Anda di halaman 1dari 3

TAWAKAL

Pada dasarnya, tawakal berasal dari akar kata wakalah yang berarti memilih wakil. Dan kita mengetahui bahwa kredibilitas seorang wakil yang baik bisa dilihat paling tidak dari empat sifat, yaitu pengetahuan yang cukup, terpercaya, mempunyai kemampuan, dan penuh perhatian. Jelas bahwa memilih seorang wakil untuk sebuah pekerjaan dilakukan ketika seseorang tidak mempunyai kemampuan lagi untuk bertahan sendirian. Pada saat inilah ia bisa mengunakan kekuatan orang lain untuk membantunya dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya. leh karena itu, tawakal kepada !lah swt. tidak mempunyai arti lain kecuali bahwa manusia menjadikan !llah sebagai wakilnya dalam menghadapi persoalan, musibah"musibah kehidupan, musuh, para penentang, dan masalah"masalah yang sedang dihadapinya. Dan ketika seseorang biasanya telah sampai pada jalan buntu dalam upaya mencapai tujuan dan tidak mempunyai kemampuan lagi untuk menyelesaikan dan memecahkan persoalannya, ia akan menyandarkan diri kepada"#ya dengan tanpa menghentikan upayanya. $ahkan, tatkala ia sendiri mempuyai kemampuan untuk melakukan pekerjaannya, ia tetap menganggap bahwa faktor utama semua itu hanyalah !llah swt., karena menurut pandangan seorang mukmin, sumber segenap kekuatan adalah !llah swt. %ebalikan dari tawakal kepada !llah adalah menyandarkan diri kepada selain"#ya. &aitu, hidup secara bergantung 'seperti sebuah parasit() menggantungkan diri pada orang lain, dan tidak mempunyai kemandirian. Para ulama akhlak berkata, *awakal merupakan sikap yang dihasilan secar langsung dari tauhid Filiyah !llah swt., karena sebagaimana yang telah kami jelaskan dilihat dari +isi seorang mukmin, setiap gerak, usaha dan fenomena yang ada di dunia ini pada akhirnya mempunyai keterkaitan dengan penyebab pertama dunia ini, yaitu !llah. leh karena itu, manusia mukmin akan menganggap bahwa seluruh kekuatan yang ada berasal dari"#ya. Falsafah Tawakal Dengan memperhatikan apa yang telah kami sebutkan di atas, maka kita akan bisa mengetahui bahwa, Pertama, tawakal kepada !llah, yaitu berserah diri kepada sebuah sumber kekuatan yang abdi, dapat meningkatkan ketahanan manusia dalam menghadapi persoalan dan kesulitan hidup. Dengan dalil ini, ketika muslimin yang tengah mengalami pukulan berat di medan perang -hud, lalu mendengar berita bahwa para musuh yang telah meninggalkan medan perang akan kembali ke medan untuk melakukan pukulan akhir terhadap pasukan muslim, !l".ur/an mengatakan bahwa orang"orang beriman pada saat"saat yang sangat genting dan berbahaya ini di mana bagian penting kekuatan juang mereka telah hilang, bukannya tidak hanya merasa takut, melainkan rasa tawakal kepada !llah swt. dan bersandar kepada kekuatan iman telah membuat pertahanan mereka bertambah sehingga para musuh yang hampir menang itu "begitu mendengar berita adanya persiapan ini" segera mengundurkan diri dari siasat tersebut. [Yaitu] orang-orang [yang menaati Allah dan Rasul] yang masyarakat [sekitar] berkata kepada mereka, esungguhnya mereka telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang !amu" #leh karena itu, takutlah pada mereka"$ %aka, perkataan itu menambah keimanan mereka, dan mereka men&awab, 'ukuplah Allah men&adi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung"$ '.0. !li 12mran 345, 674( 8ontoh dari ketangguhan di bawah naungan tawakal kepada"#ya banyak terdapat di dalam ayat" ayat !l".ur/an. 0alah satunya adalah sebuah ayat dalam surat !li 12mran yang berfirman, !etika dua golongan dari !amu ingin [mengundurkan diri] karena takut, padahal Allah adalah Penolong

bagi kedua golongan itu" !arena itu hendaklah kepada Allah sa&a orang-orang %ukmin bertawakal"$ '.0. !li 12mran 345, 699( Dalam salah satu ayat surat 2brahim disebutkan, %engapa kami tidak akan bertawakal kepada Allah padahal (a telah menun&ukkan &alan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang !amu lakukan kepada kami" )an hanya kepada Allah-lah orang-orang yang bertawakal akan berserah diri"$ '.0. 2brahim 36:5, 69( Dan dalam salah satu ayat surat !li 12mran yang lain disebutkan, * kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah" esungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakal kepada-+ya"$ '.0. !li 12mran 345, 6;<( $ahkan, !l".ur/an mengatakan ketika berhadapan dengan godaan setan, orang"orang yang akan mampu bertahan dan bisa keluar dari godaan setan ini hanyalah orang"orang yang beriman dan bertawakal. 2a berfirman, esungguhnya setan itu tidak memiliki kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada ,uhannya"$ '.0. an"#ahl 36=5, <<( Dari kumpulan ayat"ayat ini bisa diketahui bahwa maksud dari tawakal adalah hendaklah seseorang tidak merasa lemah dalam menghadapi beratnya persoalan kehidupan. $ahkan, dengan bersandar dan menggantungkan diri kepada kekuatan !llah yang tak terbatas, ia menyatakan dirinya selalu menang. Dengan demikian, tawakal merupakan sumber harapan yang akan memberikan kekuatan dan menjadi dasar ketahanan dan kekokohan seseorang. !pabila arti tawakal diinterpretasikan dengan berdiam diri di sudut kamar dengan menengadahkan tangan, ini justru menghilangkan arti segala perjuangan dan jerih payah yang dilakukan oleh manusia. Dan apabila terdapat sebagian kelompok yang mengatakan bahwa peduli terhadap alam materi dan faktor"faktor alam tidak ada rele+ansinya dengan tawakal, sebenarnya mereka berada dalam kesalahan yang sangat besar, karena memisahkan faktor"aktor alam dari kehendak !llah merupakan sebuah kesyirikan. $ukankah komponen"komponen alam apa pun berasal dari"#ya dan seluruhnya berada di bawah kehendak dan perintah"#ya> &a? !pabila kita menganggap faktor"faktor ini sebagai sebuah sistem yang independen dari kehendak dan iradah"#ya, jelas hal ini tidak sejalan dengan substansi tawakal. 'Perhatikan baik" baik?(. $agaimana mungkin interpretasi semacam ini dinisbahkan kepada tawakal, sedangkan @asulullah saw. sendiri sebagai seorang figur yang berada di atas kaum mutawakilin, ketika ingin mencapai tujuannya, beliau tidak pernah lalai dari rencana dan siasat yang jitu, taktik yang cermat dan berbagai peralatan dan sarana perlengkapan eksternal. 0emua ini membuktikan bahwa tawakal tidak mempunyai arti negatif sebagaimana yang disebutkan sebelumnya. !edua, bertawakal kepada !llah swt. dapat menyelamatkan manusia dari segala bentuk ketergantungan yang merupakan sumber kehinaan dan keterkungkungan, serta memberikan kebebasan dan kepercayaan diri kepadanya. *awakal dan -an.ah 'mencukupkan diri dengan apa yang ada( keduanya mempunyai satu akar yang sama. Pada prinsipnya, filsafat dari keduanya mempunyai kemiripan apabila dilihat dari satu sisi. Dan pada saat yang sama, terdapat pula perbedaan di antara keduanya. Di sini, beberapa riwayat tentang masalah tawakal akan kami utarakan sebagai sebuah refleksi dari arti aslinya, 2mam !sh"0hadiA a.s. berkata, 0esungguhnya -an.ah dan kehormatan diri selalu bergerak. %etika ia menemukan tempat tawakal, maka di sanalah ia akan menetap. Dalam hadis ini, tempat tinggal asli -anaah dan kehormatan diri adalah tawakal. @asulullah saw. pernah bertanya kepada Balaikat Jibril, penyampai wahyu !llah, !pakah tawakal itu> 2a menjawab, *awakal adalah yakin pada realita bahwa makhluk bukanlah pembawa keuntungan, bukan pula pembawa kerugian, tidak memberi, tidak pula menghalangi, dan tidak menggantungkan harapan kepada makhluk apapun. %etika seorang hamba telah yakin demikian, ia

tidak melakukan pekerjaan kecuali untuk !llah, dan tidak mempunyai harapan kecuali dari"#ya. 2nilah hakikat dari tawakal. 0eseorang bertanya kepada 2mam !li bin Busa !r"@idha a.s., 0ebatas manakah tawakal itu> $eliau menjawab, Cendaknya engkau tidak takut kepada siapapun dengan bersandar kepada !llah swt.

Anda mungkin juga menyukai