Anda di halaman 1dari 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Menopause 1. Pengertian Menopause Menopause adalah proses alami yang harus dialami seorang wanita yang sedang mengalami penuaan atau berakhirnya periode menstruasi. Hal ini terjadi apabila ovarium berhenti memproduksi suatu hormon estrogen. Akibatnya kadar estrogen dalam tubuh menurun sehingga periode menstruasi berhenti. Kejadian ini akan terjadi pada wanita mulai usia 45 ( D. Muchtadi, 2009). 2. Gejala-gejala menopause Gejala-gejala psikologis pada wanita menopause adalah perasaan murung, kecemasan, kelelahan, susah tidur, gelisah, perasaan yang berubah-ubah, labilitas emosi, merasa tidak berdaya, dan sulit mengambil keputusan. Gejala tersebut bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar esterogen (Patricia OBrien, 1993). Gejala-gejala fisik pada wanita menopause adalah: a. Hot flashes terjadi akibat peningkatan aliran darah di dalam pembuluh darah, wajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan Alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi (infeksi kandung kencing, infeksi liang senggama),

sehingga ketika melakukan hubungan seksual bisa timbul nyeri. b. Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar). c. Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser). d. Peradangan kandung kemih atau vagina. e. Osteoporosis (pengeroposan tulang). Penurunan drastis kadar estrogen pada saat menopause berkaitan dengan penurunan drastis massa tulang (Felicia Cosman, 2009). f. Penyakit jantung Pada wanita menopause penurunan kadar estrogen mengakibatkan peningkatan kadar trigliserida yang dapat menyebabkan penyakit jantung (Levina S. Pakasi, 1996). g. Perubahan fisik yang lain Perubahan fisik lainnya antara lain perubahan bentuk tubuh yang mana pada wanita menopause lemak akan menumpuk pada pinggul dan perut. Perubahan tekstur kulit, kerutan kulit, dan terkadang disertai dengan jerawat (Ali Baziad, 2003).

B. Lipid 1. Definisi Lipid Lipid adalah senyawa berisi karbon dan hidrogen yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik (Frances K. Widmann, 1989). Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersirkulasi dalam darah karena tidak larut dalam air. Asam lemak bebas hanya terdapat dalam jumlah kecil di dalam darah dan umumnya berikatan secara longgar dengan

albumin. Komponen-komponen lipid utama yang terdapat dalam plasma adalah trigliserida, kolesterol, dan fosfolipid. Ketiganya diangkut dalam darah sebagai lipoprotein (Ronald A. Sacher, 2004). 2. Fungsi Lipid Adalah sebagai sumber energi, pelindung organ tubuh, sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi rasa kenyang dan kesehatan, sebagai pelumas, memelihara suhu tubuh (Peter A. Mayes, 2003). 3. Pembagian Lipid Dalam Darah : a. Trigliserida Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh (Maria C. Linder, 1992). Trigliserida merupakan lemak di dalam tubuh yang terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal, dan lemak tidak jenuh ganda (Arthur C. Guyton, 1991). b. Kolesterol Kolesterol adalah konstituen penting dalam pembentukan membran sel. Kolesterol juga banyak yang menuju sintesin asam empedu dan hormon steroid ( misal, kortisol, esterogen, androgen). Pada proses biologik normal, kolesterol mengalami sintesis, penguraian, dan daurulang. Akibatnya, komponen kolesterol dari makanan tidak penting untuk

reaksi-reaksi metabolik esensial. Kolesterol memiliki dua sumber yaitu makanan dan sintesin endogen di tubuh. Jalur eksogen atau makanan pengangkutan lemak melibatkan penyerapan trigliserida dan kolesterol melalui usus, disertai pembentukan dan pembebasan kilomikron ke dalam limfe dan kemudian ke dalam darah melalui duktus torasikus. Jalur endogen terjadi sintesis trigliserida dari asam-asam lemak oleh hati di sertai sekresi partikel VLDL (Ronald A. Sacher, 2004). c. Fosfolipid Fosfolipid dalam darah berasal dari hati dan usus, dalam jumlah yang lebih sedikit, sintesis di berbagai jaringan. Fosfolipid dalam darah dapat ikut serta dalam metabolism sel dan juga dalam koagulsi darah (Ronald A. Sacher, 2004). Fosfilipid dalam darah berfungsi sebagai alat angkut lipida (Sunita Almatsier, 2001)

C. Trigliserida 1. Pengertian trigliserida Trigliserida adalah bentuk lemak yang paling efisien untuk menyimpan kalor yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam tubuh (Maria C. Linder, 1985). Trigliserida merupakan lemak darah dibentuk oleh esterifikasi gliserol dan tiga asam lemak, yang dibawa oleh lipropotein serum. Proses pencernaan trigliserida dari asam lemak dalam diet (eksogenus), dan menuju aliran darah

sebagai kilomikron (droplet lemak kecil yang diselubungi protein), yang memberikan tampilan seperti susu atau krim pada serum setelah

mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan lemaknya. Hati bertanggung jawab atas pengolahan trigliserida, tetapi trigliserida tidak mengalami pengantaran seperti yang dilakukan kilomikron. Sebagian besar trigliserida disimpan sebagai lemak dalam jaringan adiposa. Fungsi trigliserida adalah memberikan energi pada otot jantung dan otot rangka (Joyce Lefever Kee, 2007). 2. Metabolisme trigliserida a. Sintesa trigliserida Sebagian besar sintesa trigiserida terjadi dalam hati tetapi ada juga yang disintesa dalam jaringan adiposa. Trigliserida yang ada dalam hati kemudian ditransport oleh lipoprotein ke jarimgan adipose, dimana trigliserida juga disimpan untuk energi (Arthur C. Guyton, 1991). b. Transport trigliserida Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk triasilgliserol.

Pencernaan lemak terjadi di usus kecil dan isi lemak direaksikan dengan lipase karena lipase larut dalam air. Materi lipid diubah menjadi globulaglobula kecil yang teremulsi oleh garam empedu. Lipid yang sudah tercerna terutama dalam bentuk larut dalam air, membentuk asam lemak monogliserida dan asam empedu kemudian diserap ke dalam sel mukosa intestinum (Maria C. Lindeer, 1992).

Setelah masuk dalam mukosa intestinum, trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein. Selanjutnya asam lemak akan berdiskusi masuk ke sel lemak dan disintesa menjadi trigliserida (Arthur C. Guyton, 1991). 3. Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kadar Trigliserida Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingginya kadar trigliserida adalah berat badan, kelebihan kalori, umur, keturunan, mengkonsumsi keju berlemak, cokelat, kelapa, mentega, daging babi, hati, daging ayam dan sebaliknya yang dapat menurunkan kadar trigliserida adalah minyak ikan, salmon atau tengiri, dan buah-buahan, terutama bengkoang, apel, pir, jeruk (www.mdoconsult.com). 4. Hubungan Kadar Trigliserida Dengan Wanita Menopause Wanita menopause kadar hormon esterogen akan menurun dan terjadi penurunan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein), dan sebaliknya kadar kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) meningkat disertai

peningkatan kadar trigliserida (Iman Soeharto, 2004). Penurunan atau hilangnya kadar estrogen menyebabkan peningkatan kadar trigliserida dan penurunan lemak total, dimana hormon estrogen dalam tubuh berperan untuk mencegah penyakit jantung. Pada wanita menopause lebih beresiko terkena penyakit jantung karena hormon estrogen di dalam tubuh secara alami jauh berkurang ( Levina S. Pakasi, 1996).

10

D. Metode Pemeriksaan Trigliserida 1. Ultra senrtifuge Metode ini merupakan pemisahan fraksi fraksi lemak. Lemak akan bergabung dengan protein membentuk lipoprotein. Berat jenis lipoprotein ditentukan dari perbandingan antara banyaknya lemak dan protein. Semakin tinggi perbandingan antara lemak dan protein, maka semakin rendah berat jenisnya. Berat jenis lemak murni lebih rendah dari pada berat jenis air. 2. Elektroforesa Metode ini dapat memisahkan kilomikron, betalipoprotein,

prebetalipoprotein, dan alfalipoprotein. Serum diteteskan pada selaput dari selulosa atau kertas saring yang diletakkan pada medan listrik. Kemudian intensitas warna yang terbentuk diukur dengan densitometer (Pusdiknakes, 1985). 3. Enzim kolorimetri (GPO-PAP) Metode ini trigliserida akan dihidrolisa secara enzimatis menjadi gliserol dan asam bebas. Kompleks warna yang terbentuk diukur kadarnya menggunakan spektrofotometer ( Reagen Dyasis No 1 5710 99 83 021 )

Anda mungkin juga menyukai