Anda di halaman 1dari 6

POKOK-POKOK PENJELASAN KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM DALAM RAPAT DENGAR PENDAPAT (RDP) ANTARA KOMISI II DPRRI DENGAN

KOMISI PEMILIHAN UMUM KAMIS, 27 MEI 2010


Bismillahirrahmanirrahim Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. 1. Bapak Pimpinan Komisi II DPRRI 2. Bapak/Ibu Anggota Komisi II DPR-RI 3. Bapak/Ibu para undangan

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan rahmat dan karuniaNya pada hari ini kita dapat bertemu dalam rangka Rapat Dengar Pendapat Komisi II DPR-RI dengan KPU pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2010. Kami bersama seluruh jajaran KPU menyampaikan ucapan terima kasih atas udangan Pimpinan DPR-RI untuk menghadiri Rapat Dengar Pendapat pada hari ini. Sesuai dengan surat DPR-RI Nomor PW.01/ /DPR-RI/ /2010 tanggal .

perihal Rapat Dengar Pendapat, perkenankanlah kami menyampaikan pokok-pokok penjelasan terkait dengan Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yaitu sebagai berikut :

A.

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

sebagaimana diubah terkait dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008. 2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pemilihan Umum. 3. Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan Pemilukada, KPU telah

menerbitkan 12 Peraturan KPU dengan rincian 5 Peraturan KPU mengatur Tahapan dan 7 Peraturan KPU mengatur Non Tahapan. 4. Dari 12 Peraturan KPU tersebut, terdapat 2 peraturan yang mengatur mengenai Dana Kampanye yaitu:

a. Peraturan KPU Nomor 06 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaporan Dana Kampanye Peserta Pemilu Dalam Penyelenggaraan Pemilukada sebagai pengganti Peraturan KPU Nomor 70 Tahun 2009; b. Peraturan KPU Nomor 07 Tahun 2010 tentang Pedoman Audit Laporan Dana Kampanye Pasangan Calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagai pengganti Peraturan KPU Nomor 71 Tahun 2009.

B.

PENYELENGGARAAN PEMILUKADA Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada tahun 2010, telah, sedang

dan akan dilaksanakan pada 7 Provinsi dan 237 Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaan Pemilukada, KPU telah melakukan berbagai kegiatan dengan tetap melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, diantaranya: 1. Dalam rangka pelaksanaan teknis pelaporan dana kampanye Pemilukada dan pedoman audit dana kampanye Pemilukada, KPU berkoordinasi dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pelaporan dana kampanye dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) untuk penyusunan pedoman audit dana kampanye, dengan cara melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Peraturan KPU Nomor 05 Tahun 2010 dan Peraturan Nomor 06 Tahun 2010. 2. Pengumuman hasil audit dana kampanye Pemilukada oleh Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk oleh KPU Provinsi dan atau KPU Kabupaten/Kota dengan cara melalui website KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota atau papan pengumuman. 3. Dalam rangka mengatasi keterbatasan Kantor Akuntan Publik di Provinsi dan atau Kabupaten/Kota, sambil menunggu revisi Peraturan KPU Nomor 05

Tahun 2010, KPU membuat surat edaran yang berisi: a. Pengumuman untuk jasa pelelangan audit dana kampanye oleh Kantor Akuntan Publik melalui surat kabar nasional; b. Bagi KPU Provinsi dan atau KPU Kabupaten/Kota yang dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terhadap paling sedikit 3 pasangan calon, maka 1 Kantor Akuntan Publik dapat mengaudit laporan penerimaan dan pengeluaran dana kampanye paling banyak 2 pasangan calon. 4. Pelaksanaan Bimtek dan Monitoring Dalam rangka pelaksanaan Pemilukada KPU telah melakukan bimbingan teknis kepada KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. Disamping itu, melalui Pokja Pemilukada, KPU telah melakukan monitoring terhadap tahapan yang dilakukan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. KPU juga mewajibkan kepada KPU Provinsi untuk memberikan laporan secara periodik ke KPU atas pelaksanaan Pemilukada yang ada di wilayahnya.

Dari laporan yang disampaikan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota kepada KPU, jadwal Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah telah direkap/diinventarisasi sesuai tahapan pelaksanaan Pemilu, dan khusus tahapan pemungutan suara dan penghitungan suara dikelompokkan jumlah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang pelaksanaanya sesuai bulan, dan dimulai dari: 1. Bulan April 2010 2. Bulan Mei 2010 : 9 Kabupaten/Kota : a. 1 Provinsi yaitu Kepulauan Riau b. 36 Kabupaten/Kota : a. 4 Provinsi yaitu: 1) Sumatera Barat 2) Jambi 3) Kalimantan Tengah 4) Kalimantan Selatan b. 81 Kabupaten/Kota : a. 1 Provinsi yaitu Bengkulu b. 25 Kabupaten/Kota : a. 1 Provinsi, yaitu Sulawesi Utara b. 23 Kabupaten/Kota

3. Bulan Juni 2010

4. Bulan Juli 2010

5. Bulan Agustus 2010

6. Bulan September 2010 : 10 Kabupaten/Kota 7. Bulan Oktober 2010 : 6 Kabupaten/Kota

8. Bulan November 2010 : 2 Kabupaten /Kota 9. Bulan Desember 2010 : 1 Kabupaten 10. Informasi belum lengkap : 44 Kabupaten/Kota (Rincian Lampiran I) Dari data tersebut, Kabupaten/Kota yang telah melaksanakan pemungutan suara dikelompokkan hasilnya sebagai berikut : 1. Selesai satu putaran : a. Kabupaten Serang; b. Kabupaten Purbalingga; c. Kabupaten Rembang; d. Kota Surakarta; e. Kabupaten Boyolali; f. Kabupaten Ngawi; g. Kabupaten Karangasem; h. Kabupaten Tabanan; i. Kabupaten Denpasar; j. Kabupaten Kutai Kartanegara; k. Kabupaten Buton Utara; l. Kabupaten Konawe Selatan.

2. Terjadi putaran II : a. Kabupaten Kebumen b. Kota Medan c. Kota Binjai

(Gugatan ke MK, namun kemudian dicabut)

3. Dalam proses gugatan ke MK : a. Kabupaten Serdang Bedagai b. Kabupaten Tapanuli Selatan c. Kabupaten Toba Samosir d. Kabupaten Asahan e. Kabupaten Pakpak Bharat f. Kota Sibolga g. Kota Tebing Tinggi h. Kota Cilegon i. Kabupaten Kediri j. Kabupaten Badung k. Kabupaten Bangli l. Kabupaten Sumbawa Barat

(Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses) (Dalam Proses)

4. Gugatan ke MK, dan dimenangkan oleh KPU Kabupaten/Kota : a. Kota Semarang (Dimenangkan KPU Kota Semarang) b. Kota Ternate (Dimenangkan KPU Kota Ternate) 5. Sedang dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan suara : a. Kabupaten Gunung Kidul; b. Kabupaten Sleman; c. Kabupaten Bantul; d. Kabupaten Lamongan; e. Kabupaten Bengkayang; f. Kabupaten Sekadau; g. Kabupaten Kapuas Hulu; h. Kabupaten Ketapang; i. Kabupaten Sintang; j. Kabupaten Melawi. C. PERMASALAHAN Permasalahan yang menonjol terkait dengan Pemilu Kepala Daerah antara lain:

1. Kasus Flores Timur, Nusa Tenggara Timur Secara kronologis dapat dijelaskan bahwa kasus ini berawal ketika KPU Flores Timur membatalkan pasangan calon atas nama Drs. Simon Hayon Drs. Fransiskus Diaz Alffi, MM yang didukung oleh Partai Golkar, Partai Gerindra dan PKPB. Alasan pembatalan pasangan calon oleh KPU Flores Timur dikarenakan tidak adanya surat Keputusan partai mengenai kesepakatan untuk mengusung pasangan calon. Berdasarkan pembatalan tersebut, partai pengusung pasangan calon melaporkan permasalahan tersebut kepada KPU, lalu KPU menindaklanjuti dengan meminta klarifikasi kepada KPU Flores Timur melalui KPU Provinsi NTT.

Bersama-sama KPU Provinsi NTT, KPU Flores Timur datang ke KPU dan dalam suatu rapat, KPU menjelaskan kepada KPU Flores Timur bahwa Surat Keputusan tersebut tidak diperlukan karena sudah ada formulir kesepakatan partai yang bergabung yang diajukan pada saat mengajukan pasangan calon (Model B1-KWK). Namun KPU Flores Timur bersikukuh harus ada surat keputusan dari partai yang bergabung. Selanjutnya KPU menyurati KPU Provinsi NTT dan KPU Flores Timur dengan Surat Nomor 234/KPU/IV/2010 tanggal 23 April 2010 yang meminta KPU Flores Timur menyesuaikan kembali penetapan dan pengumuman pasangan calon yang telah dilakukan, dan meminta agar KPU Provinsi NTT mensupervisi dan memonitoring kegiatan tersebut.Namun sepertinya surat KPU tersebut tidak diperhatikan oleh KPU Flores Timur, karena sesuai berita di Pos Kupang tanggal 27 April 2010 bahwa KPU Flores Timur tetap pada pendirian. Kemudian KPU menyurati KPU NTT Nomor 257/KPU/IV/2010 tanggal 28 April 2010 untuk melakukan klarifikasi kebenaran berita tersebut dan sekaligus memberi peringatan hukum. Ternyata hasil klarifikasi menunjukkan sikap yang tidak mematuhi surat KPU sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Rapat antara Tim KPU Provinsi NTT dengan KPU Flores Timur Nomor 59/BA/IV/2010 dan memperhatikan surat KPU Flores Timur Nomor 134/KPU-FLT/018.433980/IV/2010 tanggal 27 April 2010, maka selanjutnya KPU menyurati KPU NTT dan KPU Flores Timur Nomor 280/KPU/V/2010 tanggal 6 Mei 2010 yang isinya antara lain apabila KPU Flores Timur tetap tidak mengindahkan surat KPU, agar KPU Provinsi mengambil alih tugas dan wewenang KPU Kabupaten Flores Timur, serta membentuk Dewan Kehormatan KPU Provinsi NTT. Selanjutnya KPU masih mengirimkan surat kepada KPU Provinsi NTT, dengan Nomor 307/KPU/V/2010 tanggal 21 Mei 2010, yang isinya antara lain mengenai penegasan pembentukan Dewan Kehormatan, segera menetapkan pasangan calon yang didukung oleh Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PKPB, dan segera merevisi tahapan, program, dan jadwal waktu pelaksanaan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati.

2. Kabupaten Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Dalam Rapat Pleno KPU Kabupaten Toli-Toli telah menetapkan 4 pasangan calon minus pasangan calon Baharudin, MP dan H. Abd. Rahman yang diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Peduli Rakyat Nasional. Keputusan tersebut mendapat protes dari pasangan calon yang tidak lulus dan membuat pengaduan kepada KPU dengan surat tertanggal 18 April 2010. Terhadap adanya pengaduan tersebut, KPU meminta klarifikasi terhadap permasalahan dimaksud kepada KPU Kabupaten Toli-Toli.

3. Kabupaten Maros, Sulawesi Tengah. Berdasarkan laporan Ketua Tim Kampanye pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati atas nama Drs. Irwansyah Kasim DM, dan Mustafa Dadi, SE Nomor 022/TM-WAWAN/IV/2010 tanggal 16 April 2010 yang dinyatakan tidak memenuhi syarat oleh KPU Kabupaten Maros, maka KPU meminta klarifikasi mengenai permasalahan tersebut.

4. Kota Manado, Sulawesi Utara. a. Terkait dengan pelaksanaan Pemilukada Kota Manado yang tidak bersedia melaksanakan Pemilukada serentak dengan Pemilukada Provinsi Sulawesi Utara, KPU telah mengirim Surat Nomor 231/KPU/IV/2010 tanggal 23 April 2010 kepada KPU Kota Manado yang kemudian mendapat jawaban yang substansi isi surat bahwa KPU Kota Manado tidak melaksanakan ketentuan Pasal 235 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan UndangUndang nomor 12 Tahun 2008 terkait akhir masa jabatan Kepala Daerah dalam kurun waktu 90 hari Pemilukada diselenggarakan pada hari dan tanggal yang sama. b. Selanjutnya KPU dengan Surat Nomor 283/KPU/V/2010 tanggal 7 Mei 2010 yang ditujukan kepada KPU Provinsi Sulawesi Utara dan KPU Kota Manado, yang isinya meminta kepada KPU Provinsi Sulawesi Utara untuk melaksanakan langkah sesuai kewenangannya dengan mengambil alih tugas, wewenang dan kewajiban KPU Kota Manado.

Anda mungkin juga menyukai