Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
&
KALIMANTAN SELATAN
Daftar Isi
Peta Kalimantan Selatan.............................................................. 2 Daftar Isi...................................................................................... 3 Kata Pengantar............................................................................ 4 Selayang Pandang...................................................................... 5 Geografis dan Demografis.......................................................... 6 Kondisi Pelayanan Publik............................................................ 8 Kondisi Perekonomian............................................................... 18 Kesejahteraan Masyarakat........................................................ 24 Potensi Daerah.......................................................................... 28 Gambaran Umum Keuangan Daerah ....................................... 32 Kondisi Keuangan Daerah......................................................... 45 Ucapan Terima Kasih................................................................. 51 Sumber Data............................................................................. 52
Daft a r Isi
Kata Pengantar
Kondisi geografis, budaya, tipologi ekonomi yang sangat bervariasi antar-daerah menuntut adanya strategi kebijakan yang berbedabeda pula agar mampu mendorong akselerasi pembangunan daerah. Selaras dengan hal tersebut, otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah pula membuka kesempatan bagi daerah untuk mengarahkan kebijakan publiknya menyesuaikan dengan kebutuhan dan potensi unggulan daerah yang dimilikinya. Inovasi, kreatifitas, sensitifitas dan kejelian pemerintah daerah dalam meramu kebijakan akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah. Setelah lebih dari satu dasawarsa pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, sudah banyak kemajuan dan peningkatan yang terjadi, baik dari sisi pelayanan publik, kondisi keuangan, maupun imbasnya pada perekonomian daerah. Untuk itulah, informasi dan gambaran mengenai kondisi pelayanan publik, kondisi keuangan daerah maupun profil perekonomian daerah menjadi penting untuk ditinjau lebih jauh dari berbagai sudut pandang. Buku Tinjauan Ekonomi dan Keuangan Daerah Prov. Kalimantan Selatan ini diharapkan mampu memberikan informasi dan gambaran menyeluruh bagi para stakeholder mengenai profil keuangan daerah serta perekonomian daerah di Prov. Kalimantan Selatan. Kami berharap bahwa buku ini bisa dijadikan sebagai salah satu referensi yang informatif, komprehensif namun juga ringkas, dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Selayang Pandang
Provinsi Kalimantan Selatan merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan pulau Kalimantan dengan ibu kotanya adalah Banjarmasin. Pada masa lalu wilayah Kalimantan Selatan merupakan bekas wilayah tiga kerajaan yaitu Kerajaan Negara Daha, Kerajaan Dipa dan Kasultanan Banjar. Provinsi Kalimantan Selatan terbentuk berdasarkan UU No 25 Tahun 1956 yang mengatur pemecahan daerah Kalimantan menjadi 3 provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan timur dan Kalimantan Selatan. Berdasarkan UU No.21 Tahun 1957, sebagian besar daerah sebelah barat dan utara wilayah Kalimantan Selatan dijadikan Provinsi Kalimantan Tengah. Sedangkan UU No.27 Tahun 1959 memisahkan bagian utara dari daerah Kabupaten Kotabaru dan memasukkan wilayah itu ke dalam kekuasaan Provinsi Kalimantan Timur. Sejak saat itu Provinsi Kalimantan Selatan tidak lagi mengalami perubahan wilayah, dan tetap seperti adanya. Sebagian besar penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan merupakan etnis suku Banjar yang jumlahnya lebih dari 75% dari seluruh penduduk di sana. Saat ini di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat 11 kabupaten dan 2 kota.
Se l ayang Pa nda ng
Provinsi Kalimantan Selatan secara geografis, terletak di antara 114 19' 13'' - 116 33' 28'' Bujur Timur dan 1 21' 49'' 4 10' 14'' Lintang Selatan. Secara administratif, Provinsi Kalimantan Selatan terletak di bagian selatan Pulau Kalimantan dengan batas-batas : sebelah barat dengan Provinsi Kalimantan Tengah, sebelah timur dengan Selat Makasar, sebelah selatan dengan Laut Jawa dan sebelah utara dengan Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan letak tersebut, luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan hanya 6,98 persen dari luas Pulau Kalimantan secara keseluruhan. Secara administratif wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dengan Kota Banjarmasin sebagai ibukotanya, meliputi 11 kabupaten dan 2 kota. Persentase luas terbesar adalah Kabupaten Kotabaru (25,11%), Kabupaten Tanah Bumbu (13,50%) dan terkecil adalah Kota Banjarmasin (0,19%) dan Kota Banjarbaru (0,88%)
Tanah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan sebagian besar berupa hutan ( 43 persen). Wilayah Kalimantan Selatan juga banyak dialiri sungai Sungai tersebut antara lain Sungai Barito, Sungai Riam Kanan, Sungai Riam Kiwa, Sungai Balangan, Sungai Batang Alai, Sungai Amandit, Sungai Tapin, Sungai Kintap, Sungai Batulicin, Sungai Sampanahan dan sebagainya Umumnya sungai-sungai tersebut berpangkal pada pegunungan Meratus dan bermuara di Laut Jawa dan Selat Makasar .
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Daerah Kab. Tanah Laut Kab. Kota Baru Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Tapin Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Tabalong Kab. Tanah Bumbu Kab. Balangan Kota Banjarmasin Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan
Ibukota Pelaihari Kotabaru Martapura Marabahan Rantau Kandangan Barabai Amuntai Tanjung Batulicin Paringin Banjarmasin Banjarbaru Banjarmasin
Jumlah Penduduk (Jiwa) 296.333 290.142 506.839 276.147 167.877 212.485 243.460 209.246 218.620 267.929 112.430 625.481 199.627 3.626.616
Luas Kepadatan Wilayah Penduduk 2 2 (Km ) (Jiwa/Km ) 3.729,30 79,46 9.422,73 4.710,97 2.376,22 2.174,95 1.804,94 1.472,00 951,25 3.599,95 5.066,96 1.819,75 72,67 328,83 37.530,52 30,79 107,59 116,21 77,19 117,72 165,39 219,97 60,73 52,88 61,78 8.607,14 607,08 96,63
Tabel Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk se-Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2009
Luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan adalah 37.530,52 km2. Kabupaten Kota Baru memiliki wilayah paling luas yaitu 9.422,73 km2. Sedangkan daerah dengan luas wilayah terkecil adalah Kota Banjarmasi yang luasnya hanya 72,67 km2. Dari sisi demografi, jumlah penduduk Provinsi Kalsel pada tahun 2010 sebanyak 3.626.616 jiwa. Kota Banjarmasin memiliki populasi tertinggi dengan jumlah penduduk 625.481 jiwa, sedangkan daerah dengan
populasi terendah adalah Kabupaten Balangan dengan jumlah penduduk 112.430 jiwa. Kepadatan penduduk Provinsi Kalimantan Selatan yaitu 96,63 jiwa/km2 yang cenderung terpusat di ibukota provinsi. Daerah dengan kepadatan penduduk tertinggi yaitu Kota Banjarmasin sebesar 8.607,14 jiwa/km2. Kepadatan penduduk terkecil adalah di Kab. Kota Baru yaitu hanya 30,79 jiwa/km2.
No.
Daerah
Sekolah 280 221 362 269 176 247 268 180 227 162 163 231 70 2.856
Guru 2.692 2.033 3.865 2.673 1.964 2.785 2.723 2.445 2.583 1.744 1.759 3.254 1.311 31.831
Murid 34.390 34.049 45.176 29.747 15.750 22.740 27.888 18.105 24.534 28.968 13.889 55.327 18.346 368.909
Rasio Murid / Rasio Murid / Guru Sekolah 12,77 16,75 11,69 11,13 8,02 8,17 10,24 7,40 9,50 16,61 7,90 17,00 13,99 11,59 122,82 154,07 124,80 110,58 89,49 92,06 104,06 100,58 108,08 178,81 85,21 239,51 262,09 129,17
1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara
Sarana pendidikan dasar berupa SD di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 2.856 buah sekolah. Jumlah guru SD mencapai 31.831 orang guru dan jumlah murid SD mencapai 368.909 orang. Jumlah SD terbanyak berada di Kabupatan Banjar yaitu sebanyak 362 buah dan yang tersedikit terdapat di Kota Banjarbaru yaitu hanya 70 buah sekolah.
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Dasar (SD) se-Provinsi Kalimantan Selatan 2008/2009
9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan
Jumlah guru terbanyak berada di Kab. Banjar yaitu mencapai 3.865 orang guru, dan yang paling sedikit berada di Kota Banjarbaru yaitu hanya 1.311 orang. Jumlah murid terbanyak berada di Kota Banjarmasin yaitu sebanyak 55.327 orang murid dan yang tersedikit berada di Kab. Balangan yaitu hanya 13.889 murid.
Rasio murid terhadap guru di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu 11,59 sedangkan rasio murid per sekolahnya mencapai 129,17. Rasio murid terhadap guru yang tertinggi terdapat di Kota Banjarmasin yaitu 17,00 dan yang terendah berada di Kab. Hulu Sungai Utara yaitu 7,40. Sedangkan rasio murid per sekolah tertinggi terdapat di Kota Banjarbaru yaitu 262,09 dan yang terendah terdapat di Kab. Balangan yaitu 85,21.
Pe l ayanan P ublik
No.
Daerah
Sekolah 48 52 58 52 25 35 40 25 49 50 24 38 15 511
Guru 725 542 921 727 384 486 585 431 629 532 275 1.371 475 8.083
Murid 7.368 8.474 9.101 6.808 3.402 4.059 5.465 3.446 5.771 7.213 2.253 17.134 5.410 85.904
Rasio Murid / Rasio Murid / Guru Sekolah 10,16 15,63 9,88 9,36 8,86 8,35 9,34 8,00 9,17 13,56 8,19 12,50 11,39 10,63 153,50 162,96 156,91 130,92 136,08 115,97 136,63 137,84 117,78 144,26 93,88 450,89 360,67 168,11
Jumlah murid terbanyak berada di Kota Banjarmasin yaitu sebanyak 17.134 orang murid dan yang tersedikit berada di Kab. Balangan yaitu hanya 2.253 murid.
1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan
Jumlah Sekolah, Guru dan Murid Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) se-Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008/2009
Sarana pendidikan dasar berupa SLTP di Provinsi Kalimantan Selatan sebanyak 511 buah sekolah. Jumlah guru SLTP mencapai 8.083 orang guru dan jumlah murid SLTP mencapai 85.904 orang. Jumlah SLTP terbanyak berada di Kabupatan Banjar yaitu sebanyak 58 buah dan yang tersedikit terdapat di Kota Banjarbaru yaitu hanya 15 buah sekolah. Jumlah guru terbanyak berada di Kota Banjarmasin yaitu mencapai 1.371 orang guru, dan yang paling sedikit berada di Kota Banjarbaru yaitu hanya 275 orang.
Rasio murid terhadap guru di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu 10.63 sedangkan rasio murid per sekolahnya mencapai 168.11. Rasio murid terhadap guru yang tertinggi terdapat Kab. Kota Baru yaitu 15,63 dan yang terendah berada di Kab. Hulu Sungai Utara yaitu 8,00. Sedangkan rasio murid per sekolah tertinggi terdapat di Kota Banjarmasin yaitu 450,89 dan yang terendah terdapat di Kab. Balangan yaitu 93,88.
10
No.
Kabupaten/Kota
Angka Melek Huruf (persen) 2009 2010 93,89 94,03 96,03 93,03 95,70 96,77 97,42 95,99 96,01 94,72 94,92 98,70 98,22 95,94 93,28 94,02 96,02 92,19 94,22 96,59 97,41 95,87 95,93 94,27 94,91 98,28 98,10 95,41
2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjar Baru Prov. Kalimantan Selatan
Indikator angka melek huruf di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2009 adalah 95,41 persen kemudian meningkat menjadi 95,94 persen di tahun 2010. Angka melek huruf tertinggi pada tahun 2010 terdapat di Kota Banjarmasin yaitu mencapai 98,70% dan yang paling rendah terdapat di Kab. Barito Kuala yaitu 93,03%.
Pe l ayanan P ublik
11
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SD menurut Kab. /Kota, Tahun 2009/2010 Angka Partisipasi Kasar (APK) 109,25 116,71 115,63 116,19 116,49 112,50 115,28 120,88 115,42 124,72 116,58 118,48 116,92 Angka Partisipasi Murni (APM) 89,12 95,20 94,32 91,55 95,03 91,77 94,04 98,60 94,16 99,15 95,10 96,65 97,96
Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP menurut Kab. /Kota, Tahun 2009/2010 Angka Partisipasi Kasar (APK) 70,10 69,50 80,10 81,73 96,63 97,45 92,65 95,81 79,98 82,64 81,40 100,43 100,78 Angka Partisipasi Murni (APM) 50,34 52,67 62,48 60,62 72,93 73,86 68,75 74,82 60,04 61,00 60,98 77,71 76,47
No.
Kabupaten / Kota
No.
Kabupaten / Kota
1 Kab. Balangan 2 Kab. Banjar 3 Kab. Barito Kuala 4 Kab. Hulu Sungai Selatan 5 Kab. Hulu Sungai Tengah 6 Kab. Hulu Sungai Utara 7 Kab. Kota Baru 8 Kab. Tabalong 9 Kab. Tanah Bumbu 10 Kab. Tanah Laut 11 Kab. Tapin 12 Kota Banjarbaru 13 Kota Banjarmasin
1 Kab. Balangan 2 Kab. Banjar 3 Kab. Barito Kuala 4 Kab. Hulu Sungai Selatan 5 Kab. Hulu Sungai Tengah 6 Kab. Hulu Sungai Utara 7 Kab. Kota Baru 8 Kab. Tabalong 9 Kab. Tanah Bumbu 10 Kab. Tanah Laut 11 Kab. Tapin 12 Kota Banjarbaru 13 Kota Banjarmasin
Secara keseluruhan APM SD semua daerah di Provinsi Kalimantan Selatan diatas angka 90 kecuali di Kab. Balangan. APM SD tertinggi terdapat di Kab. Tanah Laut yaitu 99,15 sedangkan yang terendah terdapat di Kab. Balangan yaitu hanya 89,12. APM SLTP di Provinsi Kalimantan Tengah sangat beragam, di Kota Banjarmasin APM SLTP-nya paling tinggi yaitu 77,71 dan APM SLTP yang terendah terdapat di Kab. Balangan yaitu hanya 50,34.
12
Kabupaten/Kota 1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjar Baru Prov. Kalimantan Selatan
Rumah Sakit 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 10 3 28
Pe l ayanan P ublik
13
No.
Daerah
Angka Harapan Hidup (tahun) 2009 2010 68,39 65,46 65,25 61,86 67,22 63,95 65,28 63,07 63,08 64,94 61,73 66,14 67,48 63,81
Angka Harapan Hidup (AHH) se-Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009-2010 Angka harapan hidup di Provinsi Kalimantan Selatan dari tahun 2009 ke 2010 terus mengalami peningkatan. AHH tahun 2009 sebesar 63,45 tahun menjadi 63,81 di tahun 2010. Kab. Tanah Laut tercatat memiliki angka harapan hidup tertinggi bila dibandingkan dengan daerah lainnya yaitu di kisaran 68,39 tahun. Sedangkan daerah dengan angka harapan hidup terendah yaitu Kab. Balangan dikisaran 61,73 tahun.
1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjar Baru Prov. Kalimantan Selatan
68,14 65,22 64,93 61,52 67,07 63,68 64,91 62,68 62,91 64,63 61,55 66,03 67,31 63,45
14
Keadaan Jalan I Jenis Permukaan a. Diaspal b. Kerikil c. Tanah d. Lainnya Jumlah II Kondisi Jalan a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat Jumlah
Negara
Provinsi
Jumlah
877,44
877,44
1.056,38
Panjang Jalan Negara dan Provinsi menurut Jenis Permukaan, Kondisi dan Kelas Jalan (km), 2009
Panjang jalan negara dan provinsi di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan mencapai 1.933,82 kilometer. Panjang jalan negara mencapai 877,44 kilometer dan panjang jalan provinsi mencapai 1.056,38 kilometer. Panjang jalan yang sudah diaspal mencapai 1.629,42, seluruh panjang jalan negara sudah teraspal. Kondisi jalan negara dan provinsi yang dalam keadaan baik adalah 917,51 kilometer, panjang jalan dengan kondisi sedang adalah 408,56 kilometer dan sisanya dalam keadaan rusak dan rusak berat.
Pe l ayanan P ublik
15
Kabupaten/Kota 1 Cabang Banjarmasin Banjarmasin Banjarbaru Tanah Laut Banjar Barito Kuala 2 Cabang Kota Baru Kota Baru Tanah Bumbu 3 Cabang Barabai Tapin Hulu Sungai Selatan Hulu Sungai Tengah Hulu Sungai Utara Tabalong Balangan Kalimantan Selatan
Rumah Tangga 479.525,00 190.492,00 76.380,00 54.034,00 89.238,00 69.381,00 102.795,00 50.595,00 52.200,00 202.067,00 36.955,00 23.965,00 45.454,00 48.021,00 32.042,00 15.630,00 784.387,00
Usaha 160.911,00 63.922,00 25.630,00 18.132,00 29.945,00 23.282,00 27.517,00 10.544,00 16.973,00 21.965,00 4.383,00 2.842,00 5.391,00 3.695,00 3.800,00 1.854,00 210.393,00
Industri 99.204,00 39.409,00 15.801,00 11.179,00 18.462,00 14.353,00 7.513,00 4.482,00 3.031,00 15.972,00 2.923,00 1.896,00 3.595,00 3.798,00 2.524,00 1.236,00 122.689,00
Umum 74.508,00 29.598,00 11.868,00 8.396,00 13.866,00 10.780,00 14.744,00 6.718,00 8.026,00 41.481,00 7.586,00 4.919,00 9.331,00 9.858,00 6.578,00 3.209,00 130.733,00
Jumlah 814.148,00 323.421,00 129.679,00 91.741,00 151.511,00 117.796,00 152.569,00 72.339,00 80.230,00 281.485,00 51.847,00 33.622,00 63.771,00 65.372,00 44.944,00 21.929,00 1.248.202,00
Banyaknya Tenaga Listrik yang Terjual di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2009 (dalam MWH)
Tenaga listrik yang terjual di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2009 mencapai 1.248.202 MWH. Seluruh Daya Listrik tersebut dihasilkan oleh PLN cabang Banjarmasin, cabang Kota Baru dan cabang Barabai untuk melayani seluruh kabupaten dan kota di wilayah provinsi tersebut. Pemakaian tenaga listrik yang terbesar adalah konsumen rumah tangga yaitu mencapai 784.387 MWH lalu konsumen usaha yaitu 290.393 MWH . Tenaga listrik yang terbesar dihasilkan oleh PLN cabang Banjarmasin yaitu mencapai 814.148 MWH.
16
Daerah 1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjardan Banjar Baru 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan
Sungai 1.036.871 3.907.718 5.650.754 2.631.322 3.965.504 3.578.308 2.802.000 4.625.280 3.386.076 1.409.358 1.953.307 47.139.884 82.086.382
Danau/Waduk -
Lainnya -
Jumlah 1.036.871 3.907.718 8.327.290 2.631.322 3.965.504 3.578.308 2.802.000 4.625.280 3.550.609 1.409.358 2.062.748 47.139.884 85.036.892
Produksi Air Minum se-Provinsi Kalimantan Selatan 2011 (m3) Kebutuhan masyarakat di Provinsi Kalimantan Selatan akan air minum bisa dipenuhi dari produksi air minum di wilayah tersebut yang pada tahun 2011 mencapai 85.036.892 meter kubik. Seluruh produksi air minum sangat mengandalkan sumber mata air dari sungai yang mencapai 82.086.362 meter kubik. Yang bersumber dari mata air atau air tanah hanya 2.950.510 meter kubik. Jumlah produksi air minum terbanyak berada di Kota Banjarmasin yaitu mencapai 47.139.884 m3 dan yang paling sedikit berada di Kab. Tanah Laut yaitu hanya 1.036.871 m3. Pe l ayanan P ublik
17
Kondisi Perekonomian
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 2. Perhotelan 3. 4. 5. 6. Produksi Tanaman Pangan Produksi Perkebunan Produksi Ternak Produksi Perikanan
18
Jasa-Jasa 10,69%
Pertanian 20,10% Pertambangan 24,42% Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (2011)
Lainnya 29.44%
Keuangan, Listrik, Gas Persewaan Industri dan Air dan Jasa Pengolahan Minum Perusahaan 9,19% 0,57% 5,04%
Kinerja ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan terus meningkat hal ini ditunjukkan dengan peningkatan PDRB harga berlaku yang terus meningkat dari 2008 hingga 2011. Pada tahun 2011 PDRB harga berlaku mencapai 68.234 miliar rupiah. Pada dasarnya besarnya PDRB Kalimantan Selatan tersebut didominasi oleh empat sektor usaha yaitu pertambangan yang memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 24,42%, lalu sektor pertanian sebesar 20,10%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,36%, dan sektor jasa-jasa sebesar 10,69%. Sedangkan keempat sektor lainnya bila diakumulasikan memberikan kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar29,44% Pe r e ko nomia n
19
Daerah 1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjar Baru Provinsi Kalimantan Selatan
Sapi 80.533 12.087 18.413 10.872 15.567 13.025 13.289 1.281 11.406 30.456 5.802 1.717 3.417 217.865
Kerbau 5.749 16.766 1.342 1.060 375 3.479 2.242 8.599 7 4.883 15 81 5 44.603
Kambing 16.710 19.766 12.969 14.179 3.783 5.927 25.883 2.810 4.550 7.128 4.018 2.820 2.718 123.261
Babi 61 190 204 902 2.238 272 1.045 131 690 5.733
Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak (ekor) se-Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2009
Peternakan di KalimantanSelatan pada tahun 2009 didominasi oleh jumlah ternak sapi yang mencapai 217.865 ekor, selanjutnya diikuti oleh ternak kambing yang mencapai 123.261 ekor dan kerbau 44.603 ekor. Sentra ternak sapi terbesar terdapat di Kab. Tanah Laut yang populasi ternak sapinya mencapai 80.533 ekor. Sentra produksi kambing terbanyak berada di Kab. Hulu Sungai Tengah yang populasi ternak kambingnya mencapai 25.883 ekor. Sentra ternak kerbau yang terbesar di Kab. Kota Baru dimana populasi ternak kerbaunya mencapai 16.766 ekor.
20
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Daerah Kab. Tanah Laut Kab. Kota Baru Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Tapin Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Tabalong Kab. Tanah Bumbu Kab. Balangan Kota Banjarmasin Kota Banjar Baru Provinsi Kalimantan Selatan
Perikanan Darat Perikanan Umum 1.514,8 810,5 5.215,5 3.340,9 3.827,2 6.465,2 7.231,6 12.454,1 1.436,5 1.920,1 872,0 833,3 30,9 45.952,6 Budidaya 1.121,2 5.969,4 16.706,1 3.238,6 148,5 4.800,0 2.048,0 1.391,6 6.615,7 1.657,9 58,7 171,6 288,8 44.216,1
Produksi perikanan baik perikanan laut maupun darat di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2009 mencapai 200.721,5 ton dimana hasil produksi perikanan laut mencapai 110.552,8 ton. Hanya enam daerah yang menghasilkan perikanan laut yaitu Kab. Tanah Laut, Kab. Kota Baru, Kab.Banjar, Kab. Barito Kuala, Kab. Tanah Bumbu dan Kota Banjarmasin.
Produksi perikanan darat terdapat di seluruh daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Sentra perikanan darat yang terbasar terdapat di Kab. Banjar yaitu menghasilkan 21.921,6 ton dan yang paling sedikit terdapat di Kota Baru yang hanya menghasilkan 319,7 ton.
Pe r e ko nomia n
21
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Daerah
Kab. Tanah Laut Kab. Kota Baru Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Tapin Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Tabalong
Batubara
Biji Besi
10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjar Baru
19.079.539 22.688 10.554.886 3.782.003 6.073.065 16.603.630 350.202 26.013.062 41.480.647 3.156.449 21.654.404 141.809.435 7.165.332
Produksi tambang di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2011 menghasilkan batubara sebanyak 141,8 juta ton, biji besi mencapai produksi 7,1 juta ton. Sedangkan Mangaan hanya 400 ton dan Kromit hanya 250 ton. Kab. Tanah Bumbu merupakan daerah dengan produksi batubara yang terbesar dan produksi biji besi terbesar kedua. Kab. Tanah Laut mempunyai potensi bahan tambang untuk keempat jenis bahan tambang tersebut yaitu batu bara, biji besi, mangaan dan kromit. Daerah yang tidak mempunyai potensi bahan tambang adalah Kab. Barito Kuala, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, Kota Banjarmasin dan Kota Banjar Baru.
22
Uraian 2008 Unit Usaha Tenaga Kerja (orang) Nilai Investasi (Ribu Rupiah) Nilai Produksi (Ribu Rupiah) Nilai Bahan Baku (Ribu Rupiah) Nilai Tambah (Ribu Rupiah)
Laju Pertumbuhan Industri, 2008-2009
Jumlah unit usaha di bidang industri mengalami peningkatan, pada tahun 2009 unit usaha sebanyak 54.484 yang berarti meningkat dari tahun sebelumnya hanya 52.156 unit usaha. Tenaga kerja yang terserap pada tahun 2009 mencapai 163.808 orang. Nilai investasi pada tahun 2009 mencapai 4.244 miliar rupiah dengan nilai produksi mencapai 4.666,23 miliar rupiah.
Pe r e ko nomia n
23
Kesejahteraan Masyarakat
1. 2. 3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tingkat Pengangguran Terbuka Jumlah Penduduk Miskin & Garis Kemiskinan
24
No.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) se-Prov. Kalimantan Selatan Tahun 2009-2010 Indeks di pembangunan Kalimantan manusia Selatan
Daerah
IPM 2009 70,62 70,86 70,52 66,80 70,13 70,50 70,46 68,45 69,45 69,24 66,06 73,49 74,43 69,30 2010 71,16 71,20 70,94 67,54 70,58 70,83 70,77 68,89 70,00 69,74 66,74 73,84 74,74 69,92
1 Kab. Tanah Laut 2 Kab. Kota Baru 3 Kab. Banjar 4 Kab. Barito Kuala 5 Kab. Tapin 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 8 Kab. Hulu Sungai Utara 9 Kab. Tabalong 10 Kab. Tanah Bumbu 11 Kab. Balangan 12 Kota Banjarmasin 13 Kota Banjar Baru Prov. Kalimantan Selatan
Provinsi
mengalami kenaikan setiap tahunnya, pada tahun 2009 IPM mencapai 69,30 lalu meningkat menjadi 69,92 di tahun 2010. Daerah dengan tingkat IPM tertinggi adalah Kota Banjar Baru yang mencapai indeks 74,74 dan yang terendah adalah di Kab. Balangan yaitu hanya 66,74.
Ke s e j ah te r aan M as ya ra ka t
25
Agustus 2010
Agustus 2011
Pengangguran Pengangguran Pengangguran TPT (%) TPT (%) TPT (%) (Orang) (Orang) (Orang)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kab. Tanah Laut Kab. Kota Baru Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Tapin Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Tabalong Kab. Tanah Bumbu Kab. Balangan Kota Banjarmasin Kota Banjar Baru
Prov. Kalimantan Selatan
7.992 8.424 9.255 7.864 6.112 5.747 9.386 6.089 4.362 11.628 1.956 29.454 7.543 115.812
5,48 5,86 4,14 5,04 7,09 4,73 6,83 4,95 3,92 10,31 3,38 9,14 9,31 6,36
5.991 6.379 10.207 6.065 5.297 4.684 8.139 3.383 4.139 11.215 1.474 22.033 7.668 96.674
3,87 4,81 3,72 4,25 6,13 4,20 6,28 3,14 3,52 8,76 2,45 7,34 8,10 5,25
9.452 6.955 12.790 7.405 4.784 4.999 6.158 5.859 5.578 6.605 1.392 22.205 6.573 100.755
5,79 4,50 4,67 4,88 5,04 4,32 4,61 5,28 4,70 4,75 2,32 7,14 6,69 5,23
Jumlah pengangguran di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2009 berkisar 115.812 orang, lalu pada tahun 2010 turun menjadi 96.674 orang, akan tetapi pada tahun 2011 jumlah pengangguran meningkat lagi menjadi 100.755 orang. Daerah dengan jumlah pengangguran yang tertinggi pada tahun 2011 adalah di Kota Banjarmasin yaitu mencapai 22.205 orang dan yang paling rendah yaitu di Kab. Balangan hanya sekitar 1.392 orang.
26
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin se-Prov. Kalimantan Selatan Tahun 20072009 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2009 mencapai 188.030 jiwa terus meningkat menjadi 205.200 jiwa di tahun 2010. Daerah dengan tingkat kemiskinan yang tertinggi terdapat di Kota Banjarmasin yaitu mencapai 31.600 jiwa di tahun 2010 dan yang aling rendah yaitu di Kab. Balangan yaitu hanya 8.700 jiwa. Secara persentase potrestnya juga relatif sama.
No.
Kabupaten/Kota
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Kotabaru Kab. Tabalong Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjarbaru Kota Banjarmasin Kab. Balangan Kab. Tanah Bumbu
Prov. Kalimantan Selatan
18,18 15,25 15,15 13,92 15,70 15,42 13,16 13,86 7,49 8,82 30,30 7,32 13,46 188,03
17,00 15,80 16,30 15,40 16,20 15,90 14,30 15,20 9,40 12,00 31,60 8,70 17,40 205,20
3,69 5,61 7,32 5,73 7,29 5,55 6,83 5,11 4,93 5,20 4,80 7,22 5,89 5,44
3,34 5,72 7,66 6,32 7,76 5,45 6,53 5,12 5,57 5,98 5,04 7,75 6,48 5,65
Ke s e j ah te r aan M as ya ra ka t
27
Potensi Daerah
28
yang dapat dibangun adalah pabrik tepung ikan, pabrik es, dan pengalengan ikan. C. Industri Pengolahan Ikan Air Tawar Ikan air tawar yang dibudidayakan di kolam dan keramba antara lain: lkan Mas (Cyprinus caplo), Ikan Nila (Tilapia nilotica), Ikan Gurami (Osphronemus gouramy), Udang Galah (Macrobanchium rosenberg, dan Patin (Pangasius hamrush). Lokasi industri pengolahan ikan air tawar disarankan di Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar-Provinsi Kalimantan Selatan. Lokasi budidaya ikan air tawar terdapat di Kabupaten Tabalong, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin. D. Budidaya Kerbau Rawa Komoditas kerbau rawa terdapat di Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), yang hampir seluruh kawasannya berupa rawa dan lebak. Kerbau rawa masuk dalam lima besar komoditas ternak unggulan, setelah sapi, itik, ayam buras dan kambing.
Bidang Pangan
A .Pengembangan Industri Pengolahan Daging Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi untuk pengembangan peternakan. Komoditas yang dapat dikembangkan adalah sapi potong dengan kapasitas lahan yang cukup untuk menampung 877.500 ekor sapi yang tersebar di Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu, Barito Kuala, dan Banjar. Selain sapi potong komoditas lain yang dapat dikembangkan antara lain kambing dan ayam ras pedaging dengan produksi 21.100.905 kg per tahunnya. B. Pengembangan Kelautan/Perikanan (tangkap dan budidaya) Provinsi Kalimantan Selatan memiliki garis pantai 1.330 km, yang merupakan perairan umum dengan luas 1 juta ha, kolam 2.400 ha; tambak 53.382 ha; dan mina padi 3.752 Ha. Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan terdapat di Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu, Banjar, Tanah Laut dan Barito Kuala. Potensi ikan yang dihasilkan adalah 110.552,80 ton dari perikanan laut, dan 90.168,70 dari perikanan air tawar. Pembangunan industri pengolahan ikan sangat berpotensi untuk dibangun, industri
Po te ns i Da era h
29
Bidang Energi
A. Pembangunan Pembangkit Listrik (PLTGU dan batubara) Provinsi Kalimantan Selatan memiliki potensi untuk pengembangan sektor energi dengan pembangunan pembangkit listrik batu bara, potensi pengembangan PLTU yang akan dibangun adalah sebagai berikut : - PLTU ASAM ASAM unit 3&4 dengan kapasitas 2x65 MW (2009/2010) - PLTU Tanjung 2 x 65 MW (2009/2010) - PLTU Rantau 2 x 65 MW (2010) - IPP PLTU Batulicin 2 x 7 MW (2009) - IPP PLTU Kotabaru 2 x 6 MW (2012) - PLTU BALANGAN POWER, 2 X 65 MW (2009) - Tanah Laut yang merupakan proyek perluasan dari sebelumnya, yaitu dengan daya 2x 65 MW yang saat ini sedang dalam tahap pembangunan. - Tapin, direncanakan pembangunannya dengan daya2 x 100 MW dan - Tabalong dengan daya 2 x 100 MW.
B. Pengembangan Industri Turunan Batu Bara Batu bara merupakan produk pertambangan andalan yang menarik bagi investor di Provinsi Kalimantan Selatan. Kalimantan merupakan salah satu pusat produksi batu bara dengan potensi sebesar 9,101,380,000 ton. Potensi pembangunan industri briket batubara di Kabupaten Tanah Bumbu, Tanah Laut, dan Banjar. C. Pengembangan Industri Baja dan Industri Turunan Hasil Tambang Lainnya Potensi Provinsi Kalimantan Selatan di bidang pertambangan adalah komoditas bijih besi. Luas lahan yang berpotensi mengadung bijih besi adalah 1.500 ha yang terdapat di daerah Kabupaten Tanah Laut dengan potensi produksi rata-rata per tahunnya mencapai 200.000 ton. Eksplorasi mineral bijih besi telah dilakukan di Tanah Laut, Tanah Bumbu, Kotabaru dan Balangan dan daerah lain. Jenis mineral lain yang berpotensi untuk dikembangkan antara lain intan, emas, marmer, lempung, serpentinit. D.Industri Briket Batubara Bahan baku batubara masih cukup banyak tersedia di Provinsi Kalimantan Selatan dengan sumberdaya batu bara sebesar 9.101.380,000 ton dan cadangan sebesar 1.804.145.000 ton.
30
Bidang Infrastruktur
A. Pembangunan Pelabuhan Udara Pelaihari Untuk keperluan transportasi udara yang semakin meningkat, pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan berencana untuk membangun bandar udara baru yang berlokasi di Pelaihari, kabupaten Tanah Laut. B. Pembangunan Jaringan Rel Kereta Api Lintas Banjarmasin-Palangkaraya Pembangunan jalur kereta api di Kalimantan terbagi menjadi tiga prioritas, yaitu prioritas tinggi, sedang dan rendah. Prioritas tinggi meliputi lintas: (1) Samarinda-Balikpapan 103,5 km berbiaya US$ 146,9; (2) Bontang-Samarinda 69 km berbiaya US$ 98; (3) Banjarmasin-Palangkaraya 138 km berbiaya US$ 201,2; (4) Samarinda-Tenggarong-Kotabangun 78 km berbiaya US$ 111,2; (5) Sambas-Kuching (Malaysia) berbiaya US$ 176,2; dan (6) Pontianak-Mempawah-Singkawang-Sambas 175.5 berbiaya US$ 247,7.
C. Pembangunan Jaringan Rel Kereta Api Batubara Dalam pengangangkutan batu bara diperlukan infrastruktur yang memadai. Pulau Kalimantan memiliki potensi yamg besar dalam pertambangan batu bara. Agar lebih efisien jalur kereta api diperlukan agar biaya transportasi lebih murah dan cepat. Salah satu jalur yang direncanakan adalah pembangunan jaringan rel kereta api batu bara jalur Buntok-Tanjung Selatan dan jalur Tanjung Batu-Tanjung Lolak. D. Pembangunan Jembatan Tanjung Ayun-Tarjun Pembangunan jembatan yang berlokasi d i Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan bertujuan untuk menghubungkan Pulau Kalimantan dan Pulau Laut. Dengan pembangunan jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan aktifi tas perekonomian penduduk.
Po te ns i Da era h
31
32
Komposisi APBD Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota
14.000,00 12.000,00 10.000,00 Miliar Rupiah 8.000,00 6.000,00 4.000,00 2.000,00 (2.000,00) Pendapatan Belanja Surplus/Defisit Pembiayaan 2008 7.840,25 7.513,15 327,10 687,33 2009 9.261,28 8.923,51 337,77 583,08 2010 9.591,96 9.678,94 (86,98) 958,00 2011 12.102,52 10.463,59 1.638,93 928,36 2012 11.976,20 12.831,87 (855,67) 142,00
Ke u angan Da era h
33
Komposisi Pendapatan APBD Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab.,dan Kota
9.000,00 8.000,00 7.000,00 Miliar Rupiah 6.000,00 5.000,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 1.000,00 PAD Daper L2PyS 2008 1.457,07 6.145,91 237,28 2009 1.401,60 7.322,62 537,05 2010 1.729,82 7.025,63 836,51 2011 2.470,95 8.346,43 1.285,13 2012 2.500,29 8.472,78 1.003,12
34
Komposisi Belanja APBD Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab.,dan Kota
7.000,00 6.000,00 Miliar Rupiah 5.000,00 4.000,00 3.000,00 2.000,00 1.000,00 B. Pegawai B. Barang Jasa B. Modal B. Lain2 2008 3.164,20 1.429,96 2.390,93 528,07 2009 3.624,31 1.704,04 2.898,31 696,85 2010 4.390,78 1.748,66 2.767,08 772,42 2011 5.076,50 2.123,34 2.588,50 675,25 2012 6.085,41 2.688,54 3.141,90 916,02
35
Komposisi Pendapatan Asli Daerah APBD Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota (Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2011)
Komposisi PAD Kab/Kota
Pajak daerah
1,0% 9,1% 4,4%
35,1% 12,4%
24,9% 27,6%
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah
85,5%
36
Komposisi Pajak Daerah APBD Prov. Kalimantan Selatan (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2010 dengan Realisasi APBD 2011)
45,0 40,0 35,0 30,0 % 25,0 20,0 15,0 10,0 5,0 0,0 Pajak Bahan Bea Balik Nama Pajak Kendaraan Bakar Kendaraan Kendaraan Bermotor Bermotor Bermotor rata-rata 2008-2010 Pajak Air Permukaan 2011
(Dalam Juta Rupiah)
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor rata-rata 2008-2010 2011 39,749 34,629
Ke u angan Da era h
37
Komposisi Pajak Daerah APBD Kab./Kota Prov. Kalimantan Selatan (Perbandingan Rata-Rata Realisasi APBD 2008-2010 dengan Realisasi APBD 2011)
10
rata-rata 2008-2010
1 Pajak Penerangan Jalan rata-rata 2008-2010 2011 55,43 36,86 2 BPHTB 0,00 24,73 3 Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C 17,74 13,15 4 Pajak Restoran 9,89 9,74 5 Pajak Hotel 7,96 6,32
10
Air Pajak Sarang Pajak Pajak Bawah Burung Parkir Tanah Walet 1,59 1,26 0,02 0,79 0,00 0,37
38
Tren Simpanan Pemda se-Provinsi Kalimantan Selatan di Perbankan Agregat Prov., Kab., dan Kota
8.000 Miliar Rupiah 7.000 6.000 5.000 4.000 3.000 2.000 1.000 0 Jan feb Mar Apr 2009 Mei 2010 Jun Jul 2011 Agt 2012 sep Okt Nov Des
Ke u angan Da era h
39
Potret Dana Simpanan Pemda di Perbankan Prov. Kalimantan Selatan Dalam bentuk Tabungan, Simpanan Berjangka dan Giro Agregat Prov., Kab., dan Kota
90.000.000 70.000.000 50.000.000 30.000.000 10.000.000 8.000.000 6.000.000 4.000.000 2.000.000 0 2008 2009 KALSEL 2010 Nasional 2011
40
Trend Persentase Dana Idle Terhadap Realisasi Belanja Daerah Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota
35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 2009 KALSEL 2010 Nasional 2011 23,67% 29,90% 16,15% 14,64% 18,58%
+ Tren
persentase
dana
idle
terhadap realisasi belanja daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan menurun pada tahun 2009 s.d. 2010, kemudian meningkat. + Hal ini menunjukkan Kalimantan bahwa Selatan penyerapan belanja di wilayah Provinsi menurun.
15,35%
2009 NAS Belanja Idle % Idle/Blj 389,7 59,8 15,35% KALSEL 8,92 2,11 23,67% NAS 424 62,1 14,65%
41
Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov., Kab. dan Kota Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase)
100 90 80 70 60 50 40 30 20 8.450 10 4.766 8.247 4.890 0 Jan Feb Mar 2011 2012 4.766 4.890 8.450 8.247 14.016 20.283 13.265 26.774 20.141 % 33.085 26.240 42.448 34.541 54.399 42.777 58.753 50.794 67.065 57.773 76.116 98.840
Okt 67.065
Nov 76.116
Des 98.840
14.016 13.265
Secara
persentase,
estimasi
realisasi
belanja
daerah
sampai
dengan bulan September 2012 adalah sebesar 57,8%, lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2011.
42
Estimasi Realisasi Belanja Daerah Agregat Prov. Kalimantan Selatan Sampai Dengan Bulan September 2012 (Persentase)
80 70 60 50 40 30 20 10 00 Papbar DIY Papua Sumbar Kalbar Jateng Bengkulu Sumut Sulteng Maluku Lampung Kalteng Kaltim Sumsel Gorontalo Banten Sulbar Malut Jambi Babel Jatim Sultra Kalsel Sulsel Jabar Kepri Sulut Riau Aceh NTB NTT DKI Bali
57,8
+ Rata-rata realisasi APBD 2012 sampai dengan bulan September 2012 agregat per prov. adalah sebesar 57,8%. + Terdapat 12 daerah yang mempunyai realisasi belanja di bawah rata-rata sedangkan 21 daerah mempunyai realisasi belanja di atas rata-rata. + Realisasi belanja terendah adalah Prov. Kalimantan Timur yaitu sebesar 41,6% sedangkan yang tertinggi adalah Prov. Maluku Utara sebesar 71,2%.
Ke u angan Da era h
43
Nama Daerah Prov. Kalimantan Selatan Kab. Balangan Kab. Banjar Kab. Barito Kuala Kab. Hulu Sungai Selatan Kab. Hulu Sungai Tengah Kab. Hulu Sungai Utara Kab. Kotabaru Kab. Tabalong Kab. Tanah Bumbu Kab. Tanah Laut Kab. Tapin Kota Banjarbaru Kota Banjarmasin
44
Ko nd i s i Ke uangan Da era h
45
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota
Pendapatan Daerah / Jumlah Penduduk
4.000 3.500 Ribuan 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0 2007 Nasional 2008 2009 2010 2011 prov. Kalimantan Selatan 1.462,69 2.019,97 2.274,76 1.601,20 1.640,40 1.823,58 2.217,44 2.649,01 2.644,88
3.337,14
0,19
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam melayani per satu orang penduduknya. + Rasio pendapatan daerah per kapita Provinsi Kalimantan Selatan memiliki tren meningkat seperti tren pendapatan per kapita nasional. Namun demikian rasio pendapatan per kapita Provinsi Kalimantan Selatan lebih tinggi dibanding dengan rasio secara nasional.
+ Rasio ini mengukur tingkat kemandirian daerah yaitu kemampuan daerah dalam mendanai belanjanya. + Rasio PAD per Total Pendapatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan memiliki tren meningkat pada tahun 2007 s.d. 2008, kemudian menurun pada tahun 2009 dan meningkat kembali pada tahun 2010 s.d. 2011. Sedangkan rasio PAD per Total Pendapatan Daerah secara nasional cenderung meningkat. Namun demikian, rasio PAD per total pendapatan Provinsi Kalimantan Selatan lebih rendah dibanding dengan secara nasional pada tahun 2009 s.d. 2011.
46
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota
Ruang Fiskal / Total Pendapatan Daerah
0,60 0,40 0,20 2007 2008 2009 2010 2011 Nasional prov. Kalimantan Selatan 0,55 0,56 0,51 0,49 0,44
0,48 0,40
3,00% 2,50% 2,00% 1,50% 1,00% 0,50% 0,00% 2007 2008 Nasional 2009 2010 2,49% 2,05% 1,34% 1,42% 2,32% 1,27% 2,39% 1,33%
3,00%
1,58%
2011
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam mendanai program prioritas daerah tersebut. + Tren rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Selatan cenderung menurun pada tahun 2007 s.d. 2010, kemudian meningkat pada tahun 2011. Sedangkan rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah secara nasional cenderung menurun. Namun demikian rasio ruang fiskal per total pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Selatan lebih tinggi dibanding dengan rasio secara nasional.
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan daerah dalam menggali potensi pajak dan retribusi daerahnya menjadi penerimaan pajak dan retribusi daerah. + Tren rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB Provinsi Kalimantan Selatan memiliki tren meningkat, sama seperti rasio pajak daerah dan retribusi daerah per PDRB secara nasional. Namun demikian, rasio Provinsi Kalimantan Selatan memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan rasio secara nasional.
Ko nd i s i Ke uangan Da era h
47
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota
Belanja Modal / Total Belanja
35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00% 32,63% 31,82% 32,48% 26,19% 22,17% 21,67% 28,59%
120,00% 110,00% 100,00% 90,00% 80,00% 105,81% 103,64% 104,35% 102,66% 97,04% 103,79%
28,95% 27,46%
2007 Nasional
2008
2009
2010
2011
2007 Nasional
2008
2009
2010
2011
+ Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan belanja modal terhadap total belanjanya. + Tren rasio belanja modal per total belanja Provinsi Kalimantan Selatan cenderung menurun, sama seperti rasio belanja modal per total secara. Rasio belanja modal per total belanja Provinsi Kalimantan Selatan lebih tinggi dibanding dengan rasio nasional.
+ Rasio ini mengukur tingkat kemampuan keuangan daerah dalam mendanai belanja daerah. + Tren rasio total pendapatan per total belanja di Provinsi Kalimantan Selatan cenderung menurun pada tahun 2007 s.d. 2010, kemudian meningkat kembali pada tahun 2011. Sedangkan rasio total pendapatan per total belanja daerah secara nasional cenderung menurun pada tahun 2007 s.d. 2009, kemudian meningkat kembali pada tahun 2010. Rasio total pendapatan per total belanja Provinsi Kalimantan Selatan lebih tinggi dibanding dengan rasio nasional, kecuali rasio pada tahun 2010.
48
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota
Rasio Belanja Pegawai Tidak Langsung / Total Belanja Daerah
50,0% 40,0% 30,0% 20,0% 10,0% 0,0% 2007 Nasional 2008 2009 2010 2011 prov. Kalimantan Selatan 28,4% 26,7% 31,0% 35,9% 40,6% 34,3%
39,4% 30,8%
40,2% 37,8%
20,06% 17,07%
13,70%
11,90% 9,21%
12,03%
2007
2008 Nasional
2009
2010
2011
+ Rasio ini mengukur seberapa besar daerah mengalokasikan Belanja Pegawai Tidak Langsung terhadap total belanjanya. + Rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja Provinsi Kalimantan Selatan meningkat pada tahun 2008 s.d. 2011. Sedangkan rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja secara nasional memiliki tren meningkat sejak tahun 2007. Rasio belanja pegawai tidak langsung per total belanja Provinsi Kalimantan Selatan lebih rendah dibanding dengan rasio secara nasional.
+ Rasio ini mengukur proporsi SiLPA tahun sebelumnya terhadap belanja daerah tahun berjalan. + Rasio SiLPA terhadap belanja Provinsi Kalimantan Selatan menurun pada tahun 2007 s.d. 2009, kemudian meningkat pada tahun 2010 s.d. 2011. Sedangkan tren pada rasio SiLPA terhadap belanja secara nasional cenderung menurun. Rasio SiLPA terhadap belanja Provinsi Kalimantan Selatan lebih rendah dibanding rasio secara nasional.
Ko nd i s i Ke uangan Da era h
49
Kondisi Keuangan Daerah Prov. Kalimantan Selatan Agregat Prov., Kab., dan Kota
Rasio Pembayaran Pokok Hutang dan Bunga / Total Pendapatan Daerah
1,00% 0,80% 0,60% 0,40% 0,20% 0,00% 2007 Nasional 2008 2009 2010 2011 prov. Kalimantan Selatan 0,59% 0,20% 0,68% 0,45% 0,26% 0,78%
+ Rasio ini mengukur proporsi pembayaran pokok utang dan bunga
0,83%
0,70% 0,67%
yang harus dibayar dari pendapatan daerah dalam satu periode. + Tren rasio pembayaran pokok hutang dan bunga per total pendapatan daerah di Provinsi Kalimantan Selatan meningkat pada tahun 2007 s.d. 2008, kemudian menurun pada tahun 2009, dan meningkat kembali pada tahun 2010, kemudian menurun kembali pada tahun 2011. Sedangkan rasio pembayaran pokok hutang dan bunga per total pendapatan daerah secara nasional memiliki tren meningkat pada tahun 2008 s.d. 2010, kemudian menurun pada tahun 2011. Rasio pembayaran pokok hutang dan bunga per total pendapatan daerah Provinsi Kalimantan Selatan lebih rendah dibanding dengan secara nasional pada tahun 2007 dan 2009, serta lebih tinggi pada tahun 2010.
50
Ucap an Te r i m a Ka sih
51
Sumber Data
- SIKD, Kementerian Keuangan - Kalimantan Selatan dalam Angka 2010, BPS - http://www.kalselprov.go.id - http://www.kalsel.bps.go.id - Potensi Investasi di Kalimantan Tengah, BKPM
52
53
54