Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PRESENTASI KASUS BRONKOPNEUMONIA

Presentan: Julian Chendrasari 0 0!000"#

Narasu$%er: dr& 'au(i Mah)u(h* S+&A

,e+arte$en Il$u Kesehatan Ana'a-ultas Ked.-teran Uni/ersitas Ind.nesia Ja-arta* Se+te$%er #00" 1

BAB I Ilustrasi Kasus Identitas: Pasien Nama Jenis kelamin Usia Alamat Masuk ! Oran0 Tua $eterangan Nama Usia Pendidikan terakhir Peker'aan A%ah ( )" !MP supir &bu * 2+ !* ibu rumah tangga : An.AA : Perempuan : 1 tahun 2 bulan : Pulo Gadung, Jakarta Timur : 22 !eptember 2""#

,ubungan dengan orang tua : anak kandung Agama : &slam !uku : Ja-a Ana$nesis *iperoleh se.ara alloanamnesis terhadap ibu pasien pada hari !enin, 2+ !eptember 2""# /hari ke01 M !2. Keluhan Uta$a (atuk se'ak 2 minggu !M !.

Ri1a2at Pen2a-it Se-aran0 !e'ak 2 minggu !M !, pasien batuk berdahak %ang sulit dikeluarkan dan berbun%i 3grok0grok3. (atuk terus0menerus sepan'ang hari tetapi tidak sampai mengganggu tidur malam. (atuk tidak men%ebabkan muntah. !e'ak 1 hari !M !, pasien mengalami demam. !uhu demam saat itu )+ "4. *emam naik turun, dengan suhu ber5ariasi )1"40)+"4. *emam turun bila diberi obat turun panas, tetapi kemudian naik lagi. !elain itu, pasien 'uga terlihat sesak dengan napas .epat tetapi tidak sampai biru. !esak tidak dipengaruhi oleh posisi. $eluhan menggigil, ke'ang, pilek, muntah, diare disangkal. !e'ak sakit pasien men'adi re-el dan susah makan, minum biasa, dan buang air ke.il biasa. Pasien sudah berobat dua kali ke dokter umum di rumah sakit dan diberi obat panas, batuk, dan antibiotik tetapi tidak ada perbaikan. $emudian pasien diba-a ke !P. Ri1a2at Pen2a-it ,ahulu i-a%at sakit serupa sebelumn%a disangkal, ri-a%at alergi /02 Ri1a2at Pen2a-it Keluar0a Tidak ditemukan ri-a%at pen%akit serupa dalam keluarga, ri-a%at alergi /02, asma /02, kontak T( /02 Ri1a2at S.sial Pasien tinggal di lingkungan %ang padat. Tempat tinggal pasien tidak memiliki 5entilasi dan sinar matahari tidak bisa masuk ke dalam rumah. Ri1a2at -eha$ilan Antenatal care teratur sebulan sekali ke bidan, minum obat6'amu disangkal, selama hamil ibu tidak pernah sakit

Ri1a2at -elahiran Pasien dilahirkan di rumah sakit dan ditolong oleh bidan. 7ahir spontan, langsung menangis, dan .ukup bulan. i-a%at biru, kuning, dan pu.at disangkal. (erat lahir )""" gram dan pan'ang lahir 81 .m. Pasien anak kedua dari dua bersaudara. Ri1a2at Tu$%uh Ke$%an0 Tengkurap usia ) bulan, duduk usia 1 bulan. !aat ini, pasien sudah bisa berdiri dan mengu.apkan beberapa kata bermakna. Ri1a2at Nutrisi A!& ekslusi9 hingga : bulan. !elan'utn%a diberi tambahan bubur susu dan biskuit ba%i. !aat usia 1" bulan mulai diberi bubur nasi. Pada usia 1 tahun diberi sa%ur dan buah %ang dihaluskan. Pasien memiliki ri-a%at sulit makan dan minum A!& sedikit. (iasan%a pasien minum A!& tidak sampai ; menit dan makan bubur nasi han%a 10) sendok, tetapi pasien mau makan bubur susu 1 mangkuk ) kali6hari. Ri1a2at i$unisasi 7engkap Pe$eri-saan 'isiSelasa* #3 Se+te$%er #00"* +-& !&00 4hari -etu5uh +era1atan6 $eadaan umum $esadaran Tanda =ital: Nadi Pernapasan !uhu tubuh Status Antr.+.$etri (erat badan Tinggi badan : : kg : :; .m : 128>6mnt, reguler, isi .ukup : )">6mnt, reguler, kedalaman .ukup : ):,+"4 aksila : tampak sakit sedang, demam /02, batuk /<2 berkurang, sesak /02, : kompos mentis

7ingkar kepala

: 8:,; .m

((6U ? :61" > 1""@ ? :" @ T(6U ? :;61: > 1""@ ? +;,; @ ((6T( ? :61,2 > 1""@ ? +),) @ $esan : giAi kurang Status 7eneralis $epala Mata : de9ormitas /02, rambut hitam, tidak mudah di.abut, ubun0ubun besar sudah menutup : kon'ungti5a pu.at 060, sklera ikterik 060, edema palpebra 060 pupil bulat isokor )mm, 47 dan 4T7 <6< Telinga ,idung Mulut Tenggorokan 7eher *ada Paru Jantung Abdomen Alat $elamin Bkstremitas : serumen /<2, sekret /02 : na9as .uping hidung /02 : mukosa basah : tonsil T10T1, 9aring hiperemis /02 : Pembesaran $G( /02 : simetris statis dinamis, retraksi epigastrium /02, retraksi interkostal /02 : 5esikuler <6<, ronki <6< basah kasar pada seluruh lapang paru, -heeAing 060 : bun%i 'antung &0&& /N2, murmur /02, gallop /02 : datar, lemas, hati6limpa tidak teraba, bising usus /<2 normal, turgor .ukup : perempuan, genitalia eksterna dalam batas normal : edema /02, akral hangat, 4 T C 2 detik

Pe$eri-saan 'isi- +ada 1a-tu +asien $asu- RS 4## Se+te$%er #00"6 $eadaan umum : tampak sakit sedang , demam /<2, batuk /<2, sesak /<2, sianosis /02 ke'ang /02 $esadaran Tanda =ital: Nadi : 12">6mnt, reguler, isi .ukup : kompos mentis

Pernapasan !uhu tubuh $epala Mata T,T Mulut 7eher *ada Paru Jantung Abdomen Alat $elamin Bkstremitas

: ;2>6mnt, reguler, kedalaman .ukup : )+,;"4 aksila

: de9ormitas /02, ubun0ubun besar sudah menutup : kon'ungti5a pu.at 060, sklera ikterik 060, : na9as .uping hidung /<2 : mukosa basah : $G( tidak teraba : simetris statis dinamis, retraksi epigastrium /<2, retraksi interkostal /<2 : 5esikuler <6<, rhonki <6<, -heeAing 060 : bun%i 'antung &0&& /N2, murmur /02, gallop /02 : datar, lemas, hati6limpa tidak teraba, bising usus /<2 normal : pemeriksaan tidak dilakukan : edema /02, akral hangat, 4 T C 2 detik

Pe$eri-saan Penun5an0 ,PL 7eukosit Neutro9il 7im9osit Monosit Bosino9il (aso9il Britrosit ,emoglobin ,ematokrit M4= M4, M4,4 *F 4= Trombosit 7B* 2;6"#6"# 28.#8" D ;),1 );,8 11,) D " ",2 ),:).1": #,) E 2# 1+,+ 2;,: )2,; 1; )#8.""" 2" 226"#6"# 1+.8"" D :1,+ 1;,) E 1),+ D ",2 )," ),#8.1": #,: E )" 1:,8 28,) )1,+ 12,+ 811.""" 0

A7, ##80"80" p, 1,8" p4G2 );,2

pG2 8),2 E ,4G) 21,1 t4G2 22,1 (B 02,) std ,4G) 22,1 !at G2 1#,+ E $esan: hipoksia Ele-tr.lit ##80"80" Na 1)",8 E $ 8,") 4l #; U5i tu%er-ulin #980"80" /02 R.nt0en ##80"80" Tampak in9iltrat dikedua perihiler paru, .orakan bronko5askular tampak suram. 4or, sinur, dan dia9ragma baik. $esan: bronkopneumonia Resu$e Anak AA, 1 tahun 2 bulan, datang dengan keluhan batuk se'ak 2 minggu !M !. !e'ak 2 minggu !M !, pasien batuk berdahak %ang sulit dikeluarkan dan berbun%i 3grok0grok3. (atuk terus0menerus sepan'ang hari tetapi tidak sampai mengganggu tidur malam. !e'ak 1 hari !M !, pasien mengalami demam. !uhu demam saat itu )+ "4. *emam naik turun, dengan suhu ber5ariasi )1"40)+"4. *emam turun bila diberi obat turun panas, tetapi kemudian naik lagi. !elain itu, pasien 'uga terlihat sesak dengan napas .epat tetapi tidak sampai biru. !e'ak sakit pasien men'adi re-el dan susah makan. Pasien sudah berobat dua kali ke dokter umum di rumah sakit dan diberi obat panas, batuk, dan antibiotik tetapi tidak ada perbaikan. $emudian pasien diba-a ke !P.

i-a%at kontak T( dalam keluarga /02, tidak ditemukan pen%akit %ang sama pada keluarga, ri-a%at alergi pada keluarga /02, asma /02. i-a%at kehamilan dan kelahiran kesan tidak ada kelainan. i-a%at pertumbuhan didapatkan kesan terhambat, sedangkan perkembangan didapatkan kesan normal. i-a%at makanan kesan kuantitas kurang. Pasien mendapat imunisasi lengkap. *ari pemeriksaan 9isik se-aktu datang ke ! pasien tampak sakit sedang, kompos mentis, demam /<2, batuk /<2, sesak /<2. Tanda 5ital didapatkan nadi 12">6mnt, reguler, isi .ukupH pernapasan ;2>6mnt, reguler, kedalaman .ukupH suhu tubuh )+,;"4 aksila. $eadaan giAi se.ara klinis dan antropometri terkesan giAi kurang. Pemeriksaan T,T terdapat napas .uping hidung. Pada dada terdapat retraksi epigastrium dan interkostal. Pada paru didapatkan suara napas 5esikuler, ronki <6<. Pemeriksaan 9isik lainn%a tidak ditemukan adan%a kelainan. *ari pemeriksaan darah tepi ditemukan anemia, leukositosis. Analisis gas darah menun'ukkan keadaan hipoksia. Pemeriksaan 9oto toraks AP ditemukan in9iltrat dikedua perihiler paru, .orakan bronko5askular tampak suram. 4or, sinur, dan dia9ragma baik. $esan: bronkopneumonia ,a)tar Masalah 1. (ronkopneumonia 2. GiAi kurang ). Anemia suspek de9isiensi besi Tatala-sana $aBN 1 ( 2; tpm mikro 4e9ota>im 2 > )"" mg Ambro>ol sirup 2 > 4th I Para.etamol :" mg bila suhu J)+,;"4 *iet : 12" kkal 6 hari Pr.0n.sis Kuo ad 5itam : bonam

Kuo ad 9un.tionam

: dubia ad bonam

Kuo ad sana.tionam : dubia ad malam

BAB II Pe$%ahasan U$u$ Sesa- Na+as

!esak adalah perasaan sub'ekti9 dari napas .epat atau kesulitan bernapas. !edangkan takipnea adalah tanda ob'ekti9 dari 9rekuensi napas .epat dan tidak berhubungan dengan perasaan napas %ang tidak adekuat. !esak merupakan ge'ala, sedangkan takipnea adalah tanda. Akan tetapi, mekanisme pen%ebabn%a adalah sama, %aitu: 'umlah G2 tidak men.ukupi kebutuhan atau ketidakmampuan mengekskresi 4G2. Pen%ebab sesak adalah sebagai berikut: 1. Masalah 'alan napas atas a. Croup b. Aspirasi benda asing .. Bdema6spasme laring, epiglotitis d. abses retro9aringeal e. atresia koana 2. Masalah 'alan napas ba-ah a. Trakeitis, bronkiolitis b. Pneumonia .. Asma d. espirator% distress s%ndrome pada neonatus e. 9istula trakeo0eso9ageal ). Masalah 'antung a. gagal 'antung kongesti9 /le9t0to0right shunt, le9t 5entri.ular 9ailure2 b. tamponade 'antung .. emboli paru 8. Masalah pleura a. e9usi pleura, empiema b. pneumotoraks ;. Masalah neurologik /opiat, tekanan intrakranial meningkat, neuromiopatik2 :. Masalah lainn%a /hernia dia9ragmatik, asites masi9, skoliosis berat2 Untuk penilaian %ang tepat, pertimbangkan 9rekuensi napas berdasarkan usia anak dan amati kualitas pernapasann%a. Neonatus );0;" >6menit (a%i )"08" >6menit

1"

Anak usia sekolah 2"0)" >6menit Preadolesens 1202" >6menit

Pneu$.nia Pneumonia adalah peradangan pada parenkima paru. Meskipun sebagian besar kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, pneumonia 'uga dapat disebabkan oleh pen%ebab nonin9eksi termasuk aspirasi makanan atau atau asam lambung, benda asing, hidrokarbon, dan substansi lipoid, reaksi hipersensiti5itas, dan pneumonitis %ang diinduksi obat atau radiasi. (ronkopneunonia *isebut 'uga pneumonia lobularis atau multi9okal, bronkopneumonia se.ara radiogra9i ditandai oleh gambaran ber.ak, dengan penebalan peribronkial, dan air-space opacities %ang kurang. $etika pen%akit men'adi berat, konsolidasi melibatkan bronkiolus respiratori dan terminal, serta al5eoli menghasilkan opasitas noduler sentrilobuler. $onsolidasi ini dapat berkembang dan memberikan pola lobularis. Patogen %ang men%ebabkan pola ini biasan%a destrukti9 sehingga sering ter'adi abses, pneumatokel, dan gangren pulmoner. !e.ara patologik, bronkopneumonia berasal dari in9lamasi bronkus dengan keterlibatan lobularis /ber.ak2. Bpidemiologi Pneumonia adalah pen%ebab utama dari morbiditas dan mortalitas pada anak0anak /khususn%a anak C ; tahun2 di seluruh dunia. *engan perkiraan 18:01;# 'uta kasus baru per tahun di negara berkembang, pneumonia diperkirakan men%ebabkan 8 'uta kematian pada anak0anak. Btiologi Pen%ebab pneumonia sering sulit ditentukan karena kultur dari 'aringan paru sangat in5asi9 dan 'arang dilakukan. $ultur %ang diperoleh dari spesimen traktus respiratorius atas atau sputum biasan%a tidak akurat menggambarkan in9eksi traktus respiratorius ba-ah. Streptococcus pneumoniae adalah bakteri pen%ebab pneumonia tersering, diikuti oleh Chlamydia pneumoniae dan Mycoplasma pneumoniae.

11

Tabel 1. Pen%ebab &n9eksi Pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara ma'u Usia Btiologi %ang sering Btiologi %ang 'arang (akteri: bakteri anaerob, Streptococcus group D, Haemophillus influenzae, Streptococcus pneumoniae, reaplasma urealyticum =irus: 5irus sitomegalo, 5irus herpes simpleks (akteri: Bordetella pertussis! (akteri: Chlamydia trachomatis, ) minggu0) bulan =irus: 5irus adeno, 5irus in9luenAa, 5irus parain9luenAa 1,2,), #espiratory Syncytial $irus (akteri: Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, 8 bulan0; tahun Streptococcus pneumoniae =irus: 5irus adeno, 5irus in9luenAa, 5irus parain9luenAa, 5irus rino, #espiratory Syncytial ; tahun0 rema'a $irus (akteri: Chlamydia pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Streptococcus pneumoniae =irus: 5irus 5arisela0Aoster (akteri: Haemophillus influenzae tipe (, Mora"ella catharalis, %eisseria meningitidis, Staphylococcus aureus =irus: 5irus sitomegalo Streptococcus pneumoniae Haemophillus influenzae tipe (, Mora"ella catharalis, Staphylococcus aureus, reaplasma urealyticum

(akteri: E.coli, Streptococcus, 7ahir02" hari group B, Listeria monocytogenes

(akteri: Haemophillus influenzae, Legionella sp, Staphylococcus aureus =irus: 5irus adeno, 5irus Bpstein0 (arr, 5irus in9luenAa, 5irus parain9luenAa, 5irus rino, #espiratory Syncytial $irus, 5irus 12

5arisela0Aoster Streptococcus pneumoniae! Haemophilus influenzae! dan Staphylococcus aureus adalah pen%ebab tersering dari dira-at /hospitalisasi2 dan kematian akibat pneumonia pada anak0anak di negara berkembang, meskipun pada anak dengan in9eksi ,&=, 5irus dapat men'adi pen%ebab %ang serius dari in9eksi saluran napas ba-ah pada ba%i dan anak C ; tahun. =irus pen%ebab tersering adalah respiratory syncytial &irus / !=2, khususn%a pada anak C ) tahun. =irus lainn%a adalah 5irus parain9luenAa, adeno5irus, rhino5irus, dan metapneumo5irus. Patologi dan Patogenesis Pada keadaan normal, saluran napas ba-ah di'aga tetap steril oleh mekanisme pertahanan bersihan mukosiliar, sekresi imunoglobulin A, dan batuk. Mekanisme pertahanan imunologik %ang membatasi in5asi mikroorganisme patogen adalah makro9ag %ang terdapat di al5eolus dan bronkiolus, &gA sekretori, dan imunoglobulin lain. Umumn%a mikroorganisme pen%ebab terhisap ke paru bagian peri9er melalui saluran respiratori. Mula0mula ter'adi edema akibat reaksi 'aringan %ang mempermudah proli9erasi dan pen%ebaran kuman ke 'aringan sekitarn%a. (agian paru %ang terkena mengalami konsolidasi, %aitu ter'adi serbukan sel PMN, 9ibrin, eritrosit, .airan edema, dan ditemukann%a kuman di al5eoli. !tadium ini disebut stadium hepatisasi merah. !elan'utn%a, deposisi 9ibrin semakin bertambah, terdapat 9ibrin dan leukosit PMN di al5eoli dan ter'adi proses 9agositosis %ang .epat. !tadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu. !elan'utn%a, 'umlah makro9ag meningkat di al5eoli, sel akan mengalami degenerasi, 9ibrin menipis, kuman dan debris menghilang. !tadium ini disebut stadium resolusi. !istem bronkopulmoner 'aringan paru %ang tidak terkena akan tetap normal. Pneumonia 5iral biasan%a berasal dari pen%ebaran in9eksi di sepan'ang 'alan napas %ang diikuti oleh kerusakan epitel respiratorius, men%ebabkan obstruksi 'alan napas akibat bengkak, sekresi abnormal, dan debris seluler. *iameter 'alan napas %ang ke.il pada ba%i men%ebabkan ba%i rentan terhadap in9eksi berat. Atelektasis, edema interstisial, dan 5entilation0per9usion mismat.h men%ebabkan hipoksemia %ang sering disertai obstruksi 'alan napas. &n9eksi 5iral pada traktus respiratorius 'uga dapat

1)

meningkatkan risiko terhadap in9eksi bakteri sekunder dengan mengganggu mekanisme pertahanan normal pe'amu, mengubah sekresi normal, dan memodi9ikasi 9lora bakterial. $etika in9eksi bakteri ter'adi pada parenkima paru, proses patologik ber5ariasi tergantung organisme %ang mengin5asi. M. pneumoniae menempel pada epitel respiratorius, menghambat ker'a silier, dan men%ebabkan destruksi seluler dan memi.u respons in9lamasi di submukosa. $etika in9eksi berlan'ut, debris seluler %ang terlepas, sel0sel in9lamasi, dan mukus men%ebabkan obstruksi 'alan napas, dengan pen%ebaran in9eksi ter'adi di sepan'ang .abang0.abang bronkial, seperti pada pneumonia 5iral. S. pneumoniae men%ebabkan edema lokal %ang membantu proli9erasi mikroorganisme dan pen%ebarann%a ke bagian paru lain, biasan%a menghasilkan karakteristik keterlibatan 9okal lobar. &n9eksi streptokokus grup A pada saluran napas ba-ah men%ebabkan in9eksi %ang lebih di9us dengan pneumonia interstisial. Gambaran patologi %ang ter'adi adalah nekrosis mukosa trakeobronkial, pembentukan eksudat dalam 'umlah ban%ak, edema dan, perdarahan lokal, dengan pelebaran septum interal5eolar, dan keterlibatan pembuluh lim9atik dan pleura. Pneumonia S. aureus bermani9estasi sebagai bronkopneumonia, %ang biasan%a unilateral dan ditandai oleh adan%a nekrosis perdarahan %ang luar dan daerah ka5itas iregular pada parenkima paru, menghasilkan pneumatokel, empiema, atau 9istula bronkopulmoner.

Mani9estasi $linis !ebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar dari %ang ringan hingga sedang, sehingga dapat berobat 'alan sa'a. ,an%a sebagian ke.il %ang berat, mengan.am kehidupan, dan mungkin terdapat komplikasi sehingga memerlukan pera-atan di !. Gambaran klinis pneumonia pada ba%i dan anak bergantung pada berat0ringann%a in9eksi, tetapi se.ara umum adalah sebagai berikut:

18

Ge'ala in9eksi umum, %aitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan na9su makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare, kadang0kadang ditemukan ge'ala in9eksi ekstrapulmoner.

Ge'ala gangguan respiratori, %aitu batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas .uping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis. Pada pemeriksaan 9isis dapat ditemukan tanda klinis seperti pekak perkusi, suara

napas melemah, dan ronki. $eluhan pada anak meliputi demam, menggigil, batuk, sakit kepala, anoreksia, dan kadang0kadang keluhan gastrointestinal seperti muntah dan diare. !e.ara klinis ditemukan ge'ala respiratori seperti takipnea, retraksi subkosta /chest indra'ing2, napas .uping hidung, ronki, dan sianosis. Pen%akit ini sering ditemukan bersamaan dengan kon'ungti5itis, otitis media, 9aringitis, dan laringitis. in9iltrat al5eoler. onki han%a ditemukan bila ada etraksi dan takipnea merupakan tanda klinis pneumonia %ang

bermakna. Gerakan dada akan terganggu bila terdapat n%eri dada akibat iritasi pleura. (ila e9usi pleura bertambah, sesak napas akan semakin bertambah, tetapi n%eri pleura semakin berkurang dan berubah men'adi n%eri tumpul. Pemeriksaan Penun'ang Pemeriksaan *arah Peri9er 7engkap Pada pneumonia 5irus dan mikoplasma umumn%a leukosit dalam batas normal. Pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis %ang berkisar antara 1;.""" L 8"."""6mm) dengan predominan PMN. $adang0kadang terdapat anemia ringan dan la'u endap darah /7B*2 %ang meningkat. !e.ara umum, hasil pemeriksaan darah peri9er lengkap dan 7B* tidak dapat membedakan antara in9eksi 5irus dan bakteri se.ara pasti. 40 ea.ti5e Protein /4 P2 !e.ara klinis 4 P digunakan sebagai alat diagnostik untuk membedakan antara 9aktor in9eksi dan nonin9eksi, in9eksi 5irus dan bakteri, atau in9eksi bakteri super9isialis dan pro9unda. $adar 4 P biasan%a lebih rendah pada in9eksi 5irus dan in9eksi bakteri

1;

super9isialis daripada in9eksi bakteri pro9unda. 4 P kadang digunakan untuk e5aluasi respons terhadap terapi antibiotik. U'i !erologis !e.ara umum, u'i serologis tidak terlalu berman9aat dalam mendiagnosis in9eksi bakteri tipik. Akan tetapi, untuk deteksi in9eksi bakteri atipik seperti mikoplasma dan klamidia, serta beberapa 5irus seperti mengkon9irmasi diagnosis. Pemeriksaan Mikrobiologis Pemeriksaan mikrobiologik untuk diagnosis pneumonia anak tidak rutin dilakukan ke.uali pada pneumonia berat %ang dira-at di bronkus, darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru. Pemeriksaan ontgen Toraks Moto rontgen toraks pada pneumonia ringan tidak rutin dilakukan, han%a direkomendasikan pada pneumonia berat %ang dira-at. $elainan 9oto rontgen toraks pada pneumonia tidak selalu berhubungan dengan gambaran klinis. Umumn%a pemeriksaan %ang diperlukan untuk menun'ang diagnosis pneumonia han%alah pemeriksaan posisi AP. 7%n.h dkk mendapatkan bah-a tambahan posisi lateral pada 9oto rontgen toraks tidak meningkatkan sensiti5itas dan spesi9isitas penegakkan diagnosis. Moto rontgen AP dan lateral han%a dilakukan pada pasien dengan tanda dan ge'ala klinik distres perna9asan seperti taNuipnea, batuk dan ronki dengan atau tanpa suara napas %ang melemah. !e.ara umum gambaran 9oto toraks terdiri dari: &n9iltrat interstisial, ditandai dengan peningkatan .orakan bronko5askular, peri(ronchial cuffing dan hiperaerasi !. Untuk pemeriksaan mikrobiologik, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret naso9aring, bilasan !=, sitomegalo5irus, .ampak, parain9luenAa 1,2,), in9luenAa A dan (, dan adeno5irus, peningkatan antibodi &gM dan &gG dapat

1:

&n9iltrat al5eolar, merupakan konsolidasi paru dengan air (ronchogram. $onsolidasi dapat mengenai satu lobus disebut dengan pneumonia lobaris atau terlihat sebagai lesi tunggal %ang biasan%a .ukup besar, berbentuk s9eris, berbatas %ang tidak terlalu tegas dan men%erupai lesi tumor paru disebut sebagai round pneumonia

(ronkopneumonia ditandai dengan gambaran di9us merata pada kedua paru berupa ber.ak0ber.ak in9iltrat %ang dapat meluas hingga daerah peri9er paru disertai dengan peningkatan .orakan peribronkial Gambaran 9oto rontgen toraks dapat membantu mengarahkan ke.enderungan

etiologi. Penebalan peribronkial, in9iltrat interstitial merata dan hiperin9lasi .enderung terlihat pada pneumonia 5irus. &n9iltrat al5eolar berupa konsolidasi segmen atau lobar, bronkopneumonia dan air (ronchogram sangat mungkin disebabkan oleh bakteri. *iagnosis Penemuan bakteri pen%ebab untuk diagnosis etiologik pneumonia tidak selalu mudah karena memerlukan laboratorium penun'ang %ang memadai. Gleh karena itu, pneumonia pada anak umumn%a didiagnosis berdasarkan gambaran klinis %ang menun'ukkan keterlibatan sistem pernapasan serta gambaran radiologis. Prediktor paling kuat adan%a pneumonia adalah demam, sianosis dan lebih dari satu ge'ala respiratori berikut : takipnea, batuk, na9as .uping hidung, retraksi, ronki dan suara na9as melemah. $lasi9ikasi pneumonia pada ba%i dan anak berusia 2 bulan 0 ; tahun berdasarkan pedoman dari F,G adalah sebagai berikut: Pneumonia berat bila ada sesak napas harus dira-at dan diberikan antibiotik

Pneumonia bila tidak ada sesak napas ada napas .epat dengan la'u napas: o J;">6menit untuk anak usia 2 bulan01 tahun

11

o J8">6menit untuk anak J10; tahun tidak perlu dira-at, diberikan antibiotik oral

(ukan pneumonia bila tidak ada napas .epat dan sesak napas tidak perlu dira-at dan tidak perlu antibiotik, han%a diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun panas. Tatalaksana Pneumonia ra-at 'alan Pada pneumonia ringan ra-at 'alan dapat diberikan antibiotik lini pertama se.ara oral, misaln%a amoksisilin atau kotrimoksaAol. *osis amoksisilin %ang diberikan adalah 2; mg6kg((, sedangkan kotrimoksaAol adalah 8 mg6kg(( trimetoprim L 2" mg6kg(( sul9ametoksaAol. Pneumonia ra-at inap Antibiotik sesuai hasil biakan atau dapat diberikan: Untuk kasus .ommunit%0based o Ampi.illin 1"" mg6kg((6 hari dalam 8 kali pmeberian. o $loram9enikol 1; mg6kg((6 hari dalam 8 kali pemberian Untuk kasus hospital0based o 4e9ota>im 1"" mg6kg((6 hari dalam 2 kali pemberian Terapi antibiotik diteruskan selama 1 L 1" hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi. Pada balita dan anak %ang lebih besar, antibiotik %ang direkomendasikan adalah beta0laktam dengan6tanpa kla5ulanatH pada kasus %ang lebih berat diberikan beta0 laktam6kla5ulanat dikombinasikan dengan makrolid baru intra5ena atau se9alosporin generasi ketiga. (ila pasien sudah tidak demam atau keadaan sudah stabil, antibiotik diganti dengan antibiotik oral dan berobat 'alan. $omplikasi

1+

$omplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta, pneumotoraks, atau in9eksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta. Bmpiema torasis merupakan komplikasi tersering %ang ter'adi pada pneumonia bakteri.

BAB III Pe$%ahasan Khusus

1#

*ari anamnesis, pemeriksaan 9isik dan penun'ang pada pasien ini ditegakkan diagnosis bronkopneumonia. *ari anamnesis didapatkan keluhan utama batuk se'ak 2 minggu !M !. (atuk berdahak tetapi sulit dikeluarkan. (atuk terus0menerus sepan'ang hari tetapi tidak sampai mengganggu tidur malam. ,al ini dapat membantu men%ingkirkan kemungkinan asma. !elain itu, pasien 'uga mengalami demam dan sesak napas se'ak 1 minggu !M !. *emam naik turun dengan suhu ber5ariasi )1"40)+"4. *emam turun bila diberi obat turun panas, tetapi kemudian naik lagi. !esak pada pasien ini tidak dipengaruhi oleh posisi dan tidak ada ri-a%at biru sehingga kemungkinan sesak karena kelainan 'antung dapat disingkirkan. $elainan pada saluran napas merupakan kelainan %ang paling mungkin karena selain sesak 'uga didapatkan batuk berdahak. *ari pemeriksaan 9isik pada -aktu pasien datang ke ! didapatkan demam /suhu )+,; "42, takipneu / ;2 >6menit2, napas .uping hidung /<2, retraksi epigastrium dan interkostal. ,al ini menun'ukkan adan%a kesulitan bernapas pada pasien. Pada pemeriksaan paru didapatkan ronki pada seluruh lapang paru. *ari pemeriksaan *P7 didapatkan leukositosis. AG* menun'ukkan keadaan hipoksia. Pada pemeriksaan 9oto toraks AP ditemukan in9iltrat dikedua perihiler paru, .orakan bronko5askular tampak suram. $esan bronkopneumonia. *ari data0data di atas, dapat ditegakkan diagnosis bronkopneumonia. Tatalaksana a-al pada pasien ini diberikan G2 1 76menit, in9us $aBN 1( 28 tpm mikro karena inta)e sulit pada pasien ini, antibiotik .e9ota>im 2> )"" mg menurut tatalaksana kasus hospital0based %aitu .e9ota>im 1"" mg6kg((6 hari dalam 2 kali pemberian, ambro>ol sirup 2 > 4th I, parasetamol :" mg 'ika suhu J)+,; "4. !aat ini pasien sudah tidak sesak sehingga G2 sudah tidak diberikan lagi. Pasien mengalami anemia %ang diduga karena de9isiensi besi /,b #,) dan #,:2. ,al ini kemungkinan disebabkan oleh asupan nutrisi pasien %ang kurang. Akan tetapi untuk memastikan diagnosis, diperlukan pemeriksaan mor9ologi eritrosit darah tepi. (erdasarkan pengukuran antropometrik, didapatkan kesan giAi kurang. Gleh karena itu, diet makanan pasien dihitung berdasarkan kebutuhan kalori menurut (( idealn%a %aitu sebesar 12" kkal6hari /1,2 kg > 1"" kkal2. Prognosis ad 5itam pada pasien ini bonam karena pneumonia sudah dalam perbaikan sehingga tidak mengan.am n%a-a. Ad 9un.tionam dubia ad bonam karena

2"

pasien masih mengalami batuk dan pada pemeriksaan 9isik masih terdapat ronki. Ad sana.tionam dubia ad malam karena pasien tinggal di lingkungan %ang padat dengan tempat tinggal tanpa 5entilasi dan sinar matahari. !elain itu, usia pasien masih 1 tahun 2 bulan dan status nutrisi pasien 'uga kurang sehingga pasien rentan untuk mengalami in9eksi kembali.

,A'TAR PUSTAKA

21

& Anonim. *%spnea, ta.h%pnea, and orthopnea: B>.erpt 9rom di99erential diagnosis in primar% .are. *iunduh dari: htt+:88111&$::&:a8O%5e:ti/es;Online8.%5e:ti/es&+l< lan0=en0lish>l.:=.%5>id=#?@A@E. 2+ !eptember 2""#. 2. Anonim. *ediatric dyspnea+respiratory distress. Diunduh dari, '''.'rongdiagnosis.com+a+asphy"ia+(oo)-diseases--a.htm.dyspnea.tachypnea. /0 Septem(er /112. ). *epartemen &lmu kesehatan Anak ilmu kesehatan anak. Jakarta: 2""1. 8. $liegman M, (ehrman , Jenson ,(, !tanton (M. Nelson te>tbook o9 pediatri.s aha'oe NN, !upri%atno (,!et%anto *( Oedt.P. Jakarta : 1+th ed. !aunders Blse5ierH 2""1. ;. !aid M. Pneumonia &n: &katan *okter Anak &ndonesia. 2""+ p. );"0):8. !4M. Panduan pela%anan medis departemen

22

Anda mungkin juga menyukai