Anda di halaman 1dari 16

TERJEMAHAN JURNAL RKG-2

Oleh : Dewi Kurniasih (04121004040)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA TA 2013/2014

AKURASI DIAGNOSTIK KARIES SEKUNDER DENGAN CONE BEAM COMPUTERIZED TOMOGRAPHY, CONVENSIONAL DAN DIRECT DIGITAL RADIOGRAPHY DENGAN RESTORASI YANG BERBEDA

ABSTRAK T ! "#$ untuk membandingkan akurasi CBCT (cone beam computed tomography), C (conventional) dan DD (direct digital radiography) dalam mendeteksi demineralisasi !ang berbeda dari karies sekunder dengan rest"rasi berbeda# amalgam, resin k"m$"sit dan %&C (glass ionomer cement). D%&"'# &( )'$ ka'itas kelas & disia$kan dalam (0 m"lar mandibula !ang diekstrasi) %igi dibagi dalam * gru$, masing+masing gru$ terdiri dari 20 gigi !ang dig"l"ngkan menurut bahan rest"rasi !ang digunakam# amalgam, resin k"m$"sit dan %&C dengan 'isk"sitas tinggi) ,elan-utn!a setia$ gru$ dibagi men-adi 4 sub gru$, masing+masing sub gru$ terdiri dari . gigi !ang dig"l"ngkan menurut waktu demineralisasin!a# (0, /2, 144, **( -am)) Ka'itas didemineralisasi, kemudian gigi direst"rasi dengan bahan rest"rasi !ang berbeda) ,emua gigi !ang direst"rasi diradi"gra0i dengan dengan menggunakan radi"gra0i !ang berbeda# CBCT, DD dan C ) %ambaran !ang dihasilkan diu-i dengan 4 $engamat !ang ber$engalaman menggunakan . skala $"in) Bagian hist"l"gi digunakan men-adi standar) H"&'*$ dari $ersetu-uan $ara $engamat adalah (0)/()) ata+rata kur'a OC dari

C , DD , CBCT adalah (0)/1(), (0)102), (0)(//)) tidak ada $erbedaan statistik !ang signi0ikan dalam sensiti'itas, kekhususan dan akurasi dari C , DD , CBCT dalam mendeteksi karies sekunder dengan k"m$"sit dan rest"rasi %&C) C ditun-ukkan dengan sensiti'itas tinggi ((()0), kekhususan (100)0) dan akurasi (/.)0) dari deteksi karies sekunder dengan rest"rasi amalgam diikuti "leh DD ) Ketiga -enis ini memiliki sensiti'itas tinggi, kekhususan dan akurasi dalam mendeteksi demineralisasi) K%&'+, *"#$ C , DD dan CBCT sangat akurat dalam mendeteksi karies adalah

sekunder !ang bersebelahan untuk %&C dan rest"rasi resin k"m$"sit) C

!ang $aling akurat untuk mendeteksi karies sekunder dengan rest"rasi amalgam) CBCT tidak da$at diandalkan dalam rest"rasi amalgam) Tiga m"dalitas ini akurat untuk mendeteksi demineralisasi) K"(" - #.'$ karies sekunder, CBCT, radi"gra0i digital, radi"gra0i k"n'ensi"nal

PENDAHULUAN Karies sekunder telah dila$"rkan men-adi alasan utama untuk $enggantian rest"rasi !ang ada) Karies sekunder adalah lesi disekitar rest"rasi# sama dengan karies $rimer dalam eti"l"gi dan hist"l"gi) 2da $ersamaan $enda$at dalam literatur bahwa karies sekunder kadang+kadang sulit dideteksi se3ara klinis) Tindakan deteksi awal memiliki $"tensi besar untuk mengurangi kebutuhan dalam $enggantian rest"rasi) 4et"de diagn"stik akurat di$erlukan untuk mem$erlihatkan status lesi sebagai keterangan berdasarkan diagn"stik dan ke$utusan $eren3anaan $erawatan) adi"gra0i intra"ral adalah $r"sedur standar dalam $endeteksian lesi) Dalam radi"gra0i k"n'ensi"nal# $erbedaan kualitas gambar dihubungkan dengan $eng"lahan 0ilm se3ara kimiawi, waktu dan di$erlukan -awak untuk mem$r"ses 0ilm) ,elain itu, mani$ulasi based+0ilm tidak mungkin dilakukan setelah $eng"lahan) Dalam bebera$a $er3"baan dikenalkan alternati0 se$erti radi"gra0i digital langsung dan tidak langsung) 5erkembangan terakhir dalam DD (direct digital radiography) dan

$engenalan $ada sens"r ti$e baru dan kema-uan s"0tware sekarang meningkatkan keuntungan klinis) Keuntungan radi"gra0i digital# ban!ak d"kter !ang sekarang mengganti radi"gra0i k"n'ensi"nal dengan radi"gra0i digital) Ban!ak studi mengesahkan radi"gra0 digital intra"ral tahan u-i dan mudah dire$r"duksi untuk diagn"sis karies) Keuntungan dari radi"l"gi digital termasuk dalam le'el rendah untuk radiasi, $r"duksi gambar 3e$at, dan meningkatkan edukasi $asien) 4enghasilkan gambar tan$a membutuhkan $eng"lahan 0ilm se3ara kimia, dan kemungkinan

dalam $erbaikan gambar) ,ebagai tambahan, 52C,s (picture archiving and communication systems) telah menghasilkan hubungan antara rese$t"r dan unit $enam$il) CBCT adalah tekn"l"gi baru !ang da$at memberikan gambaran sagital, k"r"nal dan a6ial dengan res"lusi submilimeter) 5enggunaan CBCT dalam klinik memberikan keuntungan $"tensial lebih dari t"m"gra0i k"n'ensi"nal, termasuk $er"lehan gambar lebih mudah, akurasi gambar tinggi, d"sis radiasi rendah, waktu s3an 3e$at, dan e0ekti0itas harga lebih besar) CBCT digunakan dalam bebera$a diagn"sis termasuk $enem$atan im$lan, $emeriksaan sendi tem$"r"mandibular, $erawatan end"d"ntik, "rt"d"ntik dan $eri"d"nt"l"gi) ,elain itu, CBCT tam$ak sebagai alat !ang men-an-ikan untuk mengukur lesi ke3il dan !ang tersembun!i di bawah $ermukaan) Karies sekunder mungkin susah dideteksi se3ara radi"gra0i, terutama ketika lesi ke3il) ,ebagai tambahan, tidak terlihatn!a karies sekunder adalah deteksi !ang benar ketika amalgam sebagai bahan rest"rasi berk"ntak dengan material resin k"m$"sit lain) K"ntras gambar antara bahan rest"rasi dan struktur gigi terlihat sebagai 0akt"r $enting dalam mendeteksi karies sekunder) 4eski$un radi"gra0i adalah met"de $enting untuk mendeteksi karies sekunder $ada gigi $"steri"r# sedikit data !ang belum tersedia, ditu-ukan $ada $ers"alan akurasi dari sistem radi"gra0i berbeda untuk tugas diagn"sis ini) Tu-uan dari studi ini adalah untuk membandingkan akurasi CBCT (cone beam computerized tomography), C (conventional), dan DD (direct digital radiografi) dalam mendeteksi $erbedaan demineralisasi karies sekunder dengan amalgam, resin k"m$"sit dan rest"rasi %&C (glass ionomer cement). BAHAN DAN METODE 1/ P%0&'","# 1'1' )"# ,%+2%#( -"# -"0'%& 2da (0 m"lar mandibula !ang sudah dibersihkan dari debris dan distilasi dengan air dan 0).7 th!m"l sam$ai digunakan) %igi diletakkan $ada bal"k $laster 23m 6 23m, dan ka'itas kelas & disia$kan) %igi !ang telah

disia$kan dibagi men-adi * gru$ untuk masing+masing 20 gigi menurut bahan rest"rasi !ang digunakan# amalgam, %&C dan resin k"m$"sit) ,etia$ gru$ dibagi lagi men-adi 4 sub gru$, masing+masing terdiri dari . gigi menurut $eri"de demineralisasi# /2 -am, 144 -am, **( -am dan !ang tidak didemineralisasi meru$akan gru$ k"ntr"l) 8arutan demineralisasi disia$kan menurut 4ar9ue:an 200;) 5< larutan adalah 4). menggunakan $<+meter (4ettler+T"led" 2%1(0*s 3hwer:enba3h, ,witerland)) Karies sekunder disimulasikan $ada gigi dengan $enggantian larutan demineralisasi $ada ka'itas !ang disia$kan dalam inter'al waktu !ang berbeda (0, /2, 144, **( -am) untuk membentuk kedalaman demineralisasi !ang berbeda, kemudian k"de n"m"r diberikan untuk setia$ gigi) %igi kemudian direst"rasi salah satu sisin!a dengan %&C (=u-i &> %5 ?>T 2 %C, @e$ang), resin k"m$"sit (=iltek 5;0 $en!usutan rendah k"m$"sit $"steri"r, *4 ?,5?, A,2) dan amalgam (megalu6, 4ega 5h!sik Dental, @erman)) 2/ R")'310"4 2/1 R")'310"4 -3#5%#&'3#"* 67R8 adi"gra0 $eria$ikal digunakan untuk setia$ gigi !ang direst"rasi menggunakan K"dak ? s$eed, (?stman K"dak C"ma$an!, A,2) dan > ra! (Tr"$h!, radi"l"gi, 5eran3is)) 5usat sinar+> $aralel dengan dasar gingi'a $ada $re$arasi ka'itas) 5arameter $en!inaran !ang digunakan adalah /0 KB, 1 m2 dan waktu $en!inaran 0)2. detik dengan -arak 0ilm dan target 1( in3h) ,tandarisasi teknik $aralel dengan 0ilm h"lder (>C5 instrument, inn C"r$"rati"n, A,2) digunakan untuk menghindari 'ariasi ge"metri selama $en!inaran) =ilm radi"gra0 di$r"ses menggunakan $eng"lah (DA @erman)) 2/2 Direct Digital Radi gra!" 6DDR8 ,emua gigi di$erlakukan dengan DD menggunakan sens"r Dr >+ a! 0ilm de'el"$er > 24 COB2, DA Dental,

,uni CCD dan s"0tware (,uni medi3al imaging, A,2) dan menggunakan

"rientasi ge"metri !ang sama dan $arameter $en!inaran untuk radi"gra0 k"n'ensi"nal) Daktu $en!inaran adalah 0)2 detik) %ambar gigi disim$an dalam CD 2/3 7B7T 0")'310",9 ,etia$ 12 gigi ditem$atkan $ada k"tak kart"n ke3il dan diletakkan $ada s3an"ra *D, 1. m2, 1. k' (,"rede6 =inland) !ang di$ilih =OB (0illed "0 'iew) adalah /). am 6 14). 3m dan ukuran '"6el 0)*. mm) 5ada s"0tware a$likasi *D (C!bermed+K"rea) digunakan ,C2CO 2 *D menghasilkan 'isualisasi *D untuk gambar CBCT) DB4 (database manager) melengka$i sistem !ang digunakan untuk men!im$an gambar dalam CDEDBD termasuk D&CO4 CD) 3/ V"*')"&' 9'&(3*31' Antuk 'alidasi karies buatan (demineralisasi), gigi dibagi dalam arah mesi"distal, dan diu-i dengan stere"mikr"sk"$ (F""m+,tere" 4i3r"s3"$e, ,F+5T, Ol!m$us, @a$an) $ada $erbesaran 106) Demineralisasi !ang digambarkan "leh :"na $emendekan $utih atau :"na $eman-angan 3"klat $ada $ermukaan rest"rasi gigi) 4/ A#"*'&'& 0")'310"4 ?m$at $engamat, dua radi"l"gis dan dua s$esialis k"nser'asi gigi mengu-i semua radi"gra0 setelah mengk"de gigi) 5engamat mengu-i semua area $inggir rest"rasi $ada semua gambar gigi) adi"gra0 k"n'ensi"nal diu-i dalam k"tak 3aha!a dalam ruang samar+samar menggunakan lensa dengan $erbesaran 26) %ambar digital diu-i dengan menggunakan 1. in3h m"nit"r 0lat TO,<&B2 dengan res"lusi 1024 6 /(1 $i6els %ambar (1)) %ambar CBCT (gambar 2) diu-i dengan menggunakan m"nit"r sama dan alat dengan s!arat a$likasi s"0tware *D "leh OnDemand) 5ermukaan a6ial, k"r"nal, dan sagital diteliti) ,emua area $inggir rest"rasi diu-i untuk melihat lesi karies, menggunakan . skala rating $"in: 1G$asti tidak ada karies, 2Gmungkin tidak ada karies, *Gdiragukan, 4Gmungkin karies,

.G$asti karies) ,kala rating kemudian dibagi men-adi 2 gru$: diagn"sis $"siti0 karies G sk"r 4). dan diagn"sis negati0 karies G sk"r 1)2)*) A#"*'&'& RO7 Dengan $eri"de demineralisasi dan $emeriksaan bagian hist"l"gi sebagai standar utama, hasil setia$ $engamat kemudian dik"n'ersi dalam kur'a OC (receiver operating characteristic) dengan $r"gram ,5,, 1()0) 2rea bawah kur'a OC (2:) telah dikalkulasi)

:/ A#"*'&'& &("('&('2nalisis menggunakan kappa statistic digunakan untuk menentukan k"nsistensi dalam hasil kese$akatan antara $engamat berbeda) Cilai tertinggi dari ka$$a (lebih dari 0)/) menun-ukkan k"nsistensi $enerimaan atau $ersetu-uan antar $engamat) 5erbandingan antara nilai ka$$a dilakukan menggunakan tes 2COB2) Tes 2COB2 terlihat $erbedaan !ang signi0ikan antara material# tes Tuke!Hs digunakan dalam $r"sedur $erbandingan $air+wise) 2nalisis ulang dengan 2COB2 diikuti dengan B"n0err"niHs tes $"st+h"3 digunakan untuk membandingkan antara (2:) area bawah kur'a OC $ada * m"dalitis) Cilai signi0ikan !ang dida$at

adalah 5I0)0.) ,ensiti'itas, kekhususan dan akurasi diagn"sis -uga dihitung) 2nalisis statistik dilakukan dengan ,5,, 1()0 untuk wind"ws) HASIL Tabel 1 menun-ukkan bahwa ada $erbedaan kese$akatan 0)/( antara $engamat# ada $erbedaan statistik !ang signi0ikan antara nilai Ka$$a dari * m"dalities ($J0)001)) CBCT menun-ukkan kese$akatan tertinggi, diikuti "leh C kemudian DD ) Dengan rest"rasi amalgam tidak ada $erbedaan statistik !ang signi0ikan antara C dan DD # keduan!a menun-ukkan nilai tertinggi, dan CBCT menun-ukkan statistik terendah) Dengan %&C, tidak ada $erbedaan statistik !ang signi0ikan antara * m"dalities) Dengan k"m$"sit, CBCT menun-ukkan nilai tertinggi, diikuti dengan C kemudian DD ) Tabel 2 menun-ukkan area (2:) dibawah kur'a OC dari setia$ $engamat, area tengah 2: dan standar de'iasi) 5erbandingan antara area bawah kur'a menggunakan 2COB2 terda$at $erbedaan statistik !ang signi0ikan antara * m"dalities ($J0)001)) selain itu, tes B"n0err"ni menun-ukkanbahwa tidak ada $erbedaan statistik !ang signi0ikan antara C dan DD ($G0).4/)) CBCT OC untuk CBCT menun-ukkan statistik terendah dibandingkan C ($G0)024), dan DD ($G0)00;)) %ambar * menun-ukkan kur'a dari hasil $engamat) Kur'a rendah dibandingkan dengan !ang lain) Tabel * menun-ukkan bahwa dengan rest"rasi amalgam terda$at $erbedaan statistik !ang signi0ikan antara * m"dalities) C memiliki sensiti'itas, kekhususan dan akurasi diagn"sis tertinggi dari karies sekunder, diikuti "leh DD ) ,edangkan CBCT menun-ukkan sensiti'itas, kekhususan dan akurasi diagn"sis terendah untuk deteksi karies sekunder dengan amalgam) Dan tabel * -uga menun-ukkan tidak ada $erbedaan sensiti'itas antara * m"dalities dalam sensiti'itas, kekhususan dan akurasi diagn"stik dari karies sekunder dengan rest"rasi k"m$"sit dan %&C) Tabel 4 ditun-ukkan bahwa * m"dalities C , DD ,CBCT menun-ukkan akurasi (1007) dan sensiti'itas (1007) untuk deteksi demineralisasi menengah dan luas dengan rest"rasi resin k"m$"sit dan %&C) Dan -uga, menun-ukkan

akurasi tinggi (1.7+1007) dan kekhususan (1007) untuk mendeteksi tidak adan!a demineralisasi dengan rest"rasi amalgam dan %&C sementara rest"rasi k"m$"sit, menun-ukkan akurasi (0)0) dan kekhususan (0)0)) Tiga m"dalities tidak da$at mendeteksi demineralisasi awal dengan amalgam dan rest"rasi %&C)

PEMBAHASAN 2lasan utama dalam $enggantian rest"rasi gigi !ang sudah ada adalah karies sekunder) &ritasi dentin dan reaksi $at"l"gi $ul$a termasuk in0lamasi, dan nekr"sis -aringan da$at menimbulkan lesi karies sekunder) Oleh karena itu, deteksi awal dan diagn"sis karies sekunder sangat $enting) 2da kese$akatan dalam literatur bahwa karies sekunder sulit dideteksi se3ara klinis) adi"gra0 adalah tambahan dalam deteksi karies sekunder) Oleh karena itu $enelitian ini dilakukan untuk membandingkan akurasi dari sistem radi"gra0i !ang berbeda# C , DD , dan CBCT dalam mendeteksi karies sekunder dengan 'ariabel berbeda se$erti dera-at demineralisasi dan bahan rest"rasi berbeda dengan karakteristik !ang berbeda) Kalathingal, men!im$ulkan bahwa baik dan 'alidn!a diagn"sis gambar harus te$at $ada keseluruhann!a, sehubungan dengan ada atau tidak adan!a kelainan dan tanda !ang terlihat) Diagn"sis harus 3uku$ sensiti0 untuk menghasilkan hasil !ang maksimum) ,ama -uga dengan diagn"sis m"dalitas, mam$erlihatkan hasil dengan akurasi sama, dalam mendeteksi tanda+tanda dari berma3am+ma3am kekasaran) Camun, inter$retasi !ang benar dari hasil adalah semata+mata bergantung dengan si0at dari d"kter klinis se$erti# $engamatan, $engetahuan, dan disi$lin) ,elain itu, bantuan diagn"sis -uga diran3ang untuk mem$erlihatkan hasil !ang da$at di$er3a!a, dengan 'ariasi sedikit antar $engamat) ,elain itu, dalam hasil $enelitian ban!ak $engamat# dua radi"l"gis dan dua s$esialis "$erati0 gigi diinter$retasikan dalam radi"gra0) ,elain itu ban!ak

waktu demineralisasi dengan rest"rasi berbeda !ang memiliki radi"$a3ities !ang berbeda untuk mendeteksi sensiti'itas, kekhususan dan akurasi dari diagn"sis !ang dilakukan) 8arutan demineralisasi digunakan untuk mensimulasikan karies sekunder dari$ada membuat kerusakan mekanik) ,e$erti !ang sudah disim$ulka "leh Che"l+K"ng bahwa kerusakan mekanik memiliki garis $inggir lebih -elas dan mengandung udara, dibandingkan dengan lesi karies natural !ang mem$un!ai batasan+batasan berla$is dan sering mengandung berbagai 'ariasi -umlah garam dalam ka'itas) ,elain itu mata manusia memiliki sensiti'itas k"ntras 27 saat batas terlihat dan 207 atau lebih -ika batasan tersebar) <asil $enelitian menun-ukkan tinggin!a $ersetu-uan $engamat 0)/( tan$a mem$erhatikan ti$e bahan dan waktu demineralisasi) &ni ada $ada $ersetu-uan di $enelitian sebelumn!a, !ang diteliti "leh $engamat dalam dan luar $ada diagn"sis radi"gra0 dari karis dan menemukann!a se3ara relati0 lebih tinggi dari !ang di$erkirakan) Kese$akatan dari $engamat+inter lebih tinggi $ada CBCT dibandingkan C dan DD dengan studi !ang disim$ulkan "leh Tsu3hida) Tinggin!a $ersetu-uan $engamat+inter dengan CBCT mungkin ditu-ukan untuk menurunkan kegaduhan dan meningkatkan k"ntras) Anit CBCT asaln!a merek"nstruksi $r"!eksi data untuk menghasilkan tam$ilan la!"ut standar $ada * bidang sagital, k"r"nal, dan a6ial, !ang mana mem$ertinggi hasil $engamat dalam mendeteksi lesi) Berke! men!atakan bahwa akurasi diagn"sis dari sistem gambar memerlukan e'aluasi bersama untuk sensiti'itas dan kekhususan) 2nalisis OC !ang digunakan dalam $enelitian adalah met"de untuk menge'aluasi kualitas deteksi tanda "leh res$"n $engamat untuk menstimulasi $erbedaan le'er suara) OC di$ertimbangkan men-adi tindakan men!im$ang $aling ke3il dalam hasil diagn"sis) Kur'a OC se3ara gra0ik menghasilkan rasi" sensiti'itas dan res$"n kesalahan sensiti'itas sebagai kriteria ke$utusan !ang berbeda) 2rea di bawah kur'a OC nilai 2: adalah inde6 utama untuk mengg"l"ngkan kur'a OC) Cilai

2: berubah dari 0). K 1)0, setia$ 0). menghasilkan ke$utusan berbeda dan 1)0 adalah diagn"sis sem$urna sebagai dasar kebenaran) 4eski$un din!atakan dari bebera$a $enelitian, bahwa radi"gra0i digital mem$erlihatkan bebera$a keuntungan lebih dari radi"gra0i k"n'ensi"nal) OC dalam $enelitian ini mem$erlihatkan tidak adan!a $erbedaan signi0ikan antara C , DD dalam mendeteksi karies sekunder dengan bahan rest"rasi berbeda) &ni meru$akan kese$akatan dengan Castr", mereka menemukan area dibawah 2F kur'a OC untuk karies enamel $r"6imal adalah 0)(./ dan 0)(1/ untuk 0ilm dan radi"gra0i digital) OC dalam $enelitian kami menun-ukkan bahwa area 2: dari dan DD !ang diindikasikan dengan akurasi CBCT lebih rendah dibanding C

lebih rendah dari CBCT meski$un akurasi CBCT dengan k"m$"sit dan %&C sangat tinggi) &ni da$at ditu-ukan untuk sinar $engeras benda+benda di3am$ur dengan rest"rasi amalgam !ang se3ara langsung bere0ek dengan keseluruhan akurasi dari CBCT) ,inar $engeras benda da$at menimbulkan dasar arte0ak se3ara 0isika# se$erti energi $h"t"n tinggi sedikit diti$iskan dengan $enetrasi -aringan dibandingkan dengan energi sinar rata+rata, dan $h"t"n dengan energi rendah diabs"rbsi) 2kibatn!a, energi rata+rata meningkat) Ke-adian ini da$at mengganggu $engamatan lesi karies dengan densitas rendah) &ni men-elaskan sensiti'itas, kekhususan, dan akurasi !ang lebih rendah dari rest"rasi amalgam "leh CBCT dibanding C dan DD ) <asil -uga menun-ukkan bahwa dengan rest"rasi amalgam C memiliki

sensiti'itas, kekhususan, dan akurasi tertinggi) 2kurasi tinggi ini untuk mendeteksi tidak adan!a demineralisasi, demineralisasi menengah dan luas# da$at ditu-ukan sebagai rese$t"r gambar dari 0ilm !ang mengandung sil'er halide !ang memiliki res"lusi tinggi (10 K 12 &$Emm) dan sensiti'itas tinggi untuk radiasi) DD memiliki sensiti'itas dan akurasi lebih rendah untuk mendeteksi karies sekunder dengan amalgam dibandingkan dengan C ) &ni ditun-ukkan dengan $r"ses inter$retasi !ang berbeda dalam radi"gra0i k"n'ensi"nal dari gambar digital se$erti !ang din!atakan "leh Bersteeg) &nter$retasi gambar digital di$erlihatkan dengan res"lusi la!ar m"nit"r, ukuran 0ile gambar, dan sering diskalakan lebih lebar dibandingkan gambar 0ilm k"n'ensi"nal) es"lusi m"nit"r

!ang lebih rendah tidak mam$u menun-ukkan semua nilai $i6el $ada gambar digital) 5eningkaan 3iri dan bentuk gambar dengan mengubah k"ntras ber$engaruh $ada inter$retasi) Ketika k"ntras ditingkatkan $ada gambar digital, semua nilai $i6el direntangkan, ba!angan gela$ akan bertambah gela$ dan ba!angan terang akan bertambah terang) ,ebagai tambahan, e0ek ma3h band adalah suatu 0en"mena, !ang ber$eran ketika karies di diagn"sa sangat radi"$a9ue se$erti rest"rasi amalgam, 0en"mena ini adalah ilusi 'isual bahwa $eningkatan k"ntras antara area terang dan gela$ membuat area gela$ men-adi lebih gela$) ,ebagai rest"rasi k"m$"sit dan %&C, hasil menun-ukkan bahwa tidak ada $erbedaan statistik !ang signi0ikan dalam sensiti'itas, kekhususan dan akurasi diagn"sis $ada * m"dalities) %&C, dan k"m$"sit digunakan dalam $anelitian memiliki radi"$a3it! !ang 3uku$ dalam rest"rasi untuk diagn"sis radi"gra0i karies sekunder) est"rasi remi+radi"$a9ue terlihat bagus dan radi"$a3it! !ang terlewati sedikit adalah enamel) Dalam k"nteks ini# k"ntras gambar antara bahan rest"rasi dan struktur gigi !ang berdekatan terlihat sebagai 0akt"r $enting dalam mendeteksi karies sekunder) Ketika gambar densitas dari bahan rest"rasi mendekati struktur gigi karies, $engamat ke3il kemungkinan untuk mendeteksi lesi !ang terlihat dan 3enderung salah mengidenti0ikasi lesi !ang tidak ada) Bariasi dalam hasil radi"gra0i dari karies sekunder sebagai 0ungsi rest"rati0 ti$e bahan mungkin -uga berakibat $ada temuan) Dalam $enelitian kami C , DD dan CBCT menun-ukkan sensiti'itas dan akurasi tinggi dalam mendeteksi semua waktu demineralisasi dengan resin k"m$"sit) 5ada waktu !ang sama ditun-ukkan kekhususan (0)0) dan akurasi (0)0) dalam mendeteksi tidak adan!a demineralisasi dengan subgru$ k"m$"sit !ang memberikan kesalahan hasil $"siti0) &ni da$at ditun-ukkan dengan radi"lu3ent dari sistem mengikat) Dila$"rkan bahwa la!ar tebal dari adhesi0 radi"lusen mungkin ditun-ukkan dalam radi"gra0 sebagai :"na radi"lu3ent antara dinding ka'itas dan k"m$"sit radi"$a9ue) &ni da$at men-adi inter$retasi !ang salah sebagai 3elah ke3il atau karies sekunder) C , DD dan CBCT diakurasi dalam diagn"sis karies sekunder disekitar %&C dan resin k"m$"sit dengan demineralisasi menengah dan luas dan dalam

k"nsistensi dengan studi sebelumn!a !ang ditemukan tidak ada $erbedaan signi0ikan antara C dan CBCT dalam diagn"sa awal karies $r"ksimal) 4ereka -uga mela$"rkan bahwa hasil $engamat lebih baik dalam menaksir kedalaman lesi karies dengan CBCT dibandingkan C ) @uga dengan akurasi dan kekhususan tinggi dari CBCT, C , dan DD Kambur"glu) Da$at dikatakan bahwa d"sis radiasi $enting dalam diagn"sis radi"gra0i karies sekunder) D"sis radiasi dari CBCT berubah+ubah $ada hakikatn!a menurut temuan !ang digunakan, dasar gambaran, dan 0akt"r teknik lain) 4eski$un CBCT adalah tekn"l"gi !ang in"'ati0 dan men-an-ikan, d"sis radiasi e0ekti0 masih lebih tinggi dibandingkan dengan $an"ramik k"n'ensi"nal dan gamabran intra"ral) Dalam $enelitian ini da$at disim$ulkan bahwa : 1) CBCT, C dan DD memiliki akurasi tinggi dalam diagn"sis karies !ang ditam$ilkan dalam $enelitian ini untuk mendeteksi tidak adan!a demineralisasi dalam kese$akatan dengan Fhang,

sekunder dengan rest"rasi %&C dan resin k"m$"sit 2) adi"gra0i C memiliki akurasi $aling baik untuk mendeteksi karies

sekunder dengan rest"rasi amalgam *) CBCT tidak da$at diandalkan dengan rest"rasi amalgam 4) Ketiga m"dalities akurat dalam mendeteksi# tidak adan!a

demineralisasi, menengah dan demineralisasi luas

RANGKUMAN Karies sekunder meru$akan alasan utama dalam $enggantian rest"rasi gigi, karena lesi karies !ang terda$at disekitar rest"rasi gigi) adi"gra0i intra"ral meru$akan $r"sedur standar untuk mendeteksi lesi karies) Dalam $enelitian ini digunakan * ma3am radi"gra0i untuk deteksi karies, !aitu CBCT (cone beam computerized tomography), C (conventional), dan DD (direct digital radiografi) dalam mendeteksi $erbedaan demineralisasi karies sekunder dengan amalgam, resin k"m$"sit dan rest"rasi %&C (glass ionomer cement). <asil dari gambaran radi"gra0i ini diu-i "leh em$at "rang $engamat, dua radi"l"gis dan dua s$esialis k"nser'asi gigi) 5engu-ian dilakukan dengan menggunakan (0 sam$el gigi m"lar mandibula dan dibagi men-adi *0 gru$ !ang masing+masing gru$ berisi 20 gigi) 8alu dari setia$ gru$ dibagi lagi men-adi 4 sub+gru$ !ang berisi . sam$el gigi untuk setia$ sub+gru$ menurut $eri"de demineralisasin!a) Kemudian gigi direst"rasi salah satu sisin!a dengan menggunakan bahan rest"rasi amalgam, %&C, dan resin k"m$"sit) <asil statistik !ang dida$at berasal dari nilai kur'a test Tuke!Hs) OC (re3ei'ing

"$erating 3hara3teristi3) dengan $r"gram ,5,,, statistik Ka$$a, test 2COB2 dan OC dalam $enelitian ini mem$erlihatkan tidak adan!a $erbedaan dalam mendeteksi karies sekunder dengan bahan signi0ikan antara C , DD rest"rasi berbeda) <asil -uga menun-ukkan bahwa dengan rest"rasi amalgam C memiliki

sensiti'itas, kekhususan, dan akurasi tertinggi) 2kurasi tinggi ini untuk mendeteksi tidak adan!a demineralisasi, demineralisasi menengah dan luas DD memiliki sensiti'itas dan akurasi lebih rendah untuk mendeteksi

karies sekunder dengan amalgam dibandingkan dengan C ) &ni ditun-ukkan dengan $r"ses inter$retasi !ang berbeda dalam radi"gra0i k"n'ensi"nal dari gambar digital) C , DD dan CBCT menun-ukkan sensiti'itas dan akurasi tinggi dalam

mendeteksi semua waktu demineralisasi dengan resin k"m$"sit) Dari hasil

$engamat, mereka lebih baik dalam menaksir kedalaman lesi karies dengan CBCT dibandingkan C ) Camun CBCT tidak da$at diandalkan dengan rest"rasi amalgam) D"sis radiasi $enting dalam diagn"sis radi"gra0i karies sekunder) D"sis radiasi dari CBCT berubah+ubah $ada hakikatn!a menurut temuan !ang digunakan, dasar gambaran, dan 0akt"r teknik lain) 4eski$un CBCT adalah tekn"l"gi !ang in"'ati0 dan men-an-ikan, d"sis radiasi e0ekti0 masih lebih tinggi dibandingkan dengan $an"ramik k"n'ensi"nal dan gambaran intra"ral

Anda mungkin juga menyukai