(LEADERSHIP)
Menurut teori ini dalam setiap masyarakat lahir orang besar yang sudah ditakdirkan
untuk menjadi pemimpin masyarakatnya.
2. Teori Sifat Kepemimpinan (Gibson)
Dalam teori sifat kepemimpinan ini berusaha mengidentifikasikan karakteristik khas
(fisik, mental, kepribadian) yang diasosiasikan dengan keberhasilan kepemimpinan.
Mengandalkan pada penelitian yang menghubungkan berbagai sifat dengan kriteria
sukses tertentu
3. Teori Kepemimpinan Transaksional (Hollander)
Teori ini mendasarkan diri pada asumsi bahwa kepemimpinan merupakan kontak sosial
antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin dan pengikut merupakan pihak-pihak yang
independen yang masing-masing mempunyai tujuan, kebutuhan dan kepentingan
sendiri.
4. Teori Kepemimpinan Transformasional (Burns)
Kepemimpinan mentransformasi berusaha mengembangkan sistem yang sedang
berlangsung dengan mengemukakan visi yang mendorong berkembangnya masyarakat
baru. Visi ini menghubungkan nilai-nilai pemimpin dan pengikut kemudian
menyatukannya. By Iwan for Non Reguler Class
5. Kepemimpinan Karismatik (Gibson)
Kepemimpinan karismatik adalah kemampuan untuk mempengaruhi pengikut
berdasarkan pada
bakat supernatural dan kekuatan yang menarik. Pengikut menikmati karismanya
pemimpin karena
mereka merasa memperoleh inspirasi, kebenaran dan penting. Pemimpin karismatik
adalah mereka
yang memiliki pengaruh karismatik terhadap para pendukung mereka dalam tingkat
yang tinggi secara
luar biasa.
1. Gaya Otokratis
Dalam gaya ini semua penentu kebijaksanaan dilakukan oleh pemimpin. Teknik-teknik dan langkah-
langkah kegiatan didikte oleh atasan setiap waktu. Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan
kerja bersama setiap anggota. Pemimpin cenderung menjadi ”pribadi” dalam pujian dan kecamannya
terhadap kerja setiap anggota, mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila menunjukkan
keahliannya.
2. Gaya Demokratis
Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan
dari pemimpin. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat dan
bila dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang
dapat dipilih. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas
ditentukan oleh kelompok. Pemimpin adalah obyektif atau ”fact minded” dalam pujian dan kecamannya,
dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan
banyak pekerjaan.
3. Gaya Laissez-Faire
Kebebasan penuh bagi keputusan kelompok atau individu dengan partisipasi minimal dari pemimpin.
Bahan-bahan yang bernacam-macam disediakan oleh pemimpin yang membuat orang siap bila dia akan
memberi informasi pada saat ditanya. Dia tidak mengambil bagian dalam diskusi kerja. Sama sekali tidak
ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas. By Iwan for Non Reguler Class
Hersey dan Blanchard (1992)
berpendapat bahwa