Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN I
UJI KUALITATIF KANDUNGAN KLOROFIL DAUN
DENGAN TEKNIK KROMATOGRAFI KERTAS

Oleh:
Nama : Swastika Oktavia
NIM : B1J007013
Rombongan : II
Kelompok : 1 (satu)
Hari / Jam : Selasa/13.00-15.00
Asisten : Hari Kartiko

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2009
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN 1

Acara Praktikum : Uji Kualitatif Kandungan Klorofil Daun Dengan Teknik Kromatografi
Kertas.
Tujuan : Mengetahui adanya klorofil a, klorofil b dan zat warna lain dalam
daun. .
Hasil dan Pembahasan:

A. Hasil

Kertas saring
Karoten
Klorofil a
Klorofil b

B. Pembahasan

Praktikum mengenai uji kualitatif kandungan klorofil daun dengan teknik


kromatografi kertas ini menggunakan filtrat daun pepaya yang dihaluskan dengan
penambahan sedikit demi sedikit aseton. Penambahan aseton ini berfungsi untuk
melarutkan klorofil. Selain ditambahkan aseton kemudian ditambahkan juga petrolium eter
yang berfungsi untuk memisahkan klorofil dengan zat warna lain. Setelah terpisahkan antara
larutan yang mengandung klorofil dengan larutan yang mengandung zat warna lain
kemudian pada larutan yang mengandung klorofil ditambahkan NaCl 10% yang berfungsi
untuk membersihkan aseton. Selanjutnya diberi Na2SO4 yang berfungsi untuk mengikat atau
menghisap H2O yang mungkin masih tersisa. Hasil dari praktikum uji kualitatif kandungan
klorofil daun dengan teknik kromatografi kertas yang diwakili oleh daun pepaya adalah
warna hijau tua untuk klorofil a lebih sedikit dibandingkan klorofil b yang berwarna hijau
muda sedangkan untuk zat warna lain ditemukan karoten yang berwarna kuning.
Menurut Curtis dan Clark (1950), fotosintesis merupakan proses yang menyuplai
makanan bagi tumbuhan dan juga suatu proses yang penting dalam kehidupan karena
merupakan satu-satunya mekanisme masuknya energi dalam kehidupan. Fotosintesis
menghasilkan makanan berupa karbohidrat. Karbohidrat tersebut dari molekul organik
sederhana seperti CO2 dan H2O.
Fotosintesis adalah proses pada tumbuhan hijau untuk menyusun senyawa organik,
karbon dioksida, dan air. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui
perantara pigmen hijau klorofil yang terbentuk pada organel sitoplasma tertentu yang disebut
kloroplas (Loveless, 1991). Menurut Dwijoseputro (1994) fotosintesis atau asimilasai zat
karbon itu suatu proses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil diubah menjadi
zat organik karbohidrat dengan pertolongan sinar. Peristiwa fotosintesis dinyatakan
persamaan reaksi kimia sebagai berikut:
6CO2 + 6H2O → C6H12O6+ 6O2
Fotosintesis merupakan peristiwa penangkapan energi yang berasal dari cahaya
matahari oleh hijau daun untuk pembentukan bahan organik. Fotosintesis ini terjadi hanya
pada tanaman yang berwarna hijau, termasuk beberapa macam bakteri. Proses biologi ini
adalah terjadi perubahan energi matahari menjadi energi kimia (Darmawan dan Justika,
1983). Cahaya mengatur ekspresi gen untuk fotosintesis dan aktivitas dari produk gen.
Produk akhir dari proses ini digunakan dalam siklus Calvin. Fotosintesis juga ditentukan oleh
zat hara dan suhu (Paul dan Pellny, 2002).
Kloroplas merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas pada tanaman tingkat
tinggi terdiri dari dua macam klorofil yang merupakan bahan penyerap energi utama yaitu
klorofil a dan klorofil b. Klorofil a berwarna hijau kebiru-biruan dengan rumus kimia
C55H72O5N4Mg sedang klorofil b berwarna hijau kekuning-kuningan dengan rumus kimia
C55H70O6N4Mg. Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh faktor keturunanan, ketersediaan
oksigen, karbohidrat serta beberapa unsur seperti N, Mg, Fe, Mn, selain dari faktor-faktor di
atas, klorofil memerlukan adanya cahaya walaupun dalam kuantitas yang kecil dan semua
warna yang dapat merangsang pembentukan klorofil (Dwijoseputro, 1980). Fungsi vital dari
kloroplas adalah sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen yang terdapat
dalam membran tilakoid menyerap cahaya yang berasal dari matahari atau sumber cahaya
lainnya, setelah itu mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia dalam bentuk
ATP melalui serangkaian proses yang melibatkan eksitasi elektron (Lakitan, 2000).
Klorofil adalah katalisator fotosintesis yang penting dan terdapat semesta sebagai
pigmen hijau dalam semua jaringan tumbuhan berfotosintesis. Zat ini terdapat dalam
kloroplas dalam jumlah nisbi banyak, sering terikat longgar dengan protein, tetapi mudah
diekstraksi ke dalam pelarut lipid seperti aseton dan eter (Harborne, 1987).
Tumbuhan tingkat tinggi mengandung dua macam klorofil yaitu klorofil a dan klorofil
b. Klorofil a adalah suatu senyawa kompleks antara magnsium dengan porfirin yang
mengandung cincin siklopentanon (cincin V). Keempat atom nitrogennya dihubungkan
2+
secara ikatan. Koordinasi dengan ion Mg membentuk senyawa kompleks planar yang
mantap. Rantai sampingnya yang bersifat hidrofob adalah suatu terpenoid alkohol dan fitol
yang dihubungkan secara ikatan ester dengan gugus propionat dari cincin IV. Klorofil b
adalah klorofil kedua yang terdapat pada tumbuhan hijau. Klorofil b juga terikat pada protein
didalam sel. Klorofil a dan klorofil b paling kuat menyerap cahaya bagian merah dan ungu
spektrum, cahaya hijau yang paling sedikit diserap maka apabila cahaya putih menyinari
struktur-struktur yang mengandung klorofil seperti misalnya daun maka sinar hijau akan
dikirimkan dan dipantulkan sehingga strukturnya tampak berwarna hijau. Karoten termasuk
ke dalam kromoplas yaitu plastida yang berwarna dan mengandung pigmen selain klorofil
(Hopkins, 1995).
Menurut Dwidjoseputro (1980) klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam
kloroplas. Pada umumnya kloroplas itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma,
sedang butir-butir yang terkandung di dalamnya disebut grana, pada tanaman tinggi ada 2
macam klorofil yaitu : Klorofil a berwarna hijau tua dengan rumus C 55 H72 O5 N4 Mg
sedangkan klorofil b berwarna hijau muda dengan rumus C 55 H70 O6 N4 Mg. Karoten yang
berwarna kuning adalah pigmen lain yang terkandung dalam kloroplas.
Perbedaan antara klorofil a dan klorofil b dari pembahasan diatas adalah sebagai
berikut :
Klorofil a Klorofil b
Berwarna hijau tua Berwarna hijau muda
Rumus kimianya C55 H72 O5 N4 Mg Rumus kimianya C55 H70 O6 N4 Mg
Nilai absorbansi tertinggi pada panjang Nilai absorbansi tertinggi pada panjang
gelombang 600-700 nm gelombang 400-500 nm
Mengandung gugus -CH3 Mengandung gugus -COOH
Pemisahan klorofil a dan b beserta pigmen-pigmen lainnya seperti xantofil dan
karoten dapat dilakukan dengan menggunakan teknik kromatografi kertas (Tjitrosomo,
1985). Warna kertas kromatografi yang didapat adalah ijau tua, hijau muda, dan kuning
dimana warna ini merupakan pigmen dalam sampel. Warna hijau muda dan hijau tua
mewakili kandungan klorofil, serta kuning orange mewakili kandungan karotenoid. Menurut
Gritter (1991), menyatakan bahwa teknik kromatografi kertas merupakan jenis kromatografi
partisi yaitu suatu kromatografi yang distribusi komponen dari sampelnya didasarkan atas
kelarutan komponen tersebut dalam fase diam dan gerak. Pelarut akan merabat kedaerah
kertas yang masih kering dan membatasi permukaan kertas sesuai dengan koefisien
partisinya. Karoten berwarna kuning karena sewaktu praktikum tidak menggunakan
petrolium asli tetapi campuran bensin dan dietil eter. Kromatografi kertas dalam hal ini
mempunyai keuntungan dan kelebihan. Kelebihannya antara lain digunakan untuk
pemisahan molekul biologi yang polar seperti asam amino, gula dan nukleutida, kromatografi
kertas lebih baik dari pada kromatografi lapis tipis pada lapisan tipis serbuk selulosa, tidak
memerlukan pelat pendukung dan kertas dapat diperoleh dengan mudah diperoleh dalam
bentuk murni (kertas saring). Kekurangannya antara lain kertas selulosa harus dicetak atau
dibeli khusus, panjang serabut pada kertas lebih panjang dari pada lapisan selulosa yang
lazim, waktu berkisar dari 30 jam – 12 jam bergantung pada sifat kertas dan jarak
pengembangan yang diinginkan.
Keuntungan teknik kromatografi kertas menurut Harborne (1987), yaitu mempunyai
daya pisah yang benar-benar balik. Keuntungan teknik kromatografi kertas lainnya menurut
Gritter (1991) yaitu: kromatografi kertas lebih baik daripada kromatografi lapis tipis (KLT)
pada lapisan tipis serbuk selulosa, cepat, cara kerja sederhana, tidak perlu memakai
pendukung dan kertas dapat dengan mudah diperoleh dalam bentuk murni sebagai kertas
saring. Menurut Hoste Hman (1995) kelemahan teknik kromatografi kertas yaitu banyaknya
masalah yang menyangkut cara memasukkan fase gerak, perambatan fase gerak melalui
kertas, dan penggumpalan.
Kesimpulan

1. Daun Pepaya (Carica papaya) mengandung karoten, klorofil a dan b. Karoten


ditunjukkan dengan warna kuning, klorofil a warna hijau tua dan klorofil b warna
hijau muda.
2. Teknik kromatografi kertas dapat digunakan sebagai uji kualitatif kandungan klorofil.

Daftar Referensi

Curtis, O.F dan Clark,D.G. 1950. An Introduction to Plant Physiology. Mc Graw Hill Book
Company, New York.
Darmawan, J dan Justika, S. Baharsjah. 1983. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. P.T.
Suryandara Utama, Semarang.
Dwidjoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia, Jakarta.
Gritter, R. J. 1991, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata. Pengantar Kromatografi. ITB,
Bandung.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan.
ITB, Bandung.
Hopkins, W. B. 1995. Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons Inc., New York.
Hoste Hman, K. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. ITB, Bandung.
Lakitan, B. 2000. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik. P.T. Gramedia,
Jakarta.
Paul, M. J dan T. K. Pellny. 2002. Carbon metabolite feedback regulation of leaf
photosynthesis and development. Journal of Experimental Botany. 54 (382) : 539-
547.
Tjitrosomo, S. 1985. Botani Umum Jilid II. Penerbit Angkasa, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai