Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Empati dalam konseling merupakan hal yang sangat penting.

Mengingat proses konseling merupakan sebuah bantuan melalui interaksi. Salah satu masalah yang sering muncul adalah kurangnya rasa empati dalam berkomunikasi yang bisa menyebabkan kesalahpahaman interaksi komunikasi sehingga konseli frustasi dan tidak ada manfaat yang dihasilkan dari proses konseling tersebut. Empati merupakan dasar hubungan interpersonal. Hal yang juga penting diungkap dalam konteks peningkatan mutu empati seseorang adalah berlatih menampakkan ekspresi-ekspresi atau isyarat-isyarat non-verbal yang membuat orang lain merasa dimengerti dan diterima, karena kemampuan empati terutama melibatkan kemampuan seseorang untuk membaca perasaan le at pemahaman terhadap isyarat-isyarat non verbal orang lain. !emahaman seperti ini membuat hubungan antar individu terjalin dengan baik. "alam kepustakaan konseling ditegaskan tentang keefektifan konseling #counseling effectiveness$ lebih ditentukan dari kecakapan konselor. %leh karena itu, peran empati cukup esensial yang diakui dalam teori-teori konseling, sehingga empati yang di ujud-nyatakan dalam praktik konseling selama ini merupakan suatu keniscayaan untuk ditumbuh-kembangkan secara sistemis di dunia pendidikan dan kehidupan masyarakat kita.

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Empati &. Empati suatu istilah umum yang dapat digunakan untuk pertemuan, pengaruh dan interaksi di antara kepribadian-kepribadian. ' Empati ( merupakan arti dari kata 'einfulung( yang dipakai oleh para psikolog )erman. Secara harfiah ia berarti 'merasakan ke dalam(. Empati berasal dari kata *unani 'pathos(, yang berarti perasaan yang mendalam dan kuat yang mendekati penderitaan, dan kemudian diberi a alan 'in(. +ata ini paralel dengan kata ' simpati '. ,etapi antara keduanya terdapat perbedaan. -ila simpati berarti merasakan bersama dan mungkin mengarah pada sentimentalitas, maka empati mengacu pada keadaan identifikasi kepribadian yang lebih mendalam kepada seseorang, sedemikian sehingga seseorang yang berempati sesaat melupakan. kehilangan identitas dirinya sendiri. "alam proses empati yang mendalam dan misterius inilah berlangsung proses pengertian, pengaruh dan bentuk hubungan antar pribadi yang penting lainnya /. 0eorge 1 2ristiani #&34&$, empati adalah kemampuan untuk mengambil kerangka berpikir klien sehingga memahami dengan tepat kehidupan dunia dalam dan makna-maknanya dan bisa dikomunikasikan kembali dengan jelas terhadap klien. "engan berempati, memungkinkan konselor untuk mendengar dan bereaksi terhadap kehidupan perasaan klien, yakni 5 marah, benci, takut, menentang, tertekan, dan gembira. 6. Ste art #&347$ merumuskan empati sebagai kemampuan untuk menempatkan diri di tempat orang lain supaya bisa memahami dan mengerti kebutuhan dan perasaannya. Empati menuntut untuk masuk ke pandangan dunia klien dan untuk melihat dengan mata mereka dan selanjutnya 'to alk in their shoe(. 8. 9ogers, empati berarti memasukkan dunia klien beserta perasaanperasaannya ke dalam diri sendiri tanpa terhanyut oleh pikiran dan perasaan klien #Hackney, &3:4$. ;. Menurut Sutardi #/<<:$, pengertian empati dapat dianggap kelanjutan dari toleransi. Empati dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain oleh seorang individu atau suatu kelompok masyarakat. "ari definisi empati diatas dapat disimpulkan. Empati merupakan suatu aktivitas untuk memahami apa yang sedang dipikirkan dan dirasakan orang lain, serta apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh yang bersangkutan terhadap kondisi yang sedang dialami orang lain, tanpa yang bersangkutan kehilangan kontrol dirinya. Empati berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari pengasuhan, pendidikan, manajemen, hingga tindakan bela rasa dan percintaan. Empati dibangun pada lingkup self-a areness #kesadaran diri$. Makin terbuka terhadap emosi kita sendiri, makin terampil kita dalam memahami perasaan orang lain. Emosi tidak banyak diekspresikan

dalam kata-kata, justru ia lebih banyak diekspresikan dalam isyarat-isyarat nonverbal, seperti intonasi suara, gerakan bagian tubuh, ekspresi ajah. Maka kemampuan empati terutama melibatkan kemampuan seseorang untuk membaca perasaan le at pemaha=man terhadap isyarat-isyarat nonverbal orang lain. Empati sangat dibutuhkan dalam relasi terapeutik. -ahkan dalam terapi client centered, iklim terapi, yang di arnai empati menjadi syarat utama yang akan memberi efek mendukung bagi tumbuhnya konsep diri positif pada klien atau konseli, sehingga konseli dapat mengatasi persoalannya sendiri. >ebih lanjut dapat diungkapkan bah a mengingat pentingnya kemampuan empati dalam hubungan antar manusia, maka upaya melatih dan mengembangkan empati di keluarga-keluarga, sekolah-sekolah dan lembagalembaga pendidikan lainnya perlu dilakukan sedini mungkin. -. Makna Penting Empati Menurut 9ogers dalam +onseling dan !sikoterapi #0unarsa Singgih, &33/, hal. :/$, empati bukan hanya sesuatu yang bersifat kognitif namun meliputi emosi dan pengalaman. )uga diartikan sebagai usaha menglami dunia klien sebagaimana klien mengalaminya. +arena itu, seorang kenselor harus berusaha memahami pengalaman klien dari sudut klien itu sendiri. "alam makalahnya yang berjudul ',he ?ecessary and Sufficient 2onditions of ,herapeutic !ersonality 2hange( #+ondisi *ang Harus ,erjadi "an 2ukup -agi !erubahan !ada +lien$, 9ogers mengemukakan tentang emphatic understanding, yakni kemampuan untuk memasuki dunia pribadi orang. Emphatic understanding merupakan salah satu dari tiga atribut yang harus dimiliki oleh seorang terapis dalam usaha mengubah perilaku klien. Atribut yang lain yaitu ke ajaran atau keadaan sebenarnya #realness$ dan menerima #acceptance$ atau memperhatikan #care$. &. ,anpa empati, tidak mungkin ada pengertian. Memahami secara empati merupakan kemampuan seseorang untuk memahami cara pandang dan perasaan orang lain. Memahami secara empati bukanlah memahami orang lain secara objektif, tetapi sebaliknya dia berusaha memahami pikiran dan perasaan orang lain dengan cara orang lain tersebut berpikir dan merasakan atau melihat dirinya sendiri. Memahami klien berdasarkan kerangka persepsi dan perasaan klien sendiri oleh 9ogers disebut internal frame of reference, artinya menggunakan kerangka pemikiran internal. /. Menurut 9ogers empati konselor sebagai salah satu factor kunci yang membantu klien untuk memecahkan masalah personalnya. +etika kita berempati kepada orang lain, kita meletakkan diri kita 'in their shoes(, melihat dunia dari mata mereka, membayangkan bagaimana bila menjadi mereka, dan berusaha merasakan apa yang mereka rasakan. 6. @aktor sosial dan budaya #seperti gender, etnis, perbedaan kultur$ mempunyai pengaruh dalam pengekspresian emosi. @aktor ini mempengaruhi cara bagaimana konselor merespon secara emosional.

8.

;.

)ika klien merasa dimengerti, maka mereka akan lebih mudah membuka diri untuk mengungkapkan pengalaman mereka dan berbagi pengalaman tersebut dengan orang lain. +lien yang membagi pengalamannya secara mendalam memungkinkan untuk menilai kapan dan di mana mereka membutuhkan dukungan, dan potensi kesulitan yang membutuhkan fokus untuk rencana perubahan. Saat klien melihat empati pada diri konselor, mereka akan lebih nyaman untuk dan tidak melakukan defend seperti penyangkalan, penarikan diri, dll. Artinya empati konselor mampu memfasilitasi perubahan pada klien. Sebaliknya akan lebih mau membuka diri terhadap dunia luar dengan cara yang lebih konstruktif. +arena itulah istilah empati ditambah menjadi perkataan 'emphatic understanding(.

2. Mengkomunikasikan Empati Empati membutuhkan kemampuan konselor dan usaha untuk menempatkan ia pada posisi klien dan memahami dunia klien. ,etapi empati sendiri tidak akan efektif bila tidak di barengi dengan kemampuan untuk mengkomunikasikan dan menunjukkan empati itu. +lien akan berfikir bah a konselor berempati hanya jika mereka melihat dan percaya hal tersebut. ,ruaA dan 2arkhuff mengemukakan bah a dalam memahami secara empati ini sangat perlu konselor menerima dan mengkomunikasikan baik secara verbal maupun non verbal, secara akurat dan penuh kepekaan tentang perasaan dan makna perasaan itu. Ada tiga aspek dalam empati menurut !atterson #&34<$, yaitu5 &. +eharusan bah a konselor mendengarkan klien dan mengkomunikasikan persepsinya kepada klien. /. Ada pengertian atau pemahaman konselor tentang dunia klienB dan 6. Mengkomunikasikan pemahamannya kepada klien. -eberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merespon5 &. 9espon harus pendek dan to the point, menangkap esensi dari perasaan dan situasi. /. -ukan pengulangan dari apa yang orang lain katakanya. "iulangi dalam kata yang berbeda. 6. Harus lebih dalam dari apa yang telah dikatakan, seperti menebak perasaan yang tidak diungkapkan #jika terkaan itu salah hal ini bukanlah masalah. +lien akan membenarkan dan menjelaskan$. Egan #&3:;, dalam Cvey et al, &34:$ membedakan dua tipe untuk memahami 'emphatic understanding(, yakni 5 &. Empati primer, adalah empati sebagaimana dikemukakan oleh 9ogers. Membentuk fondasi dan atmosfer inti helping relationship. ,ermasuk mendengarkan semua pesan dan meresponnya. +emampuan paraphrasing dan merefleksikan perasaan konselor dengan baik akan memulai dasar empati untuk memahami klien. 2ontoh perkataan 5 - 'Sekarang saya bisa merasakan betapa sedih Anda pada aktu itu(. - (Saya dapat merasakan apa yang anda rasakan.(

/.

- (Saya memahami apa yang telah anda lakukan.( - (Saya mengerti apa yang anda inginkan.( Empati lanjutan #advanced accurate emphaty$ Memahami hal yang tersembunyi dari klien, bentuk dasar dari empati lanjutan adalah memberi respon dan pemahaman terhadap hal yang tidak langsung dikatakan klien. "i mana konselor memberikan lebih dari dirinya dan seringkali membutuhkan upaya langsung untuk mempengaruhi klien. +arena informasi itu selalu subjektif bagi interpretasi individu, konselor harus menyusun kembali situasi, kepercayaan, atau pengalaman untuk membantu klien melihatnya dari perspektif yang berbeda dan mengecek apakah interpretasi itu sudah benar. Advanced emphaty lebih kritis, mendalam, dan membahas masalah yang sensitif oleh karena itu dapat menyebabkan klien bertambah stress. Dntuk mencegah klien mengalami emosi berlebihan dan melakukan perla anan respon empati konselor harus bersifat sementara dan hati-hati. 2ontoh perkataan 5 ' Saya akan merasa sedih juga( B ("ari apa yang kamu katakan......( B ( Apakah hal ini ......E( B (Sepertinya hal ini .......(

". Empati dalam Berbagai Perspektif !erbedaan-perbedaan pandangan tidak hanya terjadi pada disiplin ilmu yang berbeda, dalam internal psikologi konsep empati dapat dipandang secara berbeda oleh aliran-aliran di dalamnya. "i ba ah ini akan diuraikan pendekatan-pendekatan teoritis yang telah dikembangkan oleh tiga aliran utama psikologi, yaitu5 psikoanalisis, behaviorisme, dan humanisme. &. !erspektif !sikoanalisis ,eori-teori psikoanalisis menggambarkan kemunculan konsep empati lebih pada konteks interaksi emosional antara ibu dan anak. *aitu bagaimana seorang ibu mampu meredakan kemarahan anak, memberikan pelukan kehangatan yang menenangkan, memberikan jalan keluar atas masalah yang dihadapi, dan seterusnya. "emikian pula tentang bagaimana anak bisa menempatkan diri dalam menanggapi Fsenioritas dan otoritasG peran orang tua dalam keluarga. Menurut psikoanalisis, empati merupakan pusat dari hubungan interpersonal. "alam arti lain, kunci dari hubungan interpersonal adalah empati. "alam hubungan keluarga, Harry S. Sullivan #salah satu tokoh psikoanalisis$ memandang ibu dan anak berada di dalam satu ikatan hubungan empatik yang saling membutuhkan, dia menyebutnya sebagai empati primitif. /. !erspektif -ehaviorisme !ara tokoh behaviorisme tertarik untuk menghubungkan empati dengan perilaku menolong yang dia ali dengan sebuah pertanyaan mendasar 'mengapa orang menolong(. Dntuk menja ab pertanyaan ini mereka menjelaskan dengan berpijak pada teori classical conditioning dari Cvan !avlov, yaitu perilaku menolong merupakan hasil dari

6.

pembelajaran sosial, yang meliputi conditioning #pembiasaan$, modeling #keteladanan$, dan insight #pemahaman$. !eranan pembelajaran dan perkembangan kognitif seiring dengan munculnya konsep empati telah dipahami oleh beberapa peneliti behaviorisme, meskipun kurang begitu diperhatikan. Misalnya, Aronfreed #/<<<$ menyatakan bah a empati dipelajari melalui proses pembelajaran di aktu anak-anak. "alam pandangan ini empati berkembang melalui pengulangan-pengulangan perasaan anak melalui isyarat emosional orang lain. ,eori-teori Aronfreed lebih memfokuskan kepada perkembangan ketidaknyamanan personal dan aksi prososial daripada perkembangan terhadap sympathetic concern. %leh karena itu, teori-teorinya lebih memfokuskan kepada mekanisme perkembangan empati. !erspektif Humanistik "alam teori-teori humanistik, khususnya dalam psikoterapi dikatakan bah a hubungan terapeutik merupakan kunci sukses dalam psikoterapi. ?amun demikian, menurut -ohart 1 0reenberg #&33:$, pengaruh yang besar tersebut masih kalah perannya dibandingkan dengan peranan empati. Hubungan terapeutik tidak akan sukses tanpa melibatkan empati didalamnya, +arena empati merupakan pintu masuk utama bagi kesuksesan sebuah terapi. Hal itu sejalan dengan pendapat 9ogers #&347$, bah a empati adalah salah satu unsur kunci dalam menciptakan hubungan terapeutik. Seiring dengan pertalian yang erat antara empati dan psikoterapi, hal itu menandakan bangkitnya ketertarikan terapis terhadap konsepkonsep empati untuk digunakan dalam praktik-praktik mereka. +etertarikan mereka terlihat jelas pada periode &37<-an dan a al &3:<. "alam kurun aktu itu dilakukan sejumlah besar aktivitas penelitian untuk menguji hipotesis-hipotesis 2arl 9ogers tentang tiga kondisi terapis, yaitu penghargaan positif secara penuh, empati, dan hubungan keikhlasan #altruisme$ antara klien dan terapis.

E. Empati dalam Bidang-bidang Psikologi Satu abad setelah diperkenalkannya konsep empati, kini konsep empati telah berkembang luas khususnya dalam ilmu psikologi. Hal ini tidak lepas dari upaya-upaya simultan dari para ilmu an untuk membangun konsep yang pada a al perkembangannya mengalami banyak pertentangan. -idang-bidang psikologi yang secara intens mengembangkan konsep empati antara lain5 psikologi kepribadian, psikoterapi, serta psikologi sosial dan perkembangan. &. Empati dalam ,eori +epribadian +onsep empati relatif baru diperkenalkan dalam teori kepribadian, meskipun sesungguhnya secara implisit konsep empati telah masuk dalam teori kepribadian sejak a al digulirkannya. +arena semua yang dibicarakan dalam empati merupakan fenomena kepribadian. !ara teoretikus lama sebenarnya tidak pernah mengkhususkan bah a dirinya adalah teoretikus psikologi kepribadian, perkembangan, sosial maupun

/.

psikoterapi. ?amun karena karya-karyanya banyak berpengaruh terhadap perkembangan bidang-bidang ilmu tersebut, para ilmu an selanjutnya mengklasifikasikan mereka sesuai dengan bidang-bidang yang telah dibuat. ?amun, ada beberapa ilmu an yang tidak secara konsisten masuk hanya pada satu bidang, misalnya 2arl 9ogers. Ca dikenal sebagai ilmu an lintas bidang, karena selain teori-teorinya banyak direfer oleh para ilmu an dari psikologi kepribadian, teorinya juga diacu oleh para ilmu an dalam bidang psikoterapi. Cstilah empati sangat dekat dengan teori-teori konseling person-centered milik 9ogers. Sementara itu, "o ney #&3/3$ seorang psikolog yang cukup dikenal pada Hamannya, memiliki ketertarikan dalam mengkaji konsep empati dari bidang ilmu estetika hingga kepribadian. "alam memahami empati sebagai 'feeling in(, "o ney mengatakan bah a hal itu tidak hanya mengandung arti sikap-sikap motorik dan emosional yang bersangkutan saja, melainkan juga diproyeksikan kepada orang lain #keluar dari diri yang bersangkutan$. "alam buku kepribadian 0ordon I. Allport !ersonality5 A !sychological Cnterpretation yang ditulis pada tahun &36: yang kemudian direvisi pada tahun &37&, Allport mendefinisikan empati sebagai perubahan imajinatif pada diri seseorang di dalam pikiran, perasaan, dan perilaku terhadap orang lain. "ia memercayai bah a empati berada diantara inferensi #dugaan, kesimpulan atas kondisi orang lain$ dan intuisi. "alam kesimpulan di buku kepribadiannya, Allport membuat pernyataan tentang teka-teki rentang antara intuisi dan inferensi. !ernyataannya itulah kelak yang dikenal sebagai empati. Satu decade berikutnya, 0. Murphy dalam bukunya !ersonality5 A -iosocial Approach to %rigins and Structure #&38:$ tentang kepribadian mendefinisikan empati sebagai 'tanggung ja ab(. "ia menjelaskan bah a seseorang yang berempati itu harus dapat menempatkan diri sendiri pada kondisi orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung. ,iga tahun berikutnya #&3;<$ dua tokoh psikologi kepribadian lainnya, "ollard dan Miller membuat standar definisi empati sebagai penyalinan #copying$ perasaan-perasaan #feelings$ atau tanggapan #responding$ orang lain sesuai dengan tanda-tanda emosinya. Empati dalam ,erapi Empati didefinisikan oleh 9ogers sebagai kemampuan untuk memandang kerangka berpikir internal orang lain secara akurat dengan komponen-komponen emosional yang saling berhubungan. Empati merupakan pengalaman individual seseorang yang seolah-olah berada pada posisi orang lain #9ogers, &3;3$. ?amun sebaliknya psikoanalisis menekankan pada dorongan empati yang mengarah pada struktur ketidaksadaran terhadap pengalaman-pengalaman yang menitikberatkan pada eksistensi klien di dalam kehidupan, sementara bagi terapis-terapis client-centered, empati lebih memfokuskan pada pengalaman dan pemaknaan klien dari momen ke momen, dalam hal ini terapis mencoba

6.

secara imajinatif untuk memasuki pengalaman-pengalaman klien dalam mengemukakan pendapatnya dengan terapis #-ohart 1 0reenberg, &33:$. "alam client-centered therapy, empati berbeda dengan anggapananggapan positif, dan simpati ataupun rasa iba. Menurut 9ogers #&3;:$, empati merupakan salah satu dari tiga 'kondisi-kondisi terapeutik(, dimana menurutnya empati perlu dan penting untuk terjadinya perubahan terapeutik ke arah yang lebih baik. 9ogers menyatakan empati bila dikomunikasikan dengan anggapan-anggapan positif akan memberikan kontribusi bagi klien untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Empati dalam !sikologi Sosial dan !erkembangan ,onggak a al munculnya psikologi sosial ditandai dengan terbitnya buku An Cntroduction to Social !sychology karya Mc"ougall #&3<4$, hanya saja karya ini kurang begitu diminati oleh ilmu anilmu an lainnya. Selain Mc"ougall, Allport #&3/8$ juga menerbitkan buku Social !sychology. "alam bukunya Allport banyak melakukan elaborasi atas topik-topik psikologi sosial yang ditulis oleh Mc"ougall. Elaborasi Allport diba a kepada ilayah- ilayah yang lebih mudah diterima kalangan ilmu an lainnya pada aktu itu #American !sychology$. ?amun demikian, sebagaiman buku Mc"ougall, dalam karya Allport ini masih belum menyinggung konsep empati. !ada tahun &37<-an peminat kajian di bidang ini meningkat secara tajam. Meskipun pada bahasan a al tidak membahas konsep empati, namun mereka sudah mulai memperkenalkan variabel-variabel tergantung #dependent variables$ dari empati, seperti helping, giving, intervening, dan lain sebagainya. Dntuk menjelaskan variabel-variabel tergantung ini para ilmu an menggunakan konsep-konsep motivasional, seperti altruism, dependence, mood, dan empati.

@.

omponen-komponen Empati &. +omponen +ognitif +omponen kognitif merupakan yang menimbulkan pemahaman terhadap perasaan orang lain. Hal ini diperkuat oleh pernyataan beberapa ilmuan bah a proses kognitif sangat berperan penting dalam proses empati. Hoffman #/<<<$ mendefinisikan komponen kognitif sebagai kemampuan untuk memperoleh kembali pengalaman-pengalaman masa lalu dari memori dan kemampuan untuk memproses informasi semantik melalui pengalaman-pengalaman. @esback #&33:$ mendefinisikan aspek kognitif sebagai kemampuan untuk membedakan dan mengenali kondisi emosional yang berbeda. Eisenberg dan Strayer #&34:$ menyatakan bah a salah satu yang paling mendasar pada proses empati adalah pemahaman adanya perbedaan antara individu #perceiver$ dan orang lain. Ada beberapa tingkatan-tingkatan dalam proses kognitif 5

"ifferenttiation of the self from others, menurut piaget pada tahun pertama anak-anak belum mampu membedakan antara diri mereka dengan orang lain. b. ,he differentiation of emotional states, yang dimaksud adalah kemampuan untuk mengenali dan mengingat bentuk-bentuk emosi yang berbeda yang didasarkan pada kedua isyarat efektif dan situasional. c. Social referencing and emotional meaning, menjelaskan bah a ekspresi-ekspresi emosional orang tua menjadi penuntun atau contoh #guide$ perilaku-perilaku anak di dalam sejumlah situasi yang berbeda-beda, termasuk dalam berinteraksi dengan orang lain. d. >abelling different emotional states, sehubungan pada kondisi-kondisi emosi dasar telah dikemukakan bah a anak-anak pada usia emapat hingga lima tahun memilki keakuratan berpikir. !ada usia-usia tersebut mereka sudah mulai membedakan atau memahami perbedaan-perbedaan ekspresi. e. 2ognitive role taking ability, kemampuan menempatkan diri sendiri kedalam situasi orang lain dalam rangka untuk mengetahui secara tepat pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan orang itu #hoffman, /<<<$. /. +omponen Afektif "ua komponen afaktif diperlukan untuk terjadinya pengalaman empati yaitu, kemampuan untuk mengalami secara emosi dan tingkat reaktivitas alam emosional yang memadai yaitu kecenderungan individu untuk bereaksi secara emosional terhadap situasi-situasi yang dihadapi termasuk emosi yang tampak pada orang lain. Dntuk menjelaskan proses kogitif dan afektif ini, %s ald #&337$ menggunakan konsep perspektif taking. "ia mendefinisikan perspektif taking sebagai konstrak multidimensional yang dapat diatur secara konseptual dan metodis kedalam tiga kategori 5 ognitif, afektif, dan perseptual. 2ognitive perspektive taking didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi dan memahami pikiran-pikiran atau perasaan-perasaan orang lain. 6. +omponen +ognitif dan Afektif ,hornton dan thornton #&33;$ melaporkan bah a suatu alat ukur akan lebih mendekati pengertian empati3yang disetujui oleh sebagian besar ahli$ dan lebih akurat, apabila instrument tersebut mengombinasikan dua pendekatan yaitu kognitif dan afektif. 8. +omponen +omunikatif ,eoretikus mengatakan yang dimaksud komunikatif yaitu perilaku yang mengekspresikan perasaan-perasaan empatik #-ierhoff, /<</$. menurut Iang dkk, #/<<<6$, komponen empati komunikatif adalah ekspresi dari pikiran-pikiran empatik #intelecctual empathy$ dan perasaanperasaan #empathic emotions$ tehadap orang lain yang dapat diekspresikan melalui kata-kata dan perbuatan.

a.

0. Proses Empati "alam menjelaskan proses empati berbagai pendapat telah menegemukakan, diantaranya mengatakan proses empati tergantung dari sudut pandang apa kita mendefinisikan konsep empati. &. Antecedents Antecedent yaitu kondisi-kondisi yang mendahului sebelum terjadinya proses empati. Meliputi karakteristik observer #personal$, target atau situasi yang terjadi saat itu. Empati sangat dipengaruhi oleh kapasitas pribadi observer. Seluruh reespon terhadap terhadap orang lain baik itu respon afektif maupun kognitif berasal dari beberapa konteks situasional khusus. ,erdapat dua kondisi yaitu 5 kekuatan situasi #strength of the situation$, dan tingkat persamaan antara observer dan target #the deggre of similarity beet en observer and target$. /. !rocesses ,erdapat tiga jenis proses empati 5 - ?on cognitive processes , proses ini trjadinya empati disebabkan oleh proses-proses non kognitif artinya tanpa memerlukan pemahaman terhadap situasi yang terjadi. - Simple cognitive procces pada jenis empati ini hanya membutuhkan sedikit proses kognitif. Misalnya bila seseorang melihat tanda-tanda kurang nyaman pada orang lain atau juga pada saat itu antara observer dan target keduanya sama-sama berada pada situasi yang kurang nyaman akan membuat observer mudah berempati. - Advance cognitive procces dimana munculnya empatik merupakan akibat dari ucapan atau bahasa yang disampaikan oleh target. Misanya ketika target seorang istri mengatakan 'saya telah diceraikan oleh suami(. -arangkali ketika mengatakan kalimat itu, target tidak menunjukkan ajah sedih atau terlihat menderita, ia datar-datar saja mengatakannya. ?amun observer meresponnya dengan sikap yang empatik. Sikap empatik yang ditunjukkan oleh observer ini merupakan proses yang dalam membutuhkan pemahaman yang tinggi terhadap situasi yang sedang terjadi. 6. Cntrapersonal %utcomes Affective outcomes dibagi lagi dalam dua bentuk yaitu 5 parallel outcomes sering disebut dengan emotion matching yaitu, adanya keselarasan antara yang kita rasakan dengan yang dirasakan atau dialami oleh orang lain. "an reactive outcomes didefinisikan sebagai reaksi-reaksi afektif terhadap pengalaman-pengalaman orang lain yang berbeda. 8. Cnterpersonal %utcomes -ila intrapersonal outcomes itu berefek pada diri observer, maka interpersonal outcomes berdampak kepada hubungan antara observer dengan target. Salah satunya bentuk dari interpersonal outcomes adalah munculnya helping behavior #perilaku menolong$. Selain perilaku menolong empati juga dihubungkan dengan perilaku agresif.

Anda mungkin juga menyukai