Anda di halaman 1dari 15

TINJAUAN PUSTAKA

FRAKTUR TERBUKA

Oleh: ENDRO RI WIBOWO Pembimbing: dr. AGUS PRIAMBODO, SpB., SpOT(K)Spine

TUGAS STASE TAHAP II PPDS I ILMU BEDAH SUB BAGIAN ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOG FAKULTAS KEDOKTERAN UNI!ERSITAS DIPONEGORO SEMARANG "#$"

I.

PENDAHULUAN Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya komplikasi infeksi. Luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam keluar menembus kulit atau dari luar oleh karena tertembus misalnya oleh peluru atau trauma langsung1. Fratur terbuka adalah jenis fraktur yang khas karena adanya paparan tulang oleh kontaminan dari lingkungan dan kerusakan integritas jaringan lunak yang mana akan meningkatkan resiko infeksi, memperlama penyatuan tulang (delayed union), nonunion dan bahkan amputasi. ontaminasi dan !edera pada kulit, otot dan fasia, saraf, pembuluh darah dan atau sistem skeletal adalah faktor yang banyak digunakan untuk mengidentifikasi bentuk fraktur terbuka dengan ri"ayat kejadian yang sama atau untuk mengarahkan dalam menentukan strategi tindakan yang akan dilakukan#. Fraktur terbuka merupakan suatu kondisi darurat yang memerlukan tindakan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. $elain men!egah infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. %eberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam penanggulangan fraktur terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera,se!ara hati&hati, debridemen yang berulang&ulang, stabilisasi fraktur,penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta pemberian antibiotik yang adekuat1. %anyak pasien dengan fraktur terbuka datang dengan banyak !edera dan mengalami syok yang berat. 'ikatakan bah"a 1() kasus fraktur terbuka datang dengan multiple trauma, sehingga penanganannya harus sesuai dengan prosedur kasus trauma. $etiap luka pada ekstremitasyang mengalami fraktur harus di!urigai sebagai suatu kasus fraktur terbuka sampai terbukti tidak). Luka seharusya ditutup dengan kassa steril atau bahan lain yang bersih dan jangan banyak dilakukan manipulasi sampai pasien tiba di *+'. 'i *+', segera lakukan pemeriksan a"al (primary sur,ey) untuk menghindari kondisi& kondisi yang mengan!am nya"a ),-.

.s!herne membagi !ara penanganan fraktur terbuka seiring perkembangan jaman menjadi empat berdasarkan target yang ingin di!apai yaitu : life preservation, limb preservation, infection avoidance, and functional preservation . /ang pertama adalah jaman dimana belum ada anti septi!, yaitu era sebelum abad ke #0. Pada tahun 1121, 3olkmann melaporkan angka kematian untuk fraktur terbuka men!apai )1,45. %illroth, pada tahun 1166 meneliti 76 kasus fraktur terbuka tibia dimana didapatkan hasil )6 kasus meninggal dan #1 kasus diamputasi. 8ra limb preservation dimulai dari setelah perang dunia 9 sampai perang dunia ke 99. 8ra ini ditandai dengan tingginya angka amputasi dan penggunaan prostetik. .s!herne men!atat era yang ketiga ( infection avoidance) terjadi sampai tahun 1760 an, dimana perhatian utama ditujukan pada pen!egahan infeksi dan penggunaan antibiotika. .s!herne mengatakan bah"a sekarang adalah era yang ke empat yaitu era functional preservation yang ditandai dengan debridement luas yang agresif, stabilisasi fraktur menggunakan eksternal atau internal fiksasi dan penundaan penutupan luka4.

II.

ETIOLOGI DAN PATOFISIOLOGI Fraktur terbuka bisa terjadi dengan berbagai mekanisme. Lokasi terjadinya dan parahnya trauma berkaitan langsung dengan tingkat kekuatan penyebab trauma. Pada kasus yang ringan, fraktur terbuka disebabkan oleh tertusuknya jaringan lunak oleh fragmen fraktur yang akan menimbulkan luka ke!il yang masih bersih. asus yang berat terjadi misalnya oleh karena luka tembak dengan ke!epatan yang tinggi, ke!elakaan lalu lintas, atau ke!elakaan kerja dengan crush injury 6. :umlah tulang yang mengalami displa!ement dan kominusi juga akan menggambarkan tingkat kerusakan jaringan lunak dan kekuatan yang menyebabkan trauma. .rauma dengan energy tinggi akan menimbulkan tanda sebagai berikut : fraktur segmental, bone loss, syndrome kompartemen, crush mechanism, skin degloving yang luas dan kehilangan jaringan lunak yang membutuhkan flap untuk menutupinya). Fraktur terbuka memiliki resiko yang lebih dibandingkan dengan fraktur tertutup meskipun mungkin terjadi oleh kekuatan trauma yang sama. $eperti disebutkan

sebelumnya, resiko terbesarnya adalah terjadinya infeksi. ;danya bone loss yang lebih dari ) !m juga akan menimbulkan masalah yang kompleks. :ika fraktur terbuka disebabkan oleh trauma tembus, maka kemungkinan terjadinya !edera system neuro,askuler menjadi meningkat, dimana hal ini sangat mempengaruhi kemungkinan terjadinya gangguan fungsi dari ekstremitas6. $uatu fraktur menjadi terbuka sangat berkaitan dengan ke!ukupan jaringan lunak yang mentutupinya dimana hal ini akan berbeda sesuai dengan letak anatomi dan besarnya kekuatan yang menyebabkan trauma. $ebagai !ontoh, tulang tibia memiliki permukaan anterior yang panjang yang hanya ditutupi oleh sub!utan, sehingga jika mengalami trauma akan mudah menjadi fraktur terbuka. $ebaliknya, femur yang dikelilingi oleh lapisan otot yang tebal, jika mendapatkan trauma yang besarnya sama dengan tibia, akan lebih sulit untuk mengalami fraktur terbuka 6. <edera jaringan lunak yang terjadi pada fraktur terbuka akan mengakibatkan hal& hal sebagai berikut ) : 1. .erjadinya kontaminasi luka dan fraktur oleh lingkungan luar #. ;danya jaringan lunak yang han!ur, mengelupas dan mengalami gangguan ,askuler akan menyebabkan jaringan tersebut menjadi compromise dan meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi ). =an!urnya atau hilangnya jaringan lunak yang menutupi fraktur akan mempengaruhi !ara stabilisasi fraktur, berkurangnya kontribusi jaringan lunak dalam proses penyembuhan fraktur dan hilangnya fungsi dari otot, tendon, saraf, pembuluh darah, ligament dan dan kulit.

.erpaparnya jaringan oleh kontaminan dari lingkungan luar adalah dasar patofisiologi dan penatalaksanaan dari fraktur terbuka. %akteri juga bisa menginfeksi fraktur tebuka pada saat pera"atan lebih lanjut misalnya saat ganti balut atau saat debridement sebelum dilakukan penutupan luka. +ustilo dan ;nderson melaporkan bah"a 40,25 dari 141 pasiennya memberikan hasil positif pada saat kultur pertama, )1

pasien yang pada saat a"al hasilnya negati,e menjadi positif pada saat dilakukan kultur sebelum penutupan definiti,e6. ontaminasi pada fraktur terbuka dikatakan parah jika luka terpapar oleh kontaminan yang jelas terlihat, tanah, air kotor (kolam, sungai, danau), fecal material jika terjadi didaerah peternakan dan jika luka telah tertunda lebih dari 1# jam). 9nfeksi bisa berasal dari flora normal di kulit ataupun bakteri pahthogen khususnya bakteri gram (&). +olongan flora normal kulit, seperti Staphylococus, Propionibacterium acne , Micrococus dan dapat juga Corynebacterium. $elain dari flora normal kulit , hasil juga menunjukan gambaran bakteri yang bersifat pathogen, tergantung dari paparan (kontaminasi ) lingkungan pada saat terjadinya fraktur. $eperti !edera pada lingkungan perkebunan , sering terjadi, bakteri golongan Clostridium perfringens. .api berbeda lagi jika terpapar lingkungan berair akan dijumpai bakteri golongan Pseudomonas.9nfeksi nosokomial juga sering sebagai penyebab infeksi luka pada fraktur terbuka. uman yang paling sering dijumpai $taphylo!o!us aureus2. :aringan mati pada fraktur terbuka terjadi oleh karena trauma langsung pada jaringan lunak. ;danya crush injury akan menggangu system respon imun lo!al dimana hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi iskemia yang terjadi. 9skemia mungkin terjadi karena trauma langsung pembuluh darah besar atau system mi!rosirkulasi. Penyebab tidak langsung dari iskemia yang penting untuk diperhatikan adalah adanya peningkatan tekanan kompartemen miofas!ial, meningkatnya permeabilitas ,askuler dan penggunaan obat&obat ,asokonstriktor selama proses resusitasi6. ompartemen sindrom merupakan salah satu penyulit dari fraktur terbuka. ebanyakan terjadi pada fraktur terbuka yang disebabkan oleh traum tumpul atau oleh crush injury. +ejala yang mun!ul adalah nyeri yang parah, hilangnya sensasi, nyeri pasif saat jari ditarik, dan mengerasnya ekstremitas yang mengalami !edera. Pada pasien dengan penurunan kesadaran maka perlu dilakukan monitoring tekanan intrakompartemen.dengan tekanan > )0 mm=g).

III.KLASIFIKASI

Penatalaksanaan suatu fraktur terbuka tergantung dari berat ringannya !edera atau tipe dari !edera tersebut, sehingga penilaian suatu kasus fraktur terbuka sesuai berat ringannya atau tipe !ederanya menjadi penting. %erbagai sistem klasifikasi sudah banyak digunakan untuk fraktur terbuka. $istem yang paling banyak digunakan adalah sistem +ustilo and ;nderson. eringkasannya dan kemampuannya untuk menentukan tingkat keparahan fraktur terbuka menyebabkan sistem ini menjadi yang paling menonjol saat ini. ?eskipun telah digunakan se!ara luas, sistem ini sebenarnya a"alnnya di desain hanya untuk fraktur terbuka tibia#. Penting untuk diketahui bah"a penilaian klasifikasi dari fraktur terbuka akan sulit dilakukan se!ara teliti pada saat pemeriksaan a"al pasien. Penilaian klasifikasi harusnya dilakukaan saat intraoperatif dimana kita bisa melakukan eksplorasi terhadap luka se!ara leluasa6. lasifikasi fraktur terbuka menurut +ustilo, ?erko" dan .empleman (1770) membagi fraktur terbuka menjadi 999 tipe berdasarkan pada luasnya luka, tingkat kontaminasi, tingkat kerusakan jaringan lunak dan tulang. ;ngka kejadian infeksi berkaitan langsung dengan luasnya kerusakan jaringan lunak, meningkat dari hanya sekita #5 pada tipe 9 sampai lebih dari 105 pada tipe 9991,),-. 1. .ipe 9 Luka ke!il kurang dari 1 !m, bersih. %iasanya karena luka tusukan dai fragmen tulang yang menembus keluar kulit, .erdapat sedikit kerusakan jaringan lunak dan tidak terdapat tanda trauma yang hebat. Fraktur yang terjadi bersifat simple, trans,ersal, oblik atau sedikit komunitif (a lo !energy fracture) #. .ipe 99 Laserasi kulit melebihi 1 !m tetapi tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau a,ulsi kulit. .erdapat kerusakan yang sedang dari jaringan dengan sedikit kontaminasi dari fraktur. Pola fraktur tidak lebih dari komunitif sedang ( also a lo energy fracture) ). .ipe 999

.erdapat kerusakan yang hebat dari jaringan lunak termasuk otot, kulit, dan struktur neuro,askuler dengan kontaminasi yang hebat. .ipe ini biaanya sebabkan oleh karena trauma dengan ke!epatan tinggi. Fraktur segmental, !edera yang terjadi di daerah peternakan atau daerah dengan tingkat kontaminasi yang tinggi, luka tembak denga ke!epatan tinggi se!ara otomatis masuk dalam klasifikassi tipe ini. .ipe ini dibagi lagi menjadi tiga sub tipe : a..ipe 999a Fraktur dengan pola komunitif atau segmental hebat. .erdapat laserasi jaringan lunak yang hebat atau adanya flap(a,ulse, tetapi masih bisa untuk menutup tulang yang patah b. .ipe 999b Fraktur yang disertai dengan trauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan lunak. .erdapat pendorongan (stripping) periosteum,tulang terbuka, kontaminasi yang hebat serta fraktur komunitif yang hebat. !..ipe 999! Fraktur terbuka yang disertai dengan kerusakan arteri yang memerlukan perbaikan tanpa memperhatikan kerusakan jaringan lunak.

L%&' (p'n('n)) 9 99 999; @ 1 !m > 1 !m >10 !m

Der'('* &+n*',in'-i %ersih $edang .inggi

Ker%-'&'n ('rin)'n .%n'& ?inimal $edang, beberapa kerusakan otot %erat dengan crush injury

P+.' /r'&*%r

$imple atau komunitif sederhana omunitif sedang %iasanya komunitif berat, tetapi masih bisa ditutup dengan jaringan lunak Pendorongan (stripping) periosteum, tulang terbuka, fraktur komunitif yang hebat

>10 !m

.inggi

.rauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan lunak yang memerlukan rekonstruksi erusakan arteri yang memerlukan perbaikan

<

>10 !m

.inggi

Pendorongan (stripping) periosteum, tulang terbuka, fraktur komunitif yang hebat

lasifikasi lain untuk fraktur terbuka yaitu klasifikasi dari .s!herne. Pembagiannya didasarkan pada ukuran luka, derajat kontaminasi dan mekanisme fraktur),4. 1. +rade 9 : Luka tusuk tanpa memar jaringan, kontaminasi bakteri minimal dan bisa diabaikan, fraktur dengan energy yang rendah.

#. +rade 99 : Luka robek ke!il, memar pada kulit dan jaringan lunak, kontaminasi sedang dengan tipe fraktur apapun. ). +rade 999 :

Luka robek yang lebar dengan kontaminasi yang banyak, kerusakan jaringan yang parah yang sering berhubungan dengan !edera arteri atau saraf. $emua fraktur yang diikuti iskemia dan fraktur komunititf berat dan yang berhubungan dengan sidroma kompartemen -. +rade 93 : ;mputasi baik total atau subtotal atau didefinisikan sebagai terpisahnya semua struktur anatomi yang penting khususnya pembuluh darah besar dengan total iskemia, menyisakan jaringan lunak yang tidak lebih dari A dari keliling ekstremitas.

I!.

PENATALAKSANAAN $emua pasien yang datang dengaan fraktur terbuka maka dikelola sesuai dengan standar operasional pada kasus trauma. $aat pertama datang maka yang die,aluasi terlebih dahulu adalah men!ari adanya ganggaun pada air ay, breathing, circulation, disability dan e"posure. $egera lakukan resusitasi jika diperlukan. Lakukan pemeriksaan mulai dari kepala, dada, perut, pel,is dan tulang belakang untuk men!ari adanya !edera di daerah tersebut, identifikasi semua ekstremitas dan ukur staus neuro,askuler pada ekstremitas yang mengalami !edera. $etiap luka yang terdapat pada ekstremitas yang sama dengan fraktur maka harus di!urigai sebagai suatu fraktur terbuka sampai terbukti tidak. Perhatikan adanya tanda&tanda kompartemen syndrome. :angan lakukan eksplorasi pada luka se!ara berlebihan saat di ruang emergen!y jika diren!anakan akan dilakukan operasi karena hal ini tidak banyak berguna dan justru akan meningkatkan resiko infeksi dan kemungkinan perdarahan. Lakukan reduksi(fiksasi sementara pada fraktur. :ika semua sudah stabil, lakukan pemeriksaan radiografi yang dibutuhkan).

$emua fraktur terbuka harus selalu diasumsikan mengalami kontaminasi. $angat penting untuk melakukan tindakan pen!egahan sebelum terjadi infeksi. 8mpat langkah penting dalam penanganan fraktur terbuka yaitu : 1. #. ). -. ;ntibiotik profilaksis, anti tetanus 'ebridement luka $tabilisasi fraktur Penutupan luka

S*eri.i*'-, 'n*i0i+*i1, 'n*i *e*'n%Luka harus tetap ditutup sampai pasien menjalani operasi. ;ntibiotik diberikan sesegera mungkin tanpa menilai besar ke!ilnya luka dan diteruskan sampai bahaya infeksi terle"ati-. <ephalosporin generasi pertama dan aminoglikosida menjadi pilihan utama untuk terapi a"al6. Pada banyak kasus, kombinasi antara benBilpinisilin dan flu!loCa!illin atau dengan sephalosporin generasi kedua, diberikan 6 jam sekali selama -1 jam sudah !ukup. :ika luka sangat kotor, akan lebih baik untuk memberikan antibioti! yang mampu mengatasi kuman gram negati,e dan anaerob dengan menambahkan gentamisin atau metronidaBole selama -&4 hari-. *ntuk lebih praktisnya, pemberian antibioti! bisa diberikan berdasarkan klasifikasi fraktur terbuka, dimana pada tipe 9 dan 99 adalah golongan !ephalosporin generasi pertama(<efaBolin ) C 1 gr), tipe 999 ditambah dengan amonoglikosida ()&4 mg(kg %%(hari), sedangkan pada tauma didaerah peternakan atau daerah yang sangat kotor maka tambahkan lagi dengan golongan pinisilin(#juta *(jam) atau metronidaBole (400mg(6 jam)). Profilaksis terhadap tetanus harus diberikan saat pasien sampai di Dumah $akit. .etanus .oksoid (..) diberikan pada pasien yang sebelumnya sudah mendapatkan imunisasi komplit tetapi booster terakhir > 4 th yang lalu, sedangkan ;nti .etanus $erum (;.$) atau human antiserum dan .. diberikan se!ara bersama pada pasien yang sudah imunisasi tetapi tidak komplit (@ ) dosis), belum pernah diimunisasi atau ri"ayat imunisasi tidak jelas. 'osis yang diberikan untuk .. adalah 0,4 ml tanpa memandang umur pasien, untuk ;.$ pada pasien usia @ 4 th diberikan 24 *, 4&10 th 1#4 *, >10 th

#40 *.

eduanya diberikan se!ara intramuskuler pada spuit yang berbeda dan disuntikan

pada tempat yang berbeda pula),-.

De0ride,en #ebridement adalah pengangkatan benda asing, jaringan yang rusak dan mati sehingga luka menjadi bersih dan memiliki supplay darah yang !ukup. Operasi dilakukan dengan general anastesi, dengan prinsip sebagai berikut- : $. %ound e"cision Luka dilakukan eksisi sampai ditemukan batas kulit yang sehat. &. %ound e"tension ;gar luka benar&benar bisa bersih terkadang diperlukan tindakan eksisi yang bisa memperluas luka. :ika hal ini diperlukan sebaiknya dilakukan se!ara teren!ana sehingga penutupan luka bisa dilakukan dengan baik. '. %ound cleansing $emua benda asing harus dibersihkan. Luka kemudian di!u!i dengan Ea<L fisiologis dengan jumlah yang banyak. 9rigasi lebih baik dilakukan dengan tekanan dengan atau tanpa !airan antibioti!). 'iperlukan 6&1# liter !airan untuk membersihkan suatu fraktur terbuka pada tulang panjang-. Dekomendasi saat ini untuk fraktur tipe 1 F irigasi )L, tipe # F irigasi 6L, tipe ) F irigasi 7L (. )emovel of devitali*ed tissue :aringan mati adalah medium yang sangat baik untuk pertumbuhan kuman. Otot yang sudah tidak ,ital atau mati bisa dikenali dari "arnanya yang lebih pu!at, lembek, tidak bia berkontraksi lagi jika di stimulasi, dan tidak mengeluarkan darah jika dipotong. Skin flap dengan rasio lebar dan panjang 1G# biasanya tidak ,ital terutama jika pedikel nya di distal. Fragmen tulang yang samasekali tanpa jaringan lunak juga sebaiknya dibuang),6.

+.

,erves and tendon $e!ara umum, tendon dan saraf lebih baik dibiarkan meskipun kedua nya telah terpotong karena keduanya bisa disambung, ke!uali jika telah rusak parah atau sangat terkontaminasi).

Pen%*%p'n .%&' Pada tipe 9, luka ke!il yang hampir tidak ada kontaminasi, penutupan primer bisa dilakukan tanpa menimbulkan tension. $emua luka harus dibiarkan terbuka sampai bahaya tension dan infeksi terle"ati-. Luka di bungkus dengan kassa lembab steril, synthetic dressing, vacuum assisted closure (-.C) sponge, atau antibiotic bead pouch, dira"at dan di e,aluasi setiap # hari, jika bersih maka luka dapat dijahit atau dilakukan grafting),-. Pada tipe 999, biasanya diperlukan debridement tidak hanya sekali. $erial debridement bisa dilakukan setiap #-&-1 jam sesuai kebutuhan sampai tidak tampak adanya jaringan lunak atau tulang yang nekrosis. Penutupan kulit biasanya memerlukan tindakan dari ahli bedah plasti! dengan menggunakan $.$+ atau flap ( free flap, fasio!utaneus flap atau flap otot) sesuai denga lokasi dan tingkat keparahannya. /one grafting dapat dilakukan jika luka telah bersih, tertutup dan kering. Haktu yang tepat kapan dilakukan bone grafting masih !ontro,ersial, beberapa dilakukan bersama dengan penutupan luka, sementara sebagian menunggu sampai flap berhasil. 9dealnya luka dapat ditutup dalam 2# jam atau jika memungkinkan bisa lebih !epat),-. S*'0i.i-'-i /r'&*%r $ekarang disadari bah"a stabilisasi fraktur sangat penting untuk mengurangi resiko infeksi, men!egah kerusakan jaringan lunak lebih lanjut, mempermudah pera"atan luka dan dapat membantu penyembuhannya,. ?etode fiksasi tergantung pada derajat kontaminasi, jarak kejadian trauma sampai "aktu dioperasi dan banyaknya jaringan lunak yang rusak. :ika kontaminasi tidak terlalu banyak, jarak antara kejadinan "aktu operasi kurang dari 1 jam, semua fraktur terbuka sampai tipe 999;(klasifikasi +ustilo ) bisa diperlakukan seperti fraktur tertutup dengan menggunakan gips, intramedular nail,

atau fiksasi eksterna disesuaikan dengan bentuk fraktur dan kerusakan jaringan.

ondisi

!edera yang lebih parah, memerlukan penanganan bersama antara ahli bedah plasti! dan orthopedi!. ?etode stabilisasi bergantung pada luasnya dan metode penutupan yang akan dilakukan, "alaupun sebenarnya hampir semua kondisi dapat diatasi dengan fiksasi eksterna. 'itangan seorang ahli orthopedi! yang berpengalaman dalam menangani farktur terbuka yang parah, tipe 999% masih bisa difiksasi menggunakan locked nailing. Fiksasi menggunakan plate dan scre dapat digunakan pada fraktur metaplasia atau fraktur articular dan pada fraktur tulang tubuler yang ke!il-. $elama di ruangan, ekstremitas yang mengalami !edera diele,asi dan a"asi sirkulasinya. :ika syok masih ada maka terapinya diteruskan, antibioti! diteruskan, jika luka masih terbuka bisa dilakukan kultur ulang-.

!.

KOMPLIKASI 1. 9nfeksi omplikasi fraktur terbuka yang paling sering adalah selulitis atau osteomielitis. Halaupun sudah dilakukan debridement yang agresif dan berulang, antibioti! yang sesuai dan pera"atan luka yang teliti terkadang komplikasi ini masih mun!ul. ontaminasi yang parah adalah penyebab utamanya, meskipun benda asing yang tertinggal, jaringan lunak yang tidak ,ital, dan multiple injury juga merupakan fa!tor resiko infeksi),-. Desiko infeksi berdasarkan tipe fraktur adalah sebagai berikut : .ipe 9 0&#5. tipe 99 #&105, tipe 999 10&40 56. #. Eonunion +anguan aliran darah pada fracture site akan mengakibatkan gangguan pembentukan hematom. $elanjutnya hal ini akan berlanjut dengan berkurangnya jumlah mediator inflamasi yang datang pada lokasi fraktur untuk membentuk kalus. ;danya nekrosisi pada tulang akan meningkatkan resiko komplikasi ini, demikian juga dengan adanya bone0periosteum loss. .eknik debridement dan fiksasi harus fokus untuk meminimalisasi

trauma lebih lanjut pada tulang dan jaringan sekitarnya sehinnga resiko nonunion juga bisa berkurang6. ). $indrome ompartemen omplikasi ini sangat berbahaya dimana bisa menimbulkan gangguan fungsi yang parah khususnya jika pada regio femur, antebra!hii dan !ruris. dengan pemeriksaan neuro,askuler yang teliti omplikasi ini bisa dihindari monitoring tekanan disertai

intra!ompartemen, diagnosa dini dan segera dilakukan fasiotomi).

D'/*'r P%-*'&'

1. Dasjad <, #00), I .rauma ,I 'alam : Dasjad <, Pengantar 9lmu %edah Orthopaedi,1# .h 8dition, ?akasar : %intang Lamupatue : #. Orthopaedi! .rauma ;sso!iation: Open Fra!ture $tudy +roup. #010. ; Ee" <lassifi!ation $!heme For Open Fra!tures, 'alam : Orthop .rauma J 3olume #-, Eumber 1, ;ugust #010 ). o,al, enneth :.G Ku!kerman, :oseph '. (#006). Open Fra!tures, 'alam G =andbook Of

Fra!tures, )rd 8dition, Lippin!ott Hilliams L Hilkins -. $olomon, Louis. Har"i!k, : 'a,id. Eayagam, $el,aduri.(#001), Prin!iples Of Fra!tures. 'alam : ;pleyMs $ystem Of Orthopaedi! ;nd Fra!tures 1th 8dition. OCford *ni,ersity Press 9n!: Ee" /ork 4. <anale L %eaty. (#002).

+eneral Prin!iples Of Fra!ture .reatment.

'alam : <ampbellNs Operati,e Orthopaedi!s 11th 8d. 8lse,ier


6. $!haller .homas ?, ?' (#01#). Open Fra!tures. From : =ttp:((8medi!ine.?eds!ape.<om(;rti!le(1#67#-, 14 :une #01# 2. $ugiarso, #010, Pola uman Penderita Fraktur .erbuka +rade 9ii $ebelum 'an $esudah

'ebridement 'i Dsup =.;dam ?alik ?edan. 'epertemen 9lmu %edah Fakultas edokteran *ni,ersitas $umatera *tara ?edan

Anda mungkin juga menyukai