Anda di halaman 1dari 52

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI

POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

PENGERTIAN JARINGAN TRANSPORTASI


Defenisi Jaringan: suatu konsep matematis yang dapat digunakan untuk menerangkan secara kuantitatif suatu sistem yang mempunyai karakteristik ruang

REL UDARA

JALAN

AIR

Transportasi Adalah: suatu kegiatan untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dan termasuk di dalamnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk memindahkannya

Transportasi

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

1 2

Manusia sebagai pihak yang membutuhkan Barang yang dibutuhkan

3
4 5

Kendaraan sebagai alat angkut (sarana transportasi)


Lintasan sebagai prasarana angkutan yang dapat berupa Jalan raya, rel, alur pelayaran di sungai dan laut serta bandar udara. Organisasi atau pengelola angkutan.

Jaringan Transportasi
Jaringan transportasi terdiri dari simpul (node) dan ruas-ruas (link) Simpul-simpul tersebut mewakili suatu titik tertentu pada ruang dan Ruas adalah garisgaris yang menghubungkan titik-titik Pada kondisi tertentu untuk tujuan analisa maka, terkadang ruas-ruas tersebut arahnya perlu ditunjukkan dalam bentuk busur berarah

Terdapat cara lain dalam menunjukkan suatu jaringan transportasi yaitu cara Matriks hubungan dan cara matriks simpul-ruas atau simpul busur

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Contoh Jaringan dalam bentuk grafis:


1 6

2 3

Simpul (node) dapat mencerminkan persimpangan, kota dan fasilitas-fasilitas tetap lainnya seperti terminal kereta (stasion), pelabuhan dan bandar udara Ruas (link) mencerminkan ruas jalan antar persimpangan atau ruas jalan antar kota, jalan rel antar kota maupun antar stasiun, alur penerbangan antara bandara yang satu dengan bandara lainnya serta pelabuhan laut yang satu dengan pelabuhan laut lainnya.

Busur (satu arah) 5

Ruas (dua arah) 4

Untuk mengefesienkan pergerakan yang terjadi di dalam jaringan transportasi maka, sistem jaringan perlu didesain secara terhirarki sesuai dengan besarnya arus lalu-lintas yang melalui jaringan tersebut

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

JARINGAN GRID

JARINGAN RADIAL

JARINGAN POLA HEXAGONAL

JARINGAN MODIFIKASI RADIAL

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Konsep Fungsi Klasifikasi Jalan Hirarki Pergerakan dan Komponennya


Ada enam (6) pergerakan dalam hubungannya dengan konsep fungsi klasifikasi jalan yaitu, pergerakan utama, transisi, distribusi, koleksi dan pergerakan akses ke terminal:
Rumah/ terminal/ kantor Jalan lokal

Hubungan Fungsi Klasifikasi Jalan


Desa Desa

Jalan Akses Jalan bebas hambatan

Jalan kolektor

Kecamatan

Ibukota Propinsi
Jalan Arteri

Ibukota Propinsi

Gambar Hirarki pergerakan kendaraan di jalan

Ibukota Kabupaten

Gambar Garis Perjalanan (Desire lines)

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Jalan lokal Desa Desa Jalan kolektor Kecamatan Ibukota Propinsi Jalan kolektor Ibukota Propinsi

Jalan arteri Ibukota Kabupaten

Jalan arteri

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam konsep dasar hirarki sistem jaringan jalan antara lain adalah: jarak antar simpang, penentuan jaringan yang baik dan efesien

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Clearly serve traffic movement

Intermediate Roads traffic & Theoritical balance between traffic and land service

Clearly serve adjacent Land

100 %
Service only a Network function

100 %
Access only for Land service

% traffic Function T

Traffic Function

Land service Function

% Land Function

No network function Arterials Kollektor Local Street

No Access

Road Type

Gambar Klasifikasi jalan sesuai fungsinya sebagai Media arus lalu lintas dan pelayanan daerah. Dengan demikian setidaknya terdapat dua pertimbangan dasar dalam menentukan fungsi klasifikasi jalan dan jaringan jalan yaitu, aksesibilitas dan mobilitas

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Gambar Sistem Klasifikasi peran fungsional Jalan menurut pergerakan dan Akses

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Karakteristik Pergerakan di Setiap Kelas Jalan


Klasifikasi jaringan jalan juga sangat ditentukan oleh karakteristik pergerakan (lalu lintas) yg menggunakan jaringan jalan tersebut. Perjalanan jarak jauh yang sifat pergerakannya memerlukan kecepatan yang tinggi perlu dipisahkan dengan perjalanan lokal jarak pendek yang tipikal penggunannya akan memerlukan kemudahan dan keselamatan dalam aksesnya ke lingkungan sekitar
Ped. Trips And access Local traffic distribution District Traffic distribution Long distance and through traffic distribution

1,0

Proportion of Trips (Tij) with journey Distance, (d)

Pedes. Streets And Access Roads

0,5

Local distribution

District Distribution Primary Distribution

(A)
0 dA

(L)
dL

(D)
dD

(P)

Journey distance, d

Gambar Karakteristik Pergerakan Pada Masingmasing Kelas Jalan

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Sistem Jaringan Jalan yang Ada di Indonesia Jalan dan Peranannya


Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas (UU No.38/2004)
Ruang Pengawasan Jalan
Ruang Milik Jalan Batas pinggir Ruang Manfaat Jalan
Bahu Jalan

Bahu Jalan

Batis pinggir

Jalur pejalan

Jalur Lalu-lintas

Jalur pejalan

Halaman rumah

Gambar Bagian-bagian (unsur) Jalan


Bagian-bagian jalan adalah:
Ruang manfaat jalan (RUMAJA). Meliputi badan jalan, saluran tepi jalan,dan ambang pengamannya serta bangunan utilitas.
Ruang Milik Jalan (RUMIJA). Meliputi Daerah Manfaat Jalan dan sejalur tanah tertentu di luar Daerah Manfaat Jalan Ruang Pengawasan Jalan (RUWASJA). Merupakan sejalur tanah tertentu di luar Daerah Milik Jalan yang ada dibawah pengawasan pembina jalan

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Sistem Jaringan Jalan


Sistem Jaringan Jalan Primer meliputi:
Jalan Arteri Primer, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu yang berdampingan atau ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua yang berada di bawah pengaruhnya. Jalan Kolektor Primer, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua lainnya atau ruas yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang ketiga yang ada di bawah pengaruhnya. Jalan Lokal Primer, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga lainnya, kota jenjang kesatu dengan persil, kota jenjang kedua dengan persil serta ruas jalan yang menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang yang ada di bawah pengaruhnya sampai persil.

Sistem Jaringan Jalan Sekunder meliputi:


Jalan Arteri Sekunder, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. Jalan Kolektor Sekunder, yaitu ruas jalan menghubungkan kawasan-kawasan sekunder kedua, yang satu dengan lainnya, atau menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder ketiga. Jalan Lokal Sekunder, yaitu ruas jalan yang menghubungkan kawasan-kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan sekunder kedua dengan perumahan, atau menghubungkan kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN:
Jalan Arteri Primer

JARINGAN TRANSPORTASI
F1 Kawasa n Primer

02

Kota Jenjang I

Kota Jenjang I

Jalan Arteri Primer

Jalan Arteri Primer

Jalan Arteri/ Sekunder

Jalan Arteri

Kota Jenjang II

Jalan Kolektor Primer

Kota Jenjang II

F12 Kawasa n Sekund er

Jalan Arteri Sekunder

F21 Kawasa n Sekunde rI

Jalan Kolektor Primer

Jalan Kolektor Primer

Jalan Sekunder

Jalan Arteri Sekunder

Jalan Lokal Primer


Kota Jenjang III

Jalan Lokal Primer

Kota Jenjang III

F22 Kawasan Sekunde r II

Jalan Kolektor Sekunder

F22 Kawasan Sekunde r II

Jalan Lokal Primer Jalan Lokal Primer

Jalan Lokal Sekunder Jalan Kolektor Sekunder

Jalan Lokal Primer

Kota di Jenjang II

Jalan Lokal Sekunder

F23 Kawasan Sekunder III

Jalan Lokal Primer

Jalan Lokal Sekunder

PERSIL

Perumah an

Gambar Sistem Jaringan Jalan Primer

Gambar Sistem Jaringan Jalan Sekunder

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Klasifikasi Jalan Berdasarkan Status/Wewenang Pembinaan


Jalan dapat dikelompokkan berdasarkan status pembinaannya yaitu: Jalan Nasional, Jalan Nasional dibawah pembinaan Pemerintah Pusat (Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah atau Pejabat yang ditunjuk) Jalan Propinsi, Jalan Propinsi dibawah pembinaan Pemda Instansi yang ditunjuk Tingkat I atau (Kota) dibawah

JalanKabupaten/Kotamadya/Kota, Jalan Kabupaten/Kotamadya pembinaan Pemda Tingkat II/ Kota atau Instansi yang ditunjuk

Jalan Desa, Jalan Desa dibawah pembinaan Pemerintah Desa/Kelurahan Jalan Khusus, Jalan Khusus dibawah pembinaan Pejabat atau orang yang ditunjuk

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Ruas Jalan yang termasuk ke dalam klasifikasi jalan nasional adalah:

Jalan Arteri primer Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota propinsi Jalan lainnya yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional

Yang termasuk dalam klasifikasi Jalan Propinsi

Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota kabupaten/kotamadya (kota). Jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota kabupaten/kota dengan ibukota kabupaten/kota lainnya. Jalan lainnya yang mempunyai nilai strategis ditinjau dari segi kepentingan propinsi. Jalan yang ada di dalam Daerah Khusus Ibukota Jakarta, kecuali yang ditetapkan sebagai jalan nasional.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

02

Jalan Kabupaten/ Kotamadya/Kota

Jalan kolektor primer yang tidak termasuk ke dalam baik jalan nasional maupun jalan propinsi. Jalan lokal primer Jalan sekunder yang tidak masuk ke dalam baik jalan nasional maupun jalan propinsi. Jalan lainnya yang mempunyai nilai strategis ditinjau dari segi kepentingan kabupaten atau kotamadya/kota.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

JARINGAN TRANSPORTASI JALAN REL


Angkutan jalan rel merupakan salah satu moda angkutan darat yang cukup efesien, karena kapasitas angkut (per kereta) yang cukup besar dan pergerakannya yang tidak terganggu oleh arus lalu-lintas kendaraan di jalan raya Ada dua tipe dasar angkutan jalan rel, yaitu: Sistem angkutan jalan rel perkotaan dan Sistem angkutan jalan rel antar kota.

TIPE PELAYANAN ANGKUTAN JALAN REL


Pelayanan angkutan jalan rel ini diberikan kepada angkutan orang dan angkutan barang.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Jalan rel ini dapat dibagi menjadi jalan umum dan jalan khusus

Yang dimaksud dengan jalan rel pribadi adalah jalan rel yang digunakan dan dipunyai oleh badan tertentu seperti pabrik gula, pertambangan dan jalan rel ini khusus melayani keperluan angkutan di pabrik gula atau dipertambangan itu sendiri. Sedang jalan rel umum adalah jalan rel yang digunakan kereta untuk umum. Tipe stasiun kereta
Stasiun kereta secara umum berfungsi untuk memberikan pelayanan dan pertukaran gerbong Stasiun kereta merupakan tempat bagi penumpang atau barang untuk bertukar kereta atau moda.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

JARINGAN JALAN REL


Jaringan jalan rel juga terdiri atas link (ruas) dan node atau simpul

Bila jaringan jalan rel merupakan jaringan rel dalam kota, maka stasiun dilambangkan sebagai node dalam jaringan tersebut sedang ruas melambangkan jaringan jalan relnya

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

STANDAR JALAN REL KELAS JALAN REL


Dalam perencanaan jaringan jalan rel, penentuan klasifikasi jalan rel sangat perlu diketahui karena berhubungan juga dengan komponen-komponennya seperti balas, bantalan dan penambat rel serta berhubungan dengan besar beban gandar, kecepatan maksimum dan daya angkut lintas

Kelas I Daya Angkut (ton/tahun) > 20 x 10^6 Kelas II, Daya angkut (ton/tahun)= 10. 10^6 20 . 10^6 Kelas III, Daya angkut (ton/tahun)= 5 . 10^6 10. 10^6 Kelas IV, Daya angkut (ton/tahun)= 2,5 . 10^6 5 . 10^6 Kelas V, Daya angkut (ton/tahun) < 2,5 . 10^6

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Ruang Bebas dan Ruang Bangun pada Jalan Rel


Ruang bebas adalah: ruang di atas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala rintangan dan benda penghalang

Ruang bebas ini disediakan untuk lalu-lintas rangkaian kereta api/ lokomotif dan gerbong.
Ruang bangun adalah ruang di sisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala bangunan tetap seperti tiang semboyan, tiang listrik dan pagar Batas ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada tinggi 1 meter sampai 3,55 meter Pada lintas bebas: 2,35 meter sampai 2,53 meter di kirikanan sumbu sepur. Pada emplasemen : 1,95 meter sampai 2,35 meter di kirikanan sumbu sepur. Pada jembatan: 2,15 meter di kiri-kanan sumbu sepur

Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai berikut:

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Gambar Ruang bebas single track lurus

Gambar

Ruang bebas lurus di tikungan

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Penampang Melintang Jalan Rel


Penampang melintang jalan rel adalah potongan pada jalan rel dengan arah tegak lurus sumbu jalan rel, dimana terlihat pembagian dan ukuran-ukuran jalan rel dalam arah melintang

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

JARINGAN TRANSPORTASI UDARA TRANSPORTASI GOLONGAN: UDARA UMUMNYA DIBAGI DALAM TIGA

a. ANGKUTAN UDARA
b. PENERBANGAN UMUM c. PENERBANGAN MILITER PENGGOLONGAN LAIN MILITER DAN UMUM ADALAH: PENERBANGAN SWASTA,

PENERBANGAN SWASTA DAN UMUM SELAIN PENERBANGAN TERJADWAL OLEH PERUSAHAAN (AIRLINES) JUGA MELIPUTI PENERBANGAN PRIBADI OLEH INDUSTRI SWASTA DAN KOMERSIAL UNTUK PENGIRIMAN BARANG ATAUPUN ALAT-ALAT PRODUKSI

PENERBANGAN UMUM JUGA TERMASUK PENERBANGAN NON TRANSPORT SEPERTI KEPERLUAN INSPEKSI PERTAMBANGAN, PENELITIAN DAN PEMADAM KEBAKARAN

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

POLA JARINGAN LALU-LINTAS UDARA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA ADALAH KUMPULAN RUTERUTE PENERBANGAN UMUM YANG MERANGKUM BEBERAPA RUTE PELAYANAN PENERBANGAN (BERJADWAL TETAP) DIKENAL TIGA POLA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA:
Pola grid (kisi-kisi), yaitu pola jaringan yang berbentuk seperti sarang labalaba, yang mana dalam suatu wilayah (zona) terjadi interlink antara pusat zona dengan subzona, dan antara subzona dengan zona atau subzona lainnya. Pola Hub and Spoke, yaitu pola jaringan yang berbentuk seperti cakar ayam, yaitu dalam suatu zona terjadi interlink antara pusat zona dengan sub-subzona yang menjadi wilayah pelayanan. Pola line, yaitu pola jaringan yang terjadi interlink dari suatu pusat ke zona yang lain (subzona) yang relatif menjauhinya.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Pola Hub and Spoke

Pola Grid

Pola Line

MEMILIH POLA JARINGAN DIPERTIMBANGKAN TIGA ASPEK:

TRANSPORTASI

UDARA,

PERLU

a. ASPEK GEOGRAFIS WILAYAH YANG DILAYANI b. ASPEK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH c. ASPEK KEADAAN JARINGAN TRANSPORTASI UDARA YANG TELAH ADA SAAT INI

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

PADA JARINGAN TRANSPORTASI UDARA, NODE (SIMPUL) BIASA MELAMBANGKAN SUATU KOTA DI MANA BANDAR UDARA TERSEBUT BERADA LINK ATAU RUAS MELAMBANGKAN RUTE-RUTE PENERBANGAN ANTAR KOTA ATAU ANTAR BANDAR UDARA JARINGAN LALU-LINTAS UDARA DAPAT BERUPA:

a. JARINGAN LALU-LINTAS DALAM NEGERI MELIPUTI RUTE-RUTE PENERBANGAN DOMESTIK


b. JARINGAN LALU-LINTAS PENERBANGAN INTERNASIONAL MELIPUTI RUTE-RUTE PENERBANGAN ANTAR NEGARA

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

TIPE BANDAR UDARA

Berdasarkan karakteristik fisiknya

Berdasarkan pengelolaan dan penggunaannya

Berdasarkan aktivitas rutinnya

Berdasarkan tipe perjalanan yang dilayani

SEAPLANE BASES STOL PORTS OFF/LANDING PENDEK) BANDARA KONVENSIONAL HELIPORT (TAKE YANG

BANDAR UDARA UMUM, DIKELOLA OLEH PEMERINTAH UNTUK PENGGUNAAN SECARA UMUM MAUPUN MILITER BANDAR UDARA SWASTA/PRIBADI, DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN PRIBADI/PERUSAHAAN SWASTATERTENTU

MENURUT JENIS PESAWAT TERBANG YANG BEROPERASI (ENPLANEMENTS) MENURUT KARAKTERISTIK OPERASINYA (OPERATION)

BANDAR UDARA INTERNASIONAL BANDAR DOMESTIC UDARA

BANDAR UDARA GABUNGAN (DOMESTIC DAN INTERNASIONAL)

Berdasarkan fasilitas yang tersedia, Bandar udara dapat digolongkan menurut jumlah runway, alat navigasi yang tersedia, kapasitas hangar dan lain sebagainya.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Di Indonesia klasifikasi Bandar udara sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 36 Tahun 1993 didasarkan pada beberapa criteria berikut: Komponen jasa angkutan udara Komponen pelayanan keselamatan dan keamanan penerbangan. Komponen daya tampung Bandar udara (landasan pacu dan tempat parkir pesawat). Komponen fasilitas keselamatan penerbangan (fasilitas elektronika dan listrik yang menunjang operasi fasilitas keselamatan penerbangan). Komponen status dan fungsi Bandar udara dalam konteks keterkaitannya dengan lingkungan sekitarnya.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

JARINGAN TRANSPORTASI ANGKUTAN LAUT


TRANSPORTASI AIR/LAUT TERMASUK BENTUK TRANSPORTASI YANG TERTUA DI DUNIA, BAIK YANG JALURNYA DI SUNGAI, LAUT MAUPUN DI JALUR BUATAN REPRESENTASE JARINGAN TRANSPORTASI AIR/LAUT TERDIRI ATAS LINK (RUAS) DAN NODE (SIMPUL) RUAS MELAMBANGKAN SUATU RUTE/TRAYEK PELAYARAN, NODE MERUPAKAN PELABUHAN DI MANA PELAYARAN DIMULAI DAN KEMANA PELAYARAN AKAN DITUJU ATAU SEBALIKNYA

Pelayaran Nusantara

Kegiatan lalu-lintas angkutan laut nasional, dikenal adanya beberapa unsur pelayaran sebagai suatu subsistem pelayaran, yaitu:

Pelayaran Lokal Pelayaran Rakyat Pelayaran Perintis Pelayaran Khusus Pelayaran Samudra

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

KLASIFIKASI PELABUHAN
Klasifikasi Pelabuhan Menurut Fungsi Operasionalnya
Pelabuhan niaga Pelabuhan Industri Pelabuhan Ikan Pelabuhan Militer Pelabuhan Parawisata Pelabuhan Tenker Pelabuhan Minyak Pelabuhan Karantina pelabuhan Ferry Pelabuhan Berlindung Pelabuhan Paket/Kiriman

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Teknis

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Geografisnya

Pelabuhan harbour)

Pelabuhan harbour), sungai Pelabuhan

pantai Pelabuhan (Estuary

(Coastal muara harbour),

alam

(Natural

Pelabuhan buatan (Artificial harbour) Pelabuhan Semi (Seminatural harbour) Alam

sungai/pedalaman

(River harbour), Pelabuhan danau (Lake harbour/ Lagoon harbour), Pelabuhan terusan (Canal harbour), Pelabuhan luar

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Pungutan Jasa


Pelabuhan yang diusahakan Pelabuhan yang tidak diusahakan Pelabuhan Otonom Pelabuhan bebas

Klasifikasi Pelabuhan Menurut Hiararchy of Functionally


Gateway ports (Gw) Collectors ports (Cp) ILS (Interisland Liner Service) ports Feeder ports (Fp)

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Pelabuhan merupakan simpul (node) sistem perangkutan laut dengan darat. Karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda transportasi, maka pelabuhan harus disambung dengan sistem perangkutan darat dan dilengkapi dengan berbagai macam kemudahan, seperti jasa terminal dan jasa kepelabuhanan lainnya
Gw

Cp

Cp

ILS

ILS

ILS

ILS

Fp

Fp

Fp

Fp

Fp

Fp

Klasifikasi Pelabuhan Berdasarkan Fungsi Hirarkinya

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Jalan

Air

Kereta

Udara

Lalu-lintas juga adalah merupakan suatu medium kegiatan, sebagai akibat daripada gabungan potensi guna lahan dan kemampuan transportasi (Blunden,1971) Lalu-lintas adalah kegiatan lalu-lalangnya orang dan atau kendaraan sebagai dampak dari interaksi tata-guna lahan karena adanya proses pemenuhan kebutuhan dalam bentuk kegiatan transportasi. Proses pemenuhan kebutuhan antara dua tempat (tata-guna lahan) ini menimbulkan apa yang dikenal dengan proses transportasi dalam bentuk pergerakan orang dan atau kendaraan

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Volume lalu-lintas (V)

1. VOLUME (V) LALU LINTAS


Volume lalu-lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu titik pada suatu ruas jalan (jalur gerak) dalam suatu waktu tertentu Volume lalu-lintas dapat dinyatakan dalam kerangka tahunan, harian, jam-an, ataupun dalam satuan yang lebih kecil Tingkat arus (rate of flow) yang didefenisikan sebagai tingkat lalu-lintas kendaraan ekivalen jam-an yang melewati satu titik pada suatu ruas jalan dalam suatu waktu tertentu yang lebih kecil dari 1 jam, biasanya 15 menit

3 Variabel Lalu Lintas Kerapatan/ Density (D)

Kecepatan Lalu-lintas (S)

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Gambar 1a

Pola Volume LaluLintas Jam-jam-an (NAASRA, 1988)

Gambar

1b

Pola Volume LaluLintasHarian (NAASRA, 1988)

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

2. KECEPATAN (S)
Kecepatan rata-rata ruang atau Space Mean Speed (SMS) Kecepatan rata-rata waktu atau Time Mean Speed (TMS) Kecepatan rata-rata ruang adalah kecepatan rata-rata kendaraan yang didapat dengan membagi jumlah jarak yang ditempuh dengan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh kendaraan tersebut Kecepatan rata-rata waktu adalah rata-rata dari kecepatan kendaraan yang melalui suatu titik pada suatu jalan dalam suatu interval waktu tertentu.

Gambar 2. Perbedaan Antara Dua Macam Kecepatan

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

3. KERAPATAN (D)
Kerapatan atau konsentrasi adalah jumlah rata-rata kendaraan per satuan panjang jalan dalam suatu waktu tertentu

Hubungan Antara Variabel Lalu-lintas


Hubungan antara variabel lalu-lintas yaitu Volume (V), Kecepatan (S) dan kerapatan (D) secara umum dibentuk oleh persamaan dasar sebagai berikut:

Volume (kend./jam) = Kecepatan Rata-rata (kend./jam) x kerapatan (kend./km)

Hubungan Volume lalu-lintas, Kecepatan dan Kerapatan (US-HCM 1994)

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Headway dapat dinyatakan dalam waktu atau dalam jarak. Headway yang dinyatakan dalam waktu disebut time headway, sedang yang dinyatakan dalam jarak disebut distance headway.
Time headway adalah waktu antar kedatangan dua kendaraan yang berurutan di satu titik pada suatu ruas jalan Distance headway (spacing) adalah jarak antara bemper depan suatu kendaraan dengan bemper depan kendaraan berikutnya pada suatu waktu.Distance headway merupakan kebalikan dari kerapatan lalu-lintas

Menurunnya sistem jaringan jalan yang ada mungkin dievaluasi dengan memban-dingkan volume (V) dengan kapasitas (C), (V/C). Usulan perubahan sistem kerangka jalan yang ada seperti perubahan geometri jalan, simpang berlampu lalu-lintas, peraturan perparkiran, perubahan jalan menjadi jalan satu arah dan merubah bentuk larangan di jalan semuanya dievaluasi untuk efeknya pada kapasitas. Perancangan fasilitas baru harus selalu didasarkan pada analisa kapasitas dengan tingkat kebutuhan (demand). Perbandingan efektifitas relatif dari berbagai alternatif moda transportasi dalam melayani suatu kebutuhan sering didasarkan kepada analisa kapasitas.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kapasitas


Faktor jalan antara lain: lebar lajur, kebebasan lateral, bahu jalan, ada tidaknya median, kondisi permukaan jalan, alinemen horosontal dan vertikal, trotoar dan lain-lain. Faktor Lalu-lintas antara lain: komposisi lalu-lintas, volume, distribusi lajur, gangguan lalu-lintas seperti adanya kendaraan tidak bermotor, gangguan samping, dan lain-lain.

Faktor lingkungan jalan antara lain: adanya pejalan kaki, pengendara sepeda, binatang yang menyeberang, dan lain-lain.

Konsep Tingkat Pelayanan


Konsep tingkat pelayanan digunakan untuk menentukan kualitas/ kinerja pelayanan lalu-lintas. Tingkat pelayanan menggambarkan kondisi operasional arus lalu-lintas dan persepsi pengendara dalam terminologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan berkendara, kebebasan bergerak, gangguan arus lalu-lintas lainnya, keamanan dan keselamatan serta unsur biaya operasi kendaraan (ekonomi). Para perencana jalan raya dan lalu-lintas
biasanya mempergunakan tiga ukuran dalam tingkat pelayanan untuk jalan, yaitu:

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Kecepatan atau waktu perjalanan, yaitu suatu nilai rata-rata yang umumnya
ditentukan dari kecepatan rata-rata ruang (Space Mean Speed, SMS).

Rasio antara Volume lalu-lintas maksimum yang dapat ditampung oleh suatu jalan. Rasio
volume terhadap kapasitas ini sangat erat kaitannya dengan karakteristik tingkat pelayanan. Tundaan atau delay.

Tingkat Pelayanan Tingkat Pelayanan A Kecepatan Operasi Tingkat Pelayanan B Tingkat Pelayanan C Tingkat Pelayanan D Tingkat Pelayanan E Tingkat Pelayanan F
A. Pengguna dapat memacu kendaraan dgn bebas B. Arus lalu lintas stabil C. Stabil cocok untuk desain jalan perkotaan D. Lalu lintas sudah mulai tidak stabil E. Kecepatan rendah arus lalu lintas tidak stabil F. Lalu lintas sudah mengalami hambatan

V/C

1,0

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Faktor-faktor yang Berpengaruh Tingkat Pelayanan

Faktor Jalan
lebar lajur, kebebasan samping kiri-kanan jalan (kebebasan lateral), bahu jalan, ada tidaknya median, kondisi permukaan jalan, alinemen jalan

Faktor Lalu-lintas
komposisi lalu-lintas,

volume,
distribusi lajur, gangguan lalu-lintas, adanya kendaraan tidak bermotor, gangguan samping dan lain-lain.

trotoar,
dan lain-lain

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

ARUS LALU-LINTAS KERETA


Lalu-lintas kereta yang bergerak di atas jalan rel terdiri dari lokomotif sebagai alat penarik rangkaian dan rangkaian itu sendiri berupa gerbong-gerbong kereta

Volume
Diukur dengan satuan kereta per satuan waktu misalnya kereta/jam atau kereta /hari.

Kecepatan
Kecepatan selama kereta bergerak (running speed) Kecepatan kereta sepan-jang rute yang dilalui (travel speed)

Kapasitas
Kapasitas kereta ditentukan oleh
jumlah gerbong dalam suatu rangkaian, konfigurasi pemuatan penumpang dan barang serta tipe dan kekuatan lokomotif.

Kapasitas jalur sangat ditentu-kan


oleh kondisi geometrik jalur, kapabilitas sistem pengen-dalian, serta efisiensi sistem operasi di stasiun/terminal.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Parameter Tingkat Pelayanan:


Kapasitas

Faktor Kualitas Pelayanan Kereta Api:


Keselamatan perjalanan dan keandalan
Ketepatan waktu Kemudahan pelayanan Kenyamanan Kecepatan Energi dan Peningkatan produktivitas

Kecepatan Kereta
Headwei Antar Kereta

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

LALU-LINTAS UDARA
Lalu-lintas udara merupakan suatu bentuk pergerakan dari pesawat di dalam ruang udara
Lalu-lintas udara secara umum dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu: Lalu-lintas di sekitar bandar udara yaitu ketika pesawat akan tinggal landas (take off) ataupun mendarat (landing). Lalu-lintas udara di luar otoritas bandar udara (air space).

Jalur Lalu-lintas Udara


Jalur lalu-lintas udara memiliki karakteristik tersendiri mengingat jalurnya hanya berupa ruang udara khayal yang memiliki dimensi panjang, lebar dan tinggi. Dalam pengaturan jalur penerbangan ketiga dimensi ruang tersebut digunakan sebagai acuan dalam menentukan sistem operasi dan pengendalian lalu-lintas udara. Pemisahan jalur lalu-lintas udara secara vertikal ditentukan berdasarkan ketinggian operasi penerbangan dari permukaan laut, dimana untuk ketinggian 1.200 feet sampai 18.000 feet adalah merupakan jalur Viktor yang umumnya digunakan untuk pesawat kecil tipe propeller, sedangkan untuk ketinggian 18.000 feet sampai 45000 feet merupakan jalur yang umumnya digunakan oleh pesawat terbang berjenis lebih besar dan bermesin jet.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

GAMBAR KONSEP PEMISAHAN LALU-LINTAS UDARA

Volume
Banyaknya pesawat ter bang yang melakukan kegiatan take-off/ lan ding di landasan pacu (runway) bandar udara tertentu dalam satuan waktu tertentu

Kecepatan
Kecepatan darat (Ground Speed), yaitu kecepatan pesawat relatif terhadap dara-tan. Kecepatan uda-ra (Air speed), yaitu kecepatan pesawat terha-dap medium dimana pesawat tersebut terbang.

Kapasitas
Kapasitas pesawat terbang ditentukan oleh besarnya payload yang
didefenisikan sebagai berat (barang/penumpang) yang mampu diangkut pesawat terbang sesuai dengan spesifikasi berat maksi-mum ketika take off/ landing di suatu bandar udara dengan jarak perjalanan yang telah ditetapkan.

Kapasitas bandar udara adalah kemampuan fasilitas bandar udara (runway,


navigation aids dan kelengkapan lainnya) dalam melayani lalu-lintas penerbangan yang berasal/bertujuan /transit di bandar udara tersebut

Kapasitas runway misalnya sangat tergantung kepada konfigurasi runway itu


sendiri, tingkat kedatangan pesawat, deviasi standar yang terjadi dari tingkat kedatangan pesawat, karakteristik pesawat yang beroperasi, kondisi cuaca serta waktu pelayanan rata-rata untuk kedatangan pesawat di bandar udara

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Federal Aviation Administrasion (FAA) mengembangkan suatu metode perhitungan kapasitas landas pacu, seperti: PHOCAP (Practical hourly capacity) yaitu Kapasitas satu jam praktis PANCAP (Practical Annual capacity) yaitu kapasitas tahunan praktis

ARUS LALU-LINTAS AIR

Arus lalu-lintas angkutan air berupa pergerakan kapal baik yang


digerakkan oleh tenaga mesin maupun oleh tenaga angin (layar) Jalur Lalu-lintas Air
Jalur lalu-lintas air umumnya bersifat alami seperti laut, sungai dan danau, namun dapat pula buatan manusia (kanal, anjir dan danau buatan) Jalur lalu-lintas air secara umum tidak memiliki batasan visual, kecuali pada beberapa bagian tertentu misalnya, ketika memasuki wilayah pelabuhan

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: ARUS LALU-LINTAS

04

Volume
Dihitung dari jumlah kapal yang beroperasi per satuan waktu.

Kecepatan
Kemampuan gerak (kecepatan) sarana transportasi laut (kapal, perahu, boat) secara umum lebih rendah dari sarana angkutan yang berbasis jalur lainnya seperti jalan rel dan moda trans-portasi udara

Kapasitas
Kapasitas lalu-lintas air sangat ditentukan oleh batasan
kapasitas pelabuhan laut yang melayani memberangkatan, kedatangan, proses bongkar muat dan administrasi

Kapasitas pelabuhan secara teknis diukur dengan turn


around time (TRT) yang menyatakan besar-nya waktu yang dibutuhkan oleh suatu kapal dalam pelabuhan. Turn around time terdiri dari waktu tunggu kapal (wating time), waktu tunda kapal (approach time) dan waktu sandar kapal (berth time).

Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan sistem transportasi air terutama ditopang oleh biaya perjalanan per satuan berat yang sangat murah. Namun hal ini berinflikasi kepada rendahnya kecepatan operasi dan pelayanan di dalam pelabuhan, dimana proses di dalam pelabuhan (untuk barang) bisa mencapai hitungan harian bahkan mingguan tergantung kapasitas dan kapabilitas fasilitas pelayanan yang tersedia di pelabuhan.

MATA KULIAH DASAR-DASAR TRANSPORTASI


POKOK BAHASAN: JARINGAN TRANSPORTASI

03

Anda mungkin juga menyukai