Anda di halaman 1dari 10

PERBUDAKAN & PEKERJA RUMAH TANGGA

Asal Sejarah
Pra-Islam dikenal istilah budak, abdi, babu,tradisi ngenger dalam budaya Jawa Sejarah perang antar suku dan penaklukan wilayah (tanah). Pihak yang kalah menyerahkan harta milik , mengabdi pada kelompok pemenang. Fenomena keluarga/klan yang mempekerjakan orang-orang tertentu (para budak) di rumah mereka

Budak dalam syariah Islam


Mendapat bagian zakat Dalam hukum berstatus orang merdeka Apabila menikah dengan orang merdeka, maka anak-anaknya berstatus merdeka, dan jika dimerdekakan, budak tersebut menjadi mawla (klien) bagi mantan tuannya Muslim, dzimmi non muslim tidak dapat secara legal diperbudak

Budak dalam tradisi Islam


Philip K. Hitty, History of The Arabs, (Jakarta: Serambi Ilmu Semesta, 2006), hlm. 289-295

Membebaskan hamba-hamba yang ada masyarakat menggantinya dengan membeli budak-budak dari negeri lain Melalui pembelian maupun penawanan dalam peperangan Hamba-hamba ini khususnya dari eropa utara, afrika timur dan tengah, dimana ekspor hamba merupakan perniagaan utama

Etika Islam memperlakukan PRT


Tidak menampar Tidak memukul Tidak memaki Memaafkan Memberi makan dan pakaian yang sama dengan majikan Memberi pekerjaan sesuai kemampuannya Membantu pekerjaan PRT

Hak-hak Budak
Derajat disisi Allah sama, tidak berbeda di hadapan Allah Menjalankan Ibadah Bisa menjadi Imam (Aisyah pernah diimami oleh budaknya sewaktu shalat) Tidak dieksploitasi (dipaksa berzina) Menikah dengan mahar dari majikan Menjadi saksi

Hadis-hadis Penguat
" Dari al-Barra' bin 'Azib, ia berkata : Ada seseorang Arab Badui datang kepada Rosulullah SAW seraya berkata : Wahai Rosulullah, ajarilah aku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam sorga ! Lalu Rosulullah SAW bersabda : " Merdekakanlah hamba sahaya dan lepaskanlah budak dari perbudakan". Orang Arab Badui itu bertanya : " Wahai Rosulullah tidakkah keduanya sama? " Rosulullah SAW menjawab : " Tidak, yang pertama berarti kamu sendiri yang memerdekakannya, sedangkan yang kedua berarti kamu membantu dalam memerdekakannya". ( HR Imam Ahmad )

Masa Kekhalifahan
Sayyid Quthb, Keadilan Sosial dalam Islam, hlm 287-288

Yahya bin Sa'id berkata : " Umar bin Abdul Azis pernah mengutus aku untuk mengurusi zakat-zakat di Afrika, kemudian aku mengumpulkannya dan aku mencari fuqara' yang berhak menerimanya, tetapi kami tidak mendapatkan seorang faqir pun yang berhak menerimanya karena Umar bin Abdul Azis telah memenuhinya. Lalu harta zakat itu aku belikan sejumlah budak untuk kemudian dimerdekakan oleh negara

Keterkaitan dengan Kesos


Sebagai individu lebih kepada majikan, kepada PRT memaafkan, karena kurangnya ketrampilan, agar tidak banyak kesalahan mendidik PRT Komunitas memerdekakan budak bukan sekedar membebaskan, tetapi membantu membebaskan dari belenggu-belenggu yang mengikat (mendidik, memberi bantuan ekonomi/mawali) Ranah Kebijakan Menetapkan aturan-aturan yang humanis, Mengalokasikan santunan/zakat & anggaran memerdekakan budak

KLARIFIKASI
Perbedaan Budak dan PRT: Menjadi Hak Milik kebutuhan bergantung pada majikan sepenuhnya, tinggal di rumah majikan Merdeka: berhak menentukan keinginan pribadi, berpendapat Metamorfosis Budak dan PRT: Budak Pembantu Rumah Tangga Jasa Pelayanan Rumah Tangga

Anda mungkin juga menyukai