normal. Perkusi ? Pasien dengan pneumonia tanpa disertai

komplikasi, biasanya didapatkan bunyi resonan atau sonor pada seluruh lapang paru. Bunyi redup perkusi pada pasien dengan pneomonia didapatkkan apabila bronkhopneumonia menjadi suatu sarang (konfluens) #uskultasi ? Pada pasien dengan pneumonia, didapatkan bunyi

napas melemah dan bunyi napas tambahan ronkki basah pada sisi yang sakit.

h. Iantung atau (ordis :nspeksi Palpasi Perkusi #uskultasi ? %idapatkan adanya kelemahan fisik se(ara umum ? %enyut nadi perifer melemah ? Batas jantung tidak mengalami pergeseran ? 7ekanan darah biasanya normal. Bunyi jantung

tambahan biasanya tidak didapatkan i. Perut atau abdomen :nspeksi ? #mati bentuk perut se(ara umum, *arna kulit,

adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidaksimetrisan, adanya asites. Palpasi ? 8ntuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri

tekan letakkan telapak tangan pada abdomen se(ara berhimpitan dan tekan se(ara merata sesuai kuadran. Pasien dengan pneumonia baiasanya mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan. j. Benitalia Benitalia laki laki :nspeksi ? #mati penis mengenai kulit, ukuran dan kelainan

lain. Pada penis yang tidak di sirkumsisi buka prepusium dan amati kepala penis adanya lesi. #mati skrotum apakah ada hernia inguinal, amati bentuk dan ukuran Palpasi nyeri ? 7ekan batang penis untuk mengetahui adanya

Benitalia *anita :nspeksi ? :nspeksi kuantitas dan penyebaran pubis merata

atau tidak. #mati adanya lesi, eritema, keputihan atau (andidiasis Palpasi ? !embuka labia mayora dengan jari jari oleh satu

tangan untuk mengetahui keadaan (litoris, selaput dara, orifisium dan perineum. k. +ektum :nspeksi ? Iaringan perineal dan jaringan sekitarnya kaji

adanya lesi dan ulkus Palpasi ? 8laskan >at pelumas dan masukkan jari jari ke

re(tal dan rasakan adanya nodul dan atau pelebaran vena pada re(tum. l. !uskuloskeletal :nspeksi ? !engenai ukuran dan adanya atrofi dan hipertrofi

(ukur dan (atat jika ada perbedaan dengan meteran ). Pasien dengan pneumonia mengalami kelemahan dan kelelahan fisik se(ara umum sering menyebabkan ketergantungan pasien terhadap bantuan orang lain dalam melakukan aktivitas sehari hari. palpasi ? Pada otot saat istirahat dan pada saat otot kontraksi

untuk mengetahui adanya kelemahan dan kontraksi tiba tiba m. Saraf

inspeksi

? Pasien dengan pneumonia yang berat sering terjadi

penurunan kesadaran, didapatkan sianosis perifer apabila gangguan perfusi jaringan berat. Pada pengkajian objektif, *ajah pasien tampak meringis, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat. 2.2.' Pemeri&saan (iagnosti& !enurut (%oenges, 2000) ? '. Sinar = ? !engidentifikasi distribusi struktural dapat juga

menyatakan abses luas atau infiltrat, empiema (stapilo(o((us) infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial) atau penyebaran dan perluasan infiltrat nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar = pada dada mungkin bersih 2. B%# ? 7idak normal mungkin terjadi, tergantung pada

luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada /. Pemeriksaan gram atau kultur sputum dan darah ? diambil dengan biopsi jarum, aspirasi transtrakeal, bronkoskopifibrotik atau biopsi pembukaan paru untuk mengatasi organisme penyebab. -. I%) ? )eokositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi virus, kondisi tekanan imun memungkinkan

berkembangnya pneumonia bakterial .. 5. Pemeriksaan serologi ? 7iter virus atau legionella, algutinin dingin. )D% meningkat

,.

Pemeriksaan fungsi paru ?1olume mungkin menurun (kongesti dan kolaps alveolar), tekanan jalan napas mungkin meningkat dan komplain menurun, hipoksemia

$. 6. '0.

Dlektrolit ? <atrium dan klorida mungkin rendah Bilirubin mungkin meningkat. #spirasi perkutan atau biopsi jaringan paru terbuka ? menyatakan intranuklear tipikal dan keterlibatan sitoplasmik. !enurut (#rif, !uta"in? 200$) ?

'. Pemeriksaan )aboratorium meliputi ? a. Iumlah )eukosit diatas '..000 -0.000Amm/. hingga '00 mmAjam

b. )aju Dndapan %arah

(. #danya peningkatan produksi Sputum d. Pemeriksaan #nalisa Bas %arah (#B%) menunjukkan hipoksemia sebab terdapat ketidakseimbangan ventilasi perfusi didaerah pneumonia. 2. Pemeriksaan +adiologis meliputi ? a. 4oto 7horaks posterior anterior dan lateral untuk melihat keberadaan konsolidasi retrokardial sehingga lebih mudah untuk

menentukan lobus mana yang terkena. 2.2.+ Penatala&sanaan !enurut (2artika sari *ijayaningsih, 20'/) ? '. Pemeberian antibiotik yang sesuai seperti yang ditetapkan oleh hasil pe*arnaan gram, Pinisilin B merupakan antibiotik pilihan

untuk infeksi oleh S.pneumoniae. !idikasi efektif lainnya termasuk eritromisin, klindamisin, sefalosporin generasai kedua dan ketiga, pinisilin lainnya, dan trimetoprim sulfametoksa>ol (Ba(trim). 2. 7erapi oksigen jika pasien mengalami pertukaran gas yang tidak adekuat. 1entilasi mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal B%# tidak dapat dipertahankan. /. -. .. Blok saraf interkostal untuk mengurangi nyeri. Pada pneumonia aspirasi bersihan jalan napas yang tersumbat Perbaiki hipotensi pada pneumonia aspirasi dengan pergantian volume (airan. 5. ,. Supresan batuk jika batuk bersifat nonproduktif #nalgesik untuk mengurangi nyeri pleuritik.

!enurut ( #rief !ansjoer,2000) adalah? '. 2. ;ksigen 2 literAmenit (sesuai kebutuhan klien)

Iika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip

/.

Iika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk transpor muskusilier.

-.

2oreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit

2.2./ Pemeri&saan Ra iologis 7erdapat bayangan kesuraman yang homogen pada satu lobus atau lebih (#lsagaff, 200$) 2.2.5 (iagnosa Kepera#atan

!enurut (%ongoes, 2002) ? '. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan :nflamasi trakheabronkial, pembentukan edema, peningktan produksi sputum, nyeri pleuritik. 2. 2erusakan pertukaran gas berhubungan dengan 2erusakan membran alveolar kapiler atau efek inflamasi, dan penurunan jaringan efektif paru /. 0ipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme se(ara umum dan reaksi sistemis bakterimia atau viremia -. +isiko tinggi terhadap penyebaran infeksi berhubungan dengan

2etidakadekuatan pertahanan utama ( penurunan kerja silia , perlengketan sekret pernpasan). 7idak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun) penyakit kronis, malnutrisi .. :ntoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelamahan umum, kelelahan yang

berhubungan dengan gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ketidaknyamanan, batuk berlebihan, dan dispnea 5. <yeri LakutM berhubungan dengan :nflamasi parenkim paru. +eaksi sesuler terhadap sirkulasi tosin. Batuk menetap ,. +isiko tinggi terhadap nutrisi, kurang dari kebutuhan

tubuh.berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi. #noreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri, bau dan rasa sputum, dan pengobatan aerosol.

%istensi abdomen atau gas yang berhubungan dengan menelan udara selama episode dispnea. $. +isiko tinggi terhadap kekurangan volume (airan berhubungan dengan kehilangan (airan berlebihan karena demam, berkeringat banyak,

napas mulut atau hiperventilasi, muntah. Penurunan masukan oral 6. 2urang pengetahuan berhubungan dengan kesalahan interprestasi, kurang mengingat. 2.2./ Ren)ana &epera#atan '. %iagnosa kepera*atan %apat dihubungkan dengan ?Bersihan jalan napas tidak efektif ?:nflamasi trakheabronkial kurang informasi,

pembentukan edema, peningkatan produksi sputum, nyeri pleuritik 2emungkinan dibuktikan oleh bernapas, bunyi ?Perubahan frekuensi, kedalaman

napas tidak normal, penggunaan otot aksesori,

dispnea, sianosis, batuk efektif atau tidak efektif dengan atau tanpa sputum 2ritria hasil ? !engidentifikasi atau menunjukan

prilaku men(apai bersihan jalan napas, menunjukan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih, tidak ada dispnea sianosis 7indakan atau intervensi '. ?

2aji frekuensi atau kedalaman pernapasan gerakan dada +asional ? 7akipnea, pernpasan dangkal, dan gerakan dada

tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada atau (airan paru

2. #uskultasi area paru, (atat area penurunan atau tidak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, misalnya krekels, mengi. +asional ? Penurunan aliran udara terjadi pada area

konsolidasi dengan (airan. Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. 2rekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan (airan, sekret kental, dan spasme jalan napas atau obstruksi /. Bantu pasien latihan napas sering. +asional ? <apas dalam memudahkan ekspansi maksimum

paru paru atau jalan napas lebih ke(il. -. 7unjukan atau bantu pasien mempelajari melakukan batuk mis menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi +asional ? Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas

alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat .. Penghisapan sesuai indikasi +asional ? !erangsang batuk untuk pembersihan jalan napas

se(ara mekanik pada pasien yang tidak mampu melakukan karena batuk tidak efektif atau penurunan tingkat kesadaran. 5. Berikan (airan setidaknya 2.00 mlAhari (ke(uali kontraindikasi) dengan air hangat

+asional

? 9airan khususnya yang hangat memobilisasi dan

mengeluarkan sektret ,. Bantu menga*asi efek pengobatan nebuliser dan fisioterpai lain, misalnya drainase postural. +asional ? !emudahkan pengen(eran dan pembuangan

sekret. drainase postural tidak efektik pada pneumonia interstisial atau menyebabkan eksudat alveolar atau kerusakan. $. Berikan obat sesuai indikasi ? mukolitik, ekspektoran,

bronkodilator, analgesik +asional ? #lat untuk menurunkan spasme bronkus dengan

mobilisasi sekret. #nalgesik diberikan untuk memperbaiki batuk dengan menurunkan ketidaknyamanan tetapi harus digunakan se(ara hati hati, karena dapat menurunkan upaya batuk atau menekan pernapasan 6. Berikan (airan tambahan, misalnya :1, oksigen hunidifikasi dan ruangan humidifikasi +asional ? 9airan diperlukan untuk menggantikan kehilangan

termasuk yang tidak tampak dan memobilisasikan sekret. 2. %iagnosa kepera*atan %apat dihubungkan dengan ? 2erusakan pertukaran gas ? 2erusakan membran alveolar kapiler

atau efek inflamasi, dan penurunan jaringan efektif paru 2emungkinan dibuktikan oleh atau perubahan mental, hipoksia. ?%ispnea, sianosis, takikardia, gelisah

2ritria hasil oksigenasi jaringan dengan gejala distress pernapasan. 7indakan atau intervensi

?!enunjukan perbaikan ventilasi dan B%# dalam rentang normal dan tidak ada

'. 2aji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas. +asional ? !anifestasi distres pernapasan tergantung pada atau indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum 2. ;bservasi *arna kulit, membran mukosa, dan kuku, (atat adanya sianosis perifer (kuku) atau sianosis sentral (sirkumoral) +asional ? Sianosis kuku menunjukan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam atau menggigil. <amun sianosis daun telinga, membran mukosa, dan kulit sekitar mulut menunjukan hipoksemia sistemik /. 2aji status mental. +asional ? Belisah, mudah terangsang, bingung, dan somnolen dapat menunjukkan hipoksemia atau penuruna oksigenasi serebal. -. #*asi frekuensi jantung atau irama. +asional ? 7akikardia biasanya ada sebagai akibat demam atau

dehidrasi tetapi dapat sebagai respon terhadap hipoksemia. .. #*asi suhu tubuh, sesuai indikasi. Bantu tindakan kenyamanan untuk menurunkan demam dan menggigil, misalnya slimut tambahan atau menghilangkannya, suhu ruangan nyaman, kompres hangat atau dingin.

+asional ? %emam tinggi yang umum terjadi pada

pneumonia

bakterial sangat meningkatkan kebutuhan metabolik, kebutuhan oksigen, dan mengganggu oksigenasi seluler. 5. Pertahankan istirahat tidur. %orong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang +asional ? !en(egah terlalu lelah dan menurukan kebutuhan atau konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi. ,. 7inggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif. +asional ? 7indakan ini meningkatkan inspirasi maksimal.,

meningkatkan pengeluaran sekret untuk memeperbaiki ventilasi. $. 2aji tingkat ansietas. %orong menyatakan masalah atau perasaan. Ia*ab pertanyaan dengan jujur. 2unjungi dengan sering, atur pertemuan atau kunjungan oleh orang terdekat atau pengunjung sesuai indikasi. +asional ? #nsietas adalah manifestasi masalah psikologi sesuai dengan respon fisiologi terhadap hipoksia. Pemberian keyakinan dan dan meningkatkan rasa aman dapat menurunkan komponen

psikologis, sehingga menurunkan kebutuhan oksigen dan efek merugikan dari respon fisiologis. 6. ;bservasi penyimpangan kondisi, (atat hipotensi, banyaknya jumlah sputum merah muda atau berdarah, pu(at, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.

+asional ? Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik segera. '0. Berikan terapi oksigen dengan benar, misalnya dengan nasal prong, masker, masker venturi. +asional ? 7ujuan terapi oksigen adalah mempertahankan Pa;2 di atas 50 mm 0g. ;ksigen diberikan dengan metode yang memeberikan pengiriman tepat dalam toleransi pasien. /. %iagnosa kepera*atan %apat dihubungkan dengan ?0ipertermi ?Peningkatan metabolisme umum

sekunder dari reaksi sistemis bakterimia dan viremia. 2emungkinan dibuktikan oleh ?Peningkatan suhu badan atau

demam yang timbul dengan (epat (/6,.0 sampai -0,.0 ) dan menggigil,

2ritria hasil 7indakan atau intervensi '.

? Suhu tubuh kembali normal (/5 /,0 9)

2aji saat timbulnya demam. +asional ? !engidentifikasi pola demam

2.

2aji tanda tanda vital setiap / jam +asional ? #(uan mengetahuai keadaann umum pasien

/.

Berikan (airan ekstra +asional ? Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan pengupan

(airan tubuh meningkat, sehingga perlu diimbangi dengan intake (airan yang banyak

-.

Berikan kompres dingin. +asional ? 2onduksi suhu membantu menurunkan suhu

tubuh. !andi denganair dingin dan menggunakan selimut yang tidak terlalu tebal memungkinkan terjadinya pelepasan panas se(ara konduksi dan evaporasi (penguapan). #ntipiretik dapat mengontrol demam dengan mempengaruhi pusat pengtur suhu di

hipothalamus.9airan dapat membantu men(egah dehidrasi karena meningkatnya metabolisme. !enggigil menandakan tubuh

memerlukan panas lebih tinggi. .. 2enakan pakaian minimal. +asional penguaan tubuh. 5. Berikan tindakan untuk memberikan rasa nyaman seperti pijat bagian punggung pasien, ganti alat tenun yang kering setelah diaforesis, beri minuman yang hangat, lingkungan yang tenang dengan (ahaya yang redup, dan sedatif ringan jika dianjurkan serta beri pelembab pada kuit dan bibir. ,. Berikan terapi (airan intravena +) 0,. dan pemberian antipiretik. +aional ? Pemmberian (airan ssangat penting bagi pasien ? Pakaian yang tipis akan membantu mengurangi

dengan suhu tinggi. Pemberian (airan merupakan merupakan *e*enang dokter sehingga peera*at perlu berkolaborasi dalam hal ini

$.

Berikan

antibiotik

sesuai

dengan

anjuran

dan

evaluasi

keefektifannya. 7injau kembali semua obat obatan yang diberikan. 8ntuk menghindari efek merugikan akibat interaksi obat. +asional ? #ntibiotik diperlukan untuk mengatasi infeksi.

Dfek terapeutik maksimum yang efektif dapat di(apai, jika kadar obat yang ada dalam darah telah konsisten dan dapat dipertahankan. +isiko akibat interaksi obat obatan yang diberikan meningkat dengan adanya efek farmakoterapi ganda. Dfek samping akibat interaksi satu obat dengan yang lainnya dapat mengurangi keefektifan pengobatan dari salah satu obat atau keduanya -. %iagnosa kepera*atan 4aktor risiko meliputi ?+isiko tinggi terhadap penyebaran infeksi ?2etidakadekuatan pertahanan utama

(penurunan kerja silia , perlengketan sekret pernpasan), tidak adekuat pertahanan sekunder (adanya infeksi, penekanan imun) penyakit kronis, malnutrisi 2emungkinan dibuktikan oleh ?(tidak dapat diterapkan ? tanda tanda

dan gejala membuat diagnosa aktual). 2ritria hasil berulang tanpa komplikasi. 7indakan atau intervensi '. ? ?!en(apai *aktu perbaikan infeksi

Pantau tanda vital dengan ketat, khususnya selama a*al terapi. +asional ? Selama periode *aktu ini, potensial komplikasi

fatal (hipotensi atau syok) dapat terjadi.

2.

#njurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret, misalnya meningkatkan pengeluaran daripada menelannya dan melaporkan perubahan *arna, jumlah dan bau sekret. +asional ? !eskipun pasien dapat menemukan pengeluaran

dan upaya membatasi atau menghindari, pentingnya bah*a sputum harus dikeluarkan dengan (ara aman. Perubahan karakteristik sputum menunjukan perbaikan pneumonia atau terjadi infeksi sekunder . /. 7unjukan atau dorong teknik men(u(i tangan yang baik. +asional ? Dfektif berarti menurunkan penyebaran atau

tambahan infeksi. -. 8bah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang baik. +asional .. ? !eningkatkan penegluaran, pembersihan infeksi.

Batasi pengunjung sesuai indikasi. +asional lain. ? !enurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi

5.

%orong keseimbangan istirahat adekuat dengan aktivitas sedang. 7ingkatkan masukan nutrisi adekuat. +asional ? !emudahkan proses penyembuhan dan

meningkatkan tahanan ilmiah ,. #*asi keefektifan terapi antimikrobial.

+asioanal jam. $.

? 7anda perbaikan kondisi haus terjadi dalam 2- -$

Selidiki perubahan tiba tiba atau penyimpangan kondisi, seperti peningkatan nyeri dada, bunyi jantung ekstra, gangguan sensori, berulangnya demam, perubahan karakteristik sputum. +asional ?Penyembuhan melambat atau peningkatan beratnya

gejala diduga tahanan terhadap antibiotik atau infeksi sekunder. 2omplikasi mempengaruhi beberapa atau semua sistem organ termasuk abses paru atau empiema,bakterimia, perikarditis atau endokarditis, miningitis atau ensafalitis, dan superinfeksi. 6. 2olaborasi pemberian antimikrobial sesuai indikasi dengan hasil kultur sputum atau darah, misalnya pinisilin, eritromisin, tetrasiklin, amikain, sefalosporin, amantadin +asional ? ;bat ini digunakan untuk membunuh kebanyakan

mikrobial pneumonia. 2ombinasi antiviral dan antijamur mungkin digunakan bila pneumonia diakibatkan oleh organisme (ampuran. .. %iagnosa 2epera*atan %apat dihubungkan dengan ?:ntoleransi aktivitas ?2etidakseimbangan antara suplai dan

kebutuhan oksigen, kelamahan umum, kelelahan yang berhubungan dengan gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ketidaknyamanan batuk berlebihan, dan dispnea

2emungkinan dibuktikan oleh

?)aporan verbal kelemahan, kelelahan,

keletihan, dispnea karena kerja, takipnea, takikardia sebagai respon terhadap aktivitas, terjadinya atau memburuknya pu(at atau sianosis. 2ritria hasil ?!elaporkan atau menunjukan

peningkatan toleransi terhadap aktivitas yang dapat diukur dengan tak adanya dispnea, kelemahan berlebihan, dan tanda vital dalam rentang normal. 7indakan atau intervensi '. ?

Dvaluasi respon pasien terhadap aktivitas. 9atat laporan dispnea, peningktan kelemahan atau kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas +asioanal ? !enetapkan kemampuan atau kebutuhan pasien

dan memudahkan pilihan intervensi. 2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi. %orong penggunaan manajemen stres dan pengalih yang tepat +asional ? !enurunkan stres dan rangsangan berlebihan,

meningkatkan istirahat. /. Ielaskan pentingnya istirahat dalam ren(ana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas dan istiraha. +asional menurunkan ? 7irah baring dipertahankan selama fase akut untuk kebutuhan metabolik, menghemat energi untuk

penyembuhan, pembatasan aktivitas ditentukan dengan respon

individual pasien terhadap aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan. -. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan tidur. +asional ? Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi,

tidur dikursi, atau menunduk kedepan meja atau bantal. .. Bantu aktivitas pera*atan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan. +asional ? !eminimalkan kelehan dan membantu

keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. 5. %iagnosa kepera*atan %apat dihubungkan dengan ? <yeri LakutM ? :nflamasi parenkim paru reaksi sesuler

terhadap sirkulasi tosin, batuk menetap 2emungkinan dibuktikan oleh ? <yeri dada pleuritik. Sakit kepala, otot atau nyeri sendi, melindungi area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah. 2ritria hasil ? !enyatakan nyeri hilang atau terkontrol. dengan

!enunjukan rileks, istirahat atau tidur, dan peningkatan aktivitas tepat. 7indakan atau intervensi '. ?

7entukan karakteristik nyeri, misalnya tajam, konstan, ditusuk. Selidiki perubahan karakter, lokasi, dan intensitas. +asional ? <yeri dada, biasanya ada dalam beberapa derajat

pada pneumonia, juga dapat timbul komplikasi pneumonia seperti perikarditis dan endokarditis.

2.

Pantau tanda vital. +asional ? Perubahan frekuensi jantung atau 7% menunjukan

bah*a pasien mengalami nyeri, khususnya bila alasan lain untuk perubahan tanda vital telah terlihat. /. Berikan tindakan nyaman, misalnya pijatan punggung, perubahan posisi, musik tenang atau perbin(angan, relaksasi atau latihan napas. +asional ? 7indakan non analgesik diberikan dengan

sentuhan lembut dapat

menghilangkan ketidaknyamanan dan

memperbesar efek terapi analgesik -. 7a*arkan pembersihan mulut dengan sering. +asional ? Pernapasan mulut dan terapi oksigen dapat

mengiritasi dan mengeringkan membran mukosa, potensial ketidaknyamanan umum. .. #njurkan dan bantu pasien dalam teknik menekan dada selama episode batuk. +asional ? #lat untuk mengontrol ketidaknyamanan dada

sementara meningkatkan keefektifan upaya batuk. 5. 2olaborasi pemberian analgesik dan antitusif sesuai indikasi. +asional non produktif ? ;bat ini dapat digunakan untuk menekan batuk atau paroksismal atau menurunkan mukosa

berlebihan, meningkatkan kenyamanan atau istirahat umum

,.

%iagnosa kepera*atan kurang dari kebutuhan tubuh. 4aktor risiko meliputi sekunder terhadap

?+isiko

tinggi

terhadap

nutrisi,

?Peningkatan kebutuhan metabolik demam dan proses infeksi, anoreksia yang

berhubungan dengan (toksin bakteri, bau,rasa sputum, dan pengobatan aerosol), distensi abdomen atau gas yang berhubungan dengan menelan udara selama episode dispnea. 2emungkinan dibuktikan oleh ?(tidak dapat diterapkan ? adanya

tanda tanda dan gejala gejala membuat diagnosa aktual). 2ritria hasil ?!enunjukan peningkatan napsu

makan, mempertahankan atau meningkatkan berat badan. 7indakan atau intervensi '. ?

:dentifikasi faktor yang menimbulkan mual atau muntah, misalnya sputum banyak, pengobatan aerosol, dispnea berat, nyeri. +asional masalah. ? Pilihan intervensi tergantung pada penyebab

2.

Berikan *adah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin. Berikan atau bantu kebersihan mulut setelah muntah, setelah tindakan aerosol dan drainase postural, dan sebelum makan. +asional ? !enghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari

lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual. /. Iad*alkan pengobatan pernpasan setidaknya ' jam sebelum makan.

+asional

? menurunkan efek mual yang berhubungan dengan

pengobatan ini. -. #uskultasi bunyi usus. ;bservasi atau palpasi distensi abdomen. +asional ? Bunyi usus mungkin menurun atau tidak ada bila

proses infeksi berat atau memanjang. %istensi abdomen terjadi sebagai akibat menelan udara atau menunjukan pengaruh toksin bakteri pada saluran gastrointestinal. .. Berikan makan porsi ke(il dan sering termasuk makanan kering (roti panggang, krekers) dan makanan yang menarik untuk pasien. +asional ? 7indakan ini dapat meningkatkan masukan

meskipun napsu makan mungkin lambat untuk kembali. 5. Dvaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar. +asional ? #danya kondisi kronis seperti PP;!,

alkoholisme, dan keterbatasan keuangan dapat menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, dan atau lambatnya respon terhadap terapi. $. %iagnosa kepera*atan volume (airan 4aktor risiko meliputi ?2ehilangan (airan berlebihan karena ?+isiko tinggi terhadap kekurangan

(demam, berkeringat banyak, napas mulut atau hiperventilasi, muntah), penurunan masukan oral 2emungkinan dibuktikan oleh ?(tidak dapat diterapkan ? adanya

tanda tanda dan gejala gejala membuat diagnosa aktual).

2riteria hasil

?!enunjukan keseimbangan (airan

dibuktikan dengan parameter individual yang tepat, misalnya membran mukosa yang lembab, turgor kulit yang baik, pengisian kapiler (epat, tanda vital stabil. 7indakan atau intervensi ?

'. 2aji perubahan tanda vital, (ontoh peningkatan suhu atau demam memanjang, takikardia, hipotensi ortostatik +asional ? Peningkatan suhu atau memanjangnya demam

meningkatkan laju metabolik dan kehilangan (airan melalui evaporasi. 7ekanan darah ortostatik berubah dan peningkatan

takikardia menunjukan kekurangan (airan sistemik. 2. 2aji turgor kulit, kelembaban membran mukosa pada bibir dan lidah. +asional ? :ndikator langsung keadekuatan volume (airan,

meskipun membran mukosa mulut mungkin kering karena napas mulut dan oksigen tambahan. /. 9atat laporan mual atau muntah. +asional -. ? #danya gejala ini menurunkan masukan oral.

Pantau masukan dan haluaran, (atat *arna, kanker urine. 0itung keseimbangan (airan. &aspadai kehilangan yang tidak tampak. 8kur berat badan sesuai dengan indikasi +asional ? !emberikan informasi tentang keadekuatan

volume (airan dan kebutuhan penggantian.

.. Beri (airan setidaknya 2.00 mlAhari atau sesuai dengan kondisi individual. +asional ? Pemenuhan kebutuhan dasar (airan, merupakan

risiko dehidrasi. 5. 2olaborasi antiemetik. +asional ? Berguna menurunkan kehilangan (airan. pemberian obat indikasi, misalnya antipiretik,

,. 2olaborasi pemberian (airan tambahan :1 sesuai keperluan. +asional ? Pada adanya penurunan masukan atau banyak

kehilangan penggunaan parenteral dapat memperbaiki atau

6.

%iagnosa kepera*atan %apat dihubungkan dengan interprestasi, kurang mengingat. 2emungkinan dibuktikan oleh

?2urang pengetahuan ?2urang informasi, kesalahan

?Permintaan informasi, pernyataan

kesalahan konsep, kegagalan memperbaiki atau berulang. 2ritria hasil proses penyakit, dan pengobatan. 7indakan atau intervensi ? ?!enyatakan pemahaman kondisi,

'. 2aji fungsi normal paru, patologi kondisi. +asional ? !eningkatkan pemahaman situasi yang ada dan penting menghubungkannya dengan progam pengobatan.

2. %iskusikan

aspek

ketidakmampuan

dari

penyakit,

lamanya

peneymbuhan, dan harapan kesembuhan. :dentifikasi pera*atan diri dan kebutuhan atau sumber pemeliharaan rumah. +asional ? :nformasi dapat meningkatkan koping dan membantu menurunkan ansietas dan masalah berlebihan. Bejala pernapasan

mungkin lamba untuk membaik, dan kelemahan serta kelelahan dapat menetap selama periode yang panjang. 4aktor ini dapat berhubungan dengan depresi dan kebutuhan untuk berbagai dukungan dan bantuan. /. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal. +asional ? 2elemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengasimilasi informasi atau mengikuti program medik. -. 7ekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif atau latihan pernapasan. +asional ? Selama a*al 5 $ minggu setelah pulang, pasien berisiko besar untuk kambuh dari pneumonia. .. Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan

kesejahteraan, misalnya istirahat dan aktivitas seimbang, diet baik, menghindari kerumunan selama musim pilek atau flu dan orang yang mengalami infeksi saluran pernapasan atas. +asional ? !eningkatkan pertahanan alamiah atau imunitas,

membatasi terpajan pada patogen. 5. 7ekanan pentingnya melanjutkan evaluasi medik dan vaksin atau imunisasi dengan tepat .

+asional ? %apat men(egah kambuhnya pneumonia dan atau komplikasi yang berhubungan ,. :dentifikasi tanda atau gejala yang memerlukan pelaporan pemberi pera*atan kesehatan misalnya peningkatan dispnea, nyeri dada, kelemahan memanjan, kehilangan berat badan, damam atau

menggigil, menetapnya batuk produktif, perubahan mental. +asional ? 8paya evaluasi dan intervensi tepat *aktu dapat men(egah atau meminimalkan komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai