Anda di halaman 1dari 8

DIFFABLE DALAM PANDANGAN ISLAM

Perlakuan terhadap Diffable


Zaman Yunani mengagungkan keutuhan tubuh dan jiwa, Kelemahan, Ketidakmatangan dan kerusakan harus dihilangkan. Aristoteles Perempuan adalah setengah manusia Zaman Romawi Orang diffable yang tidak produktif dihukum mati. Orang yang mengalami gangguan mental dianggap kemasukan roh jahat.

Arab Jahiliah diremehkan oleh masyarakat, Rasul pernah memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum Abad Pertengahan (Yahudi-Kristen) lebih memanusiakan dan dermawan, orang yang diffable hanya dianggap cocok bekerja sebagai penghibur (badut), Orang yang mental diffable masih dianggap sebagai azab dari Tuhan Elizabeth Poor Law orang diffable diberi bantuan sandang, pangan, papan 1817, Thomas Gallaudet, Connecticut, membuka sekolah yang pertama kali mendidik tuna rungu untuk membaca dan bicara

Ibnu Ummi Maktum


Sahabat yang awal masuk Islam Peserta majlis Nabi yang aktif Menjadi Pengajar al-Quran Pertama kali hijrah ke Madinah Membantu membangun masjid Menjadi muadzin masjid Nabawi Pejabat yang menggantikan Rasulullah saat Rasulullah berjihad, dan mengimami ummat Islam

Tokoh Muslim yang Tuna Netra


Ali Ibnu Ahmed Ibnu Yusuf Ibnu Al-Khizr Al-Amidi (13 M) merintis penciptaaan sistem penulisan bagi orang buta Abu Bakar 'Abdur-Razzaq bin Humam bin Nafi' Al-Himyari Ahli Hadis Abu 'Iesa Muhammad bin 'Iesa bin Sura At-Tirmidzi Ahli Hadis, penyusun kitab hadis al-Jami dan al-Ilal

Islam memandang Diffable


Kecacatan/keberbedaan, dalam segala bentuknya, dinilai Allah sebagai ujian yang jika bersabar balasannya surga Allah menegur perlakuan yang tidak adil kepada Diffable, sekalipun itu Nabi Mempunyai hak-hak yang sama dengan yang lain: memperoleh pendidikan, pekerjaan yang layak, tidak memaksakan sesuatu yang tidak mampu dilakukan, berhak menjadi pemimpin

Solusi Islam
Mikro (Individu): memperlakukan diffable dengan baik, menghormati dan membantu, layaknya yang lain, sabar/menerima bagi keluarga dan penderita Mezzo (Komunitas): Pendekatan inklusif dalam kehidupan sosial dan pendidikan Makro (Negara): menjamin kehidupan yang layak (pekerjaan) dan partisipasi sosial dan politiknya sama dengan yang lain (menjadi pemimpin), hak pendidikan yang sama, sesuai kemampuannya . (UU dan kebijakan) perlindungan.

Khalifah Al-Walid Bani Umayyah Para tuna netra diberikan pembantu yang gajinya ditanggung negara (Jaminan Sosial)

Anda mungkin juga menyukai