Eko Subhan
http://protonomi.co.cc
http://protonomi.co.cc
Sejarah Munculnya Gerakan Feminisme Feminisme dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu dan
Marquis de Condorcet; Revolusi Amerika & Prancis 1776 (1792) Gelombang 1: bertujuan mengakhiri masa pemasungan kebebasan perempuan; dirugikan di semua bidang & dinomor duakan oleh laki-laki; sosial, pekerjaan, pendidikan & politik. Fundamentalisme agama memperburuk situasi. Tahun 1830-1840 hak2 perempuan mulai diperhatikan: perbaikan jam kerja dan gaji perempuan , diberi kesempatan ikut pendidikan, serta hak pilih. Menjelang abad 19, feminisme lahir menjadi gerakan yang mendapatkan perhatian , mereka memperjuangkan keterikatan universal (universal sisterhood). Gelombang 2: Pada tahun 1960 (munculnya negara2 baru, awal perempuan mendapat hak pilih & ikut ranah politik kenegaraan. Pelopori seperti Helene Cixous dan Julia Kristeva. Gelombang 3: kelompok ini dalam posisi menekan dominasi pria dalam setiap aspekhttp://protonomi.co.cc kehidupan untuk mendapatkan kesetimbangan baru
Feminisme Marxis: penindasan perempuan berasal dari eksploitasi kelas dan cara produksi dimana laki2 mengontrol produksi untuk exchange dan konsekuensinya ada dominasi hubungan sosial (prempuan direduksi menjadi bagian dari property). Sistem produksi yang berorientasi profit mengakibatkan terbentuknya kelas dalam masyarakatborjuis dan proletar
Feminisme Sosialis: berjuang untuk menghapuskan sistem pemilikan; perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender. Feminisme Post Kolonial: pengalaman perempuan negara dunia III berbeda dengan perempuan berlatar belakang dunia maju; menanggung beban penindasan lebih berat mengalami pendindasan berbasis gender, penindasan antar bangsa, suku, ras, dan agama. Feminisme Nordic; kaum perempuan harus berteman dengan negara karena kekuatan atau hak politik dan sosial perempuan terjadi melalui negara yang didukung oleh kebijakan sosial negara.
http://protonomi.co.cc
Sasaran Pengarusutamaan Gender (PUG): lembaga pemerintah dengan segala kewenangan yang dimiliki dan SDM yang tersedia di tingkat pusat sampai lini lapangan, terutama yang berperan dalam membuat kebijakan, program dan kegiatan, serta para perencana program yang terlibat http://protonomi.co.cc dalam PUG
Dengan PUG kita memperoleh akses sama pada resource pembangunan, partisipasi yang sama, pengambilan keputusan dan memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan. http://protonomi.co.cc
Rincian Konvensi Wanita 1995 menggambarkan bahwa perubahan sosial budaya, ekonomi & politik harus terjadi pada semua bidang kehidupan & kegiatan. Budaya & ideologi patriarki menciptakan ketimpangan & ketidakadilan gender, hubungan dl keluarga, tehnologi, kewarisan, ekonomi & lainnya. Konvensi Penghapusan Segala bentuk Diskriminasi terhadap Wanita sudah diratifikasi dengan UU 7/1984. Pemerintah menerapkan prinsip2 Konvensi Wanita; prinsip persamaan substantif, non diskriminasi dan prinsip kewajiban harmonisasi dalam sistem hukum negara sesuai azas kesetaraan dan keadilan gender.
http://protonomi.co.cc
Perubahan sosial menuju ke mitra sejajar gender; di awali proses industrialisasi & kemajuan TI. Perempuan lebih banyak berpartisipasi dalam pembangunan. Penerapan dan penegakan hukum belum di laksanakan secara benar sesuai perUU yang berlaku Peran yurisprudensi yang sudah mempertimbangkan kesetaraan dan keadilan gender kurang disosialisasikan
http://protonomi.co.cc
Gerakan Feminisme dan Isue Gender akan membawa dunia pada kontelasi yang sangat berbeda; sebuah gabungan antara pesona dan kekuatan yang luar biasa dan kuantitas yang tak terbantahkan
http://protonomi.co.cc
Terima kasih
http://protonomi.co.cc