Anda di halaman 1dari 5

BAB 6 Perencanaan Publik A.

Teori Perencanaan Publik Perencanaan (planning) adalah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, yaitu menentukan strategi untuk pencapaian tujuan tersebut secara menyeluruh serta merumuskan system perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan organisasi, hingga tercapainya tujuan organisasi. Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal yaitu dari sisi proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. Inti dari perencanaan adalah bagaimana mengantisipasi masa depan berdasarkan tujuan yang ditetapkan. Perencanaan dibedakan menjadi dua, yaitu perencanaan sektoral dan perencanaan nasional/regional. Berdasarkan dimensi pendekatan dan koordinasi, perencanaan pembangunan terdiri dari (a) perencanaan makro; (b) perencanaan sektoral; (c) perencanaan regional; dan (d) perencanaan mikro. Perencanaan pembangunan makro adalah perencanaan pembangunan nasional dalam skala makro atau menyeluruh. Perencanaan sektoral adalah perencanaan yang dilakukan dengan pendekatan sector, yaitu kumpulan dari kegiatan atau program yang mempunyai persamaan karakteristik serta tujuan. Perencanaan dengan dimensi pendekatan regional menitikberatkan pada aspek lokasi di mana kegiatan dilakukan. Perencanaan mikro adalah perencanaan skala terinci dalam perencanaan tahunan, yaitu penjabaran rencana makro, sektoral, maupun regional ke dalam susunan proyek dan kegiatan dengan berbagai dokumen perencanaan serta penganggarannya. Fungsi Perencanaan Fungsi perencanaan adalah kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan diikuti dengan pembuatan berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan tersebut. B. Sistem Perencanaan Publik Ada dua jenis rencana, yaitu: a. Rencana strategic, yang juga sering disebut perencanaan jangka panjang (long range planning), adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Rencana operasional, terdiri dari (1) rencana sekali pakai (single use plan), yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan segera dibubarkan setelah tujuan itu tercapai; dan (2) rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan yang sudah distandarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya. Sistem perencanaan mencakup lima pendekatan dalam seluruh rangkaian perencanaan, yaitu: politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top-down), bawah-atas (bottom-up). Perencanaan menurut pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja. Perencanaan menurut pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap pembangunan. Perencanaan pembangunan terdiri dari empat tahap yakni: penyusunan rencana; penetapan rencana; pengendalian pelaksanaan rencana; evaluasi pelaksanaan rencana. C. Siklus Perencanaan Publik Siklus perencanaan mengikutsertakan semua aspek perencanaan ke dalam satu proses yang terpadu. Siklus perencanaan ini mengawal perjalanan rencana tersebut dengan matang, terfokus dengan baik, ulet, hemat biaya, dan praktis. Tahap perencanaan yang terangkai dalam siklus perencanaan public terbagi ke dalam tahap pra-pelaksanaan dan tahap pelaksanaan perencanaan public. 1. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Tahun Lalu dan Penetapan Prosedur Perencanaan: Dengan evaluasi, gambaran tentang pelaksanaan aktiviras dapat ditentukan mana yang telah berjalan dengan baik atau yang kurang optimal. Setelah melakukan evaluasi, ditetapkan prosedur perencanaan. 2. Organisasi Pendukung Perencanaan: Strategi perencanaan dari hasil evaluasi tahun lalu dan prosedur perencanaan akan dapat dilakssanakan oleh organisasi pendukung perencanaan. 3. Penetapan Asumsi Perencanaan: Hasil dari evaluasi akan digunakan sebagai dasar dalam membuat asumsi perencanaan untuk tahun berjalan. 4. Kriteria Evaluasi Hasil Perencanaan: Kriteria yang menilai apakah hasil perencanaan dikatakan berhasil atau tidak. 5. Penyusunan Indikator Program: Indikator program akan merangkai bagaimana input, benefit, outcome, output, dan impact suatu program harus dijalankan. Tahapan pelaksanaan perencanaan public: pembuatan kertas kerja perencanaan strategi dan program; partisipasi masyarakat dalam perencanaan (Musrenbang); penentuan usulan perencanaan strategic;

penentuan draft skala prioritas dan plafon anggaran; penentuan usulan rencana program kerja; penyelesaian draft dokumen perencanaan; pembahasan draft dokumen perencanaan; penetapan dokumen perencanaan. D. Teknik Perencanaan Publik Struktur atas (top manager) akan melaksanakan perencanaan yang terwujud dalam bentuk penetapan tujuan, misi, sasaran, dan strategi organisasi. Sedangkan struktur menengah (middle manager) dan struktur bawah (lower manager) akan melaksanakan perencanaan yang terwujud dalam bentuk pelaksanaan program, proyek, dan prosedur. Perencanaan public terdiri atas tiga tahapan: memeriksa inventaris dan kecenderungan konsumen/masyarakat; memperkirakan permintaan; merencanakan fasilitas dan pelayanan berdasarkan kapasitas yang dimiliki untuk mengakomodir permintaan di masa depan. Secara garis besar, ada empat langkah dasar perencanaan yang dapat dipakai untuk semua kegiatan perencanaan pada semua jenjang organisasi yaitu: menetapkan sasaran; merumuskan posisi organisasi pada saat ini; mengidentifikasi factor-faktor pendukung dan penghambat menuju sasaran; menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran. Berbagai teknik yang terdapat dalam proses perencanaan organisasi sector public adalah: 1. Survei: Ada tiga jenis survey yang biasanya digunakan: survei melalui pos (Mailed Surveys); survei melalui telepon (Telephone Surveys); survei per orang (In-Person Surveys). 2. Visioning: Visioning adalah teknik partisipasi public yang digunakan untuk membangun citacita dan tujuan organisasi yang sering didasari pada tema dalam literature visioning yang digunakan pada awal proses perencanaan. 3. Focus Group: Merupakan teknik perencanaan partisipasi public yang diilhami oleh kegunaannya dalam industry periklanan. 4. Kebijakan Delphis (Teknik DELPHI): Delphi digunakan untuk mengembangkan consensus antara dua atau lebih kelompok yang saling konflik yang pandangan masing-masing kelompok ditampilkan dengan perputaran argument dan argument bahasan. 5. Brainstorming: Teknik brainstorming klasik dapat digunakan untuk memformulasikan maksud dan tujuan, mengidentifikasi isu, mengembangkan strategi, memilih alternative, dan menyelesaikan konflik.

6. Analisis Kekuatan di Lapangan (Force Field Analysis): Analisis kekuatan di lapangan merupakan bentuk lain dari brainstorming yang dapat digunakan untuk menganalisis dan memilih kebijakan serta program dari alternative yang diketahui kelompok. 7. Nominal Group Technique: Teknik kelompok nominal merupakan variasi dari brainstorming yang dapat digunakan untuk merumuskan maksud dan tujuan, mengidentifikasi isu-isu, mengembangkan strategi, memilih alternative, dan menyelesaikan konflik. E. Contoh Praktek Perencanaan Publik 1. Pemerintah Pusat Untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Pusat yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan nasional, pemerintah perlu menyelenggarakan Musrenbag Pusat, Musrenbag Provinsi, dan Musrenbag Nasional. Semua masukan yang diperoleh dari Musrenbag secara berjenjang ini dapat mempengaruhi rancangan kegiatan pembangunan yang terkait dengan pendanaan atau anggaran kegiatan di daerah. 2. Pemerintah Daerah Dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, Pemerintah Daerah perlu menyelenggarakan forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) secara berjenjang. Tahap perencanaan daerah melalui 2 tahapan yaitu: Penjaringan aspirasi masyarakat, melalui Musrenbang dari tingkat Desa/Kelurahan, sampai tingkat Kecamatan. Penentuan Arah dan Kebijakan melalui forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari tingkat Kabupaten Kota sampai tingkat Provinsi. 3. LSM Dalam LSM, perencanaan disusun pada semua jenis kegiatan. Manfaat perencanaan LSM yaitu: 1. Membantu pengelola LSM untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan. 2. Membantu mengkristalisasi penyesuaian terhadap masalah utama. 3. Memungkinkan pengelola LSM untuk memahami keseluruhan gambaran operasi secara lebih jelas; dll. Kelemahan perencanaan LSM: 1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada kontribusi nyata.

2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan. 3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi pengelola LSM untuk berinsiatif dan berinovasi. 4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penyelesaian situasi individual dan penanganan setiap masalah pada saat terjadi. 5. Ada rencana yang diikuti dengan cara-cara yang tidak konsisten. Ada 2 jenis dokumen perencanaan organisasi LSM yakni perencanaan program dan perencanaan keuangan. 4. Yayasan Yayasan sebagai organisasi nonprofit mengarahkan proses perencanaan dan sumber daya yang tersedia untuk memaksimalkan manfaat perencanaan. Sumber daya utama yang diperlukan untuk perencanaan adalah waktu pengelola, waktu Pembina, dan uang yang harus mencerminkan kompleksitas persoalan dengan ketersediaan informasi serta sumber daya. 5. Partai Politik Dalam perencanaan, pengelola parpol memutuskan apa yang harus dilakukan, kapan melakukannya, bagaimana melakukannya, dan siapa yang melakukannya. Jadi, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dam pemutusan selanjutnya tentang apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa.

Anda mungkin juga menyukai