Anda di halaman 1dari 28

REFERAT GAMBARAN UMUM PASIEN COMBUSTIO DI BANGSAL PERAWATAN RSU PROVINSI NTB PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2012

Pembimbing: dr. I Gede Ardit !" S#.B.FINAC Disusun Oleh: L!$% J%&!ed' A(r%$$! )1A00*0+,

DALAM RANG-A MENGI-UTI -EPANITERAAN -LINI- MAD.A BAGIAN / SMF BEDA) RUMA) SA-IT UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT FA-ULTAS -EDO-TERAN UNIVERSITAS MATARAM 201+

BAB I PENDA)ULUAN
Luka bakar (combustio) adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, radiasi, juga oleh sebab kontak dengan suhu renadah (frost bite). Luka bakar merupakan salah satu kondisi yang memiliki pengaruh yang

katastropik terhadap penderita dalam hal penderitaannya, kehidupan sosialnya, keterbatasan yang ditimbulkan dan perihal keuangan yang dikeluarkan untuk pengobatannya. edera luka bakar terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan ketidakmampuan jangka panjang. !nak"anak dan orang tua beresiko untuk mengalami luka bakar yang lebih dalam karena lapisan kulit dermis mereka lebih tipis. Di !merika di laporkan sekitar # sampai $ juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian % " & ribu kematian pertahun. !ntara '(()"#**# terdapat ').#$) anak di ba+ah % tahun mendapat pera+atan di ga+at darurat di '** rumah sakit di !merika. Di ,ndonesia sendiri di -umah .akit ipto /angun 0usumo 1akarta pada tahun '((2 di laporkan '*) kasus luka bakar yang dira+at, dengan angka kematian $),$2 sedangkan di -umah .akit Dr. .utomo .urabaya pada tahun #*** dira+at '*& kasus luka bakar, dengan kematian #&, 3' 4. Penyulit yang timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, edema paru, .,-. (.ystemic ,nflamatory -esponse .indrom), infeksi, dan sepsis serta parut hipertropik dan kontraktur5',#,$6. /elihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh luka bakar, angka insiden, dan angka mortalitas akibat trauma jenis ini, maka diperlukan suatu penelitian terutama di -.7P 89: mengenai gambaran umum pasien luka bakar yang dira+at, sehingga sebagai referensi khusus untuk mengupas sekilas mengenai angka mortalitas, morbiditas, demografi, jenis, luas , derajat dan penyebab luka bakar yang sering ditemukan di :angsal Pera+atan -.7P 89:. 1.2 R%(%0!& M!0!$! :agaimanakah karakteristik pasien periode 1anuari #*'# sampai Desember #*'#. 1.+ T%1%!& 7ntuk mengetahui karakteristik pasien ombustio yang dira+at di -.7P 89: selama periode 1anuari #*'# sampai Desember #*'#. ombustio yang dira+at di -.7P 89: selama

1., M!&2!!t Penelitian ini dapat digunakan sebagai data sekunder dalam melakukan penelitian" penelitian selanjutnya. .elain itu dapat digunakan sebagai sumber pembelajaran mengenai ombustio. BAB II TINJAUAN PUSTA-A A. Si0te( I&te3%(e&t%( .istem integumentum terdiri atas kulit dan struktur penunjang atau aksesorisnya yaitu rambut, kuku, dan kelenjar"kelenjar kulit. .istem integumentum merupakan pembatas antara tubuh dengan lingkungan eksternal, dimana salah satu fungsi utamanya adalah untuk perlindungan53,%,&6. 1. -%$it 0ulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia ('%"'&4 dari berat badan total) yang terletak paling luar, membungkus otot"otot dan organ"organ dalam. Pada orang de+asa, kulit mempunyai luas permukaan sebesar ',#"#,$ m#. 0ulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis (paling luar), dermis, dan hipodermis yang berisi bantalan lemak53,&,)6. !. L!#i0!& E#ider(i0 ;pidermis manusia diperbaharui '%"$* hari bergantung pada usia, bagian tubuh dan faktor lainnya. ;pidermis sebagian besar terdiri atas sel epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk. .el epidermis yang mengandung lapisan keratin disebut keratinosit. 0ita dapat membedakan kulit tebal (galbrosa) yang terdapat pada telapak tangan dan kaki dengan kulit tipis yang terdapat dihampir seluruh permukaan kulit berdasarkan ketebalan lapisan epidermis yang ber<ariasi antara )%"'%* mikrometer untuk kulit tipis dan 3**"&** mikrometer untuk kulit tebal. 0etebalan total kulit (epidermis dan dermis) juga ber<ariasi menurut tempatnya, misalnya pada punggung setebal 3 mm dan pada kulit kepala setebal ',% mm. ;pidermis terdiri atas % lapisan=stratum, dari lapisan profunda ke superfisial yaitu: stratum basalis, stratum spinosum, stratum granulosum, stratum lucidum, dan stratum korneum53,%,&,)6.

>ambar #.'. Lapisan epidermis5%6. .tratum :asale53,%,)6 9erdiri atas epitel selapis kuboid atau silindris basofilik yang terletak di atas lapisan lamina basalis pada perbatasan epidermis"dermis. 9erdapat $ jenis sel pada stratum ini yaitu: '. .el 0eratinosit /erupakan sel yang berfungsi mensintesis keratin yang akan terus"menerus membelah pada stratum ini. 0eratinosit akan terus bermitosis sekitar '( hari atau hingga saat keluar dari stratum malpighi. #. /elanosit /enghasilkan ;umelanin atau pigmen coklat tua. /elanosit terletak di ba+ah atau di antara sel"sel stratum basale dan folikel rambut. /elanosit berasal dari krista neural. /elanosit tidak terikat pada sel"sel keratinosit disekitarnya namun sel ini terikat dengan lamina basalis dengan ikatan berupa hemidesmosom. $. .el /erkel :iasanya terletak pada kulit tebal. :entuknya agak menyerupai sel epitel epidermis tetapi memiliki granula padat kecil di dalam sitoplasma. 7jung saraf bebas yang

membentuk perluasan diskus terminal terletak pada basis sel ini membentuk merkel disc yang berfungsi sebagai mekanoreseptor. .tratum .pinosum53,%,)6 9erdiri atas sel"sel kuboid atau agak gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasma dengan cabang"cabang yang terisi berkas filamen. :erkas ini berkon<ergensi ke dalam sejumlah besar juluran sel kecil dan berakhir pada desmosom yang terletak pada ujung"ujung juluran kecil ini. .el"sel spinosum saling terikat erat melalui spina sitoplasma yang berisi filamen dan desmosum, sehingga memberikan corak berduri pada permukaan sel ini. :erkas keratin tersebut yang tampak dengan mikroskop cahaya disebut tonofilamen. 9onofilamen berakhir dan tertanam pada sitoplasma di desmosum. ?ilamen ini berperan penting untuk mempertahankan kohesi antar sel dan mela+an efek abrasi. Daerah epidermis yang terkena gesekan dan tekanan terus"menerus (seperti pada telapak kaki) memiliki stratum spinosum yang lebih tebal dengan lebih banyak tenofilamen dan desmosum. .emua proses mitosis terbatas pada lapisan yang disebut dengan stratum malpighi (stratum basale dan stratum spinosum) yang mengandung sel"sel induk epidermis. Pada stratum spinalis terdapat sel Langerhans yang berbentuk seperti bintang dan me+akili sekitar #"24 sel"sel epidermis. .el ini merupakan makrofag turunan dari sumsum tulang yang mampu mengikat, mengolah, dan mempresentasikan antigen kepada limfosit 9. .tratum >ranulosum53,%,)6 .tratum ini terdiri atas $"% lapisan sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul basofilik kasar yang disebut keratohialin. .truktur khas lainnya yang terlihat dengan mikroskop cahaya yaitu granul lamela. >ranula lamela menyatu dengan membran sel dan mencurahkan isinya ke dalam antar sel di stratum granulosum, tempat isi granula tersebut ditimbun dalam bentuk lembaran"lembaran lapisan yang mengandung lipid yang berfungsi seperti semen antar sel yang bekerja sebagai sa+ar terhadap masuknya materi asing dan menyediakan suatu efek perlindungan yang penting pada kulit. 0arena adanya lapisan lipid tersebut akan menghalangi suplai nutrisi kepada sel"sel epidermis yang ada di atasnya sehingga sel"sel tersebut akan mati dengan cepat dan membentuk sel tanduk. .tratum Lucidum53,%,)6 :erupa lapisan sel eosinofilik yang gepeng yang bersifat translusens. ,nti sel dan organelanya tidak tampak lagi dan sitoplasmanya terdiri dari keratin padat yang berhimpitan dalam matri@ padat. Desmosum masih tampak di antara sel"sel yang bersebelahan.

.tratum 0orneum53,%,)6 .tratum ini terdiri atas '%"#* lapis sel gepeng berkeratin tanpa inti. 0omposisi

tenofilamen berubah se+aktu sel epidermis berdiferensiasi. .el basal mengandung polipeptida dengan berat molekul lebih rendah, sedangkan sel yang lebih berkembang membuat polipeptida yang berat molekulnya lebih tinggi. 9onofilamen berhimpitan dalam matriks yang juga berisi granul keratohialin. .etelah mengalami keratinisasi, sel"sel ini hanya terdiri atas protein amorf dan fibrilar dan membran plasma yang menebal atau disebut sel tanduk. .elama keratinisasi berlangsung, enAim hidrolitik lisosom berperan pada penghancuran organel sitoplasma. .el"sel secara terus"menerus berdeskuamasi dari permukaan kulit.

>ambar #.# Dermis dan epidermis. (a) 9ampakan mikrograf dari epidermis yang terletak diatas dermis. (b) tampakan mikrograf dari epidermis dan dermis dengan magnifikasi yang lebih kuat5%6.

4. L!#i0!& Der(i0
&

Lapisan dermis memiliki ketebalan berkisar antara *,% B $ mm atau lebih. 9erdiri atas dua lapisan jaringan ikat yang terususun tidak teratur: (') lapisan papilar permukaan dan (#) lapisan retikular di ba+ahnya53,%,&,)6. '. #. Lapisan Papilar5 9ermasuk tabung dan papil yang menonjol ke dalam epidermis. :eberapa papil mengandung ujung saraf khususC yang lainnya mempunyai pembuluh darah kapiler (papil <askular). 9erdiri atas serat kolagen halus, elastin, dan retikulin yang terususun dalam jejaring luas, jaringan ikat longgar. Lapisan -etikular: /erupakan bagian utama dermis yang berserat. :erupa jaringan ikat padat tidak teratur. 9erdiri atas jalinan serat"serat kolagen kasar, padat, dan bersulamkan sedikit serat retikulin dan banyak serat elastinC jalannya serat sejajar dengan permukaan kulit sehingga membentuk garis ketegangan kulit (garis"garis Langer). .el utama pada dermis adalah fibroblas dan makrofag, sel lemak yang berkelompok, dan sel jaringan ikat yang bercabang dan berpigmen kromatofor (banyak terdapat pada lingkungan yang epidermisnya mengandung pigmen yaitu areola puting susu dan lengkung di sekitar anus). Pada umumnya, lapisan papilar mengandung lebih banyak sel dan serat" seratnya lebih sedikit dan halus dibandingkan serat pada lapisan retikular. 6. L!#i0!& )i#7der(i0 Lapisan dermis terdiri atas jaringan ikat longgar yang mengikat kulit pada organ" organ di ba+ahnya dan berguna sebagai bantalan kulit dari tekanan. Lapisan ini mengandung jaringan lemak yang ketebalannya ber<ariasi. Lapisan ini disebut fasia superfisial dan jika jaringan lemak tersebut cukup tebal dinamakan Paniculus !diposus53,%6. 2. -e$e&1!r .ecara umum terdapat dua macam kelenjar pada kulit, yaitu kelenjar minyak sebasea dan kelenjar keringat53,%6.

a. 0elenjar /inyak .ebasea53,%,)6

/erupakan kelenjar halocrin karena produk eksresinya dilepaskan bersama sisa sel mati. /orfologinya: tubuloal<eolar sederhana atau tubuloal<eolar bercabang sederhana 9erletak di sudut antara muskulus arrector pili dengan folikel rambut :erupa kelenjar asini. Produk kelenjar sebasea berupa sebum yang terdiri dari campuran lipid yang mencakup trigliserida, lilin, sDualense, kolesterol. ?ungsi sebum ialah untuk lubrikasi dan mencegah kekeringan pada rambut.

?aktor pengaturan utama sekresi: testosteron pada priaC kombinasi androgen"o<arium dan androgen"adrenal pada +anita. Caleliflower-shaped ditemukan pada bagian yang berambut, tidak terdapat pada telapak kaki dan telapak tangan.

b. 0elenjar 0eringat53,%,)6 9erdapat dua tipe dari kelenjar keringat yaitu merocrine dan apocrine. 1. Merocrine sweat glands. 9erdapat dua tipe yaitu sel"sel gelap dan sel"sel bening. .el"sel gelap merupakan sel piramid yang melapisi sebagian besar permukaan luminal bagian kelenjar. >ranula sekretorinya mengandung glikoprotein dalam jumlah yang banyak. .edangkan sel" sel bening tidak mengandung granula sekretoris. .ekretnya kelenjar merokrin berupa ((4 air dengan beberapa gram garam. .el"sel merokrin berfungsi dalam proses absorbsi 8a untuk mencegah kehilangan ion"ion secara berlebihan. /embuang beberapa Aat seperti sisa metabolisme. :anyak terdapat di palmar manus dan soles (telapak kaki). 2. Apocrine sweats glands. :entuknya lebih besar dari merocrine. 9erletak pada dermis dan hipodermis, duktusnya bermuara ke folikel rambut. 9erletak pada areola, anus, ketiak, rambut pubis. .ekretnya kental, komponen"komponennya ditambah fatty substance dan protein. .

B. L%8! B!8!r De2i&i0i Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak dengan panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimia+i (seperti, bahan"bahan korosif), barang"barang elektrik (aliran listrik atau lampu), friksi, atau energi elektromagnetik dan radian5'6. -$!0i2i8!0i Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut penyebab terjadinya luka bakar dan menurut kedalaman kerusakan jaringan5'6. a. :erdasarkan penyebab 9erdapat % etiologi terjadinya luka bakar, yaitu5'6: Luka bakar karena kobaran api. Luka bakar karena cairan panas. Luka bakar karena bahan kimia (yang bersifat asam atau basa kuat). Luka bakar karena listrik dan petir. Luka bakar karena kontak lainnya.

>ambar #.$ Derajat luka bakar berdasarkan kerusakan jaringan5#6.

b. :erdasarkan kedalaman kerusakan jaringan Luka bakar dibedakan atas beberapa jenis yaitu5#,$,%,26: '. Luka bakar derajat , (luka bakar superfisial) : 0erusakan terbatas pada lapisan epidermis, tidak ada gangguan fungsi barier kulit. Penyebab paling sering ialah radiasi 7E.

0ulit kering, hiperemis berupa eritema. 9idak dijumpai bula. 8yeri karena ujung"ujung syaraf sensorik teriritasi. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam +aktu %") hari. #. Luka bakar derajat ,, (luka bakar dermis) : Luka bakar derajat ,, dibedakan menjadi dua jenis yaitu: a. Derajat ,, dangkal. 0erusakan mengenai bagian superfisialis dari dermis yaitu kurang dari '=$ kedalaman dermis. Dasar luka ber+arna merah muda disertai pembentukan bula. /erupakan luka bakar yang paling nyeri. Organ"organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam +aktu '*"'3 hari. 7mumnya tidak terbentuk scar terkecuali jika luka terkontaminasi. b. Derajat ,, dalam. 0erusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. .ebagian organ"organ kulit masih utuh seperti folikel rambut, kelenjar sebasea . Penyembuhan terjadi lebih dalam, tergantung biji epitel yang tersisa. :iasanya penyembuhan terjadi dalam +aktu lebih dari satu bulan. $. Luka bakar derajat ,,, 0erusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam Organ"organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan 9idak dijumpai bula 0ulit yang terbakar ber+arna abu"abu dan pucat karena kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar 9erjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar

'*

9idak dijumpai rasa nyeri dan hilangnya sensasi oleh karena ujung"ujung saraf sensorik mengalami kerusakan=kematian. Penyembuhan luka terjadi lama karena tidak ada proses eptelisasi spontan dari dasar luka.

>ambar #.3. Derajat luka bakar berdasarkan kerusakan jaringan5$6. !rea kerusakan kulit dibagi menjadi $ Aona yaitu Aona koagulasi, Aona stasis dan Aona hiperemis5$6. a. Fona koagulasi: daerah yang langsung mengalami nekrosis. b. Fona stasis: area di luar Aona koagulasi dimana mengalami gangguan moderate berupa penurunan perfusi. Pada Aona ini terjadi kerusakan <askuler dan kebocoran <askuler. c. Fona hiperemi: yaitu Aona diluar Aona stasis dimana mengalami <asodilatasi akibat inflamasi jaringan di sekitarnya.

''

>ambar #.% Fona kerusakan kulit pada luka bakar5$6.

P!t72i0i7$73i Pajanan suhu yang tinggi akan menyebabkan kerusakan pembuluh kapiler dan menyebabkan peningkatan permeabilitas <askuler sehingga terjadi edema dan pembentukan bula. !kibatnya terjadi kehilangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi penurunan <olume cairan intra<askuler. 0erusakan <askuler juga diikuti oleh kerusakan sel darah merah sehingga dapat menyebabkan anemia. :iasanya tubuh masih dapat mengkompensasi luka bakar dengan luas G#*4, sementara jika luas luka bakar H#*4 tubuh tidak mampu mengkompensasi526. :erdasarkan perjalanan penyakitnya, luka bakar dibagi menjadi fase akut, fase subakut dan fase lanjut. Pada fase akut terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat sistemik yang dapat mengakibatkan terjadinya syok hipo<olemik. ?ase sub akut berlangsung setelah syok berakhir yang ditandai dengan keadaan hipermetabolisme, infeksi hingga sepsis serta inflamasi dalam bentuk .,-. (Systemic Inflamatory espon Syndrome). Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan di ba+ahnya) menimbulkan inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas=energi. /asalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan proses inflamasi dan infeksi, problem penutupan luka pada luka telanjang atau tidak berepitel luas dan atau pada struktur atau organ B organ fungsional, dan keadaan hipermetabolisme. ?ase lanjut berlangsung setelah fase subakut hingga pasien sembuh. Penyulit pada fase ini adalah parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur5'6. Pe&e&t%!& $%!0 $%8! 4!8!r Penentuan luas luka bakar dapat dilakukan menurut I ule of !ineJ yang secara umum digunakan untuk de+asa, ataupun menurut I"und and #rowder ChartJ untuk anak"anak5$6. Luka bakar yang terjadi pada daerah muka dan leher jauh lebih berbahaya daripada luka bakar di tungkai ba+ah, kita mesti sangat +aspada terhadap timbulnya obstruksi jalan napas5'6.

'#

>ambar #.&. ;stimasi luas luka bakar menurut -ule of 8ines5$6.

>ambar #.). ;stimasi luas luka bakar menurut Lund K :ro+der5#6.

'$

9abel #.'. ;stimasi luas luka bakar menurut :erko+5$6.

-!te37ri #e&derit! :erdasarkan se<eritas, penderita luka bakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut5#,$6: ') Luka bakar berat=kritis Derajat ,, H #%4 9:.! pada pasien de+asa Derajat ,, H #*4 9:.! pada pasien anak Derajat ,,, H'*4 9:.! Derajat ,,, pada tangan, +ajah, mata, telinga, kaki atau perineum 9rauma pada jalan nafas=inhalasi Disertai fraktur, luka luas Luka bakar listrik #) Luka bakar sedang Derajat ,, '%"#%4 9:.! pada pasien de+asa Derajat ,, '*"#*4 9:.! pada pasien anak Derajat ,,, G '*4 9:.! $) Luka bakar ringan Derajat ,, G '%4 9:.! pada pasien de+asa Derajat ,, G '*4 9:.! pada pasien anak

'3

Derajat ,,, G #4 9:.! I&di8!0i r!9!t i&!# ,ndikasi ra+at inap pada pasien luka bakar ialah sebagai berikut5#,$6: a. Penderita syok atau terancam syok !nak: luas luka H '*4 9:.! De+asa: luas luka H '%4 9:.! b. Luas luka memungkinkan penderita mengalami cacat berat Lajah, mata 9angan, kaki Perineum c. 9erancam oedem laring 9erhirup asam atau udara hangat Pe&!&3!&!& Penangan pertama pasien luka bakar ialah menghentikan kontak dengan sumber panas misalnya dengan menyelimuti atau menutup bagian yang terbakar atau menjatuhkan diri dan berguling agar bagian pakaian yang terkena tidak meluas. Penanganan selanjutnya ialah sama dengan penanganan pasien trauma pada umumnya yaitu primary sur$ey dilanjutkan dengan secondary sur$ey5#,$,26. 1% &rimary sur$ey Prioritas pertama ialah mempertahankan agar airway' breathing dan circulation dalam kondisi stabil5#,$,26. Airway. !danya ri+ayat terkurung api atau terdapat tanda"tanda trauma jalan nafas, memerlukan pemeriksaan jalan nafas dan tindakan pemasangan jalan nafas definiti<e. 9rauma bakar faring menyebabkan edema hebat jalan nafas bagian atas, karenanya memerlukan pembebasan jalan nafas segera. Pada pasien dengan oedem laring dapat dilakukan pemasangan pipa endotrakea ataupun trakeostomi. :ila didapatkan gejala terbakarnya jalan nafas maka diberikan udara lembab dan oksigen5#,$,2,(6. #reathing. Penanganan a+alnya didasarkan atas tanda dan gejala yang timbul akibat trauma, sebagai berikut5#,$,2,(6:

'%

9rauma bakar langsung, menyebabkan edema dan = atau obstruksi jalan nafas bagian atas. ,nhalasi hasil pembakaran (partikel karbon) dan asap beracun menyebabkan tracheobronkhitis kimia+i, edema, dan pneumonia. 0eracunan karbon monoksida. Luka bakar derajat ,,, yang mengenai dinding dada anterior dan lateral dapat menyebabkan terbatasnya pergerakan dinding dada, meskipun tidak meliputi keseluruhan dinding dada, perlu dilakukan eskarotomi.

'&

>ambar #.2. ;skarotomi, dan lokasi yang dianjurkan untuk eskarotomi5$,'*6. Circulation. .elain itu, dilakukan resusitasi cairan untuk mengatasi syok yang umumnya terjadi pada pasien luka bakar. 9ekanan darah sering kali sulit diukur dan hasilnya kurang dapat dipercaya. Pengukuran produksi urine tiap jam merupakan alat monitor yang baik untuk menilai <olume sirkulasi darah, sehingga perlu dilakukan pemasangan kateter urin untuk mengukur produksi urine. Pemberian cairan cukup untuk dapat mempertahankan produksi urine ',* mL=0g::=jam pada anak"anak dengan berat badan M$* 0g, dan *,%"',* mL=0g::=jam pada orang de+asa5#,$,2,(6. #) Secondary sur$ey5#,$,26 Lakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan karena mekanisme luka bakar memungkinkan pasien mengalami trauma lainnya seperti cedera abdomen, cedera tulang belakang, dan sebagainya. !namnesis dengan lengkap ri+ayat trauma /enentukan derajat dan luas luka bakar. Penanganan lainnya dapat dilakukan seperti pemasangan kateter urin, selang 8>9, pencucian luka, pemberian obat"obatan seperti analgetik, antibiotik, anti tetanus. .elain itu dapat dilakukan eskarektomi dan fasiotomi dilakukan sesuai indikasi. -esusistasi cairan dapat dilakukan dengan berbagai formula salah satunya menurut cara ;<ans yaitu sebagai berikut5#,$,26: ') Luas luka dalam 4 N :: dalam 0g menjadi ml 8acl=#3 jam
')

#) Luas luka dalam 4 N :: dalam 0g menjadi ml plasma=#3 jam $) #*** cc glukosa %4 per #3 jam .eparuh dari jumlah '), #), dan $) diberikan dalam 2 jam pertama, sisanya dalam '& jam berikut. 7ntuk hari kedua diberikan separuh dari jumlah hari pertama sementara untuk hari ke tiga diberikan separuh dari jumlah pada hari ke dua. ?ormula lain yang dapat digunakan untuk resusitasi pasien luka bakar ialah formula Parkland dan formula :rooke. ?ormula Parkland ialah dengan pemberian kristaloid tanpa koloid dengan rumus 3ml=0g:: N 4 9:.!. .ementara rumus :rooke menggunakan dua jenis cairan yaitu kristaloid dan koloid. 0ristaloid diberikan pada #3 jam , dengan rumus 4 luas luka bakar @ ',% cc @ ::. .eparuhnya diberikan dalam 2 jam pertama, sisanya dalam '& jam berikutnya. 0oloid diberikan pada #3 jam kedua dengan rumus yaitu 4 luas luka bakar @ *,% cc @ ::5#,$,26.

M7&it7ri&3 /onitoring pada pasien luka bakar meliputi5#,$6: Pengukuran tekanan darah, nadi dan frekuensi nafas Pengukuran produksi urin Pemasangan kateter pengukur tekanan <ena Pemeriksaan hemoglobin dan hematocrit !nalisis kadar elektrolit -7(#$i8!0i :eberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien luka bakar antara lain5#,$,26: .epsis, karena luka, jalan nafas, jalur infus, dsb Pada luka bakar derajat ,, dapat terjadi parut hipertrofik Pada luka bakar derajat ,,, dapat terjadi kontraktur Pada luka bakar derajat berat dapat terjadi ileus paralitik Oematemesis, melena akibat tukak lambung !telektasis dan pneumonia Pr73&70i0
'2

Prognosis luka bakar ditentukan oleh5$6: Derajat luka bakar Luas permukaan Daerah 7sia 0eadaan kesehatan L%8! 0e&3!t!& $i0tri8 .ekitar $"%4 pasien luka bakar diakibatkan oleh sengatan listrik. 9rauma ini tidak sama seperti luka bakar yang lain karena hanya sedikit area nekrosis yang nampak padahal kerusakan jaringan yang terjadi di dalamnya jauh lebih luas. 9rauma elektrik dibagi menjadi trauma tegangan tinggi (high-$oltage in(uries% dan trauma tegangan rendah (low-$oltage in(uries%. Pada low-$oltage in(uries kerusakan tidak ditransmisikan ke jaringan yang lebih dalam. .ementara pada high-$oltage in(uries kerusakan terdiri dari berbagai derajat kerusakan kulit pada lokasi masuk dan keluarnya arus listrik, disertai kerusakan tersembunyi jaringan yang lebih dalam5$,26. !rus listrik yang memasuki tubuh melalui jari ataupun tangan kemudian berjalan melalui jaringan dengan tahanan paling rendah yaitu saraf, pembuluh darah dan otot, sementara kulit, tendon dan tulang memiliki resistensi yang lebih besar. !rus listrik tersebut kemudian meninggalkan tubuh terutama melalui telapak kaki. !rus listrik itu sendiri ditambah dengan panas yang dihasilkan akan menyebabkan kerusakan pada jaringan yang dile+ati. ;nergi panas dari loncatan arus listrik tegangan tinggi yang mengenai tubuh akan menimbulkan luka bakar yang dalam karena suhu bunga api listrik dapat mencapai #.%**P
5$,26

1aringan yang tahanannya tinggi akan lebih banyak dialiri arus sehingga panas yang ditimbulkan juga lebih tinggi. 0arena epidermisnya lebih tebal, telapak tangan dan kaki memiliki tahanan listrik lebih tinggi sehingga luka bakar yang terjadi akibat arus listrik di daerah ini juga lebih hebat. & 0elancaran arus masuk tubuh juga bergantung pada kondisi kulit yang kontak apakah kering ataupun basah. :ila kulit basah atau lembab, arus akan mudah sekali masuk5$,26. Panas yang timbul pada pembuluh darah akan merusak intima sehingga terjadi trombosis yang timbul pelan"pelan. Oal inilah yang mendasari mengapa kematian jaringan pada luka bakar listrik seakan"akan progresif dan banyak kerusakan jaringan baru terjadi

'(

kemudian. ;kstremitas yang tampak <ital akan mulai menunjukkan nekrosis otot iskemik. :eberapa jam setelah kecelakaan listrik dapat terjadi sindrom kompartemen karena edema dan trombosis5$,26. Pada kecelakaan tersengat arus listrik di daerah kepala, penderita dapat pingsan lama dan mengalami henti nafas. Dapat juga terjadi edema otak, Destruksi jaringan yang paling berat terjadi dekat luka masuk dan keluar karena di sanalah arus listrik paling kuat5$,26. Pasien dengan trauma elektrik beresiko tinggi untuk mengalami cedera lainnya seperti terjatuh atau terhempas akibat loncatan arus listrik sehingga perlu dicari tanda"tanda trauma tumpul lainnya5$,26. Pe&374!t!&. Oal pertama yang harus dilakukan pada penanganan luka sengatan listrik yaitu arus listrik harus diputus. /anajemen ataupun tindakan lainnya disesuaikan dengan kondisi yang ditemukan. 0erusakan otot yang luas ditandai oleh urin yang ber+arna gelap akibat pelepasan hemokromogen (mioglobin). /ioglobin yang difiltrasi oleh glomerulus dan menyebabkan nefropati obstruktif. Oleh karena itu, perlu diberikan cairan dalam jumlah cukup, 8atrium bikarbonat intra<ena dan manitol (#% gram tiap & jam) untuk melarutkan hemokromogen dan mempertahankan output urin. 0alau perlu manitol diberikan sampai enam kali untuk memperbaiki filtrasi ginjal dan mencegah gagal ginjal5$,26. :ila edema otak, dapat diberikan diuretik dan kortikosteroid. Pada luka bakar yang dalam dan berat, perlu pembersihan jaringan mati secara bertahap karena tidak semua jaringan mati tampak jelas pada hari pertama. :ila luka pada ekstremitas, mungkin perlu dilakukan fasiotomi pada hari pertama untuk mencegah sindrom kompartemen. .elanjutnya dilakukan cangkok kulit atau rekonstruksi5$,26. ;fek jangka panjang akibat luka sengatan listrik ialah defisit neurologis seperti ensefalopati, hemiplegia, afasia dan disfungsi batang otak pernah dilaporkan terjadi ( bulan setelah trauma. ;fek jangka panjang lainnya ialah katarak yang dapat terjadi setelah beberapa tahun. 0omplikasi ini dapat terjadi pada $*4 pasien dengan trauma tegangan tinggi5$,26. Ter0!(4!r #etir 0ecelakaan akibat tersambar petir dapat terjadi dalam empat cara, yaitu5$,26: '. :ila seseorang secara terbuka berada di lapangan luas sehingga orang itulah yang dicapai oleh muatan listrik dari a+an sebelum mencapai bumi, kecelakaan ini disebut tersambar langsung.

#*

#. :ila seseorang berada di dalam daerah paling jauh # meter sekitar batang pohon yang tersambar petir karena terjadi loncatan arus listrik dari batang pohon, ini disebut tersambar samping. $. :ila korban bersandar pada pohon yang tersambar petir sehingga disebut tersambar kontak. 3. :ila melangkah, berdiri atau berjongkok dekat tanah yang tersambar petir, kejadian ini disebut tersambar langkah. :iasanya pada kejadian tersambar langsung atau tersambar samping. arus listrik masuk di kepala melalui lobang kepala, yaitu telinga, mata, atau mulut dan mencapai bumi melalui leher, tubuh dan kaki. Pada jalur yang dilalui arus listrik terdapat sebagian otak, pusat, pernafasan dan jantung sehingga korban dapat pingsan, henti nafas, maupun henti jantung5$,26. Pada kejadian ketiga, aliran listrik masuk tubuh pada tempat kontak, tempat ini yang menentukan gambaran klinis. Pada kejadian keempat yaitu tersambar langkah, arus listrik masuk pada kaki yang paling dekat dengan tempat petir di tanah kemudian keluar tubuh lagi pada kaki yang lain. Oal itu dapat terjadi bila jarak antara korban dan letak tegangan tinggi di tanah tidak melebihi $* meter. Pada keadaan ini tidak terjadi pingsan, henti nafas, atau henti jantung5$,26. Re0%0it!0i. 0elumpuhan pusat nafas yang terjadi dapat ditangani dengan pemberian nafas buatan mulut ke mulut. 0elumpuhan nafas akan berlalu setelah lima sampai sepuluh menit. Defibrilasi jantung tidak perlu dilakukan karena henti jantung yang terjadi merupakan asistol tanpa fibrilasi5$,26. L%8! !8i4!t :!t 8i(i! Luka akibat Aat kimia termasuk dalam luka bakar. Fat kimia seperti kaporit, kalium permanganat, dan asam kromat dapat bersifat oksidator. :ahan korosif, seperti fenol dan fosfor putih, serta larutan basa seperti kalium hidroksida menyebabkan denaturasi protein. !sam sulfat merusak sel karena bersifat cepat menarik air5$,26. Penanganan pada luka akibat Aat kimia pada umumnya ialah dengan mengencerkan Aat kimia secara masif yaitu dengan mengguyur penderita dengan air mengalir sambil membersihkan pelan"pelan secara mekanis. .ebagai tindak lajut, kalau perlu dilakukan resusitasi perbaikan keadaan umum serta pemberian cairan dan elektrolit5$,26.

#'

BAB III BA)AN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif obser<asional yang bersifat retrospektif pada penderita ombustio di bagian bedah di -.7P 89:. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan mendata jumlah kasus ombustio yang terdata pada bagian -ekam /edis di -.7P 89: selama periode 1anuari #*'# " Desember #*'#. .ubjek penelitian adalah semua pasien yang mengalami Desember #*'#. Data yang dikumpulkan meliputi gambaran umum pasien ombustio yang menjalani di -.7P 89: selama periode 1anuari #*'# " Desember #*'# meliputi jumlah kasus ombustio, usia penderita, jenis kelamin, demografi, diagnosis ,grade, luas luka bakar serta tindakan yang dilakukan. .umber data berasal dari bagian rekam medik -.7P 89:. Data akan diolah secara statistik deskriptif. Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi. ombustio yang menjalani

pera+atan dan terdata dibagian -ekam /edis di -.7P 89: selama periode 1anuari #*'# "

##

BAB IV )ASIL DAN PEMBA)ASAN IV.A. )!0i$ Pe&e$iti!& IV.A.1. -!r!8teri0ti8 S!(#e$ Pe&e$iti!& 0arakteristik sampel penelitian berdasarkan umur pasien dapat dilihat pada tabel di ba+ah ini.

G!(4!r ,.1 0arakteristik sampel penelitian. Dari diagram diatas, dapat dilihat bah+a combustio terbanyak pada anak"anak yaitu sebesar 33 4 dari keseluruhan sampel.

IV.A.2. Per0e&t!0e 1e&i0 8e$!(i& $!8i-$!8i d!& #ere(#%!& 0arakteristik sampel penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada gambar diba+ah ini.

#$

Dari gambar diatas baik jenis kelamin laki"laki dan perempuan memiliki angka kejadian yang sama yaitu %*4 :%*4. IV.A.+. -!r!8teri0ti8 0!(#e$ #e&e$iti!& d!ri 1e&i0 eti7$73i #e&'e4!4 67(4%0ti7 ;tiologi luka bakar pada pasien desember #*'#.. ombustio di -.7P 89: periode januari #*'#"

Dari tabel diatas dapat dilihat bah+a penyebab tersering dari penyebab combustio adalah api dengan persentase %% 4.

#3

IV.A.,.-!r!8teri0ti8 C7(4%0ti7 d!ri Gr!de C7(4%0ti7. >rade luka bukar pasien combustio di -.7P 89: periode januari #*'#"desember #*'#.

Dari gambar diatas dapat dilihat grade combustio yang paling sering ditemukan adalah grade # dengan %&4.

IV.A.;. -!r!8teri0ti8 C7(4%0ti7 d!ri L%!0 #er(%8!!& t%4% '!&3 ter8e&!. Diba+ah ini adalah gambar Luka :akar dilihat dari segi luas permukaan tubuh yang terkena.

#%

Dari gambar diatas dapat dilihat, dari pasien combustion yang dira+at ditemukan %*4 mengalami combustion dengan luas '*"'(4, kemudian #24 dengan luas #*"#(4, '' 4 dengan $*"$( 4 dan &*"&(4.

#&

V. -ESIMPULAN -ESIMPULAN DAN SARAN V.1 -e0i(#%$!& '. 1umlah seluruh pasien #. Pasien ombustio di ruang pera+atan di -.7P 89: Periode '

1anuari #*'# sampai $* Desember #*'# adalah '2 orang. ombustio terbanyak berusia %"'# tahun yaitu sebanyak % orang ,dan pasien ombustio yang sama sekali tidak ada pada golongan usia H%% tahun . $. Perbandingan jumlah pasien ombustio antara +anita dan laki"laki adalah sama"sama %*4. 3. >rade ombustio paling banyak adalah grade ,, sebanyak '* pasien (%&4) dan paling sedikit grade , sebanyak ' pasien %4. %. Luas luka bakar yang paling sering ditemukan adalah '*"'(4 sebanyak %*4(( pasien). V.2 S!r!& '. Perlu dilakukan e<aluasi dalam sistem pencatatan buku registrasi pasien dibagian -ekam /edis -.7P 89: agar dilakukan penulisan secara lengkap.

#)

DAFTAR PUSTA-A '. De+i, Qulia -atna .intia. Luka :akar: 0onsep 7mum Dan ,n<estigasi :erbasis 0linis Luka !ntemortem Dan Postmortem. ?akultas 0edokteran 7ni<ersitas 7dayana. Denpasar. #*'#. #. $. 3. %. &. ). 2. (. Doherty >/, et al. urrent Diagnosis !nd 9reatment .urgery. '$ th ;d. /ichigan: /c>ra+"Oill. #**(. :arret"8erin 1P, Oerndon D8. Principles !nd Practice Of :urn .urgery. 8e+ Qork. /arcel Dekker. #**%. .aladin, et al. !natomy !nd Physiology: 9he 7nity Of ?orm !nd ?unction. $rd ;d. 8e+ Qork. /c>ra+"Oill. #**$. .eeley, .tephens, 9ate. !natomy !nd Physiology. &th ;d. 8e+ Qork. /c>ra+"Oill. #**3. Djuanda !, OamAah /, !isah .. ,lmu Penyakit 0ulit Dan 0elamin. ;disi %. 1akarta: ?akultas 0edokteran 7ni<ersitas ,ndonesia. #**). 1unDueira L , arneiro 1. Oistologi Dasar: 9eks Dan !tlas. ;disi '*. 1akarta: Penerbit :uku 0edokteran ;> . #**). .jamsuhidajat -, de 1ong L. :uku !jar ,lmu :edah, ;disi #. 1akarta: Penerbit :uku 0edokteran ;> . #**3. ?ildes 1, et al. !d<anced 9rauma Life .upport for Doctors, .tudent ;d. hicago: !merican ollege of .urgeons. #**2. '*. -enA ;/, ancio L . !cute :urn are. Los !ngeles: 7ni<ersity of alifornia, Los !ngels. #*''. ourse /anual. 2th

#2

Anda mungkin juga menyukai