Anda di halaman 1dari 7

INTERPRETASI ASAM BASA II DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RUMAH SAKIT KARIADI SEMARANG

Disusun oleh: Maula Maratus Solikhah 22020112210046

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

ASAM BASA
A. Pengertian Asam adalah molekul yang mengandung atom-atom hidrogen yang dapat melepaskan ion-ion hidrogen dalam larutan. Basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima ion hidrogen. Sedangkan keseimbangan asam basa adalah homeostatis dari kadar ion hidrogen pada cairan tubuh. B. Fisiologi Keseimbangan Asam Basa Pada dasarnya pH atau derajat keasaman darah tergantung pada konsentrasi ion H+. Ada 3 sistem utama yang mengatur konsentrasi ion

hidrogen dalam cairan tubuh untuk mencegah asidosis atau alkalosis, yaitu : 1. Sistem penyangga asam-basa kimiawi dalam cairan tubuh Terdapat 4 macam buffer kimia utama dalam tubuh yaitu: a. Sistem buffer bikarbonat-asam bikarbonat Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam lemah dan garam bikarbonat. Sistem ini merupakan jumlah terbesar yang terdapat dalam cairan ekstra seluler. Penentuan pH berdasarkan persamaan Henderson-Hesselbach: pH = pK + log (HCO3 ) (pCO2) b. Sistem buffer fosfat Sistem ini terutama terdapat di dalam sel darah merah dan sel-sel lain, terutama di dalam tubulus ginjal karena fosfat biasanya menjadi sangat pekat dalam tubulus, sehingga meningkatkan tenaga penyangga system fosfat dan cairan tubulus biasanya mempunyai pH yang lebih rendah daripada cairan ekstraseluler, menyebabkan jangkauan kerja penyangga lebih mendekati pH sistem. Buffer fosfat terdapat dalam bentuk Na2HPO4 dan NaH2PO4.

c. Sistem buffer protein Sistem ini terutama terdapat di dalam sel-sel jaringan dan juga bekerja di dalam plasma. Dapat bekerja sebagai asam lemah dan basa lemah ataupun garam basa yang dapat mengikat atau melepaskan ion H+. d. Sistem buffer hemoglobin Hb bekerja sebagai asam lemah dan membentuk sistem buffer dengan basa kuat seperti bikarbonat dan fosfat. 2. Sistem Pernafasan PACO2 di dalam alveoli berada dalam keseimbangan dengan PaCO2 dan H2CO3 dalam darah. Tiap perubahan pada PACO2 akan mempengaruhi PaCO2 dan H2CO3. Bila kadar H2CO3 meningkat, maka akan menyebabkan PaCO2 juga meningkat yang akan diikuti oleh perangsangan pusat pernafasan, sehingga timbul hiperventilasi untuk mengeluarkan CO2 lebih banyak. 3. Sistem Keseimbangan Asam-Basa Oleh Ginjal Pada keadaan keasaman darah yang meningkat, ginjal akan mengeluarkan ion H+ dan menahan ion HCO3 untuk mempertahankan pH darah dalam batas normal, sehingga akan menghasilkan urin yang bersifat asam (pH = 5,5-6,5). Ginjal mengatur konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular melalui tiga mekanisme dasar yaitu sekresi ion-ion hidrogen, reabsorbsi ion-ion bikarbonat yang disaring dan produksi ion-ion bikarbonat baru. C. Nilai Normal Gas Darah: Jenis Gas Darah pH pO2 Saturasi O2 Darah Arteri 7,35 7,45 80 -100 mmHg > 95 % Darah Vena 7,33 7,47 34 49 mmHg 70 75 %

pCO2 HCO3 BE

35 45 mmHg 22 26 mEq/L -2 - +2

41 51 mmHg 24 28 mEq/L 0-+4

Keterangan: 1. pH menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat 2. pO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam darah. pO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri 3. SaO2 adalah Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk menghitung kandungan oksigen dalam darah. 4. pCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. pCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya ventilasi alveolar. pCO2 nomal pCO2 tinggi pCO2 rendah : ventilasi normal : hipoventilasi : hiperventilasi

Karena CO2 merupakan unsur respirasi, maka nilai pCO2 akan menunjukkan jenis kelainan asam dan basa: pCO2 tinggi pCO2 rendah : asidosis respiratori :alkalosis repiratori

5. HCO3 (bicarbonate) adalah parameter metabolic (non respirasi) yaitu nilai bikarbonat yang terkandung dalam arteri. Digunakan sebagai pedoman adanya kelainan asam basa yang disebabkan unsur metabolik (bukan karena masalah respirasi).

6. BE (base exces) Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam. Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam. HCO3 atau BE : alkalosis metabolic HCO3 atau BE : asidosis metabolic

D. Penyebab Gangguan Keseimbangan Asam Basa: 1. Asidosis metabolik Gangguan klinis yang ditandai rendahnya pH (peningkatan konsentrasi ion hidrogen) dan rendahnya konsentrasi bikarbonat plasma. Asidosis Metabolik adalah kekurangan HCO3. Terjadi pada keadaan seperti banyak penimbunan asam: DM tak terkontrol atau kelaparan, penimbunan asamasam inorganik: gagal ginjal, intoksikasi alcohol, penimbunan NaCl berlebihan. 2. Alkalosis metabolik Gangguan klinis yang ditandai oleh pH yang tinggi (penurunan konsentrasi ion hidrogen) dan konsentrasi bikarbonat plasma yang tinggi. Alkalosis Metabolik adalah kelebihan bikarbonat. Terjadi pada keadaan: muntah-muntah, overkompensasi terhadap alkalosis repiratorik, kelebihan pemberian Na-bikarbonat 3. Asidosis respiratorik Gangguan klinis dimana pH kurang dari 7,35 dan tekanan parsial karbondioksida arteri (PaCO2) lebih besar dari 42 mmHg. Asidosis Respiratorik merupakan akibat penumpukan CO2 dalam darah akan meningkatkan H2CO3. Terjadi pada keadaan: empisema, asma (PPOK), pneumonia.

4. Alkalosis respiratorik Kondisi klinis dimana Ph arteri lebih tinggi dari 7,35 dan PaCO2 kurang dari 38 mmHg. Alkalosis Respiratorik merupakan akibat pengeluaran CO2 berlebihan pada hiperventilasi.Terjadi pada keadaan: gangguan emosional, demam, kelaianan serebral, pemakaian ventilator. E. Interpretasi Hasil: Jenis Gangguan Murni Asidosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian Terkompensasi Penuh Murni Asidosis Metabolik Terkompensasi Sebagian Terkompensasi Penuh Asidosis Respiratorik + Metabolik Murni Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian Terkompensasi Penuh Murni Alkalosis Respiratorik Terkompensasi Sebagian Terkompensasi Penuh Alkalosis Respiratorik + Metabolik pH N N N N pCO2 N N HCO3 N N

F. DAFTAR PUSTAKA 1. Hudak & Gallo.(1994). Critical care nursing : a holistic approach. (7th edition). Lippincott : Philadelphia. 2. Muhiman. (2001). Penatalaksanaan pasien di intensive care unit. Jakarta : BP FKUI. 3. Mykynaocca. (2005). Hand Book ICU 2005. Semarang : FK UNDIP

Anda mungkin juga menyukai