Anda di halaman 1dari 35

RENCANA AKSI NASIONAL

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK 2005-2009

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR
Undang-undang nomor 23 tahun 2002 mewajibkan pemerintah, masyarakat termasuk dunia usaha memenuhi hak-hak anak, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya serta perlindungan demi kepentingan terbaik anak. Di bidang kesehatan, pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak melalui upaya kesehatan promotif, pre entif, kuratif dan rehabilitatif yang optimal. !esehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat termasuk swasta. "erita mun#ulnya kembali kasus gi$i buruk yang diawali di %ropinsi &'', &'", (ampung yang diikuti oleh propinsi-propinsi lainnya menunjukkan bahwa masalah gi$i masyarakat kita masih rawan. )e#ara nasional, pada tahun 2003 terdapat sekitar 2*.+, balita menderita gi$i kurang, namun demikian terdapat 110 kabupaten-kota mempunyai pre alensi gi$i kurang .termasuk gi$i buruk/ diatas 30,, yang menurut 012 dikelompokkan sangat tinggi. !ondisi ini sangat memprihatinkan, karena mengan#am kualitas sumberdaya manusia kita dimasa mendatang. )alah satu tujuan 3en#ana %embangunan 4angka 5enengah &asional .3%45&/ 200+-2006 "idang !esehatan adalah menurunkan pre alensi gi$i kurang menjadi setinggi-tingginya 20,, termasuk pre alensi gi$i buruk menjadi setinggi-tingginya +, pada tahun 2006. 7i$i buruk se#ara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu8 9nak tidak tidak #ukup mendapat makanan bergi$i, anak tidak mendapat asuhan gi$i yang memadai dan anak mungkin menderita infeksi penyakit. !etiga penyebab langsung tersebut terkait dengan daya beli masyarakat, tingkat pendidikan, kondisi lingkungan dan pelayanan kesehatan. 3en#ana 9ksi &asional %en#egahan dan %enanggulangan 7i$i "uruk .39&%%7"/ 200+-2006 disusun berdasarkan perkembangan permasalahan masalah gi$i buruk terkini di :ndonesia. Diharapkan 39&-%%7" ini dapat dipakai sebagai a#uan berbagai pihak yang terkait untuk menanggulangi masalah gi$i buruk di :ndonesia. 4akarta, 4uli 200+

5;&';3: !;);19'9& 3:

Dr. dr. Siti Fadi a! S"#ari$ S#.%P&K'

DAFTAR ISI

"ab :

%;&D91U(U9& 9. (andasan 1ukum ". 5asalah 7i$i "uruk <. %enyebab 7i$i "uruk D. !emiskinan dan 7i$i "uruk ;. 7i$i "uruk dan !ualitas )umberdaya 5anusia 'U4U9& D9& )9)939& 9. 'ujuan ". )asaran <. :ndikator !eberhasilan !;":49!9& D9& )'39';7: 9. !ebijakan ". )trategi %2!2! !;7:9'9& 9. 3e italisasi %osyandu ". 3e italisasi %uskesmas <. :nter ensi gi$i dan kesehatan D. %romosi keluarga sadar 7i$i ;. %emberdayaan keluarga ?. 9d okasi dan pendampingan 7. 3e italisasi )!%7 !223D:&9): D9& %;39& (:&'9) );!'23 %;59&'9U9& D9& ;>9(U9):

1 2 3 + + * * = 6 6 11 11 12 12 12 13 1@ 1+ 1A 1*

"ab ::

"ab :::

"ab :>

"ab > "ab >:

"ab >:: % ; & U ' U %

Ba( I

PENDAHULUAN
A. La)da*a) H"+", %embangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 16@+ pasal 2= 1 ayat .1/ dan Undang-undang nomor 23 'ahun 1662 tentang !esehatan. %embangunan kesehatan harus dipandang sebagai in estasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus in estasi untuk mendukung pembangunan ekonomi dan pendidikan, serta berperan penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. 2leh karenanya, pembangunan kesehatan bukanlah tanggung jawab pemerintah saja namun merupakan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat termasuk swasta. Undang-undang nomor 23 'ahun 2002 tentang %erlindungan 9nak menyatakan bahwa %emerintah wajib memenuhi hak-hak anak, yaitu tentang kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangannya serta perlindungan demi kepentingan terbaik anak. )eluruh komponen bangsa .pemerintah, legislatif, swasta dan masyarakat/ bertanggung jawab dalam pemenuhan hak-hak tersebut. Di bidang kesehatan, pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak melalui upaya kesehatan promotif, pre entif, kuratif dan rehabilitatif yang optimal sejak dalam kandungan. !ebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, yaitu .1/ !asih sayang dan perlindungan8 .2/ 5akanan bergi$i seimbang .sejak lahir sampai A bulan hanya 9): saja, sesudah A bulan sampai 2 tahun 9): ditambah 5akanan %endamping 9):/8 .3/ :munisasi dasar dan suplementasi kapsul itamin 9B .@/ %endidikan dan pengasuhan dini8 .+/ %erawatan kesehatan dan pen#egahan ke#a#atan, #edera dan lingkungan yang sehat dan aman8 .A/ 2rangtua berkeluarga beren#ana.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

Untuk memenuhi hak-hak dasar anak tersebut diperlukan upaya-upaya yang menyeluruh yang melibatkan sektor kepemerintahan, dunia usaha-swasta dan masyarakat. Dalam undang-undang nomor 32 tahun 200@ tentang pemerintahan daerah dan nomor 33 tahun 200@ tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, telah diatur peranan pemerintah daerah .propinsi kabupaten-kota/ dan pusat dalam penyelenggaraan pembangunan nasional termasuk dalam pemenuhan hakhak dasar anak. !esepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals .5D7s/ yang terdiri dari = tujuan, 1= target dan @= indikator, menegaskan bahwa tahun 201+ setiap negara menurunkan kemiskinan dan kelaparan separuh dari kondisi pada tahun 1660. Dua dari lima indikator sebagai penjabaran tujuan pertama 5D7s adalah menurunnya pre alensi gi$i kurang pada anak balita .indikator keempat/ dan menurunnya jumlah penduduk dengan defisit energi .indikator kelima/. )ejalan dengan upaya men#apai kesepakatan global tersebut dan didasari oleh perkembangan masalah dan penyebab masalah serta lingkungan strategis, %emerintah telah menyusun 3en#ana %embangunan 4angka 5enengah &asional .3%45&/ 200+-2006 "idang !esehatan, yang men#akup program-program prioritas yaituB program %romosi !esehatan dan %emberdayaan 5asyarakat8 program (ingkungan )ehat8 program %en#egahan dan %emberantasan %enyakit8 dan program %erbaikan 7i$i 5asyarakat. )alah satu sasarannya adalah menurunnya pre alensi gi$i kurang menjadi setinggi-tingginya 20, .termasuk penurunan pre alensi gi$i buruk menjadi + ,/ pada tahun 2006.

B. -a*a a! Gi.i B"r"+


"erita mun#ulnya kembali kasus gi$i buruk di &'" dan &'' seperti diberitakan oleh !ompas .2A-+ dan 2*-+ 200+/ dan media masa lainnya, menunjukkan bahwa masalah kekurangan gi$i di negeri ter#inta ini masih DtersembunyikanE. !ejadian sekarang ini mirip seperti kejadian tahun 166=, ketika dilaporkan meningkatnya kejadian gi$i buruk di berbagai media masa .!ompas 13-10-6=/ D!asus "ayi-12 %ertanda "eratnya !emiskinanE8 5erdeka 13-10-6= D?ungsikan kembali %osyanduE.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

7i$i buruk adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gi$i, kesehatan dan kedokteran. 7i$i buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gi$i menahun. 9nak balita sehat atau kurang gi$i se#ara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat badan menurut umurnya dengan rujukan .standar/ yang telah ditetapkan. 9pabila berat badan menurut umur sesuai dengan standar, anak disebut gi$i baik. !alau sedikit di bawah standar disebut gi$i kurang. 9pabila jauh di bawah standar dikatakan gi$i buruk. 7i$i buruk yang disertai dengan tanda-tanda klinis disebut ,ara*,"* atau +/a*!i0r+0r. )ementara itu, pengertian di masyarakat tentang E"usung (aparE adalah tidak tepat. )ebutan E"usung (aparE yang sebenarnya adalah keadaan yang terjadi akibat kekurangan pangan dalam kurun waktu tertentu pada satu wilayah, sehingga mengakibatkan kurangnya asupan $at gi$i yang diperlukan, yang pada akhirnya berdampak pada kondisi status gi$i menjadi kurang atau buruk dan keadaan ini terjadi pada semua golongan umur. 'anda-tanda klinis pada E"usung (aparE pada umumnya sama dengan tanda-tanda pada marasmus dan kwashiorkor. 9nak kurang gi$i pada tingkat ringan dan atau sedang tidak selalu diikuti dengan gejala sakit. Dia seperti anak-anak lain, masih bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan seksama badannya mulai kurus. 5enurut Departemen !esehatan .200@/, pada tahun 2003 terdapat sekitar 2*,+, .+ juta balita kurang gi$i/, 3,+ juta anak .16,2,/ dalam tingkat gi$i kurang, dan 1,+ juta anak gi$i buruk .=,3,/. 012 .1666/ mengelompokkan wilayah berdasarkan pre alensi gi$i kurang ke dalam @ kelompok yaituB rendah .di bawah 10,/, sedang .10-16,/, tinggi .20-26,/, sangat tinggi .FG 30,/. "erdasarkan kriteria tersebut status gi$i tiap-tiap propinsi di :ndonesia dapat dilihat pada (ampiran 2.

C. P1)21(a( Gi.i B"r"+


7i$i buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. )e#ara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu8 anak tidak #ukup mendapat makanan bergi$i seimbang, anak tidak mendapat asuhan gi$i yang memadai dan anak mungkin menderita penyakit infeksi. !etiga penyebab langsung tersebut diuraikan sebagai berikutB

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

P1rta,a, a)a+ tida+ 3"+"# ,1)da#at ,a+a)a) (1r4i.i *1i,(a)4 . "ayi dan balita tida+ mendapat makanan yang bergi$i, dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu 9ir )usu :bu, dan sesudah usia A bulan anak tida+ mendapat 5akanan %endamping 9): .5%-9):/ yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. 5%-9): yang baik tidak hanya #ukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung $at besi, itamin 9, asam folat, itamin " serta itamin dan mineral lainnya. 5%-9): yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. %ada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gi$i balita karena ketidaktahuan. K1d"a$ a)a+ tida+ ,1)da#at a*"!a) 4i.i 2a)4 ,1,adai . )uatu studi Dpositi e de ian#eE mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian ke#il yang gi$i buruk, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gi$i buruk. 9nak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya 9):, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun samasama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. )ebaliknya sebagian anak yang gi$i buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan. "anyaknya perempuan yang meninggalkan desa untuk men#ari kerja di kota bahkan menjadi '!:, kemungkinan juga dapat menyebabkan anak menderita gi$i buruk. K1ti4a$ a)a+ ,1)d1rita #1)2a+it i)51+*i. 'erjadi hubungan timbal balik antara kejadian infeksi penyakit dan gi$i buruk. 9nak yang menderita gi$i buruk akan mengalami penurunan daya tahan, sehingga anak rentan terhadap penyakit infeksi. Disisi lain anak yang menderita sakit infeksi akan #enderung menderita gi$i buruk. <akupan pelayanan kesehatan dasar terutama imunisasi, penanganan diare, tindakan #epat pada balita yang tidak naik berat badan, pendidikan, penyuluhan kesehatan dan gi$i, dukungan pelayanan di %osyandu, penyediaan air bersih, kebersihan lingkungan akan menentukan tingginya kejadian penyakit infeksi. 5ewabahnya berbagai penyakit menular akhir-akhir ini seperti demam berdarah, diare, polio, malaria dan sebagainya se#ara hampir bersamaan di mana-mana, menggambarkan melemahnya pelayanan kesehatan yang ada di daerah.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

"erbagai penelitian membuktikan lebih dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan oleh keadaan gi$i yang jelek. 3isiko meninggal dari anak yang bergi$i buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. 012 memperkirakan bahwa +@, penyebab kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan gi$i anak yang jelek. D. K1,i*+i)a) da) Gi.i B"r"+ Data :ndonesia dan negara lain menunjukkan bahwa adanya hubungan timbal balik antara kurang gi$i dan kemiskinan. !emiskinan merupakan penyebab pokok atau akar masalah gi$i buruk. %roporsi anak yang gi$i kurang dan gi$i buruk berbanding terbalik dengan pendapatan. 5akin ke#il pendapatan penduduk, makin tinggi persentasi anak yang kekurangan gi$i, makin tinggi pendapatan makin ke#il persentasinya. !urang 7i$i berpotensi sebagai penyebab kemiskinan melalui rendahnya pendidikan dan produkti itas. !emiskinan merupakan penghambat keluarga untuk memperoleh akses terhadap ketiga faktor penyebab kekurangan gi$i di atas, tetapi untuk men#egah gi$i buruk tidak harus menunggu berhasilnya pembangunan ekonomi sampai masalah kemiskinan dituntaskan. %embangunan ekonomi rakyat dan menanggulangi kemiskinan memakan waktu lama. %engalaman selama ini menunjukkan bahwa diperlukan waktu lebih dari 20 tahun untuk mengurangi penduduk miskin dari @0, .16*A/ menjadi 11, .166A/. Data empirik dari dunia menunjukkan bahwa program perbaikan gi$i dapat dilakukan tanpa harus menunggu rakyat menjadi makmur, tetapi menjadi bagian yang eksplisit dari program pembangunan untuk memakmurkan rakyat .)oekirman, %idato %engukuhan 7uru "esar :%",1661/.

E. Gi.i da) +"a ita* S",(1rda2a -a)"*ia


%en#apaian pembangunan manusia diukur dengan :ndek %embangunan 5anusia .:%5/. :%5 :ndonesia belum menggembirakan. :%5 merupakan indeks komposit yang terdiri dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dan pendapatan perkapita. %ada tahun 2003, :%5 :ndonesia sangat rendah, berada di peringkat 112 dari 1*@ negara, lebih rendah dibanding negara tetangga. 3endahnya :%5 di :ndonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gi$i dan kesehatan penduduk. 1al ini terlihat dengan masih tingginya angka kematian bayi, angka kematian balita serta angka kematian ibu. 7ambaran :%5 di :ndonesia menurut propinsi tahun 2003, dapat dilihat pada (ampiran 3.
3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

Di samping dampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gi$i kurang juga berdampak terhadap pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produkti itas. 9nak yang kekurangan gi$i pada usia balita akan tumbuh pendek, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang berpengaruh pada rendahnya tingkat ke#erdasan, karena tumbuh kembang otak =0 , terjadi pada masa dalam kandungan sampai usia 2 tahun. Diperkirakan bahwa :ndonesia kehilangan 220 juta :H poin akibat kekurangan gi$i. Dampak lain dari gi$i kurang adalah menurunkan produkti itas, yang diperkirakan antara 20-30,.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

Ba( II

TU%UAN DAN SASARAN


A. TU%UAN )ejalan dengan sasaran 3%45& "idang !esehatan 200+-2006, tujuan umum 3en#ana 9ksi &asional %en#egahan dan %enanggulangan 7i$i "uruk adalah ter#apainya sasaran penurunan pre alensi gi$i kurang pada balita menjadi setinggi-tingginya 20, dan pre alensi gi$i buruk menjadi setinggi-tingginya +, pada tahun 2006. 'ujuan tersebut dijabarkan ke dalam + tujuan khusus sebagai berikut8 a. 5eningkatnya #akupan deteksi dini gi$i buruk melalui penimbangan balita bulanan di %osyandu, %uskesmas dan jaringannya. b. 5eningkatnya #akupan tatalaksana kasus gi$i buruk di 3umah )akit, %uskesmas dan 3umah 'angga. #. 5eningkatnya kualitas tatalaksana kasus gi$i buruk di 3umah )akit, %uskesmas dan 3umah 'angga. d. 5eningkatnya kemampuan dan ketrampilan keluarga dalam menerapkan norma keluarga sadar gi$i. e. 5eningkatnya fungsi sistem kewaspadaan pangan dan gi$i. B. SASARAN )asaran 39&-%%7" 200+-2006 adalah sebagai berikut8 6. Sa*ara) da,#a+7 a. %re alensi gi$i kurang turun menjadi setinggi-tingginya 20 , b. %re alensi gi$i buruk turun menjadi setinggi-tingginya + , 2. Sa*ara)7 a. )emua balita ditimbang setiap bulan dan berat badannya naik b. 5eningkatnya #akupan pemberian 9): eksklusif sampai A bulan #. )emua anak A-2@ bulan mengkonsumsi 5%-9): yang bergi$i d. )emua keluarga mendapatkan penyuluhan makanan sehat dan bergi$i seimbang e. )emua balita gi$i kurang dari keluarga miskin mendapat makanan tambahan yang bergi$i seimbang

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

f. 5eningkatnya #akupan distribusi kapsul itamin 9 pada ibu nifas, bayi dan balita menjadi sekurangnya =0 , g. )emua %uskesmas dan 3umah )akit mampu melakukan tatalaksana penanggulangan gi$i buruk sesuai dengan standar h. )emua kabupaten-kota melaksanakan sistem kewaspadaan pangan dan gi$i. C. INDIKATOR KEBERHASILAN :ndikator keberhasilan 3en#ana 9ksi &asional %enanggulangan 7i$i "uruk dilihat dari berbagai indikator sebagai berikutB 6. I)di+at0r da,#a+ a. %re alensi 7i$i !urang b. %re alensi 7i$i "uruk 2. I)di+at0r +1 "ara), a. 4umlah balita yang ada dan di data .S/ b. 4umlah balita yang didaftar dan memiliki !5) .K/ #. 4umlah balita yang datang dan ditimbang .D/ d. 4umlah balita ditimbang dan berat badannya &aik .N/ e. 4umlah balita berat badan 2 kali 'idak &aik dan "awah 7aris 5erah ."75/ pada !5) dirujuk f. 4umlah balita gi$i buruk dirawat sesuai dengan standar g. 4umlah keluarga yang menerapkan norma keluarga sadar gi$i8 - 5enimbang berat badan se#ara teratur terutama balita - 5emberikan 9): eksklusif sejak lahir sampai usia A bulan - 5enggunakan garam beryodium - 5engkonsumsi makanan yang bergi$i seimbang - 5emberikan suplementasi gi$i kepada anggota keluarga yang memerlukan. 3. I)di+at0r ,a*"+a) a. %", a! P0*2a)d" A+ti5 .merujuk ); 5endagri &o. @11.3-111A-)4 tanggal 13 4uni 2001 tentang %edoman Umum 3e italisasi %osyandu/. %osyandu aktif minimal mampu melaksanakan pemantauan berat badan balita dengan !5) dengan baik dan benar sehingga nilai )!D& dapat dimanfaatkan dengan maksimal. b. %", a! P0*2a)d" Bi)aa) oleh kerjasama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

Ba( III

KEBI%AKAN DAN STRATEGI


A. K1(i8a+a) 1. 5engingat besaran dan sebaran gi$i buruk yang ada di semua wilayah :ndonesia dan dampaknya terhadap kualitas sumber daya manusia, pen#egahan dan penanggulangan gi$i buruk merupakan program nasional, sehingga peren#anaan, pelaksanaan, pemantauan dan e aluasi dilaksanakan se#ara berkesinambungan antara pusat dan daerah. %enanggulangan masalah gi$i buruk dilaksanakan dengan pendekatan komprehensif, dengan mengutamakan upaya pen#egahan dan upaya peningkatan, yang didukung upaya pengobatan dan upaya pemulihan. ."agan 1- lampiran/. %enanggulangan masalah gi$i buruk dilaksanakan oleh semua kabupaten-kota se#ara terus menerus, dengan koordinasi lintas instansi-dinas dan organisasi masyarakat. %enanggulangan masalah gi$i buruk diselenggarakan se#ara demokratis dan transparan melalui kemitraan di tingkat kabupaten-kota antara pemerintahan daerah, dunia usaha dan masyarakat. %enanggulangan masalah gi$i buruk dilakukan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat yaitu dengan meningkatkan akses untuk memperoleh informasi dan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, serta keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan. 5asyarakat yang telah berdaya diharapkan berperan sebagai pelaku-pelaksana, melakukan ad okasi dan melakukan pemantauan untuk peningkatan pelayanan publik.

2.

3.

@.

+.

B. STRATEGI 1. %en#egahan dan penanggulangan gi$i buruk dilaksanakan di seluruh kabupaten-kota di :ndonesia, sesuai dengan kewenangan wajib dan )tandar %elayanan 5inimal .)%5/ dengan memperhatikan besaran dan luasnya masalah.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

2.

5engembalikan fungsi posyandu dan meningkatkan kembali partisipasi masyarakat dan keluarga dalam memantau tumbuh kembang balita, mengenali dan menanggulangi se#ara dini balita yang mengalami gangguan pertumbuhan melalui re italisasi %osyandu 5eningkatkan kemampuan petugas, dalam manajemen dan melakukan tatalaksana gi$i buruk untuk mendukung fungsi %osyandu yang dikelola oleh masyarakat melalui re italisasi %uskesmas 5enanggulangi se#ara langsung masalah gi$i yang terjadi pada kelompok rawan melalui pemberian inter ensi gi$i .suplementasi/, seperti kapsul >itamin 9, 5%-9): dan makanan tambahan 5ewujudkan keluarga sadar gi$i melalui promosi gi$i, ad okasi dan sosialisasi tentang makanan sehat dan bergi$i seimbang dan pola hidup bersih dan sehat 5enggalang kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan swasta-dunia usaha dan masyarakat untuk mobilisasi sumberdaya dalam rangka meningkatkan daya beli keluarga untuk menyediakan makanan sehat dan bergi$i seimbang 5engaktifkan kembali )istem !ewaspadaan %angan dan 7i$i .)!%7/ melalui re italisasi )!%7 dan )istem !ewaspadaan Dini .)!D/ 7i$i "uruk, yang die aluasi dengan kajian data SKDN yaitu .S/emua balita mendapat .K/artu menuju sehat, .D/itimbang setiap bulan dan berat badan .N/aik, data penyakit dan data pendukung lainnya.

3.

@.

+.

A.

*.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

10

Ba( I9

POKOK-POKOK KEGIATAN
9. R1:ita i*a*i P0*2a)d" 3e italisasi %osyandu (1rt"8"a) untuk meningkatkan fungsi dan kinerja %osyandu terutama dalam pemantauan pertumbuhan balita. %okok kegiatan re italisasi %osyandu meliputi8 1. %elatihan-orientasi petugas %uskesmas, petugas sektor lain dan kader yang berasal dari masyarakat 2. %elatihan ulang petugas dan kader 3. %embinaan dan pendampingan kader @. %enyediaan sarana terutama da#in, !5)-"uku !:9, panduan %osyandu, media !:;, sarana pen#atatan +. %enyediaan biaya operasional A. %enyediaan modal usaha kader melalui Usaha !e#il 5enengah .U!5/ dan mendorong partisipasi swasta. B. R1:ita i*a*i P"*+1*,a* 3e italisasi %uskesmas (1rt"8"a) meningkatkan fungsi dan kinerja %uskesmas terutama dalam pengelolaan kegiatan gi$i di %uskesmas, baik penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat. %okok kegiatan re italisasi %uskesmas meliputi8 1. %elatihan manajemen program gi$i di puskesmas bagi pimpinan dan petugas puskesmas dan jaringannya 2. %enyediaan biaya operasional %uskesmas untuk pembinaan posyandu, pela#akan kasus, kerjasama () tingkat ke#amatan, dll 3. %emenuhan sarana antropometri dan !:; bagi puskesmas dan jaringannya @. %elatihan tatalaksana gi$i buruk bagi petugas rumah sakit dan puskesmas perawatan

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

11

C. I)t1r:1)*i Gi.i da) K1*1!ata) :nter ensi gi$i dan kesehatan (1rt"8"a) memberikan pelayanan langsung kepada balita. 9da dua bentuk pelayanan gi$i dan kesehatan, yaitu pelayanan perorangan dalam rangka menyembuhkan dan memulihkan anak dari kondisi gi$i buruk, dan pelayanan masyarakat yaitu dalam rangka men#egah timbulnya gi$i buruk di masyarakat. %okok kegiatan inter ensi gi$i dan kesehatan adalah sebagai berikut8 1. %erawatan-pengobatan gratis di 3umah )akit dan %uskesmas balita gi$i buruk dari keluarga miskin 2. %emberian 5akanan 'ambahan .%5'/ berupa 5%-9): bagi anak A23 bulan dan %5' pemulihan pada anak 2@-+6 bulan kepada balita gi$i kurang dari keluarga miskin 3. %emberian suplementasi gi$i .kapsul itamin 9, tablet-sirup ?e/ D. Pr0,0*i +1 "ar4a *adar 4i.i %romosi keluarga sadar gi$i (1rt"8"a) dipraktikannya norma keluarga sadar gi$i bagi seluruh keluarga di :ndonesia, untuk men#egah terjadinya masalah kurang gi$i, khususnya gi$i buruk. !egiatan promosi keluarga sadar gi$i dilakukan dengan memperhatikan aspekaspek sosial budaya .lokal spesifik/. %okok kegiatan promosi keluarga sadar gi$i meliputi8 1. 5enyusun strategi .pedoman/ promosi keluarga sadar gi$i 2. 5engembangkan, menyediakan dan menyebarluaskan materi promosi pada masyarakat, organisasi kemasyarakatan, institusi pendidikan, tempat kerja, dan tempat-tempat umum 3. 5elakukan kampanye se#ara bertahap, tematik menggunakan media efektif terpilih @. 5enyelenggarakan diskusi kelompok terarah melalui dasawisma dengan dukungan petugas. E. P1,(1rda2aa) +1 "ar4a %emberdayaan keluarga (1rt"8"a) meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengetahui potensi ekonomi keluarga dan mengembangkannya untuk memenuhi kebutuhan gi$i seluruh anggota keluarga. !eluarga miskin yang anaknya menderita kekurangan gi$i perlu diprioritaskan sebagai sasaran penanggulangan kemiskinan.
3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

12

%okok kegiatan pemberdayaan keluarga adalah sebagai berikut8 1. %emberdayaan di bidang ekonomi8 a. 5odal usaha, industri ke#il b. Upaya %eningkatan %endapatan !eluarga .U%%!/ #. %eningkatan %endapatan %etani !e#il 2. %emberdayaan di bidang pendidikan a. "ea siswa b. !elompok belajar #. %endidikan anak dini usia 3. %emberdayaan di bidang kesehatan a. %enyelenggaraan pos gi$i .%os %emulihan 7i$i berbasis masyarakat/ b. !ader keluarga #. %enyediaan per#ontohan sarana air minum dan jamban keluarga. @. %emberdayaan di bidang ketahanan pangan a. %emanfaatan pekarangan dan lahan tidur b. (umbung pangan #. %adat karya untuk pangan d. "eras untuk keluarga miskin. F. Ad:0+a*i da) #1)da,#i)4a) 9da 2 tujuan dari kegiatan ad okasi dan pendampingan. P1rta,a$ meningkatkan komitmen para penentu kebijakan, termasuk legislatif, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan media massa agar peduli dan bertindak nyata di lingkungannya untuk memperbaiki status gi$i anak. K1d"a$ meningkatkan kemampuan teknis petugas dalam pengelolaan program 7i$i. %okok kegiatan ad okasi dan pendampingan adalah sebagai berikut8 1. Diskusi dan rapat kerja dengan D%3, D%D, dan D%3D se#ara berkala 2. 5elakukan pendampingan di kabupaten.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

13

G. R1:ita i*a*i Si*t1, K1/a*#adaa) Pa)4a) da) Gi.i &SKPG' 3e italisasi )!%7 (1rt"8"a) meningkatkan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan pemantauan yang terus menerus terhadap situasi pangan dan keadaan gi$i masyarakat setempat, untuk dapat melakukan tindakan dengan #epat dan tepat untuk men#egah timbulnya bahaya kelaparan dan kurang gi$i, khususnya gi$i buruk pada tingkat desa, ke#amatan dan kabupaten. 5emfungsikan sistem isyarat dini dan inter ensi, serta pen#egahan !(" denganB 1. 5emfungsikan sistem pelaporan, diseminasi informasi dan pemanfaatannya 2. %enyediaan data gi$i se#ara reguler .pemantauan status gi$i, untuk semua kelompok umur, pemantauan konsumsi gi$i, analisis data )usenas/. %entahapan kegiatan dan pen#apaian sasaran 3en#ana 9ksi pertahun dapat dilihat pada (ampiran 1.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

1@

"ab >

!223D:&9): D9& %;39& (:&'9) );!'23


5asalah gi$i buruk merupakan masalah yang kompleks karena penyebabnya multi faktor dan multi dimensi. %enanganannya memerlukan pendekatan yang menyeluruh, meliputi penyembuhan dan pemulihan anakanak yang sudah menjadi gi$i buruk, dan pen#egahan dan peningkatan untuk menjaga-mempertahankan anak yang sehat tetap sehat. !asus gi$i buruk yang terjadi pada balita, pada hakekatnya merupakan fenomena gunung es, yang menggambarkan keadaan gi$i masyarakat, dan bahkan keadaan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, seperti daya beli, pendidikan dan perilaku serta lingkungan dan pemeliharaan kesehatan. Dari gambaran tersebut, pen#egahan dan penanggulangan masalah gi$i tidak bisa ditangani oleh salah satu sektor saja, tidak dapat dipe#ahkan melalui pendekatan kesehatan yaitu upaya penyembuhan dan pemulihan seperti yang banyak dipersepsikan umum. 9nak yang sudah terpulihkan harus didukung se#ara terpadu dalam upaya promosi dan pen#egahan untuk men#egah kembali terulangnya kejadian gi$i buruk. 2leh sebab itu, pen#egahan dan penanggulangan gi$i buruk memerlukan keterlibatan berbagai sektor dengan melakukan koordinasi antar sektor termasuk dengan masyarakat dan dunia usaha di setiap tingkat administratif dengan prinsip kemitraan. 5emperhatikan luasnya lingkup penyebab masalah gi$i, diidentifikasi kegiatan yang diperlukan untuk men#egah dan menanggulangi gi$i buruk. masalah gi$i se#ara menyeluruh. Dari kegiatan tersebut diidentifikasi sektor, ()5 dan dunia usaha yang terlibat. 'abel 1 menyajikan uraian kegiatan pen#egahan dan penanggulangan gi$i buruk, yang se#ara indikatif di#antumkan sektor yang terlibat.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

1+

"ab >:

%;59&'9U9& D9& ;>9(U9):


%emantauan dan e aluasi merupakan bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan dari 3en#ana 9ksi &asional %en#egahan dan %enanggulangan 7i$i "uruk. %emantauan diharapkan dapat memberikan informasi bahwa kegiatan-kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan peren#anaan, yang meliputi aspek masukan, proses dan keluaran. %emantauan dilaksanakan se#ara terus menerus dengan memanfaatkan sistem informasi yang telah ada. )e#ara sistematik, informasi yang dikembangkan melalui sistem kewaspadaan gi$i merupakan sumber utama untuk pemantauan. :ndikator pemantauan dan e aluasi disesuaikan dengan tujuan, sasaran dan pentahapan pen#apaian kegiatan yang telah ditetapkan. ; aluasi merupakan upaya untuk mengetahui keberhasilan ren#ana aksi dalam men#apai tujuan umum yang telah ditetapkan, yaitu terjadi penurunan pre alensi gi$i kurang pada balita menjadi setinggi-tingginya 20,, dan gi$i buruk menjadi setinggi-tingginya +, pada tahun 2006. ; aluasi dilakukan dalam 2 tahap, yaituB ; aluasi %ertengahan .Midterm Evaluation/ dan ; aluasi 9khir .Summative Evaluation/. ; aluasi %ertengahan diren#anakan akan dilaksanakan pada tahun 200* dengan tujuan untuk menilai jalannya kegiatan yang telah dilakukan pada tiga tahun pertama .200+-200*/ dengan menga#u pada indikator yang telah ditetapkan, jika perlu, dapat dilakukan perubahan pada strategi, kebijakan dan pokok-pokok kegiatan. ; aluasi akhir dilaksanakan pada tahun 2006, yang bertujuan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan ren#ana aksi se#ara keseluruhan.

; aluasi pertengahan ataupun e aluasi akhir dilakukan melalui sur ei baik dilakukan se#ara khusus maupun diintegasikan dengan sur ei yang telah ada, seperti )ur ei )osial ;konomi &asional .)U);&9)/.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

1A

"ab >:: %;&U'U%


5asalah gi$i buruk mempunyai dimensi yang sangat luas, baik dari konsekuensinya terhadap penurunan kualitas sumberdaya manusia maupun faktor penyebab. 7i$i buruk se#ara langsung maupun tidak langsung akan menurunkan ke#erdasan anak, mengganggu pertumbuhan dan perkembangan serta menurunkan produkti itas. Dari aspek penyebab, gi$i buruk sangat terkait dengan kondisi daya beli keluarga, tingkat pendidikan dan pola asuhan gi$i keluarga serta keadaan kesehatan. )eringkali 3en#ana 9ksi tidak dilaksanakan se#ara baik. "eberapa masalah yang sering disampaikan antara lain lemahnya dukungan pembiayaan dari pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten-kota. %en#egahan dan penanggulangan gi$i buruk memerlukan komitmen bersama antara unsur kepemerintahan, masyarakat serta dunia usaha. 2leh karena itu perlu dikembangkan komunikasi antar unsur yang terlibat. )ebagai bagian dari 3en#ana 9ksi ini perlu dilakukan serangkaian kegiatan ad okasi, sosialisasi kepada seluruh pemeran untuk meningkatkan komitmen. (ebih jauh diperlukan jejaring yang melibatkan ()5, %erguruan 'inggi, media baik #etak maupun elektronik, lokal maupun nasional.

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

1*

"agan 1 )trategi pen#egahan dan penanggulangan gi$i buruk


)istem !ewaspadaan pangan dan gi$i
KELUARGA MASYARAKAT dan LINTAS SEKTOR PELAYANAN KESEHATAN

SELURUH KELUARGA
Intervensi jangka menengah/ panjang

Seha!* (( .aik 1.2

1. Penyuluhan/Konseling Gizi; a. ASI eksklusif dan MPASI b. Gizi seimbang c. Pola asuh ibu dan anak . Peman!auan "e#!umbuhan anak $. Penggunaan ga#am be#yodium %. Pemanfaa!an "eka#angan &. Peningka!an daya beli KELUARGA MISKIN '. (an!uan "angan da#u#a!; a. PM) bali!a* ibu hamil b. +askin

P,S-A./0 Penimbangan bali!a

1/2
emua Konseling Balita Su"lemen!asi gizi Punya Pelayanan keseha!an dasa# M

BGM, Gizi buruk, sakit BB Tidak naik (T), Gizi kurang

Intervensi jangka pendek, darurat

Puskesmas

+umah Saki! Seha!* (( .aik 1.2 PM) Pemulihan Konseling


Sembuh "e#lu PM)

Sembuh* !idak "e#lu PM)

1=

)istem !ewaspadaan pangan dan gi$i

'abel 1 5atrik kegiatan dan sektor dalam pen#egahan dan penanggulangan gi$i buruk
P0+0+ +14iata) 1. 3e italisasi %osyandu T"8"a) 1. %etugas %uskesmas memahami, memperhatikan dan mendukung pelaksanaan fungsi %osyandu 2. 'ersedianya kader %osyandu terampil K14iata) 1. 2rientasi-%elatihan petugas puskesmas 2. %enunjukan-pemilihan kader melalui pertemuan desa .)5D, 55D/ 3. 2rientasi-pelatihan ulang kader 3. 'ersedianya sarana kegiatan di %osyandu8 1. 5enyediakan sarana dan peralatan %osyandu yaitu8 - 'imbangan da#in - !5)-buku !:9 - %anduan - )arana 3-3 - )arana kegiatan %osyandu seperti meja, kursi, dll 2. 5enyediakan materi !:;, terutama8 - %entingnya menimbang anak se#ara teratur - 9): eksklusif )etiap %osyandu mempunyai8 - 1 timbangan da#in yang layak - !5) sebanyak jumlah balita )etiap %osyandu memiliki sekurangnya8 - %oster penimbangan - %oster dan leaflet 9): eksklusif I)di+at0r ?rekuensi pembinaan posyandu )etiap %osyandu memiliki + kader terlatih 4umlah kader dilatih %!!, !es, "!!"& %emda, %!!, !es S1+t0r t1r i(at !es

%!!, %emda

@. 'ersedianya materi !:;, termasuk konseling

!es

16

- !apsul >itamin 9 - 7aram beryodium - 7i$i seimbang P0+0+ +14iata) T"8"a) +. 'ersedianya biaya operasional K14iata) 1. 5enyediakan biaya operasional %osyandu

%oster >itamin 9 %oster garam beryodium - %oster !5) I)di+at0r

S1+t0r t1r i(at %emda, !es

2. 3e italisasi %uskesmas

1. 5eningkatkan kemampuan %uskesmas dalam pengelolaan program gi$i dan dalam tatalaksana gi$i buruk 2. 5enyediakan dukungan sarana-prasarana dan biaya opera#ional

1. %elatihan manajemen program gi$i di puskesmas bagi pimpinan dan petugas puskesmas dan jaringannya 2. %elatihan tatalaksana gi$i buruk bagi petugas rumah sakit dan puskesmas perawatan 3. %enyediaan biaya operasional %uskesmas untuk pembinaan posyandu, pela#akan kasus, kerjasama () tingkat ke#amatan, dll @. %emenuhan sarana antropometri dan !:; bagi puskesmas dan jaringannya

1. 4umlah petugas dilatih 2. 4umlah %uskesmas mempunyai sarana 3. 4umlah %uskesmas mempunyai biaya operasional

%emda, !es

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

20

P0+0+ +14iata) 3. :nter ensi gi$i dan kesehatan

T"8"a) 1. 'ersedianya data keluarga miskin dan sasaran %osyandu .bayi, balita, bumil, busui/, dan status pelayanan kesehatannya .%enimbangan, imunisasi, ll/ 2. 5emulihkan balita gi$i buruk dan gi$i kurang. 3. 5en#egah anak yang gi$i baik tidak menjadi kurang

K14iata) 1. %endataan sasaran bayi, balita, bumil, busui melalui 3'-30. 2. %endataan keluarga miskin 3. 5emberi 5%-9): kepada balita gakin yang "" tidak naik @. 5emberi kapsul it 9 setiap bula ?ebruarti dan 9gustus +. 5erawat gi$i buruk di %uskesmas dan 3) sesuai standar A. :munisasi, !:9 *. !"

I)di+at0r 'ersedianya data sasaran, termasuk sasaran gakin 'ersedianya data #apaian kegiatan .)!D&, "75, imunisasi/ 4umlah balita "75 7akin yang mendapat 5%-9): <akupan kapsul itamin 9 <akupan garam beryodium <akupan 4umlah balita gi$i buruk yang di rawat

S1+t0r t1r i(at %!!, !es, "!!"&, statistik. ."ila updated data sudah tersedia tidak perlu dilakukan pendataan ulang/

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

21

P0+0+ +14iata) @. %romosi norma keluarga sadar gi$i

T"8"a) 1. !eluarga-ibu mendapat informasi tentang asuhan kesehatan dan gi$i gi$i8 - 5enimbang anak se#ara teratur setiap bulan - 5enyusui hanya 9): saja sejak lahir sampai A bulan - 1anya menggunakan garam beryodium - 5akan seimbang - )uplementasi gi$i - %emeriksaan ibu dan anak - :munisasi - !esehatan lingkungan

K14iata) 1. 5enyediakan materi !:; seperti leaflet, poster, selebaran, booklet, radio spot, '> spot. 2. 5enyebarkan informasi melalui leaflet, poster, selebaran, pemberitahuan, pengumuman di tempat ibadah, warung-toko, !UD, "ank 3akyat, dll 3. 5enyebarkan informasi melalui kelompok pengajian, arisan, karang taruna, %!!, pramuka, ()5, dll

I)di+at0r 'ersedia nya leaflet, poster, selebaran, booklet, kased radio spot, '> spot 'erselen ggaranya penyebarluasan informasi melalui masjid, gereja, dll

S1+t0r t1r i(at Depkes, Diknas, "!!"&, %:&

%:&, !U9, %uskesmas, "!!"&

!U9, %:&, Diknas, %!!, "!!"&, %:& 'erselenggaranya penyebarluasan informasi melalui kelompok-organisasi masyarakat seper- Diknas, 9gama, ti karang taruna, &aker pramuka, arisan, ll. 'erselenggaranya penyebarluasan informasi di sekolah2, tempat

@. 5enyebarkan informasi di sekolah, tempat kerja, tempat umum lain

9parat desa

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

22

+. %anggilan dan pengumuman pada hari buka %osyandu -

kerja 4umlah ibu yang membawa anaknya ke %osyandu I)di+at0r 'ersedianya informasi keluarga yang mempunyai sasaran dan-atau masalah perilaku gi$i 4umlah kelompok yang dibentuk dan melakukan kegiatan diskusi S1+t0r t1r i(at !ader dibimbing petugas

P0+0+ +14iata) +. %emberdayaan keluarga

T"8"a) 5eningkatkan kemampuan keluarga untuk mengetahui potensi keluarga dan memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan gi$i seluruh anggota keluarga.

K14iata) 1. %emetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai masalah perilaku

2.

%enyelenggaraan Pos Gizi, diskusi antara ibu-ibu yang anaknya mengalami gangguan pertumbuhan diluar hari 1, dipandu oleh petugas (Positive Deviant)

3. %emanfaatan pekarangan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga

4umlah keluarga Dep %ertanian, yang memanfaatkan %erikanan dan pekarangan untuk !elautan memenuhi kebutuha pangan keluarga

@. 5enyelenggarakan kegiatan peningkatan pendapatan keluarga .!U", industri ke#il,

4umlah keluarga miskin yang

%emerintah daerah, %erindag, !operasi

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

23

ll/

mengikuti kegiatan ekonomi produktif

P0+0+ +14iata) A. 9d okasi dan pendampingan

T"8"a) 1. 5eningkatkan komitmen para penentu kebijakan, termasuk legislatif, tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat, pers. 2. 5eningkatkan kemampuan teknis petugas dalam pengelolaan program 7i$i. 5eningkatkan kemampuan manajemen program gi$i di kabupaten-kota, melalui penyediaan informasi se#ara #epat dan tepat

1. 2.

K14iata) Diskusi dan rapat kerja dengan D%3D se#ara berkala 5elakukan pendampingan di kabupaten

I)di+at0r

S1+t0r t1r i(at Dagri, !es

*. 3e italisasi )!%7

1. 5emfungsikan sistem isyarat dini dan inter ensi, serta pen#egahan !(" 2. 5emfungsikan sistem pelaporan, diseminasi informasi dan pemanfaatannya 3. %enyediaan data gi$i se#ara reguler .pemantauan status gi$i, untuk semua kelompok umur, pemantauan konsumsi gi$i, analisis data susenas/.

'ersedianya informasi status 7i$i berdasarkan )!D& 'ersedianya peta rawan pangan Dimanfaatkan informasi tersebut untuk penanggulangan.

Dagri, !es, Deptan, "%)

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

2@

3;&<9&9 9!): &9):2&9( %;&<;7919& D9& %;&9&77U(9&79& 7:C: "U3U!

2+

(ampiran 2
%re alensi gi$i buruk dan gi$i kurang menurut propinsi Di :ndonesia tahun 2003
7i$i "uruk 7i$i 7i$i 7i$i 7i$i I "uruk !urang "aik (ebih 7i$i !urang .,/ .,/ .,/ .,/ .,/ "ali 3.+= 12.A0 =0.=@ 2.66 1A.1= D: Jogyakarta @.0@ 12.@A =1.0= 2.@2 1A.@6 4ambi 2.*+ 1=.3* **.0A 1.=2 21.12 D!:-4aya +.63 1+.A0 *2.** +.*0 21.+3 )ultra +.63 1A.A0 *@.A3 2.=@ 22.+2 4atim +.== 1*.0+ *@.*1 2.3A 22.62 4abar +.@A 1*.*@ *3.3= 3.@2 23.20 )ulut =.3* 1A.@0 *0.23 +.00 2@.** 4ateng +.=0 16.12 *3.2= 1.=0 2@.61 5aluku Utara =.=6 1A.@= AA.== *.*+ 2+.3A )umbar *.03 1=.36 *3.02 1.+A 2+.@2 !altim =.@* 1*.A@ *2.=6 1.00 2A.11 "engkulu *.+2 1=.A= *0.A2 3.16 2A.20 "anten =.1* 1=.3* *0.*@ 2.*2 2A.+@ 3iau 6.=A 1*.23 *0.6+ 1.6A 2*.06 (ampung *.@0 20.36 A6.*2 2.@= 2*.*6 !alteng 6.0+ 16.1A A=.11 3.A= 2=.21 "angka "elitung 6.30 20.00 A*.0@ 3.AA 26.30 )umsel 10.1+ 16.+6 AA.*= 3.@= 26.*+ 5aluku =.=6 21.20 A=.=6 1.03 30.06 )ulteng 6.3@ 21.2* A+.== 3.+1 30.A1 )ulsel 10.0* 20.+6 A*.6* 1.3* 30.AA %apua 1@.32 1A.@@ A@.13 +.11 30.*A )umut 12.3+ 1=.+6 AA.@6 2.+* 30.6@ !alsel 6.3+ 22.*2 A@.62 3.01 32.0* NTB 60.;< 2<.=< ><.56 2.2< 3@.2A !albar 13.2= 2@.13 A0.+@ 2.0+ 3*.@1 NTT 62.52 25.9< >0.60 6.;> 3=.@@ 7orontolo 21.@= 2@.A2 +2.01 1.== @A.11 T0ta =.<6 69.69 ?0.0; 2.;> 2*.+0 Sumber: Depkes 2004, !e" tidak dikumpulkan data antropometri %ropinsi )tatus propinsi 3endah 3endah 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi 'inggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi )angat tinggi

1 2 3 @ + A * = 6 10 11 12 13 1@ 1+ 1A 1* 1= 16 20 21 22 23 2@ 2+ 2A 2* 2= 26

2=

(ampiran 3 )tatus :ndeks %embangunan 5anusia di :ndonesia tahun 2003 %ropinsi 4akarta )U(U' Jogyakarta !9(':5 3iau !9(';&7 )U5U' )U5"93 "ali 4ambi :%5 Urutan *+.A 1 *1.3 2 *0.= 3 *0.0 @ A6.1 + A6.1 A A=.= * A*.+ = A*.+ 6 A*.1 10 %ropinsi "anten 5aluku 49';&7 "engkulu &9D )U5);( 5alut 49"93 (ampung "9";( :%5 Urutan AA.A 11 AA.+ 12 AA.3 13 AA.2 1@ AA.0 1+ AA.0 1A A+.= 1* A+.= 1= A+.= 16 A+.@ 20 %ropinsi )U();( )U(';&7 !9();( )U('39 49':5 7orontalo !9("93 &'' %apua &'" :%5 A+.3 A@.@ A@.3 A@.1 A@.1 A@.1 A2.6 A0.3 A0.1 +*.= Urutan 21 22 23 2@ 2+ 2A 2* 2= 26 30

Sumber: #$DP %eport, 2004

26

LAMPIRAN 1 PENTAHAPAN RENCANA AKSI PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GIZI BURUK 2005-2009
Pentahapan pen!apaian sasaran Target Target Target '((+ , '((, '(()

"# $ .

%egiatan P#k#k

%egiatan

atuan &#lume

asaran '(() *

Target '((* +

Target '(() .(

'

. 1evitalisasi P#syandu

. Pelatihan / #rientasi petugas puskesmas dan lintas sekt#r 2 Pelatihan petugas puskesmas 2 Pertemuan lintas sekt#r ' Pelatihan ulang kader / Pembinaan dan pendampingan kader 0 Penyediaan biaya #perasi#nal p#syandu * Penyediaan sarana p#syandu 2 Timbangan da!in, sarung, trip#d ,2 %M / Buku %I4 2 Buku Pegangan kader 2 P#ster2p#ster, lembar balik, lea5let 2 1/1 2 Bal#k %3" Pusk %e! P#sy 3esa P#sy P#sy Balita '/P#sy '/P#sy P#sy 3esa ,$+( ( 0$0( ( '*($(( ( ,($(( ( '*($(( ( '$(0) .$/*0 ,*$((( .-$')/ '*($((( *$**. 0$0(( .,*$((( /+$*-+ '*($((( ,($((( '*($((( ,($((( '*($((( ,($((( '*($((( 0$0(( 0$0(( 0$0((

'*($(( ,*$((( .,*$((( ( 0$*(($(( 0$*(($((( 0$*(($((( ( *(($(( .*($((( /*($((( ( *(($(( .*($((( /*($((( ( '*($(( ,*$((( '*($((( ( '*($(( .-$')/ '*($(((

'*($((( '*($(((

'*($((( '*($(((

'*($((( '*($(((

30

2 Ped#man #perasi#nal '/Pusk p#syandu + Pemberdayaan ek#n#mi kader (6%M) ' 1evitalisasi Puskesmas . Pelatihan pr#gram gizi di puskesmas bagi pimpinan dan petugas puskesmas dan jaringannya 2 Manaj$ Pr#gram gizi 2 Tatalaksana gizi buruk (/ #rang) 2 Pelatihan k#nseling gizi

( ,$*( (

'$(0)

,$*((

Paket Pusk Pusk Pr7tn Pusk

' Penyediaan biaya #perasi#nal Pusk Puskesmas untuk pembinaan p#syandu, kerjasama 8 tingkat ke!amatan, dll / Pemenuhan sarana antr#p#metri Pusk (BB, PB, TB, Pita 8I84) dan %I9 bagi puskesmas dan jaringannya 0 Pelatihan tatalaksana gizi buruk %ab bagi petugas rumah sakit kabupaten/k#ta$ / Intervensi Gizi dan . Pera7atan/peng#batan gratis di %asus kesehatan (Pelayanan 1umah akit dan Puskesmas Gizi) balita gizi buruk dari keluarga miskin ' Pemberian Makanan Tambahan (PMT): 2 MP24 I +2.. bulan 2 MP24 I .'2'/ bulan 2 PMT Pemulihan '02*) bulan Bayi 4nak 4nak

,$+( ( ,$+( ( ,$+( ( ,$*( ( ,$+( ( 00 (

'$(0) *,0 '$(0) '$(0) ,$*(( ,$*(( ,$*(( ,$*(( 00'.0

'$(0) ..(

*(($(( .-,$(.+ '(,$0.- .0)$+./ '(0$(., ./+$(.' ( 0*($(( '/'$)', '*-$/*. .+)$0.( '*0$..* .+)$0.( ( .$/*($(( .$0'*$-0( .$*,+$)*' .$./,$0,0 .$**.$.(. .$(/0$.+,

31

2 PMT Penyuluhan / 1ujukan kasus 0 Biaya paska pera7atan 2 %unjungan rumah,

P#sy %asus %asus

( '*($(( (

,*$((( /$'..

'*($((( .$+(*

'*($((( )+/ /$((( /$(((

'*($((( +0' /$((( /$(((

'*($(((

/$(( /$((( /$((( ( 2 PMT M#disk# %asus /$(( /$((( /$((( ( * Pemberian suplementasi gizi (kapsul vitamin 4, tablet ;e, kapsul minyak bery#dium) 2%apsul &itamin 4 merah 2%apsul &itamin 4 biru 2Tablet Tambah 3arah 2%apsul minyak bery#dium 0 Pr#m#si %eluarga adar Gizi . Menyusun strategi (ped#man) pr#m#si n#rma keluarga sadar gizi ' Mengembangkan, menyediakan dan menyebarluaskan materi pr#m#si ke masyarakat, #rganisasi kemasyarakatan, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat2tempat umum$ / Melakukan kampanye se!ara bertahap, tematik menggunakan media e5ekti5 terpilih 0 M3, MM3 * Penyusunan strategi nasi#nal peningkatan gizi seimbang, akti5itas 5isik dan kesehatan Balita/Bu5as Bayi Bumil <6 Paket (Pst) %ab . 00 ( . ..( 00( 0$),0$/, ) 0*($)* ( .$./+$'0$),0$/, ) 0*($)* ( .$./+$'0$),0$/, ) 0*($)* ( .$./+$'-

/$((( /$(((

0$),0$/, ) 0*($)* ( .$./+$'-

0$),0$/, ) 0*($)* ( .$./+$'-

0$),0$/, ) 0*($)* ( .$./+$'-

00(

00(

00(

Pr#p 3esa Pusat

/ 0 ,0$(( ( .

'. .-$')/ .

/0 ,0$((( .

/0 ,0$(((

/0 ,0$(((

/0 ,0$(((

32

+ Penyusunan ped#man penerapan gizi seimbang (P6G ) * Pemberdayaan %eluarga . Pemberdayaan 9k#n#mi ' Pemberdayaan Pendidikan / Pemberdayaan %esehatan Penyelenggaraan =p#s pemulihan gizi (PPG)= (P#syandu diluar hari >) 2 arana (h#me e!#n#mi! set) PPG %erjasama lintas sekt#r 0 Pemberdayaan %etahanan Pangan + 4dv#kasi dan Pendampingan

Pusat

3esa 3esa 3esa 3esa 3esa %e! 3esa . . .

,($(( ( ,($(( ( 0$0( (

.-$')/ .-$')/ .$/*0

/+$*-+

,($(((

,($(((

,($(((

0$0((

0$0((

0$0((

0$0((

. Menyiapkan materi/strategi Paket/pst adv#kasi ' 4dv#kasi dan s#sialisasi (3iskusi dan 1aker) pada : 2 8egislati5 %ab 2 8intas sekt#r / Melakukan pendampingan di kabupaten peningkatan kinerja pelayanan gizi %ab %ab

00 ( 00 ( 00 ( 00 ( 00 ( .+($((

..( ..( ..(

00( 00( 00(

00( 00( 00(

00( 00( 00(

00( 00( 00(

, 1evitalisasi %PG

. Mem5ungsikan P< 2GI?I, %ab istem %e7aspadaan 3ini ( %3) dan P G Tahunan ' Melaksanakan %3/%8B gizi buruk 2 %ajian hasil %ab 2 investigasi kasus kasus

..(

00(

00(

00(

00(

..( /,$0((

00( .+($(((

00( .+($(((

00( .+($(((

00( .+($(((

33

( 2 @perasi timbang 2 Bantuan teknis dan l#gistik / P G tahunan 0 P%G tiga tahunan * Pemantauan status gizi lebih (IMT) di k#ta2k#ta besar (* tahunan) + 4nalisis lanjut usenas , %#ns#lidasi TPG (Tim Pangan dan Gizi) - urveilen entinel - M#nit#ring dan evaluasi . Pemantauan ' 9valuasi P#sy %ab %e! %ab %ab Pusat %ab Pusat %ab %ali 0$0( ( 00 ( 00 ( 00 ( / / 00 ( ' 0$0(( 0$0(( 00( 0$0(( 0$0(( 0$0(( 00( 00(

..( // 00(

00( // 00(

00( // 00( .

00( // 00(

00( // 00( .

3@

Anda mungkin juga menyukai