Definisi Dispepsia
Menurut konsensus ROMA II th 2000,
adalah:
Kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari
Disfagia Nyeri dada Nyeri /rasa panas epigastrium Kembung Nausea/mual Vomitus/muntah Cepat kenyang Colic,mules Diare Melena Hematokezia konstipasi
Dispepsia
1. Nyeri epigastrium terlokalisasi 2. Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasid 3. Nyeri saat lapar 4. Nyeri episodik
1. Mudah kenyang 2. Perut cepat terasa penuh saat makan 3. Mual 4. Muntah 5. Bengkak perut bagian atas 6. Rasa tak nyaman bertambah saat makan
1. 2. 3. 4.
Ulkus
Ulkus: defek pada mukosa saluran cerna yang meluas melalui mukosa muskularis hingga submukosa atau lebih dalam
Ulkus peptik
Ulserasi selaput lendir esofagus, lambung, atau duodenum yang disebabkan oleh kerja getah lambung yang bersifat asam Ulkus peptik adalah lesi kronis Bersifat solitar Dapat terjadi di setiap bagian saluran cerna yang terpajan getah asam-peptik
Epidemiologi
Merupakan lesi yang hilang timbul
Paling sering terjadi pada orang dewasa usia
Patogenesis
90% terjadi pada antrum dan kurvatura minor (pd gaster); 90 % pd bulbus duodeni (ulkus duodenum) 2 kunci mendasar:
Terpajannya mukosa ke asam lambung dan pepsin Keterlibatan H.pylori
Ketidakseimbangan antara pertahanan mukosa duodenum dan faktor agresif yang mengalahkan pertahanan tersebut
menyebabkan cedera sel epitel, menginduksi peradangan, meningkatkan sekresi asam lambung, mengganggu produksi bikarbonat NSAID inhibisi prostaglandin sekresi asam HCl pembentukan bikarbonat dan musin sawar mukosa melemah Rokok mengganggu aliran darah mukosa, merangsang pembentukan asam Alkohol merangsang pembentukan asam Gangguan pengendalian sekresi asam-pepsin
Asam dalam lumen + empedu, alkohol, NSAID, dll Penghancuran sawar epitel Asam kembali berdifusi ke mukosa Penghancuran sel mukosa Pepsinogen pepsin Asam Rangsangan kolinergik Fungsi sawar Histamin
Motilitas pepsinogen
Vasodilatasi Permeabilitas terhadap protein Plasma bocor ke interstisium Edema Plasma bocor ke lumen lambung
perdarahan
ulkus
Gambaran klinis
Nyeri epigastrium intermiten kronis yang secara khas mereda setelah makan atau menelan antasid Nyeri timbul 2-3 jam setelah makan atau malam hari saat lambung kosong
Muntah (muntahan berwarna merah/ seperti
Pendahuluan
GER ( refluks gastroesofageal ) adalah
fenomena yang dapat timbul sewaktu-waktu pada populasi umum , terutama sehabis makan dan kemudian kembali seperti normal refluks fisiologis. Dikatakan patologis (GERD) bila terjadi refluks berulang dalam waktu lama sehingga menim bulkan keluhan/kerusakan mukosa esofagus
Epidemiologi
Pathophysiology of GERD
salivary HCO3
oesophageal clearance of acid (lying flat, alcohol, coffee) Hiatus hernia acid output (smoking, coffee) intragastric pressure (obesity, lying flat)
Impaired LOS (smoking, fat, alcohol) transient LOS relaxations basal tone
Bile and pancreatic enzymes
Pepsin
H+
bile reflux
Peranan alkohol, diet serta faktor psikis tidak signifikan dalam patogenesis GERD. Beberapa studi observasional telah menunjukkan pengaruh merokok dan berat badan lebih sebagai faktor risiko terjadinya GERD
Standar
baku diagnosis GERD adalah endoskopi saluran cerna bagian atas (SCBA) dengan ditemukannya mucosal break di esophagus Anamnesis yang cermat merupakan alat utama untuk menegakkan diagnosis GERD
Gejala
Heart Burn Rasa panas di epigastrium Rasa nyeri retrosternal Regurgitasi asam
Pada
Grade B
One or more mucosal breaks, more than 5 mm long, that do not extend between the tops of two mucosal folds
Grade C
One or more mucosal breaks, that are continuous between the tops of two or more mucosal folds, but which involve less than 75% of the circumference
Grade D
One or more mucosal breaks, that involve at least 75% of the oesophageal circumference
Gastritis
Definisi
Radang mukosa lambung ok iritasi etiologi : OAINS/NSAID,asam lambung,Helikobacter pylori Gastritis Akut: iritasi akut sept alkohol, obat OAINS , makanan,zat korosif dll Gastritis erosive : krn OAINS, zat2 korosif gejala : nyeri epigastrium,nausea, hematemesis-melena diagnosis : gastroskopi terapi : stop penyebab, antasida, H2 bloker, PPI, sitoprotektif Gastritis Kronis: Auto imun, hipersekretorik, atrofi superfisial, infeksi Helikobacter pylori
BB <<
http://digestive.niddk.nih.gov, Gastritis, National Digestive Diseases Information Clearinghouse Sudoyo, Aru. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. FKUI : Jakarta
DISPEPSIA FUNGSIONAL
DEFINISI
Konsensus ROMA II th 2000, adalah dispepsia
1. 2. 3.
Berlangsung minimal 12 minggu (tak hrs berurutan) di dlm 12 bulan dispepsia persisten a/ rekuren (nyeri a/ tak nyaman yg berpusat di upper abdomen Tak ada kelainan organik (endoskopik) Bukan dispepsia yg berhubungan dg IBS
2 6
Indonesia :
secara nasional data (-)
2 7
nyeri epigastrium disertai nyeri malam hari 2. Tipe spt dismotilitas keluhan dominan kembung, mual, muntah, rasa penuh, cepat kenyang. 3. Tipe non pesifik tak ada keluhan dominan
28
hipersensitif thd asam Faktor infeksi Helicobacter pylori ? Dismotilitas hipomotilitas antrum & ggn koord antroduodenal perlambatan pengosongan lambung
29
30
TATALAKSANA DISPEPSIA
NON MEDIKAMENTOSA Hindari makanan/minum sbg pencetus, makanan merangsang spt:
Bila muntah hebat, jgn makan dulu Makan teratur, tidak berlebihan, porsi kecil tapi
31
Terapi Medikamentosa
ANTACIDA : penetralisir faktor asam sesaat, pe nyeri sesaat Paling umum digunakan Study metaanalisis manfaat (-), efektifitas = plasebo
lambung
Telah umum juga dikonsumsi Study : manfaat 20% diatas plasebo Generik : cimetidin, ranitidin, famotidin
32
menghambat produksi asam lambung omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, esomeprazol mahal
33
domperidon, cisapride, ondansetron Antagonis reseptor dopamin2 dan reseptor serotonin Utk tipe dismotilitas efektif dibanding plasebo
34
35
Antibiotik:
bila terbukti terlibatnya H.pylori (+) Amoxicillin, claritromisin, tetrasiklin,
metronidazol, bismuth
Tranguilizer antianxietas,
antidepresan
Bila ada faktor psikik
36
Psikoterapi
Perubahan gaya hidup dan diet
PENCEGAHAN
Makan secara benar
Hindari alkohol
Tidak merokok Olahraga teratur Management Stress Tidak mengkonsumsi obat penghilang
PROGNOSIS
20% ulkus peptikum
20% IBS
<1% kanker dan dispepsia fungsional 5 40% dispepsia non ulkus
MAKAN GASTRIN
Pepsinogen-pepsin Asam histamin F/ sawar Rangsangan kolinergik Destruksi kapiler &vena motalitas pepsinogen
vasodilatasi,permeabilitas thdp protein bocor ke intrestisium,edema plasma bocor ke lumen lambung
Perdarahan ULKUS
-Rokok -Alkohol
me sekresi gastrin -Sekresi H + -Sekresi pepsinogen -Sekresi HCl Sawar mukosa lambung rusak
Sintesis prostaglandin
me sekresi HCO3-
Perfusi darah me
Asam
pepsinogen pepsin
Kerusakan epitel Penggantian yg cepat melalui migrasi Penutupan luka Melalui pembelahan sel
Luka
ULKUS
Perdarahan
Fisiologi manusia Sherwood Patofisiologi Sylvia and Lorraine Patofisiologi atlas berwarna
Hb dan Ht
Nyeri