Anda di halaman 1dari 84

VESICOLITHIASIS

Pembimbing: dr. Ulynar Marpaung, Sp.A Penyaji: Gabriela Christy

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Anak Periode 12 Agustus 13 September 2013 Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya RS Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto, Jakarta

Identitas Pasien
Nama : An. T Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 9 tahun Berat badan : 20 kg Tinggi badan : 113 cm Alamat : Kp. Slipi RT 1/3 no. 13, Palmerah, Jakarta Barat Suku Bangsa : Jawa Agama : Islam Pendidikan : Sekolah Dasar kelas 4 Tanggal pemeriksaan: 26 Agustus 2013

Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 26 Agustus 2013 Keluhan utama: nyeri pada penis setiap buang air kecil sejak 1 tahun sebelum masuk Rumah Sakit. Keluhan tambahan: buang air kecil berdarah sejak 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit

Riwayat Penyakit Sekarang


Sejak 1 tahun sebelum masuk RS, pasien menderita nyeri pada penis setiap kali buang air kecil. Nyeri terutama dirasakan setiap memulai dan sesudah buang air kecil. Karena rasa nyeri ini pasien sering menariknarik penisnya saat buang air kecil. Nyeri terkadang juga dirasakan pada perut bagian bawah. Pasien menjadi lebih sering buang air kecil selama setahun terakhir. Frekuensi buang air kecil sebelum sakit adalah sekitar 6 kali sehari menjadi 10-12 kali sehari. Pasien juga sering terbangun malam hari untuk buang air kecil dengan frekuensi 2-3 kali dalam satu malam. Rasa sulit menahan buang air kecil dan mengompol disangkal.

Riwayat Penyakit Sekarang


Ketika buang air kecil aliran urin pasien sering terputusputus dan pasien harus mengejan bila buang air kecil. Pasien juga mengeluhkan buang air kecil berdarah sejak dua bulan sebelum masuk rumah sakit yang dirasakan hilang timbul. Buang air besar normal. Keluhan demam disangkal.

Riwayat Penyakit Sekarang


Selama ini pasien dibawa berobat ke pengobatan alternatif. Karena dirasakan tidak kunjung membaik, pasien dibawa berobat ke poli bagian anak RS Bhayangkara R. Said Sukanto dan dilakukan pemeriksaan darah, urin, dan foto polos abdomen serta dijadwalkan untuk pemeriksaan USG. Menurut ibu pasien, pasien mengonsumsi air sumur yang dimasak sebagai air minum. Pasien juga tidak menyukai susu dan daging. Pasien lebih suka mengonsumsi nasi, mi dan sayuran. Kakek dan nenek pasien memiliki riwayat batu saluran kencing.

Timeline
Nyeri pada penis tiap kali BAK, terutama pada awal dan akhir BAK

5 hari
2 bulan

RS
Berobat ke poli anak

Pengobata n alternatif
BAK berdarah, hilang timbul

1 tahun

Frekuensi BAK , sering terbangun malam hari u/ BAK, aliran urin terputus-putus, mengejan bila BAK.

Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit Faringitis / Tonsilitis Bronkitis Pneumonia Tuberkulosis Kejang Morbili Varisela Pertusis Difteri Malaria Riwayat + + Operasi Gegar Otak Patah Tulang Reaksi Obat Penyakit Polio Enteritis Disentri Demam Tifoid Cacingan Riwayat + -

Riwayat Kehamilan
Perawatan antenatal: rutin di bidan Penyakit kehamilan: tidak ada penyakit saat hamil Obat-obat yang diminum: vitamin

Riwayat Kelahiran
Persalinan : Partus spontan pervaginam

Penolong persalinan
Lama kandungan Berat badan lahir Panjang badan lahir

: Bidan
: 39 minggu : 3000 gram : 49 cm

Riwayat Perkembangan

Kesan: status perkembangan normal sesuai usia

Riwayat Imunisasi

Vaksin BCG

Waktu Pemberian 1 bulan

Polio
DPT Hepatitis B Campak

0,2,4,6 bulan
2,4,6 bulan 0,1,6 bulan 9 bulan

Riwayat Makanan
ASI diberikan sejak lahir hingga usia 8 bulan, dihentikan karena ASI sudah tidak keluar. Mulai diberikan susu sapi/buatan sejak usia 8 bulan, tetapi sejak usia 1 tahun 7 bulan pasien tidak lagi mau mengonsumsi susu sapi. Buah-buahan diberikan sejak usia 6 bulan: apel, jeruk, semangka

Makanan padat mulai diberikan sejak usia 1 tahun. Pasien lebih suka mengonsumsi nasi, mie, dan sayuran (bayam, kangkung) dan kurang suka mengonsumsi daging.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah Ibu Saudara : Sehat, tidak ada keluhan yang sama dengan pasien : Sehat, tidak ada keluhan yang sama dengan pasien : Sehat, tidak ada keluhan yang sama dengan pasien

Sekitar rumah : Sehat, tidak ada keluhan yang sama dengan pasien

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan tanggal 26 Agustus 2013 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Kesadaran : Compos mentis Tanda Vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg Laju nadi :100 kali/menit; teratur, kuat, penuh. Laju nafas : 22 kali/menit Suhu : 36.4 C

Status Gizi
Berat badan Tinggi badan WFA HFA WFH : 20 kg : 113 cm

: 20/28 x 100% = 71.4% : 113/133 x 100% = 84.9% : 20/20 x 100% = 100%

Kesimpulan: stunted (malnutrisi kronis)

28.6.2013

11 tahun

34 Kg

142 cm

Pemeriksaan Fisik
Kepala: Normosefali; rambut hitam dan distribusi merata serta tidak mudah dicabut; deformitas (-) Ubun ubun besar : sudah menutup Mata: Konjungtiva tidak pucat Sklera tidak ikterik Pupil bulat isokor 3mm/3mm, refleks cahaya +/+ Telinga: Meatus acusticus externus +/+ Membran timpani intak +/+ Sekret -/-

Pemeriksaan Fisik
Hidung: Deviasi septum nasi (-) Sekret -/ Mulut: Bibir basah Mukosa oral basah Lidah bersih Faring hiperemis (-), T1/T1 Leher: Trakea di tengah Pembesaran KGB (-) Massa (-)

Pemeriksaan Fisik
Thorax paru: Inspeksi : pergerakan dinding dada terlihat simetris dalam keadaan statis dan dinamis Palpasi : gerakan dinding dada teraba simetris, stem fremitus kanan sama dengan kiri Perkusi : sonor di kedua lapang paru Auskultasi : Vesikuler +/+; Rhonki -/-; Wheezing -/ Thorax jantung: Inspeksi: ictus cordis tidak terlihat Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS V linea midclavicularis sinistra Perkusi: dalam batas normal, kesan kardiomegali (-) Auskultasi: bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)

Pemeriksaan Fisik
Abdomen: Inspeksi: tampak datar Palpasi: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi: timpani pada seluruh kuadran Auskultasi: bising usus 6 kali/menit Anggota gerak: akral hangat capillary refill time < 3 detik edema (-) Kulit: turgor kulit baik; tidak ada lesi Genitalia: tidak ada kelainan

Status Urologis
Flank: Perabaan ginjal -/ Nyeri tekan -/ Nyeri ketok CVA -/ Suprapubis: Nyeri tekan (-) Blaas: kesan kosong Genitalia externa: meatus stenosis (-) hipospadia/epispadia (-) Scrotum: warna kulit normal tidak membesar

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium saat di poli bagian anak (20-8-2013) Jenis Pemeriksaan HEMATOLOGI Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit 10.1 30 9.500 314.000 13-16 40-48 5.000-10.000 150.000-400.000 g/dL % /L /L Hasil Nilai Normal Satuan

Kesan: anemia

Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan URINE SEDIMEN Leukosit Eritrosit Sel epitel Silinder Kristal Lain-lain 2-3 Banyak + Ca oxalat (+) (-) /LPK /LPB /LPB Hasil Nilai Normal Satuan

Kesan: hematuria, kristaluria

Pemeriksaan Penunjang
Foto polos abdomen (20-8-2013) Kesan: tampak bayangan radioopak berbatas tegas pada regio pelvis minor. Sesuai vesicolithiasis.

Pemeriksaan Penunjang
Ultrasonografi (26-8-2013)

Buli: Batu (+) berukuran 2.02 x 1.2 x 1.89 cm Kesan: vesicolithiasis

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium di Bangsal Anggrek II (Perawatan hari ke-2, 27 Agustus 2013)
Jenis Pemeriksaan HEMATOLOGI Hemoglobin Hematokrit Leukosit 10,9 37 8.900 13-16 40-48 5.000-10.000 g/dL % /L Hasil Nilai Normal Satuan

Trombosit
Masa perdarahan Masa pembekuan

376.000
3 12

150.000-400.000
1-6 10-15

/L
menit menit

Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan HITUNG JENIS LEUKOSIT *Basofil *Eosinofil *Batang *Segmen *Limfosit 2 56 38 0-1 1-3 2-6 50-70 20-40 % % % % % Hasil Nilai Normal Satuan

*Monosit
Laju Endap

4
12

2-8
<15

%
Mm/jam

Darah (LED)

Eritrosit

4,79

4,5-5,5

Juta/L

Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan KIMIA KLINIK Ureum Creatinine 14 0.6 10-50 0.5-1.5 Hasil Nilai Normal Satuan

SEROLOGI/IMMUNOLOGI CRP Non reaktif Non reaktif

Kesan: anemia

Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan URINE Warna Kejernihan Reaksi / pH Berat Jenis Protein Kuning Jernih 6.0 1.020 5-8.5 1.000-1030 Negatif Hasil Nilai Normal Satuan

Bilirubin Glukosa
Keton Darah / Hb Nitrit Urobilinogen Leukosit

+ 0,1 -

Negatif Negatif
Negatif Negatif Negatif 0,1-1,0 IU Negatif

Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Sedimen: * Leukosit *Eritrosit 2-3 2-4 /LPB /LPB Hasil Nilai Normal Satuan

*Sel Epitel
*Silinder: *Kristal: Lain-lain:

+
Ca oxalat (+) /LPK

Kesan: hematuria, kristaluria

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium di Bangsal Anggrek II (Perawatan hari ke-5, 30 Agustus 2013)
Jenis Pemeriksaan HEMATOLOGI Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit Eritrosit 11.3 39 9.400 389.000 4.99 13-16 40-48 5.000-10.000 150.000-400.000 4.5-5.5 g/dL % /L /L Juta/l Hasil Nilai Normal Satuan

Kesan: anemia

Resume
Pasien laki-laki, usia 9 tahun datang dengan keluhan nyeri pada penis setiap buang air kecil sejak 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, dirasakan terutama setiap memulai dan sesudah buang air kecil.Nyeri juga dirasakan pada perut bagian bawah dan karena rasa nyeri ini pasien sering menarik-narik penisnya setiap buang air kecil. Pasien menjadi lebih sering buang air kecil dan sering terbangun malam hari untuk buang air kecil. Ketika buang air kecil aliran urin sering terputus-putus dan harus mengejan bila buang air kecil. Sejak dua bulan terakhir pasien juga mengeluhkan buang air kecil berdarah yang hilang timbul. Riwayat demam disangkal, buang air besar normal.

Resume
Anak lebih suka makan nasi, mi, dan sayuran dan tidak suka

makan daging dan minum susu.


Anak mengonsumsi air sumur yang dimasak sebagai air minum. Kakek dan nenek pasien memiliki riwayat batu saluran kencing.

Status tumbuh kembang normal sesuai usia Status gizi stunted (malnutrisi kronis)

Resume
Pemeriksaan fisik: Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital Tekanan darah Laju nadi Laju nafas Suhu

: Tampak sakit ringan : compos mentis


: 110/70 mmHg :100 kali/menit; teratur, kuat, penuh. : 22 kali/menit : 36.4 C

Pemeriksaan fisik dalam batas normal

Resume
Pemeriksaan penunjang bermakna: Anemia (Hb 10.1 g/dL) Eritrosit dan kristal ca oksalat dalam urin Bayangan radioopak berbatas tegas pada regio pelvis minor dalam foto polos abdomen batu dengan ukuran 2.02 x 1.2 x 1.89 cm dalam buli-buli pada pemeriksaan USG.

Diagnosis
Anak laki-laki usia 9 tahun, BB 20 kg, TB 113 cm dengan

diagnosis:
Vesicolithiasis Status gizi stunted (malnutrisi kronis) Status tumbuh kembang sesuai usia Status imunisasi dasar lengkap

Penatalaksanaan
Rawat inap IVFD KaEN1B 1152 cc/24 jam, kemudian diganti Ringer Laktat 720cc/24 jam Injeksi sefotaksim 3x500 mg Open vesicolithotomy Injeksi sefotaksim 2x500 mg post op Injeksi tramal 2x50 mg post op Injeksi ondansetron 4 mg IV prn muntah post op

Prognosis
Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : bonam


Quo ad sanationam : bonam

Follow Up
27-8-2013 (Perawatan hari ke 2) S Nyeri saat BAK (+) Demam (-)

Urin jernih
O Keadaan Umum: Pasien tampak sakit ringan Kesadaran: Compos Mentis Laju Nadi: 88 kali per menit, teratur, kuat, penuh. Laju Nafas: 22 kali per menit Suhu: 36.6 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg

Follow Up
27-8-2013 (Perawatan hari ke 2) A Vesicolithiasis P IVFD KaEN1B 1152 cc/24 jam Injeksi sefotaksim 3x500 mg Periksa darah lengkap, ureum kreatinin, CRP, masa perdarahan dan pembekuan, urin lengkap.

Rawat bersama dokter bedah urologi.

Follow Up
28-8-2013 (Perawatan hari ke 3) Nyeri saat BAK (+) Demam (-) Urin kemerahan O Keadaan Umum: Pasien tampak sakit ringan Kesadaran: Compos Mentis Laju Nadi: 96 kali per menit, teratur, kuat, penuh. Laju Nafas: 26 kali per menit Suhu: 36.8 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Hasil pemeriksaan laboratorium HEMATOLOGI Hemoglobin: 10.9 g/dL URINE Darah / Hb + Kristal: Ca oxalat (+) S

Follow Up
28-8-2013 (Perawatan hari ke 3) A P Vesicolithiasis IVFD KaEN1B 1152 cc/24 jam Injeksi sefotaksim 3x500 mg Pro op vesicolithotomy tanggal 29-8-2013

Follow Up
29-8-2013 (Perawatan hari ke 4) S Nyeri saat BAK (+) Demam (-) Urin jernih O Keadaan Umum: Pasien tampak sakit ringan Kesadaran: Compos Mentis Laju Nadi: 92 kali per menit, teratur, kuat, penuh. Laju Nafas: 24 kali per menit Suhu: 36.5 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg A P Vesicolithiasis IVFD KaEN1B 1152 cc/24 jam

Injeksi sefotaksim 3x500 mg


Pro op vesicolithotomy

Laporan Operasi
Pasien posisi terlentang dengan general anesthesia

Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis di daerah operasi


Dilakukan insisi pfannenstiel Batu dikeluarkan Luka operasi ditutup

Instruksi Post Op
Pantau tanda-tanda vital

Puasa hingga bising usus positif


IVFD RL 720 cc/24 jam Injeksi sefotaksim 2x500 mg Injeksi tramal 2x50 mg Injeksi ondansetron 4 mg IV prn muntah post op

Follow Up
30-8-2013 (Perawatan hari ke 5) S Nyeri pada luka operasi (+) BAB (-) Demam (-)

O Keadaan Umum: Pasien tampak sakit sedang Kesadaran: Compos Mentis Laju Nadi: 108 kali per menit, teratur, kuat, penuh.

Laju Nafas: 28 kali per menit


Suhu: 37.3 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Abdomen: tampak luka tertutup kasa pada regio hipogastrik dengan ukuran 10 cm x 5 cm, nyeri (+), rembesan (-). Bising usus (+) 5x/menit Genitalia: terpasang foley catheter, efektif, warna urin kemerahan, jernih.

Follow Up
30-8-2013 (Perawatan hari ke 5)

A Post op vesicolithotomy hari 1


P IVFD RL 720cc/24 jam Injeksi sefotaksim 2x500 mg Injeksi tramal 2x50 mg Injeksi ondansetron 4 mg IV prn muntah Cek ulang H2TL

Follow Up
31-8-2013 (Perawatan hari ke 6) S Nyeri pada luka operasi (+), sudah agak berkurang BAB (+) Demam (-) O Keadaan Umum: Pasien tampak sakit sedang

Kesadaran: Compos Mentis


Laju Nadi: 96 kali per menit, teratur, kuat, penuh. Laju Nafas: 20 kali per menit Suhu: 36.6 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Abdomen: tampak luka tertutup kasa pada regio hipogastrik dengan ukuran 10 cm x 5 cm, nyeri (+), rembesan (-). Bising usus (+) 6x/menit

Genitalia: terpasang foley catheter, efektif, warna urin kuning jernih.

Follow Up
31-8-2013 (Perawatan hari ke 6) O Hasil pemeriksaan laboratorium HEMATOLOGI Hemoglobin: 11.3 g/dL Hematokrit 39% Leukosit 9.400/l

Trombosit 389.000/l
A Post op vesicolithotomy hari 2 P IVFD RL 720cc/24 jam Injeksi sefotaksim 2x500 mg Injeksi tramal 2x50 mg Injeksi ondansetron 4 mg IV prn muntah

Follow Up
1-9-2013 (Perawatan hari ke 7) S Nyeri pada luka operasi (+) BAB (+) Demam (-) O Keadaan Umum: Pasien tampak sakit sedang

Kesadaran: Compos Mentis


Laju Nadi: 84 kali per menit, teratur, kuat, penuh. Laju Nafas: 24 kali per menit Suhu: 37 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Abdomen: tampak luka tertutup kasa pada regio hipogastrik dengan ukuran 10 cm x 5 cm, nyeri (+), rembesan (-). Bising usus (+) 6x/menit

Genitalia: terpasang foley catheter, efektif, warna urin kuning jernih.

Follow Up
1-9-2013 (Perawatan hari ke 7) A Post op vesicolithotomy hari 3 P IVFD RL 720cc/24 jam Injeksi sefotaksim 2x500 mg Injeksi tramal 2x50 mg

Follow Up
2-9-2013 (Perawatan hari ke 8) S Nyeri pada luka operasi (+), sudah berkurang BAB (+) Demam (-) O Keadaan Umum: Pasien tampak sakit ringan Kesadaran: Compos Mentis

Laju Nadi: 88 kali per menit, teratur, kuat, penuh.


Laju Nafas: 20 kali per menit Suhu: 36.4 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Abdomen: tampak luka tertutup kasa pada regio hipogastrik dengan ukuran 10 cm x 5 cm, nyeri (+), rembesan (-). Bising usus (+) 8x/menit Genitalia: terpasang foley catheter, efektif, warna urin kuning jernih.

Follow Up
2-9-2013 (Perawatan hari ke 8) A Post op vesicolithotomy hari 4 P IVFD RL 720cc/24 jam Injeksi sefotaksim 2x500 mg Injeksi tramal 2x50 mg

Follow Up
3-9-2013 (Perawatan hari ke 9) S Nyeri pada luka operasi (-) BAB (+) Demam (-) O Keadaan Umum: Pasien tampak tenang

Kesadaran: Compos Mentis


Laju Nadi: 80 kali per menit, teratur, kuat, penuh. Laju Nafas: 20 kali per menit Suhu: 36.6 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Abdomen: tampak luka tertutup kasa pada regio hipogastrik dengan ukuran 10 cm x 5 cm, nyeri (-), rembesan (-). Bising usus (+) 7x/menit

Genitalia: terpasang foley catheter, efektif, warna urin kuning jernih.

Follow Up
3-9-2013 (Perawatan hari ke 9) A Post op vesicolithotomy hari 5 P IVFD RL 720cc/24 jam Injeksi sefotaksim 2x500 mg Injeksi tramal 2x50 mg

Follow Up
4-9-2013 (Perawatan hari ke 10) S Nyeri pada luka operasi (-) BAB (+) Demam (-) O Keadaan Umum: Pasien tampak tenang

Kesadaran: Compos Mentis


Laju Nadi: 80 kali per menit, teratur, kuat, penuh. Laju Nafas: 20 kali per menit Suhu: 36.6 0C Tekanan Darah: 110/70 mmHg Abdomen: tampak luka tertutup kasa pada regio hipogastrik dengan ukuran 10 cm x 5 cm, nyeri (-), rembesan (-). Bising usus (+) 6x/menit

Genitalia: terpasang foley catheter, efektif, warna urin kuning jernih.

Follow Up
4-9-2013 (Perawatan hari ke 10) A Post op vesicolithotomy hari 6 P Aff foley catheter Aff IVFD Pasien boleh pulang Obat pulang: cefadroxil 2x500 mg

Kontrol ke poli bedah 3 hari kemudian

TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan
Urolithiasis: terbentuknya batu atau kalkuli pada saluran kemih Vesicolithiasis: terbentuknya batu pada buli-buli/kandung kemih Batu buli-buli Primer idiopatik: terbentuk tanpa infeksi, obstruksi, kelainan neurologis, ataupun stasis urin Migrasi: terbentuk di saluran kemih atas, bermigrasi ke bulibuli, dan menetap di buli-buli Sekunder: terbentuk karena stasis urin, benda asing, atau infeksi.

Epidemiologi
2-3% kasus urolithiasis terjadi pada anak Di negara maju, batu buli-buli sangat jarang Di negara berkembang, batu buli-buli mencakup 30% dari batu saluran kemih Batu buli-buli endemis: anak < 10 tahun, puncak 3 tahun. Anak laki-laki: anak perempuan = 10:1 Daerah endemis batu buli-buli: Afrika Utara, Eropa Timur, Timur Tengah, India, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Batu endemis biasa ditemukan pada anak sosioekonomi rendah, kurang gizi, dan yang sering menderita dehidrasi atau diare.

Etiologi dan Faktor Resiko


Genetik Anatomis: vesicoureteral reflux, posterior urethral valve, disfungsi buli-buli. Metabolik: hiperkalsiuria, hiperoksaluria, sistinuria, hiperurikosuria, hipomagnesuria, dan hipositraturia. Infeksi: oleh kuman urea splitter (Proteus, Klebsiella, Serratia, Enterobacter, Staphylococcus, dan Pseudomonas) batu struvit Benda asing: kateter, benda asing lainnya Faktor endemis (geografis dan sosioekonomi) batu asam amoniak urat dan kalsium oksalat

Faktor Endemis
Iklim panas Dehidrasi/diare kronis Diet berbasis sereal (rendah fosfor, asidogenik) Konsumsi protein hewani yang rendah (kurang dari 25% kebutuhan protein) Konsumsi oksalat tinggi (sayuran berdaun hijau) Jenis kelamin laki-laki Pertumbuhan jaringan yang cepat pada anak berusia kurang dari 10 tahun

Patofisiologi
Faktor pemicu: Supersaturasi urin Konsentrasi ion urin Laju aliran urin pH urin (asam atau basa) Anomali dari saluran kemih Anatomis (sistem pelviokalises dan buli-buli) Benda asing Faktor penghambat: Magnesium Sitrat Glikosaminoglikan, osteopontin, nefrokalsin, dll

Patofisiologi

Faktor pemicu dan faktor penghambat

Presipitasi kristal terlarut dalam urin

Nukleasi

Agregasi

Menempel pada saluran kemih

Terbentuk batu

Patofisiologi Batu Endemis

Manifestasi Klinis
Nyeri (disuria dan stranguria) Dirasakan pada perut bagian bawah, ujung penis, skrotum, perineum, pinggang, hingga kaki Anak laki-laki: menarik-narik penis Anak perempuan: menggosok-gosok vulva Frekuensi Intermitensi Terminal dribbling Hematuria Dapat ditemukan ISK berulang

Diagnosis
Anamnesis Riwayat penyakit keluarga Riwayat sulit berkemih Abnormalitas neurologis Gejala infeksi saluran kemih Diet Konsumsi cairan Faktor-faktor lainnya Pemeriksaan fisik biasanya tidak bermakna kecuali pasien sedang dalam distress

Diagnosis
Laboratorium:
Urinalisis Ureum kreatinin Elektrolit serum (kalsium, fosfat, magnesium) Asam urat Kultur urin Urin 24 jam Analisis batu

Pencitraan:
Foto polos abdomen BNO IVP USG (pilihan) CT scan Sistoskopi

Nilai Normal Mineral Urin

Tatalaksana
Batu yang kecil ( < 5 mm) dapat keluar spontan dengan hidrasi adekuat, antispasmodik, dan analgesik Sebagian besar memerlukan tindakan operatif

Pemilihan tindakan tergantung dari: Ukuran batu Resiko operasi Ketersediaan alat Pengalaman operator Komplikasi tindakan

Tatalaksana
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy: memecahkan batu

menggunakan gelombang kejut sehingga dapat keluar bersama


urin. Digunakan bila pasien tidak bisa atau tidak mau dioperasi

Digunakan bila ukuran batu < 2 cm


Memerlukan beberapa sesi terapi Dapat dibantu analgetik Pada anak ada resiko tidak semua fragmen batu bisa keluar

Tatalaksana

Tatalaksana
Transurethral cystolithotripsy: memecahkan batu buli-buli dengan

menggunakan alat yang dimasukkan melalui uretra.


Energi mekanis, ultrasonik, atau laser. Tidak invasif, waktu rawat setelah tindakan lebih singkat (24 jam) Pada anak ada resiko terjadinya striktur karena ukuran uretra yang kecil, tetapi sangat jarang Untuk batu dengan ukuran < 1 cm Cystolitholapaxy: cystolithotripsy dilanjutkan dengan irigasi untuk mengeluarkan fragmen batu.

Tatalaksana
Percutaneous cystolithotripsy: alat pemecah batu

dimasukkan melalui insisi kecil.


Dapat digunakan untuk batu 5 cm Keuntungan: luka operasi kecil, tidak ada resiko striktur Kerugian: lebih invasif, ada scar, waktu rawat setelah operasi lebih lama (3-5 hari)

Tatalaksana
Open cystolithotomy/vesicolithotomy: mengeluarkan batu dengan pembedahan buli-buli Untuk batu yang berukuran > 5 cm atau multipel Teknik pilihan di negara berkembang Kekurangan: scar besar, kateterisasi lama, resiko infeksi, waktu rawat yang panjang.

Tatalaksana

Tatalaksana
Pencegahan rekurensi:

Mengobati ISK
Menghindari konsumsi kalsium atau oksalat berlebihan Konsumsi protein hewani yang cukup Hidrasi adekuat Suplementasi magnesium, sitrat, fosfat

Prognosis
Batu buli-buli endemis memiliki angk rekurensi yang kecil

(sangat jarang rekuren)

Anak yang memiliki kelainan metabolik memiliki angka rekurensi lima kali lipat lebih besar

Daftar Pustaka
Dorlands Illustrated Medical Dictionary. 32nd ed. Philadelphia: Elsevier; 2012. Gupta NP, Kumar A. Endemic Bladder Stones. In: Rao PN, Preminger GM, Kavanagh JP, editors. Urinary Tract Stone Disease. New York: Springer; 2011. p. 239-244. Amir Z et al. Vesical Calculi in Children: Study of Their Nutritional Status. J Rawalpindi Med Coll. 2012; 16(2): 115-117. Partalis N, Sakellaris G. Pediatric Urolithiasis. In: Sakellaris G, editor. Essentials in Pediatric Urology. Kerala: Research Signpost; 2012. p. 79-88. Kit CL, Filler G, Pike J, Leonard MP. Pediatric Urolithiasis: Experience at a Tertiary Care Pediatric Hospital. Canadian Urological Association. 2008; 2(4): 381-386. Murtaza B, Khan NA, Nadeem A, Saeed S. Combined Urethrolithotomy with Vesicolithotomy in an 18-months old Boy. J Ayub Med Coll Abbottabad. 2008; 20(2): 138-140. Degnari RA, Jalbani MH, Abro MA. Transurethral Cystolithotripsy for Bladder Calculi in Children. Med Channel. 2009; 15(4): 110-113.

Daftar Pustaka
Milliner DS. Urolithiasis. In: Avner ED, Harmon WE, Niaudet P, Yoshikawa N, editors. Pediatric Nephrology. Berlin: Springer; 2009. p. 1405-1430. Purnomo, BB. Dasar-dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto; 2011. Mathews RI. Pediatric Stone Disease. In: Gearhart JP, editor. Pediatric Urology. New Jersey: Humana Press; 2003. p. 259-266. Ahmadnia H et al. Percutaneous Treatment of Bladder Calculi in Children: 5 Years Experience. Urol J. 2006; 3(1): 20-22. Persaud AC, Stevenson MD, McMahon DR, Christopher NC. Pediatric Urolithiasis: Clinical Predictors in the Emergency Department. Pediatrics. 2009; 124(3): 888-894. Bartosh SM. Medical Management of Pediatric Stone Disease. Urol Clin N Am. 2004; 31: 575-587. Ho KV, Segura JW. Lower Urinary Tract Calculi. In: Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA, editors. Campbell-Walsh Urology. 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2007.

Anda mungkin juga menyukai