Anda di halaman 1dari 6

EKOLOGI POPULASI PERTUMBUHAN DAN DENSITAS Sekelompok organisme sejenis yang dapat saling bertukar informasi genetiknya, yang

mendiami suatu habitat pada waktu tertentu disebut populasi. Populasi memiliki ciri tersendiri yang berbeda dengan individu yang menyusun populasi tersebut. Kemampuan adaptasi menentukan ukuran populasi (N). Faktor-faktor yang

mempengaruhi ukuran populasi yaitu kelahiran, imigrasi, kematian dan emigrasi. Tabel kehidupan menggambarkan lama hidup, mortalitas, dan harapan hidup pada interval umur tertentu, memberikan informasi dasar untuk mempelajari perubahan kepadatan dan laju pertambahan atau pengurangan suatu populasi. Berdasarkan tabel kehidupan, dapat dibuat kurva kelangsungan hidup. Tabel kehidupan digunakan untuk menghitung nilai r yaitu laju kenaikan alami sesaat/potensi biotik atau peningkatan cacah individu per interval waktu per individu ( dN/Ndt ). Berbagai macam notasi yang digunakan dalam tabel kehidupan yaitu x : untuk menyatakan umur; kelas; interval waktu, lx : survivorship, dx : angka kematian pada umur x, qx : laju kematian spesifik (pada umur tertentu), dan ex adalah ekspektasi pada umur x atau harapan hidup pada umur x. Ada tiga kategori umum kurva kelangsungan hidup, yang disebut tipe I, II, dan III atau disebut juga konvek, diagonal dan konkaf. Pada kurva konvek Keberhasilan hidup sangat tinggi pada usia muda dan makin menurun ketika semakin tua. Hal ini terjadi jika faktor-faktor lingkungan tidak penting dan sebagian besar oganisme dapat hidup dengan baik. Penurunan kelangsungan hidup tergantung pada bagaimana variabel populasi yaitu faktor genetik mempengaruhi lamanya hidup. Kurva diagonal mengindikasikan bahwa tingkat kematian kemungkinan adalah konstan di semua umur, artinya persentasi populasi yang hilang setiap waktu adalah sama. Dalam hal ini lingkungan sangatlah penting karena hilangnya anggota populasi baik yang muda maupun yang tua dalam proporsi yang sama. Pada kurva konkaf, mortalitas tinggi pada waktu muda dan mortalitas rendah pada waktu tua. Tingginya mortalitas pada waktu muda disebabkan beberapa faktor seperti kurangnya pengalaman dalam mencari makanan dan menghindari predator, serta kurangnya imunitas terhadap penyakit. Akan tetapi tidak ada organisme yang benar-benar cocok dengan kurva manapun. Pola sebenarnya yang paling sering muncul adalah masa muda memiliki tingkat kematian yang tinggi diikuti dengan masa dewasa yang rendah dan hampir konstan, kemudian pada masa tua tingkat kematian kembali naik.

Gambar 1. Kurva ketahanan hidup

Pertumbuhan populasi dapat diukur dengan dua cara yaitu pertumbuhan eksponensial dan pertumbuhan logistik. Pada pertumbuhan populasi eksponensial laju pertumbuhan tergantung pada potensial biotik, yang konstan, dan jumlah reproduksi individu yang terus meningkat. Keduanya baik laju pertumbuhan dan keseluruhan jumlah populasi terus meningkat. Potensi biotik adalah kemampuan suatu populasi untuk mengalami peningkatan yang sering diwakili oleh simbol r. Nilai laju pertumbuhan tergantung pada cacah populasi (N) dan potensi biotik (r) dN/dt = r N
Gambar 2. Kurva pertumbuhan populasi eksponensial Population size

Time

Akan tetapi pertumbuhan populasi eksponensial tidak realistis karena pertumbuhan populasi akan berhenti jika faktor pembatas bekerja kemudian akan terbentuk kurva pertumbuhan sigmoid. pada kurva ini pertumbuhan populasi

eksponensial terjadi di awal, tingkat pertumbuhan naik perlahan-lahan dan kemudian dapat lebih cepat dan lebih cepat. maka ketika populasi mencapai puncaknya pada tengah kurva, tingkat pertumbuhan mulai melambat sampai akhirnya mencapai nol saat

kelahiran dan kematian seimbang. Model sederhana yang yang dapat menggambarkan pertumbuhan ini adalah persamaan logistik. Laju pertumbuhan pada kurva logistik dibatasi oleh nilai potensi biotik, cacah populasi, dan resistensi lingkungan. Persamaan dari laju pertumbuhan logistik yaitu: dN/dt = rN (K N ) K K (K-N/K) = daya dukung lingkungan = resistensi lingkungan

Gambar 3. Kurva pertumbuhan populasi logistik

Persamaan logistik dapat diasumsikan bahwa adanya efek dari ukuran populasi seperti kepadatan. Komponen yang mempengaruhi laju pertumbuhan populasi seperti kelahiran dan imigrasi dapat dengan cepat meningkatkan populasi. Tetapi pada beberapa kasus seperti beberapa hewan baru (dewasa) tidak perlu meningkatkan laju pertumbuhan populasinya secara seketika tetapi mereka menyesuaikan dengan usia reproduksinya. Jadi ada periode tertentu antara masa kelahiran sampai dengan masa mulai berkembang organ reproduksinya. Sehingga akan ada kemungkinan terjadi waktu lag. Pada persamaan logistik, dapat menambahkan waktu lag pada persamaan berikut: dN/dt = rNt-c [(K-Nt-w)/K] Pengaruh waktu lag yaitu jika waktunya kecil maka populasi akan besar, begitu juga sebaliknya sehingga dapat mempercepat atau memperlambat pertumbuhan populasi.

Laju pertumbuhan per kapita direpresentasikan dengan persamaan atau simbol r, ada dua cara untuk mencari r. Yang pertama dapat dianggap konstan seperti persamaan logistik, yaitu sebagai berikut: dN/dt = rN([K-N]/K) Sehingga dipahami, hal ini adalah parameter populasi yang mengekspresikan kapasitas intrinsik penduduk untuk meningkat, yaitu potensi biotik, namun potensi tersebut direalisasikan hanya selama waktu ketika populasi sangat rendah terhadap daya dukung lingkungan (K). Yang kedua, jika r adalah konstan, maka persamaannya merupakan ekspresi untuk pertumbuhan eksponensial. Bagaimanapun, jika r adalah variabel, kurva bentuk lainnya dapat diperoleh dan khususnya jika r bervariasi dalam proses pertumbuhan penduduk dari nilai tinggi ke nol, akan diperoleh kurva sigmoid seperti logistik. Persamaannya adalah sebagai berikut: dN/dt = rN Pada ekologi dikenal adanya istilah efek allee. Efek Allee (Allee effect) tersebut mengurangi laju pertumbuhan populasi ketika kepadatan populasi rendah. Efek Allee terjadi ketika kepadatan populasi sangat rendah, sehingga individu-individu sukar untuk berinteraksi. Prinsip dari efek allee adalah densitas optimal dari suatu organisme tertentu adalah di atas densitas minimal (satu individu atau sepasang).

Gambar 4. Garis lurus menunjukkan hubungan antara laju pertumbuhan populasi per kepala dan kepadatan yang diharapkan jika laju

pertumbuhan populasi benar-benar logistik. Garis putus-putus menunjukkan bagaimana

hubungan harus berubah pada densitas yang rendah jika efek allee mempengaruhi.

Ukuran populasi lebih tepat dinyatakan dalam bentuk densitas, yaitu jumlah individu per unit ruang. Regulasi populasi terjadi karena aksi berbagai faktor yang bervariasi menurut kerapatan yang ada, yaitu faktor tergantung densitas. Faktor tergantung densitas dapat juga dikatakan faktor yang terpengaruh oleh kerapatan populasi dan dapat berpengaruh balik terhadap kerapatan populasi. Selama laju kelahiran melebihi laju kematian, suatu populasi akan meningkat (dan bila laju kematian melebihi laju kelahiran maka populasi akan menurun). Ketika laju kematian sama dengan laju kelahiran, maka pertumbuhan populasi akan berhenti. Secara lebih realistik, pertumbuhan populasi berhenti ketika laju kelahiran (b) + laju imigrasi (i) sama dengan laju kematian (d) + laju emigrasi (e). Hal ini hanya terjadi ketika satu atau lebih laju bervariasi dengan densitas.

Gambar 5. Keseimbangan densitas, atau carrying capasity mungkin diatur oleh densitas yang tergantung kematian dan atau emigrasi (grafik A), densitas tergantung kelahiran dan atau imigrasi (grafik B), atau oleh densitas yang tergantung pada faktor-faktor yang meningkat atau menurun (grafik C).

Semua faktor yang berpengaruh terhadap laju kematian dan laju kelahiran akan berpengaruh pada daya dukung lingkungan. Lingkungan bagus yang mortalitas tidak tergantung densitasnya rendah, dapat memiliki daya dukung lingkungan yang lebih tinggi dibandingkan lingkungan yang buruk, meskipun mortalitas tergantung densitas dan emigrasinya tidak berubah.

Gambar 6. Daya dukung lingkungan kemungkinan lingkungan yang berbeda baik (A) antara dan

lingkungan yang buruk (B) karena perbedaan mortalitas tidak tergantung densitas.

(A)

(B)

Faktor-faktor yang berperan pada keadaan tergantung densitas terhadap regulasi populasi dapat diklasifikasikan menjadi ekstrinsik dan intrinsik. Faktor intrinsik adalah respon populasi itu sendiri terhadap densitas, faktor ekstrinsik menyangkut interaksi dengan populasi lain di dalam komunitas. Faktor ekstrinsik utama adalah predator, parasitime, penyakit, dan kompetisi interspesifik. Sedangkan faktor intrinsik berhubungan dengan proses, termasuk kompetisi intraspesifik, imigrasi dan emigrasi, serta fisiologi dan perilaku yang mempengaruhi reproduksi dan kelangsungan hidup. Kompetisi intraspesifik terjadi dimana individu satu spesies berkompetisi, sedangkan kompetisi interspesifik terjadi apabila individu dari dua atau lebih spesies berkompetisi. Pada suatu populasi dikenal adanya istilah metapopulasi. Metapopulasi (populasi dari populasi) adalah sejumlah populasi yang membentuk suatu mosaik yang dinamis dan saling berhubungan melalui peristiwa-peristiwa migrasi maupun penyebaran pasif. Metapopulasi dapat disusun oleh suatu atau lebih populasi inti (core/source) dengan jumlah yang mapan, serta dikelilingi beberapa populasi satelit (sink) yang berfluktuasi, akibat peristiwa migrasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan KLT
    Laporan KLT
    Dokumen14 halaman
    Laporan KLT
    nindy_permatasari_1
    0% (1)
  • Hewan
    Hewan
    Dokumen2 halaman
    Hewan
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas
    Cover Tugas
    Dokumen6 halaman
    Cover Tugas
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Jawaban Botani
    Jawaban Botani
    Dokumen4 halaman
    Jawaban Botani
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Tabel Hormon
    Tabel Hormon
    Dokumen3 halaman
    Tabel Hormon
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Ceklist Materi Liqo
    Ceklist Materi Liqo
    Dokumen3 halaman
    Ceklist Materi Liqo
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Limno
    Limno
    Dokumen1 halaman
    Limno
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Cover Tugas Sishew
    Cover Tugas Sishew
    Dokumen1 halaman
    Cover Tugas Sishew
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Ordo Carnivora
    Ordo Carnivora
    Dokumen1 halaman
    Ordo Carnivora
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Kataksawah
    Kataksawah
    Dokumen2 halaman
    Kataksawah
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum 2 SPFH
    Laporan Praktikum 2 SPFH
    Dokumen5 halaman
    Laporan Praktikum 2 SPFH
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum 2 SPFH
    Laporan Praktikum 2 SPFH
    Dokumen5 halaman
    Laporan Praktikum 2 SPFH
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • SPFH Judul Tujuan Manfaat
    SPFH Judul Tujuan Manfaat
    Dokumen2 halaman
    SPFH Judul Tujuan Manfaat
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Tabel 11
    Tabel 11
    Dokumen1 halaman
    Tabel 11
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • VEGETASI BUNDER
    VEGETASI BUNDER
    Dokumen1 halaman
    VEGETASI BUNDER
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • VEGETASI BUNDER
    VEGETASI BUNDER
    Dokumen1 halaman
    VEGETASI BUNDER
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Mikrobiologi Industri
    Mikrobiologi Industri
    Dokumen42 halaman
    Mikrobiologi Industri
    Fitry Pipit
    Belum ada peringkat
  • VEGETASI BUNDER
    VEGETASI BUNDER
    Dokumen1 halaman
    VEGETASI BUNDER
    nindy_permatasari_1
    Belum ada peringkat
  • Transparan Sel Bakteri
    Transparan Sel Bakteri
    Dokumen7 halaman
    Transparan Sel Bakteri
    Stendy Syamsuddin Tojeng
    Belum ada peringkat