Anda di halaman 1dari 11

Apa Sih Arti Sahabat Buat Kamu

Kring.. sepeda 4 sekawan ini berbunyi seperti biasa Nayla, Doni, Mimi, Carlos pergi ke sekolah mereka masing-masing. Walau mereka berbeda sekolah tiap pagi dan pulang sekolah mereka selalu bersama. Maklum nama nya juga sahabat, Nayla yang baru akhir-akhir ini bersahabat dengan Mimi, Carlos dan Doni mempunyai masa lalu yang suram. Sebelum ia bersahabat dengan 3 sahabat baru nya itu. Ia selalu dimanfaatkan oleh teman-teman nya. Karena keaktifan nya dalam membuat tugas banyak anak-anak yang menyukai nya. Hanya karena kereatifan nya saja membuat ia menjadi terkenal, selain dari pada itu Nayla selalu dilupakan. Nayla selalu diam dalam kesendirian nya, disaat ia sedih. Nayla hanya mendengarkan musik ataupun menggambar untuk melupakan segala kesedihan nya itu. Sampai suatu saat Nayla bersahabat dengan Nita ia juga termasuk anak yang populer, pintar dan banyak disenangi oleh guru-guru maupun teman-teman. Nayla, hari ini banyak pr nih bolehkan aku ke rumah mu untuk mengerjakan pr bersama. sahut Nita. Nayla hanya sanggup mengiyakan, sebenarnya Nayla tau apa yang Nita mau dari nya. Nayla hanya mengangguk dan menerima semua nya. Banyak sahabat yang membuag Nayla membuat Nayla menjadi tidak percaya apa arti persahabatan itu, iya merasa berteman sudah cukup tidak teralu dekat namun tidak terlalu jauh. Sehingga membuat diri nya tidak gampamg tersakiti. Suatu sore yang sedikit mendung Nayla sedang asik menggambar dengan buku gambar kesayangan nya. Ada bola basket yang menggelinding di kaki nya, segera saja Nayla mengambil nya dan ia meyadari di depan nya ada 2 pria berbaju basket dan 1 perempuan berkuncir satu sambil tersenyum. ini bola nya. Kata Nayla singkat. iya terimakasih, maaf kami seperti nya terlalu bersemangat hingga bola ini menggelinding ke kaki mu sahut perempuan yang berkuncir satu itu sambil tertawa. Teman laki-laki nya pun langsung pamit sebentar untuk membeli air minum segar, mereka berdua mulai membuka percakapan ternyata nama perempuan berkuncir satu ini adalah Mimi. Mereka langsung akrab dan sesekali bercanda dengan riang, mulai dari saat itu mereka menjadi teman baik. Bersama teman laki-laki mimi yang bernama Carlos dan doni. Mereka adalah teman yang cukup menyenangkan bagi Nayla. Nayla mulai membuka hati nya dan meyakini bahwa ini adalah sebuah persahabatan sesungguh nya. Nayla merasa selalu happy saat bersama 3 sahabat nya ini. Konyol, lucu, namun mudah dimengerti itulah karakter 3 sahabat baru Nayla ini. sampai suatu saat hal yang tidak diinginkan Nayla terjadi sebuah perdebatan kecil yang mengguncang persahabatan mereka bertiga. Karena hal sepele, Nayla merasa bahwa sekarang Mimi lebih akrab terhadap Doni dan Carlos, ia merasa bahwa Mimi melupakan Nayla. Doni dan Carlos hanya mundur karena tidak ingin ikut campur dengan masalah perempuan. Akhir-akhir ini pun Mimi

tampak sangat galak kepada Nayla dan suka membentak nya. Nayla merasa sangat bingung dan terngiang lagi di dalam pikiran nya ia merasa bahwa semua orang itu sangat egois dan selalu memikrkan kepentingan nya sendiri. Nayla cukup menangis sambil menggambar karena itulah kebiasaan nya ia hanya bisa curhat kepada 2 sahabat cowok nya itu. Mereka berdua hanya bisa memberi saran dan menghibur nya. sampai suatu ketika Mimi menghampiri Nayla di sore yang begitu cerah sambil membawa kue coklat kecil yang tampak nya lezat. Nayla cukup bingung karena nya ia pun hanya terdiam melihat tingkah laku Mimi. Saat Mimi melihat Nayla sedang duduk dalam kesendirian nya ia langsung memeluk Nayla dengan erat. Ia menceritakan semua keluh kesah nya pada Nayla karena emosi dan ego nya lebih tinggi ia telah melupakan persahabatan nya. Ia merasa sedang terpuruk karena sedang bertengkar hebat dengan keluarga nya sehingga Mimi merasa hidup nya berantakan. Nayla hanya bisa tersenyum dan memaklumi semua itu. Dan sejak hari itu Nayla sadar tidak ada persahabatan yang sempurna selalu senang setiap saat, dan selalu bersama. Terkadang persahabatan itu selalu mendapat pencobaan dan masalah namun itulah yang membuat persahabatan terus berjalin semakin erat. Sampai sekarang pun mereka berempat selalu bersama dalam suka dan duka. Dalam sedih dan senang selalu bersama, dalam kesendirian pun sahabat ikut merasakan nya karena itu lah arti dari sebuah persahabatan

Sebatas Bunga Tidur


Andini masih berkutat di meja belajarnya. Dia tidak sabar menunggu hari esok untuk pergi berlibur ke rumah nenek bersama kak Dimas, ayah dan bunda. Nenek telah berjanji kepadanya, kalau liburan kali ini Andini berkunjung ke Bandung, nenek akan mengajaknya jalan-jalan ke Kebun teh bahkan ikut memanen daun teh bersama teh Rini dan teh Ina. Tentu saja Andini sangat gembira mendapat ajakan seperti itu. Andini benar-benar tidak sabar menunggu esok hari.Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam namun mata Andini masih enggan untuk terlelap. Tangannya yang mungil masih sibuk memberikan coretan halus pada selembar kertas berukuran A4. Andini mencoba meluapkan rasa senangnya lewat tulisan walaupun hanya dia yang tahu apa sebetulnya yang dia tulis. Pagi ini cuaca sangat bersahabat dengan mereka. Langit nampak cerah dan kabutkabut masih menempel pada dedaunan. Burung-burung bernyanyi riang. Andini sudah siap dengan tas ranselnya berwarna ungu muda. Ayah masih memanaskan mobil, kak Dimas sedang sibuk mengangkut barang-barang yang akan dibawa ke rumah nenek, sedangkan bunda sibuk di dapur menyiapkan sarapan.Aromanya tercium dari kamar Andini sehingga membuatnya melangkan kaki menuju dapur. Andini langsung menghampiri meja makan dan menyambar roti bakar yang dibuat bunda. Rambutnya yang ikal gelombang bergantung lucu. Bunda hanya tersenyum melihat rambut putri kesayangnya itu.Sayang, habis sarapan rambutnya bunda ikat ya.Andini mengangguk tanda setuju. Kini meja makan tidak hanya ada Andini namun juga ada ayah dan kak Dimas. Semua telah sarapan dan siap untuk berangkat ke Bandung. Ayah sudah siap mengendalikan mobilnya dengan gaya sesantai mungkin. Begitu pula dengan kak Dimas siap dengan ransel hitamnya dan penampilan ala BoyBand Korea. Kini saatnya Andini dan bunda untuk keluar menunjukkan penampilan mereka. Bunda terlihat cantik dan sangat santai memakai gamis biru muda yang di padukan dengan kerudung pink. Andini tak kalah heboh. Tangan mungilnya memegang rambut yang baru saja dikepang dua oleh bunda dan dia ingin menunjukkan pada ayah dan kak Dimas. Semua tersenyum melihat peri kecil itu Pukul 08.00 pagi udara masih sangat segar. Di pinggir jalan banyak pohon-pohon yang menjulang tinggi. Perjalanan menuju kota Bandung memang sangat menyenangkan. Hari ini awan tidak akan menjatuhkan hujan karena terlihat sangat cerah. Semua menikmati perjalanan hingga sampai di sebuah jalan yang sepi langit begitu mendung, awan-awan berubah menjadi hitam dan suara gemuruh langit kian menghiasi suasana pagi ini.Petir juga tidak mau kalah dengan suara gemuruh langit. Dengan kecepatan yang susah untuk dihitung petir-petir itu menari-nari di langit dengan warna-warna yang menakutkan. Andini memeluk bunda. Andini takut bunda. Bibirnya bergumam. Bunda tau Andini pasti ketakutan. Bunda memeluk Andini dengan erat. Tak berapa lama, hujan pun turun dengan deras hingga membasahi seluruh jalan. Ayah tetap fokus sementara bunda merasa gelisah karena jalan terlihat sangat licin.Mas, apa tidak sebaiknya kita mencari tempat berteduh dulu?Untuk apa sayang. Aku sudah biasa dengan jalan licin dan tikungan seperti ini.

Mobil mereka terus melaju kencang. Di jalan tidak ada mobil lain selain mobil mereka. Jalanan sangat sepi hingga ayah berani untuk menambah kecepatan mobilnya. Namun di persimpangan jalan, sebuah truk pengangkut kayu juga melaju dengan cepat. Ayah mencoba menghindar dari truk tersebut. Semua yanng berada di dalam mobil teriak ketakutan dengan adegan itu kecuali Andini. Andini tidak bisa melakukannya. Dia hanya diam dalam pelukan bunda. Andini tidak berani melihat ke depan menyaksikan itu semua. Akhirnya mobil yang mereka naiki lolos dari truk tersebut. Namun, Ayah lupa akan jalur yang seharusnya diambil sehingga mobil mereka masuk ke dalam jalur yang salah. Mobil terus melaju hingga memasuki jurang yang tajam. Bunda teriak histeris hingga membuat Andini bangkit dan goncangan dasyat pada mobil membuat Andini harus terlepas dari pelukan bunda. Andini ingin berteriak sekuat tenaga namun ia tidak bisa. Andini hanya bisa bergumam. Andini menangis dengan deras melihat ayah yang terluka di bagian kepalanya. Kak Dimas tersungkur ke depan. Wajahnya berlumuran darah karena terkena percikan kaca mobil. Ayah dan kak Dimas tidak sadarkan diri. Andini tidak tau apakah mereka masih hidup atau tidak. Andini terus menangis. Lalu bunda, dimana bunda. Andini mencoba menggerakkan tangannya yang terasa begitu sakit ingin menjamah pundak ayah. Andini ingin menanyakan dimana bunda. Namun tangannya yang mungil itu tak mampu melakukannya.Ya Allah dimana bunda. Andai aku bisa berbicara, pasti bunda akan mendengar teriakanku. Hujan turun semakin deras. Bunda menghampiri Andini yang tertidur lalu terjatuh dari meja belajarnya. Andini terbangun dan langsung memeluk bunda. Keringat bercucuran membasahi wajah polosnya. Bunda jangan pergi tinggalkan Andini. Andini takut bun.

Menyelamatkan Putri Es
Park Hyun Ji, biasa di panggil Hyun Ji. Hyun Ji beda dengan gadis lain. Gadis lain memilih untuk mempercantik diri, sedangkan Hyun Ji memilih berpetualang untuk mencari pengalaman. Suatu hari, Hyun Ji sedang asik mendengarkan lagu di Ipod Shufflenya yang berwarna biru. Tak lama kemudian, ia memutuskan untuk berjalan jalan di lapangan dekat rumahnya. Sesampainya di lapangan, ia melihat ada bola yang unik. Bola tersebut memiliki tombol. Aku penasaran deh, aku tekan saja!, gumamnya. Ia lalu menekan tombol tersebut. Tiba tiba ia masuk ke dalam bola itu. Hyun Ji pun mendarat di sebuah taman aneh. Tamannya berukuran mungil. Awas, ada raksasa!, teriak penghuni dunia tersebut. Tidak, jangan khawatir, aku tidak akan menyakiti siapapun. Aku hanya ingin tau dimana ini?, tanya Hyun Ji. Kau sekarang ada di Fairy World, jelas seorang peri yang sudah tua alias kakek kakek. Jika kau mau menemukan ratu, dia ada di ujung sana, ujar seorang gadis peri. Hyun Ji pun pergi ke tempat ratu peri yang hanya 2 langkah dari taman itu. Tapi, Hyun harus berhati hati saat melangkah karena jika tidak, banyak rumah atau peri yang terinjak.Ratu Peri, teriak Hyun Ji sambil mengintip di salah satu jendela istana. Ada raksasa!. Penjaga!, teriak Ratu Peri. Tidak, tidak, aku bukan raksasa, aku terjebak di negeri ini, jelas Hyun Ji dengan cepat. Jadi, apa maumu?, tanya ratu peri. Aku ingin pulang ke dunia nyata, bisakah kau membantuku?, tanya Hyun Ji. Baiklah, tapi selamatkan putri es yang terjebak di istana penyihir Golden, ucap ratu peri. Uhhmm baiklah, dengan ukuranku yang besar ini, aku bisa mengalahkan penyihir yang kecil, ucap ratu peri. Di perjalanan menuju istana penyihir Golden. Ia bertemu dengan Peri Api. Tunggu, ada apa kedatanganmu kesini, wahai raksasa?, tanya peri api. Aku bukan raksasa, panggil aku Hyun Ji. Aku sedang dalam misi menyelamatkan peri es di istana penyihir Golden, jelas Hyun Ji. Baiklah, aku akan ikut denganmu, ujar peri api. Lalu, peri api terbang dan duduk di pundak Hyun Ji. Di perjalanan, Hyun bertemu dengan peri petir. Ada apa, raksasa?, tanya peri petir. Aku Hyun Ji, aku akan menuju istana penyihir Golden untuk menyelamatkan peri es, jawab Hyun Ji. Lalu, peri petir juga ikut bersama peri api dan Hyun Ji.Tak lama kemudian, ia bertemu dengan peri cahaya. Lalu, peri cahaya juga ikut dengan Hyun Ji. Sesampainya di istana penyihir Golden, ternyata istananya berukuran sebadan Hyun Ji. Jadi, Hyun Ji juga bisa masuk ke istana itu. Istananya sangat gelap juga banyak lumut di dindingnya. Hyun Jin dan peri lainnya masuk ke dalam istana itu. Peri cahaya, bisakah kau menyalakan cahayamu?, tanya Hyun Ji. Oke!, jawab peri cahaya. Lalu, peri cahaya pun menyala. Jadi, Hyun Ji bisa melihat. Pada lantai tengah, Hyun Ji melihat penyihir sedang tidur. Jadi, Hyun Ji memutuskan untuk menyelamatkan putri es di lantai paling atas.Itu dia peri es, ujar Hyun Ji. Putri es

terjebak dalam es, jadi Hyun Ji menyuruh peri api mencairkan es itu. Cepat, nanti penyihir Golden keburu bangun, ujar Hyun Ji panik. Peri api mengeluarkan api dari tangannya lalu seketika es itu mencair. Terima kasih!, seru peri es setelah berhasil keluar dari es.Untuk mengalahkan penyihir Golden, kita harus menyatukan kekuatan, jelas peri petir. Peri petir, peri cahaya, peri api, dan peri es menyatukan kekuatan. Lalu, keluarlah cahaya pelangi yang dalam membunuh penyihir Golden. Terima kasih karena kau telah menolong putri es dan membunuh penyihir Golden, maka dari itu kau bisa pulang, jelas ratu peri. Tunggu, ini bibit bunga yang bisa mengeluarkan cahaya, ujar peri cahaya sambil memberikan bibit bunga. Ini bibit bunga petir, ujar peri petir. Ini bibit bunga api. Dan ini bibit bunga es. Sekarang akan ku kirim kau ke duniamu, ucap ratu peri. Cling Seketika Hyun Ji tergeletak di lapangan dan di tangannya ada berbagai macam bibit dari peri.Segera ia pulang dan menanam bibit tersebut. Keesokan harinya, ia melihat di halaman rumahnya sudah tumbuh bunga yang ia tanam kemarin. Ia berjanji akan selalu menjaga bunga itu.

Kancil Yang Bijaksana


Di sebuah hutan, hiduplah seekor Kancil yang besar dan gemuk. Kancil itu dikenal sangat baik dan suka menolong oleh hewan-hewan lainya. Selain itu Kancil juga hewan yang cerdik. Kancil selalu membantu dan menolong temannya yang akan menyeberangi danau, karena Danau itu dijaga oleh seekor buaya yang sangat besar dan rakus. Pada suatu hari, saat Kancil pergi untuk mencari makan. Tiba-tiba Kancil mendengar temannya minta tolong di sekitar danau. Lalu Kancil berlari cepat menghampiri temannya. Ternyata lagi-lagi Buaya itu tidak memperbolehkan hewan lain masuk ke wilayahnya, dan selalu mengancam siapapun yang masuk ke wilayahnya akan dimakan. Tiba-tiba Kancil melihat ikan kecil di tepi Danau. Lalu Kancil mengambil ikan kecil itu tanpa sadarnya buaya. Lalu, Kancil melempari ikan-ikan kecil itu kepada buaya agar buaya itu memakan ikan kecil itu dan tidak sadar bahwa Kancil dan temannya menyeberangi Danau itu melewati punggung Buaya. Lalu Kancil mengantarkan temannya mencari makan. Teman-teman Kancil bangga memiliki teman yang bijaksana. Teman kancil yang di tolong tadi berterima kasih kepada Kancil, sampai akhirnya Kancil di juluki Kancil yang bijaksana.

Pengalaman Saat Berlibur Ke Rumah Nenek


Namaku Lista angraini, bisa di panggil Lista. Aku punya cerita untuk kalian, Dengarkan ya Hari ini aku berkunjung ke rumah nenek di desa Lamungan, di kota Lampung. Aku ke sana bersama Ayah, dan mama ku. Mah, sebentar lagi, sampai di rumah nenek ya? Tanyaku. Mamaku tersenyum, lalu berkata, Ya, sebentar lagi sampai jawab mamaku. Nah, itu rumah nenek! Sambung mamaku kemudian. Aku segera turun dari mobil dan berlari ke arah nenek ku yang sedang duduk santai sambil menyirih di teras rumahnya. (Menyirih adalah kegiatan memakan daun sirih). Nenek! Ucapku sambil memeluk nenek ku erat. Lista, lama sekali kita tak bertemu Jawab nenek ku dengan suara serak sambil mengelus rambutku. Ayo kita masuk, nenek yakin kamu lelah sehabis dari perjalanan. Ajak juga Ayah mama mu ucap nenek. Aku berbalik badan melihat ayah mama ku sedang membereskan barang bawaan. Aku memutuskan untuk membantu mereka, sambil berkata, Ayo mah yah.. sini aku bantu. Kita diminta nenek masuk ke rumah Kataku. Ya ayo! Balas mama dan ayahku. Di dalam rumah, Kami berempat bercengkrama sebentar melepas rindu. setelah itu, aku langsung mandi. Selesai mandi, aku mengemil sebentar.Apa yang kamu makan Lista? Tanya nenek melihatku sedang memakan Chiki. Ini chiki nek. Nenek mau coba? Jawab dan tanyaku. Tidak, nenek ingin menyirih saja balas nenek ku. Kurasa nenek tadi baru saja menyirih ucapku heran. Nenek setiap waktu menyirih ucap nenekku sambil memakan daun sirih. Tiba-tiba keluar cairan berwarna kemerahmerahan dari mulut nenek yang sedang menyirih, itu membuatku sangat kaget. Nenek! mulut mu berdarah! teriakku kaget. Nenek langsung mengambil tissu yang tepat berada di sampingnya, lalu mengelap mulutnya. Tidak Lista, mulut nenek tidak berdarah, Jika kita menyirih, memang akan keluar cairan seperti itu Jelas nenek ku. Oh begitu, ku pikir itu darah! ucapku sambil nyengir. lalu aku terlelap tidur, karena hari sudah mulai gelap, dan badanku lelah. Keesokan harinya,Pagi ayah, mamah, nenek! sapaku saat di meja makan. Ya, pagi Lista Balas nenek, ayah, dan mamaku kompak. Kompak sekali Prok prok prok Ucapku. Semua yang ada di meja makan tertawa. Selesai makan, aku melihat anak kecil seperti seumuranku, yang terlihat sedari tadi memperhatikan aku makan. Aku menghampirinya. Kamu siapa? Kenapa sedari tadi memperhatikan aku makan? Tanyaku. Aku Nina. Aku memperhatikan kamu makan karena aku lapar, Mungkin dengan melihat mu makan, perutku bisa sedikit kenyang Ucapnya dengan wajah sedih. Sebentar ya! aku lalu mengambil bungkus nasi, dan mengambil lauk pauk. Tak lupa aku membukuskan teh manis hangat. Ini Ucapku sambil memberikan sebungkus nasi dan teh hangat. Dia memakannya dengan sangat lahap dan tak tersisa. Aku tersenyum melihat itu. Nama kamu siapa? Tanyanya padaku. Namaku Lista Jawabku. Oh begitu. Oh ya Lista, aku punya tempat yang bagus untuk kamu lihat. kamu mau lihat? Tanya Nina. Hmmm, boleh! Yuk! Balasku.

Nina memintaku untuk menutup mata, setelah itu JRENG! aku berada diatas tebing!, disana aku bisa melihat sungai yang deras di bawah tebing, gunung, hutan dan banyak kekayaan alam lainnya. Waw! its amazing world! Ucapku. Apa yang kamu katakan Lista? Tanya Nina heran. Oh tidak! Jawabku tersenyum. Aku bermain bersama Nina di bukit itu hingga sore hari. Lista, ada tempat yang lebih indah dari ini!, kamu mau melihatnya? Tanya Nina. Tentu saja! Balasku. Ya sudah, besok pagi, kita bertemu di hutan yang ada di bawah tebing ini ya! Ucap Nina. Janji yah! Ucapku. Iyaaa Jawab Nina setelah itu aku pulang ke rumah nenek, lalu mandi, makan malam dan, tidur! hehe Keesokan harinyaLista, Bangun!ini sudah siang nak! Ucap mamaku. Lista.. Ayolah! Sambungnya lagi. Mamaku bingung, karena biasanya aku sudah bangun sendiri tanpa dibangunkan mamaku. Ayah! lihatlah Lista! Teriak mamaku. Ada apa ma? Ucap ayahku datang terpogoh pogoh. Lista tidak mau bangun! tidak biasanya ia begini! Lapor mamaku. Jangan jangan Kata papaku sambil memegang kening ku. LISTA DEMAM! ucap papaku. oh Ibu, dimanakah rumah sakit terdekat disini? Tanya mamaku pada nenekku. Disini tidak ada rumah sakit! adanya klinik . Namun klinik itu tutup di hari sabtu dan minggu, seperti saat ini. Kenapa memang? Tanya nenekku. Lista demam bu! Ucap mamaku. Ya sudah, sepertinya Lista harus dibawa ke jakarta! Saran nenekku. Aku dibawa kejakarta dan mendapatkan perawatan dari dokter. lalu dikatakan aku menderita DBD, maka aku dilarikan ke ICU. 5 tahun kemudianAku kembali mengunjungi nenekku. Aku teringat janjiku dan Nina diatas tebing tinggi di desa nenek. Saat sampai di rumah nenek, aku segera mencari Nina di hutan yang waktu itu kami janjikan. disana aku tidak menemukan Nina. Aku pun memutuskan pulang ke rumah nenek. Darimana saja kamu Lista? tanya mamaku. Aku mencari nina ma jawabku. Nina? jangan dekati anak itu lagi Lista! bentak mamaku. Tapi kenapa? tanyaku. Sudah! pokoknya jangan dekati anak itu lagi! Kata mamaku sambil berlalu pergi. Keesokan harinya, aku melihat koran bekas. Aku memutuskan melihatnya dan membacanya. APA?! teriakku saat melihat berita di koran itu. isi koran: TELAH DITEMUKAN KORBAN DI HUTAN ORIINEkorban diduga bernama Nina, berasal dari desa sanai ranah di samping hutan itu. hanya di temukan tulang belulang korban saja sementara badannya diduga hancur dimakan binatang hutan. Aku menangis melihat berita itu. Terpapmpang foto Nina di koran itu. Ternyata Nina menantiku di hutan itu, namun aku tak kunjung datang karena sakit DBD dan pulang ke jakarta. dia menunggu, mengunggu, hingga akhirnya dia dimakan binatang buas hutan. Hingga sekarang pun, ia masih terus menunggu, walau ia telah berubah wujud, bukan manusia lagi.

Di Balik Sebuah Mimpi


Gisella adalah seorang murid SMP kelas 1 yang berasal dari Magelang. Selama dia duduk di bangku SD, dia memiliki 2 orang sahabat sejatinya. Tetapi kini semenjak SMP, Gisella dan kedua sahabatnya sudah berbeda sekolah dan sudah lama tidak berjumpa kembali. Suatu hari sepulang sekolah, Gisella pergi menuju toko buku di sekitar taman dekat sekolahnya. Gisella, Gisella, jangan pergi dulu, Gisella mendegar seruan suara seseorang dari sekitarnya. Dia menoleh ke samping kanan kiri dan belakangnya. Tetapi tak ada seorang pun yang muncul setelah seruan suara tadi terdengar.Heem mungkin hanya perasaanku saja kali ya, ujar Gisella dalam hati. Gisella pun melanjutkan perjalannya menuju toko buku. Sesampai di toko buku Gisella mendengar seruan suara seseorang kembaliGisella, Gisella, jangan masuk ke dalam toko buku itu. Karena di sana tidak akan aman bagimu, Gisella pun terdiam mendengar suara itu dan mencari tahu di sekitar toko tersebut siapa yang berbicara tadi. Tetapi setelah sepuluh menit Gisella mencari di sekitar toko tersebut dia pun tidak menemukan seseorang yang tadi berbicara kepadanya. Kedua kali nya seruan suara aneh seseorang memanggilku, tetapi darimana asal suara itu? Ya sudahlah dari pada hari semakin sore lebih baik aku membeli buku yang harus kubeli, pikir pendek dalam hati Gisella. Jangan Gisella, Kamu akan terkena bahaya di dalam toko itu. Jangan! Serua n suara aneh pun muncul kembali di telinga Gisella.Ah siapa sih yang terus berbicara aneh itu. Awas saja kalau nanti ketemu, akan ku hajar dia, ujar Gisella dalam hati dengan kesalnya. Jangan Gisella, aku bertujuan baik kepadamu. Jika engkau tak percaya kepada omonganku ya sudahlah. Tapi jangan sampai engkau menyesal, Seruan itu pun kembali terdengar di telinga Gisella. Tanpa pikir panjang Gisella tetap memasuki toko buku itu dan membeli buku yang harus dibelinya. Ada yang bisa dibantu adik manis? tanya seorang pegawai toko itu.Oh ya di toko ini ada jual buku tentang Cara-Cara Membuat Aksesoris tidak?.Oh kalau buku tentang itu di bagian kanan toko ini banyak kok dik, ujar pegawai toko tersebut sambil menunjukkan sisi kanan tempat buku yang di carin ya. Makasih ya mbak, Gisella pun langsung menghampiri tempat tersebut dan membeli bukunya.Ini saja dik?.Iya mbak, Berapa semuanya?.Rp. 25.000 dik, Terimakasih sudah berbelanja di toko ini ya dik.Sama-sama mbak, Setelah Gisella membeli buku yang harus di belinya, Gisella berdiri di depan toko tersebut dan tiba-tiba seseorang anak muda tampan menghampirinya dari jalan.Lagi menunggu apa dik? Bagaimana kalau abang antarkan saja adik pulang ini kan sudah mulai gelap nanti kalau di lihat guru kamu bagaimana?, Tanpa pikir panjang Gisella mau di antar pulang oleh Pemuda ituHem lumayan ada orang yang baik mau

10

mengantarkan aku pulang, tidak ngabis-ngabisin ongkos aku pulang juga, tawa Gisella dalam hati. Di tengah perjalanan Gisella tidak ada berbicara sama sekali dengan lelaki itu. Tetapi semakin jauh perjalanan sepeda motor yang dibawa lelaki itu. Gisella hanya terdiam dan terus melihat ke arah depan jalan. Tiba-tiba seruan suara seseorang pun muncul kembali Gisella cepat suruh lelaki itu memberhentikan motornya dan kamu harus lari jauhjauh dari dia dengan secepat mungkin. Dia itu ingin menculik dan membunuh kamu. Dia itu bukan ingin mengantarkan kamu pulang, kali ini percaya pada omongan ku Gisella Gisella pun terdiam mendengar perkataan itu dan dengan tegas dia menyuruh lelaki itu memberhentikan kendaraannya dengan alasan dia ingin membeli air minum di sekitar jalanBang, Stop stop stop. Aku haus sekali, berhenti sebentar di Gang itu ya. Aku mau beli minuman di dekat rumah itu.Oke, tapi kamu jangan lama-lama ya. Nanti semakin gelap, dikira aku ingin mencuri kamu.Sip bang, tunggu disini ya. Aku tidak akan lama kok membelinya. Gisella pun langsung lari jauh-jauh dari sekitar jalan itu. Dan sudah kurang lebih lima belas menit iya berlari, iya pun mendengar seruan suara aneh kembalTerimakasih Gisella sudah mempercayaiku kali ini, dan mungkin kamu tidak tahu bagaimana caranya kembali untuk pulang kan. Sekarang tutuplah matamu dan dalam sekejap kamu akan sampai di dep an rumah mu. Gisella pun berpikir sejenak, akhirnya pun Gisella menutup mata dan dalam sekejap dia sudah sampai di depan rumahnya. Tiba-tiba Gisella terbangun. Ia mendengar suara kentongan penjaga malam di depan rumahnya. Ia melihat jam, ternyata masih jam tiga pagi. Dan ternyata Gisella menyadari itu tadi ternyata hanya lah sebuah mimpi.

11

Anda mungkin juga menyukai