Anda di halaman 1dari 3

PATOGENESIS

Diabetes
Hiperglikemi

Akumulasi polyol Enzim aldose reduktase Mengubah glukosa menjadi sorbitol

Advanced Glycosylated End Product (AGEs)

Nitric oxidase Menurunnya vasodilatasi Menurunnya aliran darah ke saraf Neuropati Diabetikum

PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis Gejala neuropati dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu : Gejala positif Gejala positif mencakup kedutan otot, kram, rasa terbakar atau tertusuk, rasa geli atau kesemutan. Gejala Negatif Gejala negatif mencakup kelemahan, fatigue, dan wasting. Gejala yang melibatkan saraf otonom : rasa haus, kembung, konstipasi, impotensi, inkontenensia urin, abnormalitas keringat, dan rasa melayang yang berkaitan dengan othostatis. 2. Pemeriksaan Fisik Reflek motorik Fungsi serabut saraf besar dengan tes kuantifikasi sensasi kulit seperti tes rasa getar dan rasa tekan. fungsi serabut saraf kecil dengan tes sensasi suhu Tes Romberg : untuk melihat keseimbangan tubuh

3. Pemeriksaan Penunjang
Uji elektrodiagnostik pada pasien neuropati perifer mencakup kecepatan hantaran saraf dan needle Electromyography. Kedua uji tersebut merupakan standar untuk neuropati, terutama neuropati serabut besar. Pemeriksaan Quantitative Sensory Testing (QST) berguna untuk mendeteksi neuropati sensorik. Uji QST meliputi pemeriksaan vibrasi, suhu, dan nyeri panas pada ibu jari atau telunjuk untuk menentukan ambang sensasi tersebut. Pemeriksaan ini banyak digunakan pada neuropati HIV, neuropati toksik dan neuropati demielinisasi. Pemeriksaan biopsi saraf dilakukan untuk menilai etiologi, lokalisasi patologik, dan beratnya kerusakan saraf. Namun pemeriksaan kurang penting atau jarang dilakukan. Biopsi saraf hanya berguna pada neuropati progresif akut/sub akut, asimetrik dan multifokal.

Anda mungkin juga menyukai