Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

Alamat : Jl. A.Yani Km. 36.00 Telp. (0511) 4772747 Fax. (0511) 4772747 Banjarbaru

UJIAN TOPIK 1 TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Tim Dosen Mata Kuliah Hari/Tanggal Waktu Tempat : Edi Sampana, SKM, M.Kes ; Maharso, SKM, M.Kes ; Juanda, SKM, M.Kes : IKMT Epidemiologi Penyakit Menular : Jumat, 28 Oktober 2011 : 14.00 14.30 WITA : Ruang PSKM

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL 1. Isilah Nama, NIM dan Nomor Soal pada lembar Jawaban Yang sudah disediakan 2. Jawablah dengan benar pada lembar jawaban yang sudah disediakan 3. Periksa Kembali jawaban anda !! 4. Tulis A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling benar 5. Tulis A : Bila 1, 2, 3 yang benar B : Bila 1 dan 3 yang benar C : Bila 2 dan 4 yang benar D : Bila hanya 4 saja yang benar E : Bila benar / salah semua

1. Data yang dievaluasi/dinilai dalam penanggulangan DBD adalah: 1. Data kasus DBD pada manusia 2. Data kasus DBD pada nyamuk 3. Data angka bebas jentik 4. Jumlah uang yang dihabiskan dalam program DBD 2. Program pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia adalah: 1. Pemberantasan vektor 2. Tata laksana kasus 3. Kemitraan 4. Penyuluhan 3. Pemberantasan vektor dalam program penanggulangan DBD antara lain: 1. Gerakan 3M 2. Memakai pakaian lengan panjang 3. Memelihara ikan pemakan jentik 4. Tidur pakai kelambu 4. Untuk perencanaan penanggulangan DBD kita melakukan: 1. Menyiapkan data kasus DBD 2. Menyiapkan data curah hujan 3. Menyiapkan data angka bebas jentik 4. Membuat pola maksimal minimal kasus DBD

5. Indikator utama dalam program pengendalian DBD di Indonesia, kecuali: 1. Angka bebas jentik (ABJ) nyamuk penular DBD 2. Incidence rate kasus DBD 3. Case fatality rate kasus DBD 4. House Index 6. Tujuan kegiatan surveilens DBD adalah: 1. Mendapatkan trend angka bebas jentik (ABJ) DBD dari waktu ke waktu 2. Terlaksananya Sistem Kewaspadaan Dini di Puskesmas dan pelayanan kesehatan lain untuk mencegah Kejadian Luar Biasa DBD 3. Menghasilkan info yang cepat dan akurat sehingga dapat menanggulangi KLB DBD secara dini 4. Mendapatkan trend penyakit DBD dari waktu ke waktu dan distribusi penyakit DBD menurut orang, tempat, waktu 7. Alasan untuk membuat dan menyebarluaskan laporan pengamatan penyakit secara berkala, terutama untuk: 1. Dokumentasi dari suatu investigasi epidemiologik yang berhasil mengidentifikasi sumber letupan 2. Memberikan kepada mereka yang membutuhkan infiormasi mengenai kejadian-kejadian penyakit 3. Menyediakan informasi yang up to date tentang pengobatan penyakit 4. Menyediakan catatan resmi dari kasus-kasus yang dilaporkan tentang penyakit yang menurut hukum harus dilaporkan 8. Suatu kasus penyakit bisa dikatakan sebagai KLB, kecuali: 1. Angka kesakitan penyakit menular menunjukkan kenaikan dua kali lipat 2. Jumlah penderita baru dalam dua bulan dari suatu penyakit menular menunjukkan kenaikan dua kali lipat 3. Jumlah penderita baru dibanding pada periode waktu yang sama dari waktu sebelumnya menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih 4. Case Fatality Rate (CFR) suatu penyakit menular dalam satu bulan menunjukkan kenaikan <50% dibanding dengan CFR penyakit yang sama pada bulan sebelumnya. 9. Dengan surveilens yang baik, diharapkan KLB bisa dideteksi secara dini. Pengertian KLB adalah: a. Wabah penyakit b. Kejadian luar biasa yang membinasakan c. Kejadian luar biasa d. Kematian luar biasa e. Kesakitan luar biasa 10. Penyakit yang selalu ada pada suatu daerah disebut: a. Endemic b. Epidemic c. Pandemic d. Sporadic e. A, b, c, d salah

11. Surveilens adalah: a. Proses pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi secara sistematis dan terus menerus serta diseminasi (penyebaran informasi) kepada unit pengguna untuk dasar mengambil tindakan b. Proses pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi secara sistematis dan terus menerus serta diseminasi (penyebaran informasi) kepada unit terkait(pengguna) c. Proses pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi secara terus menerus d. Proses pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi, kemudian dibuat dalam laporan tahunan, dan diserahkan kepada unit terkait(pengguna) untuk dasar mengambil tindakan e. A, b, c, d benar
12. Fogging (pengasapan dengan insektisida) dapat dilakukan bila: a. Ada pasien DBD, dan hasil penyelidikan epidemiologi pada radius 100 meter

dari rumah pasien: angka bebas jentik DBD <90%, ada 2 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas b. Ada pasien DBD, dan hasil penyelidikan epidemiologi: ada tambahan kasus DBD yang berdekatan rumahnya pasien awal, angka bebas jentik di sekitar rumah pasien <90%, c. Ada pasien DBD, dan hasil penyelidikan epidemiologi: angka bebas jentik di sekitar rumah pasien <90%, ada 2 atau lebih penderita panas karena pilek d. Ada tersangka pasien DBD, dan hasil penyelidikan epidemiologi pada radius 100 meter dari rumah pasien: angka bebas jentik DBD <90%, ada 2 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas e. Ada pasien DBD, dan hasil penyelidikan epidemiologi pada radius 50 meter dari rumah pasien: angka bebas jentik <90%, ada 2 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas.
13. Daerah yang dalam 3 tahun terakhir, selama 2 tahun selalu ada penyakit DBD (artinya 1

tahun bebas DBD) diklasifikasikan sebagai daerah: a. Epidemis b. Endemis c. Pandemis d. Sporadis e. Bukan endemis 14. Diantara pilihan berikut, yang paling memungkinkan untuk terjadinya penularan penyakit DBD adalah: a. Ada pasien DBD, di rumah pasien ada jentik nyamuk DBD, penghuni rumah yang lain tidur siang tidak pakai kelambu. b. Ada pasien DBD, di rumah pasien dan di sekitar rumah pasien ada jentik nyamuk DBD, penghuni rumah yang lain tidur siang tidak pakai kelambu. c. Ada pasien DBD, di rumah pasien terlihat ada nyamuk, penghuni rumah yang lain tidur tidak pakai kelambu. d. Tidak ada pasien DBD, di rumah ada jentik nyamuk DBD, penghuni rumah tidur siang tidak pakai kelambu. e. Di rumah kita tidak ada yang sakit, tetangga ada yang sakit DBD, di sekitar rumah kita ada nyamuk, penghuni rumah tidur siang tidak pakai kelambu.

15. Daerah yang dalam 3 tahun terakhir bebas DBD diklasifikasikan sebagai daerah:

a. b. c. d. e.

Epidemis Endemis Pandemis Potensial Sporadis

16. Kota Banjarbaru mendapatkan penghargaan ADIPURA, akan tetapi KLB DBD terus terjadi sepanjang tahun. Dihubungkan dengan ADIPURA, hal itu diduga karena : a. Breeding place vektor DBD di Banjarbaru, bukan pada tumpukan sampah b. Penderita DBD tidak dilaporkan pada periode penilaian ADIPURA c. Semakin banyak sampah kering yang dapat menampung air hujan d. Pengelolaan sampah di Banjarbaru sudah baik, tetapi masih bisa menjadi sarang nyamuk
17. Apabila diperhatikan, perubahan bentang alam yang sangat signifikan di Banjarbaru,

antara lain besarnya migrasi-in, pertumbuhan perumahan, meningkatnya lalu lintas manusia, dan sebagainya menguntungkan serangan agen kausal DBD (bukan vektor dengue) karena a. Semakin banyak sarana perkembanganbiakannya (peletakan telur) b. Memudahkan berlangsungnya infeksi lintas batas administrasi c. Penduduk Banjarbaru semakin lemah (mudah sakit) d. Vektor DBD di Banjarbaru semakin kebal insektisida 18. Tidak termasuk ranah kompetensi ahli kesehatan lingkungan a. Menentukan kriteria batas bahaya indeks kepadatan vektor b. Menentukan dosis pestisida yang dipergunakan untuk pemadaman KLB DBD c. Melakukan rekayasa dan manipulasi lingkungan untuk tujuan pengendalian perkembangan vektor d. Melakukan tindakan karantina pasien agar tidak menjadi sumber penularan penyakit
19. Pada saat di Taluk Irang terjadi serangan DBD, maka Tenaga Kesehatan Lingkungan

mempunyai tugas : a. Mengambil sampel darah penderita dan memeriksanya ke laboratorium b. Membawa penderita ke rumah sakit dan member terapi pengobatan c. Membasmi vektor DBD melalui PSN, abatisasi, dan fogging malathion d. Menetapkan jenis diet menu makanan yang dikonsumsi pasien
20. Salah satu tindakan taktis untuk memadamkan letusan KLB DBD adalah melakukan

pengasapan (fogging) pestisida/insektisida di daerah fokus. Menurut anda tindakan pengasapan ini akan berakibat a. Meracuni penduduk, karena asap pestisida akan melayang di udara dalam waktu lama b. Tidak meracuni penduduk, karena asap pestisida segera mengalami disperse tertiup angin c. Meracuni penduduk, karena lethal dosis (dosis yang mematikan) bagi manusia terlampaui d. Tidak meracuni penduduk, karena asap pestisida malathion tidak akan meracuni manusia

21. Dalam peningkatan kasus DBD di Kabupaten Taluk Irang sebagaimana lazimnya penyakit-penyakit berbasis lingkungan ada 3 aspek yang berpengaruh, yaitu a. Environment Behaviour Health Services b. Host Agent Environment c. Political Well Host Environment d. Environment Health Services - Herediter 22. Upaya yang dapat dilakukan berdasarkan perspektif promosi kesehatan dalam lingkup strategi advokasi salah satu yang dapat dilakukan a. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya kebersihan/kesehatan lingkungan b. Mengajak masyarakat untuk mengenali tempat-tempat perindukan nyamuk c. Mempengaruhi pengambil kebijakan dan keputusan untuk melakukan PSN d. Memberikan pengobatan gratis dan segera bagi penderita DBD 23. Sedangkan berdasarkan lingkup strategi gerakan masyarakat salah satu contoh yang dapat dilakukan adalah a. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya kebersihan/kesehatan lingkungan b. Mengajak masyarakat untuk mengenali tempat-tempat perindukan nyamuk c. Mempengaruhi pengambil kebijakan dan keputusan untuk melakukan PSN d. Memberikan pengobatan gratis dan segera bagi penderita DBD
24. Dalam melakukan pemilihan pendidikan kesehatan ditentukan oleh masalah kesehatan

yang ada dalam kelompok sasaran, jika permasalahannya pertentangan nilai, contoh ada anggapan bahwa PSN hanya sesuai dilakukan oleh keluarga pasien, maka metode pendidikan yang sesuai adalah a. Penyuluhan, pameran, poster, dan iklan radio b. Diskusi kelompok, demonstrasi, dan debat publik c. Survei mawas diri dan musyawarah desa d. Sandiwara, sandiwara radio, dan ceritera
25. Salah satu kekeliruan yang sering dilakukan dalam upaya promosi kesehatan adalah

metode pendidikan yang dianggap terbaik dengan anggapan bahwa apapun permasalahan yang dihadapi inilah metode yang dilakukan a. Diskusi Kelompok b. Gerakan Masyarakat c. Penyuluhan Kesehatan d. Survei Mawas Diri

Anda mungkin juga menyukai