Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN

Menurut data World Health Organization (WHO), masalah gangguan kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat serius. Pada tahun 2001 WHO menyatakan paling tidak ada satu dari empat orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sementara itu, menurut Uton Muchtar Rafei, Direktur WHO wilayah Asia Tenggara hampir 1/3 dari penduduk di wilayah ini penah mengalami gangguan neuropsikiatri. Hal ini dapat dilihat dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 saja di Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari 1.000 anggota rumah tangga menderita gangguan kesehatan jiwa. Pada umumnya, gangguan psikotik singkat belum dipelajari dengan baik oleh ahli psikiatrik Amerika dikarenakan seringnya perubahan kriteria diagnostik yang terjadi selama lebih dari 15 tahun terakhir. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV) mengkombinasikan dua konsep diagnostik menjadi diagnosis gangguan psikotik singkat. Dengan syarat pertama, gangguan berlangsung singkat, didefinisikan didalam DSM-IV sebagai kurang dari satu bulan tetapi sekurang-kurangnya satu hari; gejala mungkin memenuhi atau tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk skizofren. Kedua, gangguan mungkin berkembang sebagai respon terhadap stressor psikososial yang parah atau kelompok stressor.
1,2

Gangguan psikotik adalah suatu penyakit otak yang disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan zat kimia (neurotransmiter) di dalam otak yang menyebabkan saraf-saraf di otak terganggu dan terjadi salah persepsi. 3 Penyebab gangguan psikotik ini macam-macam, mulai dari sejak dalam kandungan, apabila seorang ibu yang sedang mengandung dalam keadaan stres secara fisik dan mental maka anak yang dikandungnya menjadi lebih rentan untuk mengalami gangguan psikotik ini. Pada masa perkembangan juga banyak faktor yang bisa mempengaruhi seseorang bisa mengalami gangguan psikotik yaitu adanya penyakit seperti kejang demam, jatuh terbentur kepala, kurang gizi dan trauma psikologis dapat membuat seseorang menjadi lebih rentan mengalami gangguan ini. Pada usia dewasa, pemakaian narkoba/napza membuat otak

menjadi terganggu dan mudah terserang gangguan psikotik ini. Termasuk adanya stres yang berat yang dialami seperti keinginan yang tidak tercapai, kesedihan yang mendalam, tekanan yang berat, kehilangan seseorang/sesuatu yang sangat disayangi dan konflik yang berkepanjangan dapat membuat orang menjadi lebih mudah untuk jatuh pada gangguan psikotik.
3

BAB II STATUS PSIKIATRI

Nama Pasien No RM Tanggal Periksa Dokter Muda

: Panngihutan : 043842 : 4 september 2013 : Ratna sari wijayanti S.Ked Witia Ade Ansari, S.Ked

Diagnosis Aksis I Aksis II Aksis III Aksis IV Aksis V

: : psikotik akut dengan gangguan manik : tidak ada : vulnus laseratum regio lengan kanan bawah. : susp. napza : GAF Scale 21 30

KETERANGAN PRIBADI PASIEN Nama Jenis Kelamin Umur Status Perkawinan Bangsa Suku Agama Pendidikan : pangihutan : laki-laki : 20 tahun : Sudah menikah : Indonesia : Batak : Kristen katolik : SMP

Pekerjaan Alama Pernah masuk Rumah Sakit dengan

:: Villa kenali :-

KETERANGAN DARI ALLO/INFORMAN Nama Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Alamat dan telepon Hubungan dengan Pasien Keakraban dengan Pasien Kesan pemeriksa/Dokter terhadap : Tn. Anciat situmorang : Laki-laki : 72 tahun : Swasta : Villa kenali : Ayah kandung : kurang akrab : Dapat dipercaya keterangan yang diberikan

I. ANAMNESIS Keterangan/anamnesis di bawah ini diperoleh dari : 1. Pasien sendiri 2. Informan

1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan: Keluarga

2. Sebab utama pasien dibawa ke laboratorium psikiatri: Os lari bila didekati orang

3. Keluhan utama pasien dan telah berlangsung selama: Os marah-marah dan menjerit-jerit bila didekati oleh ayahnya sejak 1 hari yang lalu.

4. Riwayat perjalanan penyakit pasien sekarang: Os datang ke IGD RSJ Jambi diantar keluarga dengan keluhan sering marah-marah kepada ayahnya sejak 1 hari yang lalu, karena ayahnya membeli motor baru, sementara os tidak dibelikan motor baru, semenjak saat itu os menjerit-jerit dan lari-lari bila di dekati ayahnya. Sementara 2 minggu yang lalu os bicara berlebihan dan cepat. os juga sulit untuk tidur. Os dibawa ke RSJ Jsmbi dengan diikat dan terdapat beberapa luka pada tangannya. Os mengaku dirinya sudah memeluk agama islam, os masuk islam di jambi seberang. sementara orang tuanya melarang os untuk pindah agama, dan os dimarahi oleh orang tuanya. Os mengaku pikirannya terbagi dua, yang sebelah memikirkan mesjid sementara yang satu lagi memikirkan gereja.. Os juga sering bicara sendiri yang isi bicaranya berupa semangat untuk membantu islam, os juga ingin memondok selama 3 tahun untuk mendalami agama islam, dan ingin menjadi ustad. Os juga sering membaca ayat pendek dan dua kalimat sahadat. Os pernah menikah, kemudian bercerai karena os mengaku tidak suka/tidak cinta kepada istrinya dan menikah itu karena terpaksa. Menurut keterangan keluarga, os baru pertama kali mengalami hal seperti ini.

5. Riwayat penyakit pasien sebelumnya : Riwayat dengan keluhan yang sama (-), Riwayat trauma kapitis (-) Riwayat kejang demam (-) Riwayat epilepsi (-) Riwayat asma (-) Riwayat hipertensi (-)

6. Riwayat Keluarga pasien a. Identitas Orang tua ORANG TUA IDENTITAS AYAH: Tn. S Indonesia Batak Katolik SD Wiraswasta 72

IBU: Ny. M Indonesia Batak Katolik SD Wiraswasta 68

Bangsa Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Umur Alamat

Vila kenali Biasa

Vila kenali Biasa

Hubungan dengan Os

b. Kepribadian, dijelaskan oleh os: Ayah Ibu ::-

c. Os merupakan anak tunggal

Os

d. Urutan saudara dan usianya : 1. PangiHutan (20 tahun)

e. Gambaran kepribadian Os mudah bergaul dan banyak teman

f. Gambaran kepribadian orang lain yang tinggal di rumah os dan hubungan terhadap os : Tidak ada orang lain yang tinggal di rumah, selain keluarga os.

g. Riwayat penyakit jiwa, kebiasaan-kebiasaan dan penyakit fisik pada anggota keluarga : Tidak ada riwayat keluarga penyakit jiwa.

h. Riwayat tempat tinggal Rumah tempat tinggal Rumah os Tenang Cocok Nyaman Keadaan Rumah

7. Gambaran seluruh faktor-faktor fisik dan mental yang bersangkut paut dengan perkembangan kejiwaan os selama masa sebelum sakit (pramorbid) a. Riwayat sewaktu dalam kandungan dan dilahirkan : Os lahir aterm, lahir dengan bidan dan tidak ada kelainan.

b. Riwayat masih bayi dan anak-anak Pertumbuhan fisik : Normal seperti anak sebaya os : Tidak dapat dinilai Minum ASI Usia mulai jalan

Usia mulai bicara : Tidak dapat dinilai : Tidak dapat dinilai

c. Simptom-simptom yang berhubungan dengan problem perilaku yang dijumpai pada masa kanak-kanak Tidak dapat dinilai

d. Toilet training Tidak dapat dinilai

e. Kesehatan fisik masa kanak-kanak Tidak ada kelainan dan gangguan.

f. Kepribadian serta tempramen sewaktu anak-anak Periang ( ), suka bergaul ( )

g. Masa sekolah Perihal SD 7-12 tahun Baik Baik Baik SMP 13-15 Baik Baik Baik SMA -

Umur Prestasi Aktifitas Sekolah Sikap Teman Sikap terhadap Guru terhadap

Baik

Baik

h. Masa remaja Os seorang yang periang , ramah , namun dan mudah bergaul Fobi (-); ngompol (-); lari dari rumah (-); kenakalan remaja (-); merokok (+); penggunaan obat terlarang (-); alkoholisme (-); problem berat badan (-); perasaan rendah diri (-)

i. Riwayat pekerjaan Os tidak bekerja.

j. Percintaan, perkawinan, kehidupan sosial, dan rumah tangga : perkawinan didahului dengan pacaran (-); kurang disetujui orang tua (-); kawin lari (-) ; kawin terpaksa (+) Os pernah menikah 1 kali dan telah bercerai Os tidak memiliki anak di pernikahannya. Kehidupan rumah tangga os tidak harmonis, karena os tidak mencintai istrinya.

k. Kepribadian sebelumnya : Os cukup aktif di lingkungan masyarakat dan hubungan social dengan lingkungan tempat tinggal cukup baik.

8. Stressor psikososial Tidak ada masalah di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.

9. Riwayat penyakit fisik yang pernah diderita os Tidak ada riwayat penyakit fisik

10. Pernah suicide (-); Os tidak pernah punya keinginan untuk bunuh diri.

11. Penggunaan alkohol/zat adiktif lainnya (-); Os tidak pernah menggunakan alkohol/zat adiktif lainnya.

II.

PEMERIKSAAN PSIKIATRIK KHUSUS

A. Gambaran Umum 1. Penampilan Sikap Tubuh Cara berpakaian Kesehatan fisik : Biasa : Tidak Rapi : Sehat

Marah (+); Takut (-); Apatis (-); Bingung (-); Kelihatan seperti tua (-);

Kelihatan seperti muda (+); Kelihatan seperti pria (+); Kelihatan seperti wanita (-); Telapak tangan basah (-); Dahi berkeringat (-); Gelisah (+); Tension (-); Suara tertahan (-); Mata Terbelalak (-);

2. Perilaku dan aktifitas psikomotor Cara berjalan : normoaktif, biasa, Mannerisme (-); Tics (-); Steroetipi (-); Echopraksia (-); Kikuk (-); Cekatan (-); Lemah lembut (-); Badannya kaku (-); Hypoaktif (-); Stupor (-); Hyperaktif (+); Agitasi (-); Gangguan psikomotor Lainnya (-);

3. Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif dan penuh perhatian

B. Pembicaraan dan fragmen pembicaraan Arus pembicaraan: mudah bicara dan cepat, spontanitas Produktifitas: Biasa Penekanan pada pembicaraan (+); Bimbang (-); Emosional (+); Monoton (-); Keras (-); Berbisik (-); Bicaranya tak terang (-); Komat-kamit (-); Gagap (-); Echolalia (-); Pembendaharaan bahasa: Banyak

C. Afek, mood, dan emosi lainnya Afek Mood : appopriate : iritable

D. Pikiran -

Psikosis (-); Flight of ideas (+); Inkoherensia (-); Pikiran lambat (-); Pikiran bimbang (-);. Bicara spontan, cepat dan menjawab jika ditanya. Asosiasi longgar (-)

Waham (-) Pikiran abstrak (-)

E. Persepsi

Halusinasi taktil (+), ilusi (-)

F. Mimpi dan fantasi : Os ingin mendalami agama islam dan menjadi ustad

G. Sensorium 1. 2. 3. 4. 5. 6. Alertness Orientasi Konsentrasi dan kalkulasi Memori Pengetahuan Umum Pikiran abstrak : Komposmentis : Waktu (baik), tempat (baik), dan orang (baik) : Terganggu : Tidak ada gangguan : Cukup : tidak ada

H. Insight Derajat 1. Os menyangkal bahwa dirinya sakit

I. Judgment Judgement sosial Judgement personal : Terganggu : Terganggu

J. Kemampuan mengendalikan rangsang dari dalam diri : terganggu

K. Kemampuan mengendalikan dari dalam diri sendiri : Terganggu L. Pemeriksaan psikiatrik khusus lainnya Tidak dilakukan

III. PEMERIKSAAN INTERNA Kesadaran Pernapasan : Komposmentis : 20x per menit

Nadi Temperatur Tekanan Darah : Afebris :

: 88x per menit

130/90 mmHg

IV. PEMERIKSAAN NEUROLOGI Tidak dilakukan

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK KHUSUS LAINNYA : Tidak dilakukan

VI. PEMERIKSAAN OLEH PSIKOLOG/PETUGAS SOSIAL DAN LAIN-LAIN : Tidak dilakukan

VII. RESUME Tn.pangihutan (20 tahun), sudah menikah, tidak bekerja, pendidikan Smp, dibawa oleh keluarga ke RSJ Provinsi Jambi dengan keluhan sering marah-marah kepada ayahnya sejak 1 hari yang lalu. Os juga sering menjerit-jerit dan lari-lari bila di dekati ayahnya.,os juga sulit untuk tidur. Os juga sering bicara sendiri yang isi bicaranya berupa semangat untuk membantu islam, os juga ingin memondok selama 3 tahun untuk mendalami agama islam, dan ingin menjadi ustad. Os juga sering membaca ayat pendek dan dua kalimat sahadat. Menurut os selama ini tidak ada yang membisikkan apa-apa ke telinga os, dan tidak melihat sesuatu wujud yang aneh atau yang sering datang kepadanya. Menurut keterangan keluarga os baru pertama kali mengalami hal seperti ini, os semakin marahmarah kepada ayahnya ketika ayahnya membeli motor baru dan dia tidak dibelikan motor baru. Dari hasil observasi, didapatkan keadaan umum; kesadaran: komposmentis, kontak ada serta kooperatif. Keadaan psikiatrik khusus: afek appropriate dan mood iritable. Daya ingat tidak ada gangguan, orientasi baik, dan daya konsentrasi baik. Selain itu, terdapat pula gangguan pada sensasi dan persepsi Tn.pangihutan, ditemukan halusinasi taktil (+).

Atas dasar gejala-gejala di atas, maka berdasarkan DSM IV-TR dipertimbangkan diagnosis berupa Gangguan Psikotik Sementara (akut), dan terdapat pula gangguan manik. Dimana penegakkan diagnosis dari psikotik akut, berdasarkan gejala-gejala sebagai berikut : Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR 2 a. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut: 1) 2) 3) 4) Waham Halusinasi Bicara kacau Perilaku katatonik atau bicara kacau secara keseluruhan

Catatan: jangan memasukkan gejala jika merupakan pola respons yang sesuai budaya. b. Durasi episode gangguan sekurang-kurangnya 1 hari tetapi kurang dari sebulan, dan akhirnya kembali ke tingkat fungsi sebelum sakit. c. Gangguan tidak disebabkan gangguan mood dengan gambaran psikotik, gannguan skizoafektif, atau skizofrenia dan tidak disebabkan efek fisiologi langsung suatu zat (cth; penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis umum. d. Tentukan apakah: - Dengan stressor nyata (psikosis reaktif singkat): jika gejala terjadi segera setelah dan tampak sebagai respons terhadap peristiwa yang; secara sendiri-sendiri atau bersamaan, secara nyata menekan hamper setiap orang dalam situasi yang sama dalam budaya seseorang. - Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah, atau tidak tampak sebagai respons terhadap peristiwa yang secara sendiri-sendiri atau atau bersamaan, secara nyata menekan hamper setiap orang dalam situasi yang sama dalam budaya seseorang. - Dengan awitan pascapartus: jika awitan dalam 4 minggu pascapartus. DIAGNOSIS BANDING 2,3

VIII.

1. Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol Pada gangguan buatan, gejala timbul dengan tujuan.

2. Malingering Pada malingering terdapat tujuan khusus dibalik munculnya gejala psikotik (cth, ingin dirawat dirumah sakit) 3. Gangguan psikotik yang disebabkan kondisi medis umum Pasien dengan epilepsi atau delirium juga dapat memperlihatkan gejala psikotik yang menyerupai gangguan psikotik singkat. 4. Gangguan psikotik akibat zat Jika pasien mengaku menggunakan zat terlarang, klinis dapat membuat penilaian intoksikasi zat atau keadaan putus zat tanpa pemeriksaan laboratorium. 5. Gangguan identitas disosiatif dan episode psikotik akibat gangguan kepribadian borderline dan skizotipal.

IX. DIAGNOSIS Aksis I Aksis II Aksis III : psikotik akut dengan gangguan manik : tidak ada : vulnus laseratum regio lengan kanan bawah. : GAF Scale 21 30

Aksis IV : susp. napza Aksis V

X. PROGNOSIS Sekitar separuh pasien yang pertama kali digolongkan sebagai penderita gangguan psikotik sementara kemudian menunjukkan sindrom psikiatri kronik seperti skizofrenia dan gangguan mood. Namun pasien dengan gangguan psikotik sementara biasanya mempunyai prognosis yang baik, dan studi di eropa menunjukan bahwa 50 -80% pasien tidak lagi memiliki masalah psikiatri berat. Lamanya gejala akut dan residual sering hanya beberapa hari. Kadang kadang gejala depresif terjadi setelah resolusi gejala psikotik, dan bunuh diri menjadi masalah yang harus diperhatikan selama fase psikotik dan fase depresif pasca psikotik.

Tabel 11.4-2 Gambaran prognostic baik untuk gangguan psikotik sementara Penyesuaian yang baik sebelum sakit Sedikit ciri schizoid sebelum sakit Stressor pemicu berat Awitan gejala mendadak Gejala afektif Bingung dan limbung selama psikosis Sedikit penumpulan afektif Durasi gejala singkat Tidak ada keluarga skizofrenik

XI. TERAPI 1. Perawatan di rumah sakit Seorang pasien psikotik akut mungkin memerlukan rawat inap yang singkat baik untuk evaluasi maupun proteksi. Evaluasi memerlukan pemantauan gejala yang ketat dan penilaian tingkat bahaya pasien terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, rawat inap yang tenang dan terstruktur dapat membantu pasien mendapatkan kembali kesadarannya terhadap realita. Sementara klinisi menunggu efek perawatan atau obat obatan, mungkin diperlukan pengasiangan, pengendalian fisik, atau pemantauan satu pasien oleh satu pemeriksa

2. Farmakoterapi a. Obat antipsikotik Bila obat antipsikotik yang dipilih, obat anti psikotik potensi tinggi atau atipikal seperti haloperidol atau risperidon dapat digunakan. b. Obat ansiolitik Benzodiazepine dapat digunakan dalam pengobatan sikosis jangka pendek.

3. Psikoterapi Meskipun rawat inap dan farmakoterapi cenderung mengendalikan situasi jangka pendek bagian pengobatan yang sulit adalah integrasi sikologis pengalaman (dan kemungkinan trauma pemicu, jika ada) dalam kerhidupan pasien dan keluarganya. Psikoterapi digunakan untuk memberikan kesempatan membahas stressor dan episode psikotik. Eksplorasi dan perkembangan strategi koping adalah koping utama psikoterapi.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Psikotik akut adalah suatu gangguan kejiwaan yang terjadi selama 1hari sampai kurang dari 1 bulan dan gejala dapat menyerupai skiziofrenia (contoh, waham dan halusinasi), selain itu,gangguan dapat berkembang sebagai respon terhadap stresor psikososial berat atau sekelompok stresor. Karena sifat gangguan yang berbeda-beda dan tidak stabil, kadang-kadang sulit menegakkan diagnosis dalam praktek klinis.2 Menurut DSM-IV, kriteria gangguan psikotik akut memiliki subtipe,yaitu: ada stresor, tidak ada stresor, dan awitan pascapartus.2 Mania merupakan suatu episode meningkatnya afek seseorang yang jelas, abnormal, menetap, ekspansif dan iritable.afek yang abnormal ini membuat fungsi harian pasien menjadi terganngu karena gangguan pada daya pertimbangan lingkungan. Gangguan umum yang terjadi adalah gangguan afektif atau ganggguan mood yaitu kecemasan,depresi dan mania. Episode seharusnya berlangsung sekurang kurangnya satu minggu dan cukup berat sehingga mengacaukan seluruh atau hampir seluruh pekerjaan biasa dan aktivitas sosial. Perubahan suasana perasaan (mood) seharusnya di sertai enersi yang meninggi dan beberapa gejala seperti percepatan berbicara, kebutuhan tidur berkurang, dan teerlalu optimis. Gambaran klinis bentuk mania lebih berat adalah harga diri yang membumbung tinggi dan gagasan kebesaran dapat menjadi waham dan iritabilitas serta kecurigaan menjadi waham kejar.5

3.2 Epidemiologi Gangguan psikotik akut jarang terjadi dan lebih sering terjadi pada pasien muda (usia 20-an dan 30-an) daripada pasien tua. Data yang diandalkan berdasarkan determinan jenis kelamin dan sosiokultural terbatas, meskipun beberapa gejala menunjukkan bahwa insiden lebih tinggi pada perempuan dan penduduk Negara berkembang. Pola epidemiologi tersebut sangat berbeda dengan pola pada skizofrenia.

Beberapa klinis menunjukkan bahwa gangguan paling sering terjadi pada pasien golongan sosioekonomi rendah dan mereka yang mengalami musibah atau perubahan budaya yang nyata (seperti imigran). Orang yang mengalami stressor psikososial yang berat dapat beresiko lebih tinggi mengalami gangguan psikotik singkat.2 Mania merupakan suatu gangguan afektif dengan persentasi 12% dari seluruh gangguan afektif. Perbandingan pria dan wanita 2:1, prevalensi timbulnya mania sekitar 0,1% pertahun.5,6

3.3 Etiologi Penyebab gangguan psikotik sementara tidak diketahui. Pasien yang menderita gangguan kepribadian mungkin mempunyai kerentanan biologis atau psikologis mengalami gejala psikotik, terutama mereka dengan kualitas borderline, skhizoid, skizotipal, atau paranoid. Beberapa pasien gangguan psikotik sementara mempunyai riwayat keluarga skizofrenia atau gangguan mood tetapi tidak bersifat konklusif. Formulasi psikodinamik menekankan adanya mekanisme koping yang tidak adekuat dan mungkin adanya tujuan sekunder pada pasien dengan gejala psikotik. Teori psikodinamik tambahan menunjukkan bahwa gejala psikotik merupakan suatu pertahanan melawan fantasi yang dilarang, pemenuhan harapan yang tidak diperoleh, atau pelarian dari situasi psikososial yang menekan.1,2

3.4 Gejala dan Diagnosis Gejala gangguan psikotik sementara selalu mencakup sekurang-kurangnya satu gejala utama psikosis, biasanya dengan awitan mendadak, tetapi tidak selalu mencakup seluruh pola gejala yang terjadi pada skizofrenia. Beberapa klinis mengobservasi bahwa mood labil, kebingungan, dan gangguan perhatian dapat lebih sering terjadi pada awitan gangguan psikotik sementara dari pada awitan gangguan psikotik kronik. Gejala khas gangguan psikotik sementara mencakup emosi mudah berubah, perilaku aneh atau bizarre, berteriak atau terdiam, dan gangguan memori terhadap kejadian yang baru saja terjadi. Beberapa gejala menunjukkan diagnosis delirium dan memerlukan penanganan medis, terutama untuk menyingkirkan reaksi simpang obat.1,2

Kriteria Diagnostik DSM-IV-TR a. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut: 1. Waham 2. Halusinasi 3. Bicara kacau 4. Perilaku katatonik atau bicara kacau secara keseluruhan Catatan: jangan memasukkan gejala jika merupakan pola respons yang sesuai budaya. b. Durasi episode gangguan sekurang-kurangnya 1 hari tetapi kurang dari sebulan, dan akhirnya kembali ke tingkat fungsi sebelum sakit. c. Gangguan tidak disebabkan gangguan mood dengan gambaran psikotik, gannguan skizoafektif, atau skizofrenia dan tidak disebabkan efek fisiologi langsung suatu zat (cth; penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis umum. d. Tentukan apakah: Dengan stressor nyata (psikosis reaktif singkat): jika gejala terjadi segera setelah dan tampak sebagai respons terhadap peristiwa yang; secara sendiri-sendiri atau bersamaan, secara nyata menekan hamper setiap orang dalam situasi yang sama dalam budaya seseorang. Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah, atau tidak tampak sebagai respons terhadap peristiwa yang secara sendiri-sendiri atau atau bersamaan, secara nyata menekan hamper setiap orang dalam situasi yang sama dalam budaya seseorang. Dengan awitan pascapartus: jika awitan dalam 4 minggu pascapartus.2

Kriteria psikotik akut menurut PPDGJ III7 Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang dipakai ialah:

(a) Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang = jangka waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa spek kehidupan dan

pekerjaaan sehari-hari, tidak termasuk periode prodromal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang menentukan seluruh kelompok (b) Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik = beraneka-ragam dan berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala skizofrenia yang khas); (c) Adanya stress akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi dengan karakter ke 5;.x0= Tanpa penyerta stress akut; .x1= Dengan penyerta stress akut). Kesulitan atau problem tidak boleh dimasukkan sebagia sumber stress dalam konteks ini; (d) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung;

Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik (F30.-) atau Episode depresif (F32.-), walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.

Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia. Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan.

3.5 Diagnosa Banding2,4 1. Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol Pada gangguan buatan, gejala timbul dengan tujuan. 2. Malingering Pada malingering terdapat tujuan khusus dibalik munculnya gejala psikotik (cth, ingin dirawat dirumah sakit) 3. Gangguan psikotik yang disebabkan kondisi medis umum Pasien dengan epilepsi atau delirium juga dapat memperlihatkan gejala psikotik yang menyerupai gangguan psikotik singkat. 4. Gangguan psikotik akibat zat Jika pasien mengaku menggunakan zat terlarang, klinis dapat membuat penilaian intoksikasi zat atau keadaan putus zat tanpa pemeriksaan laboratorium.

5. Gangguan identitas disosiatif dan episode psikotik akibat gangguan kepribadian borderline dan skizotipal. 3.6 Tatalaksana2 Perawatan di rumah sakit Seorang pasien psikotik akut mungkin memerlukan rawat inap yang singkat baik untuk evaluasi maupun proteksi. Evaluasi memerlukan pemantauan gejala yang ketat dan penilaian tingkat bahaya pasien terhadap diri sendiri dan orang lain. Selain itu, rawat inap yang tenang dan terstruktur dapat membantu pasien mendapatkan kembali kesadarannya terhadap realita. Sementara klinisi menunggu efek perawatan atau obat obatan, mungkin diperlukan pengasiangan, pengendalian fisik, atau pemantauan satu pasien oleh satu pemeriksa

Farmakoterapi - Obat antipsikotik Bila obat antipsikotik yang dipilih, obat anti psikotik potensi tinggi atau atipikal seperti haloperidol atau risperidon dapat digunakan. - Obat ansiolitik Benzodiazepine dapat digunakan dalam pengobatan sikosis jangka pendek.

Psikoterapi Meskipun rawat inap dan farmakoterapi cenderung mengendalikan situasi jangka pendek bagian pengobatan yang sulit adalah integrasi sikologis pengalaman (dan kemungkinan trauma pemicu, jika ada) dalam kerhidupan pasien dan keluarganya. Psikoterapi digunakan untuk memberikan kesempatan membahas stressor dan episode psikotik. Eksplorasi dan perkembangan strategi koping adalah koping utama psikoterapi,

3.7 Prognosis2 Sekitar separuh pasien yang pertama kali digolongkan sebagai penderita gangguan psikotik sementara kemudian menunjukkan sindrom psikiatri kronik seperti skizofrenia dan gangguan mood. Namun pasien dengan gangguan psikotik sementara biasanya mempunyai prognosis yang baik, dan studi di eropa menunjukan bahwa 50-80% pasien

tidak lagi memiliki masalah psikiatri berat. Lamanya gejala akut dan residual sering hanya beberapa hari. Kadang kadang gejala depresif terjadi setelah resolusi gejala psikotik, dan bunuh diri menjadi masalah yang harus diperhatikan selama fase psikotik dan fase depresif pasca psikotik.

Tabel 11.4-2 Gambaran prognostic baik untuk gangguan psikotik sementara Penyesuaian yang baik sebelum sakit Sedikit ciri schizoid sebelum sakit Stressor pemicu berat Awitan gejala mendadak Gejala afektif Bingung dan limbung selama psikosis Sedikit penumpulan afektif Durasi gejala singkat Tidak ada keluarga skizofrenik

BAB IV ANALISA KASUS

Tn.pangihutan (20 tahun), sudah menikah dan bercerai, tidak bekerja, pendidikan Smp, dibawa oleh keluarga ke RSJ Provinsi Jambi dengan keluhan sering marah-marah kepada ayahnya sejak 1 hari yang lalu. Os juga sering menjerit-jerit dan lari-lari bila di dekati ayahnya.,os juga sulit untuk tidur. Os juga sering bicara sendiri yang isi bicaranya berupa semangat untuk membantu islam, os juga ingin memondok selama 3 tahun untuk mendalami agama islam, dan ingin menjadi ustad. Os juga sering membaca ayat pendek dan dua kalimat sahadat. Menurut os selama ini tidak ada yang membisikkan apa-apa ke telinga os, dan tidak melihat sesuatu wujud yang aneh atau yang sering datang kepadanya. Menurut keterangan keluarga os baru pertama kali mengalami hal seperti ini, os semakin marahmarah kepada ayahnya ketika ayahnya membeli motor baru dan dia tidak dibelikan motor baru. Dari hasil observasi, didapatkan keadaan umum pada pasien ini yaitu; kesadaran: komposmentis, kontak ada serta kooperatif. Keadaan psikiatrik khusus: afek appropriate dan mood iritable. Daya ingat tidak ada gangguan, orientasi baik, dan daya konsentrasi baik. Selain itu, terdapat pula gangguan pada sensasi dan persepsi Tn.pangihutan, ditemukan halusinasi taktil (+). Atas dasar gejala-gejala di atas, maka berdasarkan DSMIV-TR dipertimbangkan diagnosis berupa Gangguan Psikotik Sementara (akut), dan terdapat pula gangguan manik. Penatalaksanaan yang diberikan pada penderita ini adalah dengan Perawatan di rumah sakit dan farmako terapi . Jenis farmakoterapi yang digunakan pada penderita ini adalah Inj. Diazepam 1 amp, Risperidon 2 mg, Ikalep, THP 2 mg, CPZ 100 mg sedangkan berdasarkan teori terapi yang diberikan pada psikotik akut ialah dengan pemberian obat-obat antipsikotik dan ansiolitik.

Prognosis penderita ini adalah dubia ad bonam. Hal ini didasarkan karena gangguan ini berlangsung singkat kurang dari 1 bulan dan penderita juga mau minum obat.

BAB V KESIMPULAN Gangguan psikotik singkat di definisikan sebagai suatu gannguan kejiwaan yang terjadi selama satu hari sampai kurang dari satu bulan, dengan gejala psikosis dan dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid. Gangguan psikotik singkat lebih sering pada pasien muda daripada pasien usia lanjut, pasien dari kelas sosioekonomi rendah dan pada pasien dengan gangguan kepribadian yang telah ada sebelumnya

(histrionik,narsistik,paranoid,skizotipal dan ambang) serta orang yang telah mengalami rencana berat atau perubahan kultural yang besar. Etiologi gangguan psikotik singkat mungkin berhubungan dengan gangguan mood, gangguan kepribadian, dan adanya coping mechanism yang tidak adekuat. Penegakan diagnosis psikotik singkat dapat di tegakan dengan menggunakan kriteria DSM IV TR dan melalui pedoman penggolongan diagnostik gangguan jiwa edisi III (PPDGJ III). Penderita dengan gangguan psikotik singkat mempunyai gejala psikotik dengan onset yang tiba tiba, gejala afektif, konvusi dan gangguan pemusatan perhatian. Diagnosis bandingnya adalah Malingering, Gangguan psikotik yang disebabkan kondisi medis umum, Gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol, Gangguan psikotik akibat zat, Gangguan identitas disosiatif dan episode psikotik akibat gangguan kepribadian borderline dan skizotipal. Perawatan dirumah sakit, farmakoterapi, dan psikoterapi merupakan pilihan utama.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Saddock BJ, Sadock VA, Ruiz Pedro. Comprehensive Textbook of Psychiatry. 10th edition. Philadhelphia; lippincot Williams 7 Walkins. 2009.

2.

Kaplan, H.I., Sadocks, B.J., Grebb, J.A. : Gangguan Psikotik Singkat, dalam Sinopsis, edisi 7, jilid 1, Jakarta.2010.

3.

Memon, M.A. : Brief Psychotic Disorders. Medical Director of Geriatric Psychiatry, Department of Psychiatry, Spartanburg Regional Hospital System. 2009. available from http://emedicine.medscape.com/article/294416-print

4.

American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV-TR). 4th ed. Washington DC:. American Psychiatric Press;2000

5.

Yusron Ahmad,dkk. Gangguan Afektif Mania. Fakultas Universitas Mulawarman. 2009. Available on http://www.rcpsych.ac.uk/pdf (diakses tanggal 20 September 2013)

6.

Shulman ,ken. Mania. Di unduh dari http:/www.rcpsych.ac.uk/pdf/semoap_ch8 (di akses tanggal 20 september 2013)

7.

Rusdi M. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa. 2001.

Anda mungkin juga menyukai