Anda di halaman 1dari 38

BAB I PENDAHULUAN B.

Latar Belakang Masalah Menuntut ilmu merupakan hak dan kewajiban setiap orang yang harus berlanjut dari buaian hingga liang lahat, sehingga semua ilmu harus dipelajari, dipahami dan dimengerti serta diamalkan. Walaupun dengan mengetahui sedikit saja, tetapi tetap harus ada satu bidang yang sangat dikuasai. Matematika menempati posisi utama dibandingkan dengan bidang lainnya. Matematika merupakan bahasa pengetahuan dan matematika berguna disegala area kehidupan manusia dari tingkat kehidupan manusia yang sangat sederhana seperti permainan jual beli yang dilakukan anak-anak hingga tingkat kehidupan yang sulit dan rumit dalam bidang industri, dan teknologi. Makin bertambah kompleksnya permasalahan yang timbul dalam kehidupan, kegunaan matematika semakin berkembang dengan sangat mengesankan, oleh karena itu pada masyarakat umumnya kemampuan matematika dasar menjadi sangat penting. Sebab orang-orang yang memiliki intelegensi yang cukup tinggi sebagian besar yaitu orang-orang yang memahami matematika. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh pendapat dari Morris Kline yang menyatakan kiranya tak diragukan lagi bahwa matematika merupakan salah satu puncak kegemilangan intelektual
!

"ujun S.Suriasumantri Ilmu perspektif Sebuah Kumpulan Tentang Hakekat Ilmu , #"akarta $ %ayasan &bor 'ndonesia, ())*+, h. (*!

Matematika menjadi mata pelajaran yang tersedia mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. ,nak-anak balita yang menempuh pendidikan di taman kanak-kanak mulai diperkenalkan konsep-konsep dasar matematika seperti pengenalan himpunan, konsep angka, penjumlahan, pengurangan. Siswa sekolah dasar mulai diajarkan materi yang lebih tinggi lagi, dan mulai diajak ber-ikir abstrak dan berlogika serta ber-ikir ilmiah dalam tara- yang sederhana dan mudah. .ahapan belajar matematika ini berlanjut sampai ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu, SMP, SM,, dan perguruan tinggi. Materi yang diajarkan juga sudah mencapai tara- tinggi pula. /ila saat di S0 penekanannya pada aritmetika #penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian+, geometri dan aljabar sederhana, maka pada jenjang pendidikan yang lebih lanjut semakin berkembang dan materi yang diperkenalkan semakin kompleks. Matematika menjadi sangat penting dan harus diajarkan semua jenjang pendidikan. 1al ini dapat dilihat dari kegunaannya yang sangat berman-aat bagi kehidupan manusia diperjalanan kehidupannya. 1ingga saat ini masih beredar pandangan bahwa anak dikatakan cerdas bila ia menguasai pelajaran matematika. /ahkan, ada pandangan sebagian orang tua dan guru yang apabila anak dan peserta didiknya memperoleh nilai kurang bagus dalam mata pelajaran matematika, maka mereka menganggap anak dan peserta didiknya belum berhasil dalam belajar. ,da juga sebagian orang tua hanya sekedar menanyakan ranking tanpa melakukan bimbingan lebih lanjut seperti

memberikan les tambahan pada bidang yang kurang dikuasai oleh anak tersebut. Karena pengalaman-pengalaman subjekti- terhadap matematika ini sangat membekas, sejalan dengan prinsip avoidance learning #menghindari pembelajaran+ sebagian siswa mengalami kecemasan saat akan melakukan kontak dengan matematika, baik saat ada Pekerjaan 2umah #P2+, pelajaran, mengerjakan tugas di depan kelas dan pada saat ulangan. Kecemasan timbul akibat sulit dipahaminya materi matematika dan juga antisipasi prestasi yang kurang bagus. /ahkan sebagian ada yang tidak jelas apa yang dicemaskannya. Prestasi belajar matematika sebagai ukuran penentu keberhasilan belajar siswa yaitu dipengaruhi oleh sejumlah -aktor antara lain kemampuan siswa, minat siswa, perhatian siswa terhadap mata pelajaran, dan kecemasan yang dialami berkaitan dengan mata pelajaran tersebut. Siswa yang mempunyai keinginan berprestasi bagus tidak mudah menempuhnya. /anyak -aktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar. 3ana Syaodih menyebutkan beberapa -aktor yang mempengaruhi belajar , #a+ -aktor dari dalam diri siswa , dan #b+ -aktor lingkungan.4 5aktor yang berasal dari dalam diri siswa biasanya berkaitan dengan kepercayaan diri dan pengendalian emosi #kecemasan+ siswa bila sedang menghadapi suatu pelajaran yang tidak disenanginya serta moti6asi yang berasal dari dalam diri siswa yang merupakan dorongan dan keinginan dari dalam diri siswa untuk belajar matematika dengan baik. Selain itu kondisi
3ana Syaodih S. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, #/andung $ 2emaja 2osdakarya, !77*+ h. (8!.
4

intelektual juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Kondisi intelektual ini menyangkut kecerdasan, bakat, dan penguasaan siswa akan pengetahuan pelajaran matematika. Kemudian -aktor lingkungan biasanya mencakup sekolah yang terdiri atas teman-teman dan kodisi belajar serta moti6asi guru terhadap siswa agar lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran, rumah yang terdiri dari situasi dan kondisi rumah serta dorongan orang tua terhadap anaknya harus sesuai dengan keinginannya, dan lingkungan masyarakat juga berpengaruh terhadap semangat dan akti6itas belajar siswa, di mana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, misalnya terdapat lembagalembaga pendidikan dan sumber belajar didalamnya akan memberikan pengaruh positi- terhadap semangat serta perkembangan belajar generasi. Siswa yang mengalami kecemasan terhadap matematika tidak bisa didiamkan saja tanpa memberikan bantuan kepada siswa untuk mengatasi keadaannya itu. Sebagian guru ada yang memberikan bimbingan lebih lanjut dengan melakukan pendekatan kepada siswa agar siswa tidak merasa cemas bila menghadapi pelajaran matematika, selain itu juga ada sebagian guru yang menciptakan suasana belajar menjadi tidak membosankan, juga dalam memyampaikan materi guru tersebut tidak berbelit-belit. Menurut 9inda 9. 0a6ido-- ada beberapa teknik untuk membantu siswa mengatasi kecemasannya, yaitu $ #a+ memberikan bimbingan untuk meningkatkan perasaan pengendalian emosi pada diri siswa, #b+ melakukan kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan, #c+ penggunaan materi pelajaran yang tepat dan konkrit agar siswa mengerti konsep matematika.: C. Identifikasi Masalah
:

9inda 9. 0a6ido--, Psikologi Suatu Pengantar, #"akarta $ ;rlangga, ()<<+, h. 8(-

8!

/erdasarkan uraian di atas terdapat beberapa masalah yang dapat diidenti-ikasi antara lain $ (. Mengapa matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh siswa= !. Mengapa matematika merupakan mata pelajaran yang penting bagi siswa= 4. ,pakah penyebab timbulnya kecemasan pada diri siswa bila menghadapi pelajaran matematika= :. /agaimana cara mengatasi kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika= >. ,pakah terdapat hubungan antara kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika siswa= D. Pembatasan Masalah ?ntuk mendapatkan hasil belajar matematika yang tinggi salah satu diantaranya adalah mengurangi tingkat kecemasan siswa terhadap pelajaran matematika. /anyaknya hal-hal yang diperlukan dalam mengatasi kecemasan siswa,maka pembahasan ini dibatasi dalam hal $ (. Kecemasan siswa dibatasi pada ketidaksukaan siswa terhadap pelajaran matematika serta ketidakpercayaan pada diri siswa dibidang matematika. Sehingga kecemasan juga dapat menimbulkan reaksi -isik yang meliputi, telapak tangan berkeringat, otot tegang, jantung berdegup kencang, pipi merona, pusing-pusing.

!. 1asil belajar siswa dibatasi pada perolehan tes hasil belajar dalam penguasaan mata pelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan

>

-aktorisasi suku aljabar. 5aktorisasi suku aljabar ini meliputi pengertian suku satu, suku dua, dan suku tiga dalam 6ariabel, operasi pada bentuk aljabar, dan pem-aktoran. E. Perumusan Masalah Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut $ ,pakah terdapat hubungan antara kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika siswa = F. u!uan Penelitian (. .ujuan Khusus Penelitian 0itinjau dari perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika siswa tersebut. !. .ujuan ?mum Penelitian a. Mengidenti-ikasi besarnya kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. b. Mengidenti-ikasi tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Semakin tinggi hasil belajar matematikanya, berarti tingkat

kecemasannya rendah. Sebaliknya, semakin rendah hasil belajar matematikanya, berati tingkat kecemasannya tinggi.

c. Membandingkan antara kecemasan siswa dengan hasil belajar matematikanya. ". Manfaat Hasil Penelitian Sedangkan man-aat penelitian yang diharapkan adalah sebagai berikut $ (. /agi Peneliti Sebagai pengalaman menerapkan ilmu yang diperoleh dari -akultas keguruan khususnya pada jurusan matematika serta menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang matematika. !. /agi "urusan Matematika Menambah kepustakaan dalam hal penelitian dibidang pendidikan khususnya matematika. 4. /agi @uru Matematika 0apat mengetahui tingkat kecemasan siswa bila menghadapi pelajaran matematika sekaligus untuk mengoreksi sejauh mana kekurangan guru tersebut dalam memberikan materi-materi yang diajarkan.

BAB II #A$IAN E%&I DAN PEN"A$UAN HIP% E'A

A. #a!ian e(ri ). #e*emasan /ila seseorang dihadapkan kepada sesuatu, dan hal itu dapat menyebabkan seseorang merasa takut, atau setidaknya dapat menimbulkan hal yang tidak menyenangkan dalam dirinya maka dia dikatakan mengalami kecemasan, baik dalam tara- rendah maupun tara- tinggi. Seringnya mendengar kecemasan sehingga setiap dihadapkan terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa tidak menyenangkan yang dapat mempengaruhi emosi dan -isiologis maka disebut cemas. Secara garis besar biasanya indi6idu yang mengalami kecemasan dapat menimbulkan bermacam reaksi diantaranya yaitu timbul rasa was-was, khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, gugup, tegang, dan telapak tangan berkeringat. /ahkan jika kecemasan itu sedang terjadi, perilaku siswa ada yang mau menghadapi pelajaran tersebut, namun tidak sedikit pula yang menghindarinya. 3ana Syaodih S. menyatakan kecemasan dan kekhawatiran memiliki nilai positi-, asalkan intensitasnya tidak begitu kuat, sebab kecemasan dan kekhawatiran yang ringan dapat merupakan moti6asi. Kecemasan dan kekhawatiran yang sangat kuat bersi-at negati-, sebab dapat menimbulkan gangguan baik secara psikis maupun -isik .>

3ana Syaodih S. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, #/andung $ 2emaja 2osdakarya, !77*+ h. <:.

>

<

Menunjukkan bahwa kecemasan tidak semuanya memiliki nilai negatitetapi juga bisa bernilai positi-. Kecemasan yang bernilai positi- biasanya kecemasan yang bisa meningkatkan semangat yang tinggi untuk mencapai hasil yang memuaskan. Seseorang yang merasa cemas terhadap sesuatu, biasanya tidak bisa mengharapkan pertolongan dari orang lain, sehingga untuk mencapai hasil yang memuaskan, seseorang harus berjuang sendiri tanpa bantuan orang lain. 3amun lain halnya jika kecemasan itu memilki nilai negati-. Kecemasan yang berlebihan dapat menimbulkan kepanikan, sehingga dalam mengerjakan sesuatu tidak di-ikirkan secara matang dan hasil yang dicapainyapun tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. W.5 Maramis mende-inisikan kecemasan sebagai ketegangan, rasa tak aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui .8 "adi penelitian ini menyimpulkan bahwa kecemasan merupakan bagian dari perasaan emosi. Ketika perasaan cemas itu muncul, maka apa yang dirasakannya berbaur menjadi perasaan yang tidak menyenangkan, dan perasaan yang tidak menyenangkan biasanya meliputi perasaan tegang, khawatir, gugup, panik, dsb.

+. #e*emasan erhada, Matematika Setiap kali kita mendengar kata matematika biasanya yang ter-ikir dalam benak adalah suatu pelajaran yang menyulitkan, menegangkan, dan tidak disukai oleh sebagian besar siswa, khususnya mereka yang kurang
W.5. Maramis, Catatan Ilmu Kedokteran Ji a, #Surabaya $ ,irlangga ?ni6ersity Press, ())<+, h. *:>.
8

memahami pelajaran matematika. ,palagi setiap kali diminta untuk menyelesaikan soal-soal matematika, mereka tidak bisa menyelesaikannya, sehingga menimbulkan rasa tidak percaya diri terhadap pelajaran matematika. Sebagian siswa yang mengalami kecemasan terhadap pelajaran matematika biasanya mereka akan berusaha menghindari pelajaran tersebut, karena mereka takut diminta untuk mengerjakan soal-soal matematika, hal inilah yang disebut sebagai kecemasan terhadap matematika. Mathison menyatakan Kecemasan terhadap matematika adalah sebagai ketakutan yang dapat berasal dari kegelisahan sederhana yang diasosiasikan dengan operasional angka-angka sampai meninggalkan mata pelajaran matematika secara total dan meninggalkan kelas matematika .* Siswa yang merasa cemas bila menghadapi pelajaran matematika biasanya sebagian ada yang sampai meninggalkan pelajaran matematika, misalnya mencari berbagai macam alasan untuk tidak mengikuti pelajaran matematika. 1al ini disebabkan karena mereka merasa takut bila diminta untuk mengerjakan soal-soal matematika oleh gurunya, sehingga setiap kali akan menghadapi pelajaran matematika, siswa sudah merasa cemas. Pendapat Mathison juga didukung oleh 2ichardson dan Suinn yang mende-inisikan Kecemasan terhadap matematika sebagai perasaan ketegangan dan kecemasan bercampur dengan manipulasi angka-angka pemecahan masalah-masalah matematika .< /erdasarkan pendapat-pendapat tentang kecemasan terhadap

matematika, maka dapat disimpulkan bahwa kecemasan terhadap matematika mencakup perasaan tegang, tidak suka kepada matematika dan tidak percaya
0ebora Aouch-Kuchey, !ath an"iet# in Pre$Service %lementar# Teachers, #&hio $?ni6ersiyy o- Aincinnati, ()):+, .erjemahan #"akarta $ ;rlangga, ())8+, h. !7!
< *

Ibid&

(7

diri pada kemampuan dibidang matematika. Mereka yang cemas terhadap matematika sebenarnya kecemasannya tidak lebih dari kecemasan terhadap perolehan hasil ulangan matematika. Kecemasan terhadap matematika

biasanya disamakan dengan ketidakpercayaan dalam belajar matematika. Siswa yang menganggap matematika sulit dan menyeramkan timbul karena siswa tidak yakin dengan kemampuannya, sikap, pengharapan, in-ormasi pelajaran yang didapat, pengkondisian sejak kecil misalnya selalu dipaksakan oleh orang tua untuk belajar matematika dan harus mendapat nilai bagus, adanya pengalaman yang menimbulkan kecemasan, atau karena adanya kon-lik mental yang dialami oleh indi6idu dalam hal memilih mata pelajaran yang disukai, tetapi tidak sesuai dengan harapan atau keinginannya. 2asa cemas pada suatu mata pelajaran, khususnya mata pelajaran matematika dapat timbul pada semua siswa sehingga dapat menimbulkan berbagai masalah, dan permasalahan itu dapat membuat konsentrasi menjadi terpecah, sehingga hasilnya pun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. W.S Winkel membagi atau menyebutkan beberapa permasalahan yang ditimbulkan oleh rasa cemas, yaitu $ #a+ Kecemasan menjadi penyebab atau akibat dari hasil belajar yang kurang memuaskan. #b+ Kecemasan yang terlalu mendalam dapat menghambat siswa dalam mempelajari materi yang baru. #c+ Siswa yang merasa cemas, mengalami kesulitan dalam menghadapi materi yang harus ditata ulang sendiri meskipun siswa tersebut menaruh perhatian. #d+ Siswa yang cenderung terlalu gelisah atau cemas sering mengalami kesulitan dalam menentukan sasaran yang realistik .) /erbagai pendapat yang telah dikemukakan tentang permasalahan yang ditimbulkan dari kecemasan, maka permasalahan tersebut dapat dikembangkan menjadi $
)

W.S. Winkel, Psikologi Penga'aran, #"akarta $ @rasindo, ())8+, h. (><-(87

((

#a+ Kecemasan dapat menjadi penyebab atau akibat dari hasil belajar yang kurang memuaskan. Siswa sering mengalami kecemasan bila

menghadapi ujian tanpa mempersiapkan diri sehingga siswa yang sudah belajar dengan sungguh-sungguh namun saat menghadapi pertanyaan ujian seakan-akan semua materi yang telah dipelajarinya hilang begitu saja. Kecemasan di sini timbul akibat dari kurangnya persiapan belajar. #b+ Kecemasan yang terlalu mendalam dapat menghambat siswa dalam mempelajari materi yang baru, terutama materi yang membutuhkan perhatian tinggi dan konsentrasi pikiran. Kecemasan jenis ini timbul karena siswa harus mempelajari materi yang baru, sedangkan materi sebelumnya siswa belum begitu memahami. ,kan tetapi ketika sedang belajar timbul pikiran dan perasaan yang menunjukkan ketidakmampuan terhadap penguasaan materi baru. Pertentangan tersebut memicu kecemasan sehingga perhatian dan konsentrasinya dalam mempelajari materi yang baru menjadi terganggu. #c+ Siswa yang merasa cemas, mengalami kesulitan dalam menghadapi materi yang harus ditata ulang sendiri meskipun siswa tersebut menaruh perhatian. Siswa yang menggunakan teknik belajar yang salah atau pencatatan materi yang tidak sistematis dapat mengalami kesusahan atau kesulitan dalam memahami suatu materi. #d+ Siswa yang cenderung terlalu gelisah atau cemas sering mengalami kesulitan dalam menentukan sasaran yang realistis. .idak jarang mereka

(!

tentukan sasaran yang terlalu sukar, atau terlalu mudah dicapai yang tidak sesuai dengan kemampuan dirinya. 0ennis @reenberger menggolongkan beberapa reaksi seseorang pada saat mengalami kecemasan, yaitu $ #(+ 2eaksi -isik meliputi, telapak tangan berkeringat, otot tegang, jantung berdegup kencang, pipi merona, dan pusing-pusing. #!+ Perilaku meliputi, menghindari situasi pada saat kecemasan biasa terjadi, meninggalkan situasi ketika kecemasan mulai terjadi. #4+ Suasana hati meliputi, gugup, jengkel, cemas, dan panik.(7 "adi penelitian ini menyimpulkan bahwa kecemasan terhadap matematika secara tidak langsung adalah persepsi seseorang atau indi6idu terhadap dirinya sendiri akan kemampuan untuk belajar matematika serta kemampuan dirinya untuk memperoleh hasil yang bagus. Selain dari materi matematika yang dianggap sulit, kecemasan juga dapat timbul oleh sistem pengajaran, kemampuan guru dan kemampuan akademik siswa. Kemampuan guru sangat mempengaruhi siswa dalam belajar, sebab guru yang yang merasa cemas dalam pengajaran, maka dapat menghasilkan siswa yang cemas juga dalam pembelajaran. Karena sikap guru secara langsung berhubungan pada kemampuan siswa dan sikap siswa terhadap matematika, sehingga dalam menghadapi pelajaran matematika, mereka menunjukkan reaksi yang berbedabeda.

-. Bela!ar /elajar merupakan kebutuhan pokok yang berlangsung seumur hidup, sama halnya dengan pertumbuhan manusia. /elajar dimulai sejak lahir sampai
(7

0ennis @reenberger, !ana'emen Pikiran, #/andung $ Kai-a, !77: +, h. !(7

(4

dengan menjelang kematian. Proses balajar ditandai oleh adanya perubahan pada perilaku indi6idu, tetapi tidak semua perubahan indi6idu terjadi karena belajar. Kegiatan belajar dilakukan indi6idu baik secara sadar ataupun tidak sadar, sengaja ataupun tidak disengaja, direncanakan ataupun tidak direncanakan. /elajar biasanya berlangsung dengan guru ataupun tanpa guru. ,da beberapa perubahan yang dialami indi6idu yang juga bukan karena usaha belajar, mungkin karena adanya unsur-unsur kimiawi, seperti karena minum obat, minuman keras, narkotika, dsb. /iasanya unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam rumusan atau de-inisi tentang belajar. Menurut Witherington belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimani-estasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan .(( "adi penelitian ini menyimpulkan bahwa perbuatan belajar matematika dapat berupa keterampilan siswa dalam memecahkan soal-soal matematika, kebiasaan siswa mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari di sekolah, sehingga pengetahuan terhadap pelajaran matematika juga semakin

bertambah. Setiap kita melakukan sesuatu pasti ada konsekuensi yang akan kita terima, dan setiap usaha akan membawa hasil, entah itu keberhasilan atau kegagalan. ,pabila siswa berhasil dalam belajar, maka ia akan merasa senang, puas, dan akan lebih meningkatkan semangatnya untuk melakukan usaha belajar berikutnya.

((

3ana Syaodih S ,op&cit., h. (>>

(:

.. Hasil Bela!ar a. Pengertian hasil bela!ar 1asil belajar merupakan proses akhir dalam pengajaran yang digunakan sebagai tolak ukur guru. ,pakah guru tersebut telah berhasil dalam kegiatan belajar mengajar. ,sumsi dasarnya adalah bila proses pengajaran yang dilakukan secara optimal, maka memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Makin besar usaha untuk menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil belajarnya. b. Fakt(r/fakt(r 0ang mem,engaruhi hasil bela!ar sis1a Menurut 3ana Sudjana, 1asil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua -aktor utama, yakni$ #(+ 5aktor dari dalam diri siswa #kemampuan+, dan #!+ 5aktor dari luar diri siswa #lingkungan+.(! 5aktor--aktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang datang dari dalam diri siswa yaitu moti6asi belajar, minat dan perhatian, serta sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, juga -aktor -isik dan psikis. ,danya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku indi6idu yang dinilai dan disadarinya. Sedangkan -aktor--aktor yang datang dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa salah satunya adalah lingkungan belajar #sekolah+. Selain itu juga, salah satu yang diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Aukup beralasan mengapa guru mempunyai pengaruh dominan terhadap
3ana Sudjana, Penilaian Hasil Proses (ela'ar !enga'ar, #/andung $ 2emaja 2osdakarya. !778+, h. !!
(!

(>

kualitas pengajaran, sebab guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam proses pengajaran.

2. Matematika Matematika sangat erat kaitannya dengan kumpulan angka-angka. Sejak kita lahir ke dunia ini, kita tidak pernah lepas dari hitungan angkaangka. /ahkan matematika hampir tidak pernah bisa terpisah dari kehidupan manusia. Mulai dari kita masuk Sekolah 0asar, kita sudah langsung dihadapkan dengan pelajaran matematika. /ahkan ada sebagian sekolah yang mengadakan ujian untuk bisa masuk ke sekolah tersebut dengan ujian yang berhubungan dengan matematika. /iasanya pelajaran matematika yang diajarkan di S0 masih pada tara- yang paling sederhana, misalnya penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian. Menurut 0ali S. 3aga, mata pelajaran matematika yang diajarkan di S0 mencakup tiga cabang, yaitu aritmetika, aljabar, dan geometri. aritmetika atau berhitung adalah cabang matematika yang berkenaan dengan si-at hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Secara singkat aritmetika atau berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan.(4 Matematika berguna juga sebagai alat ber-ikir logis. Matematika biasanya diajarkan cara ber-ikir logis dan sistematis dalam pengambilan hasil akhir dari suatu proses matematika. Matematika berkembang secara hirarkis sehingga dalam pengajarannya juga harus bertahap dalam tingkat pendidikan yang bertahap juga. "ika dalam suatu materi tidak diajarkan atau tidak
Mulyono ,bdurrahman, Pendidikan (agi )nak (erkesulitan (ela'ar, #"akarta $ 2ineka Aipta, ()))+, h.!>4
(4

(8

dimengerti, maka dalam tahap selanjutnya akan mengalami ketinggalan untuk mempelajari tahap berikutnya, sehingga makin tinggi tingkat pendidikannya semakin sulit matematika yang diajarkan serta analisa dan logika yang digunakannya. Wittgenstein menyatakan matematika tak lain adalah metode ber-ikir logis. Sedangkan /ertrand 2ussell menyimpulkan Matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika adalah masa kecil matematika .(: Matematika tidak pernah lepas dari kumpulan bilangan. 3amun dari kumpulan bilangan tersebut, matematika menggunakan bahasa yang berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan bahasa tersebut disebut bahasa simbolik. /erkaitan dengan bahasa yang digunakan, yaitu bahasa simbolik dan juga penggunaan angka #numerik+, maka matematika memiliki perbedaan dengan bahasa 6erbal. Matematika

memungkinkan untuk melakukan pengukuran secara kuantitati- sedangkan bahasa 6erbal mengemukakan pernyataannya bersi-at kualitati-, sehingga penjelasan yang diberikan oleh bahasa 6erbal tidak bersi-at eksak. "ohn @. Kemeny mande-inisikan matematika sebagai pelajaran tentang bilangan dan ruang(>. /erkaitan dengan pelajaran tentang bilangan kemudian berkembang ke dalam bentuk aljabar, dan pelajaran tentang ruang biasanya berkaitan dengan ilmu ukur #geometri+

/ertrand 2ussell, *n the Philosoph# of Science, #3ew %ork$ the /obbs-Merril, ()8>+, .erjemahan "ujun S. Suriasumantri, #"akarta$ Pustaka Sinar 1arapan, !77*+, h. ()) "ujun S.Suriasumantri, Ilmu perspektif Sebuah Kumpulan Tentang Hakekat Ilmu , #"akarta $ %ayasan &bor 'ndonesia, ())*+, h. (<8
(>

(:

(*

Pada setiap tingkat pendidikan, matematika menjadi mata pelajaran yang harus dan perlu diajarkan pada semua siswa, kecuali pada tingkat perguruan tinggi disesuaikan dengan -akultas dan jurusan, namun tetap saja ada mata kuliah yang berhubungan dengan matematika, seperti mata kuliah statistik yang pastinya dibutuhkan untuk menyelesaikan perhitungan pada skripsi. Aornelius mengemukakan ada beberapa alasan mengapa matematika perlu diajarkan kepada siswa, yaitu $ #(+ Sarana ber-ikir yang jelas dan logis. #!+ Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari. #4+ Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman. #:+ Sarana untuk mengembangkan kreati-itas. #>+ Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya .(8 Matematika, seperti kita ketahui mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Mulai dari kehidupan dalam tahap sederhana dan mudah sampai pada tingkat kehidupan yang paling sulit dan tinggi. "adi penelitian ini menyimpulkan bahwa matematika sangat erat kaitannya dengan manusia, dan manusia sekarang hidupnya tidak lepas dari angka-angka. Mulai dari tahap yang mungkin tidak dapat diperkirakan seperti dalam membuat makanan harus menggunakan resep dengan takaran yang pasti dan seimbang, membuat susu untuk balita harus dengan takaran yang cukup antara air dan susunya. /egitu juga dengan kehidupan yang lebih rumit yang menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya dalam membuat rumah harus pasti ukuran antara satu ruang dengan ruang yang lain, sehingga terjadi keseimbangan ketika rumah tersebut sudah jadi, juga dalam komposisi bahan bangunan sehingga rumah tersebut dapat ditentukan kekuatannya untuk berapa
(8

Mulyono ,bdurahman, op&cit&+ h. !>4

(<

lama rumah tersebut dapat bertahan. Selain untuk ilmu-ilmu pasti, matematika juga dapat berguna dalam ilmu-ilmu sosial. Model matematis yang cocok dapat dipergunakan untuk membahas masalah ilmu-ilmu sosial. 3. Fakt(risasi suku al!abar ,ljabar adalah sebuah gabungan bilangan biasa dan huru--huru- yang dipasangkan dengan bilangan-bilangan tersebut. /iasanya aljabar merupakan simbol yang digunakan untuk mempermudah perhitungan dalam matematika, dan biasanya aljabar itu disimbolkan dengan huru--huru- misalnya abjad dari a sampai B. "adi " ! + ! " 4, : " : + 4 " 4 ! " , ( " + ! )( " >) adalah pernyataanpernyataan aljabar. Pada sebuah aljabar terdapat suku-suku, biasanya sebuah suku terdiri dari hasil kali, dan hasil bagi bilangan-bilangan, biasanya dengan huru--huruyang merupakan pasangan bilangan-bilangan tersebut. "adi " : ,> " 4 ,4 " ! ,! ", merupakan suku-suku. Suku terbagi menjadi beberapa bagian antara lain $ Monomial yaitu pernyataan aljabar yang terdiri dari satu suku. /inomial yaitu pernyataan aljabar yang terdiri dari dua suku. .rinomial yaitu pernyataan aljabar yang terdiri dari tiga suku, dan multinomial yaitu pernyataan aljabar yang suku-sukunya lebih dari satu. 5aktorisasi merupakan pengubahan bentuk penjumlahan dan

pengurangan menjadi bentuk perkalian. 5aktorisasi atau pem-aktoran dapat di -aktorkan jika memiliki suku-suku yang serupa. "ika dalam pem-aktoran terdapat suku yang berbeda, maka tidak dapat di-aktorkan, namun bisa di-aktorkan dengan cara memisahkan 6ariabelnya. Misalnya, " ! + ! " dapat di

()

-aktorkan menjadi "# " + !+ . Karena " ! = "." sedangkan ! " = !." , jadi kedua suku tersebut memiliki suku yang sama yaitu " . /erdasarkan pengertian di atas, -aktorisasi suku aljabar dapat dioperasikan ke dalam beberapa bentuk, antara lain $ (+ Penjumlahan dan Pengurangan Penjumlahan pernyataan aljabar diperoleh dengan

menggabungkan suku-suku yang serupa. Selanjutnya untuk menyelesaikan penjumlahan ini, pernyataan aljabar boleh diatur dalam baris-baris dengan suku-suku serupa dalam kolom yang sama, kolom-kolom ini kemudian dijumlahkan. Aontoh $ "umlahkan ! " + # ! 4 "# dengan 4" + ! # ! + : "# .ulis
! " + # ! 4 "# 4 " + ! # ! + : "# > " + 4 # ! + "#

C sehingga hasilnya adalah > " + 4 # ! + "#

Pengurangan pernyataan aljabar yaitu selisih dari suku-suku yang serupa atau sejenis. Aontohnya hampir sama dengan penjumlahan aljabar hanya bentuknya diubah menjadi bentuk pengurangan. !+ Perkalian dua suku Perkalian dua suku yaitu mengalikan satu suku dengan satu suku lain lalu hasilnya digabungkan. Aontoh $ Kalikan 4 " dengan " + ! # .ulis 4 "# " + ! # + adalah 4 " ! + 8 "#
4 "." +4 ".! # = 4 " ! + 8 "#

"adi hasilnya

!7

4+

Pembagian aljabar Membagikan antara suku satu dengan suku yang lainnya

sehingga memperoleh hasil. Aontoh $ /agikan ! " ! + 8 " dengan " + 4 .ulis $
" +4

!"
! " ! +8 "

!" ! + 8"

7 B. #erangka Berfikir

"adi hasil pembagiaannya adalah ! " .

/erdasarkan kajian teori yang digunakan maka dapatlah disusun kerangka ber-ikir dalam pengajuan hipotesis yaitu kecemasan yang merupakan -aktor yang memiliki hubungan dengan hasil belajar. Kecemasan yang dimaksud di sini adalah keadaan di mana seseorang merasa kurang percaya diri atas kemampuannya terhadap suatu pelajaran, sehingga dapat

menimbulkan berbagai macam reaksi yang kurang menyenangkan pada diri siswa. Sebagian siswa menganggap bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling menyeramkan dan menakutkan, sehingga dalam menghadapi pelajaran tersebut, mereka menunjukkan sikap yang berbedabeda. ,da yang merasa senang bila menghadapi pelajaran matematika, itu disebabkan karena mereka merasa mampu dan bisa pada pelajaran tersebut. 3amun tidak sedikit pula yang merasa cemas dan takut bila menghadapi pelajaran matematika, mungkin karena mereka merasa belum bisa atau belum memahami pelajaran tersebut, atau juga mereka kurang menyukai guru yang mengajar pelajaran tersebut.

!(

Siswa yang merasa cemas bila menghadapi pelajaran matematika, berarti siswa tersebut belum mempunyai semangat yang tinggi untuk mengikuti pelajaran matematika. 1al tersebut juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena dengan kecemasan yang dimilikinya, seorang siswa bisa saja selalu berusaha untuk menghindari pelajaran matematika. Kecemasan juga dipengaruhi oleh peran guru dalam setiap pengajarannya, karena hal itulah yang dapat menentukan keberhasilan pendidikan. /ila seorang guru minginginkan siswanya menyukai pelajaran matematika, maka guru tersebut harus mempunyai 6ariasi dalam memberikan pengajaran, sehingga siswa tidak merasa cemas bila menghadapi pelajaran matematika. Selain itu juga, seorang guru harus mengadakan pendekatan pada setiap siswa, terutama siswa yang dianggap kurang mampu dalam pelajaran matematika. 1al ini bertujuan agar siswa merasa dibimbing dan terus diperhatikan dalam setiap pekerjaannya, dan hal itu akan membuat siswa yang mengikuti pelajaran matematika merasa nyaman dan senang. Kemudian hasil yang diperolehnyapun bisa memuaskan kedua belah pihak, baik guru ataupun siswa tersebut. /erdasarkan uraian di atas dapat diduga, bahwa terdapat hubungan antara kecemasan siswa dalam menghadapai pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika siswa. 1al ini berarti semakin tinggi hasil belajar matematika siswa, maka tingkat kecemasannya rendah. /egitupula sebaliknya, semakin rendah hasil belajar matematika siswa, maka tingkat kecemasannya tinggi. 1al ini dapat terjadi jika siswa merasa mampu dan memahami pelajaran matematika, maka kemungkinan mereka untuk cemas dalam

!!

menghadapi pelajaran matematika itu kecil, dan dapat meningkatkan hasil belajar matematikanya. ,palagi, mereka juga menyenangi guru yang

mengajar mata pelajaran tersebut, maka mereka akan bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika, sehingga proses dan hasil belajarnyapun juga memuaskan. C. Penga!uan Hi,(tesis 1ipotesis penelitian adalah $ 17 $ .idak terdapat hubungan antara kecemasan siswa dengan hasil belajar matematika siswa. 1( $ .erdapat hubungan antara kecemasan siswa dengan hasil belajar matematika siswa.

BAB III ME %DEL%"I PENELI IAN

!4

A.

u!uan %,erasi(nal Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk $ (. Memperoleh data kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dengan menggunakan angket kecemasan siswa. !. Memperoleh data hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan tes hasil belajar pada pokok bahasan -aktorisasi suku aljabar. 4. Mengetahui hubungan kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika siswa.

B.

em,at dan 4aktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP3 4 .angerang "l. 2aden 5atah Sudimara /arat 3o. >! Kec. Ailedug Kota .angerang. Waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah semester ' tahun pelajaran !77*D!77<. 4. Persiapan a. Membuat dan menyusun angket pada 6ariabel bebas yaitu angket kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. b. Membuat dan menyusun instrument pada 6ariabel terikat yaitu tes hasil belajar matematika dengan pokok bahasan -aktorisasi suku aljabar.

!:

!. Melakukan uji coba instrumen a. ?ji coba angket kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. b. ?ji coba hasil belajar matematika. :. Menganalisa butir item soal #uji 6aliditas dan reliabilitas+ a. ?ji 6aliditas angket kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dengan rumus Pearson Product !oment. b. ?ji 6aliditas hasil belajar matematika menggunakan koe-isien korelasi /iserial. c. Perhitungan 2eliabilitas angket kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika menggunakan rumus )lpha Cron (ach. d. Perhitungan 2eliabilitas tes hasil belajar matematika rumus K2!7. >. Mengumpulkan data penelitian. 8. Melakukan uji normalitas data kecemasan siswa dalam

menghadapi pelajaran matematika dan hasil belajar matematika siswa menggunakan uji 9illie-ors. *. Membuat tabel distribusi -rekuensi, kemudian menggambar gra-ik histogram, dan polygon -rekuensi data kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dan hasil belajar matematika. <. Menghitung regresi linier sederhana.

!>

). Menghitung signi-ikan regresi dan linieritas regresi dengan menggunakan ,nalisis Earians #,3,E,+. (7. Menghitung koe-isien korelasi menggunakan Pearson Product !oment. ((. Menghitung signi-ikansi koe-isien korelasi menggunakan uji t.

C. Met(de Penelitian Penelitian ini menggunakan metode sur6ey dengan teknik korelasi. Metode ini mengumpulkan data-data yang diteliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan.

D.

eknik Pengambilan 'am,el 5. P(,ulasi Seluruh siswa kelas E''' SMP3 4 .angerang .ahun pelajaran !77*-!77< berjumlah $ :<7 siswa. ). 'am,el Sampel diambil sebanyak :7 siswa dari populasi dengan teknik sampel random sampling yang diambil dalam satu kelas.

E.

eknik Pengum,ulan Data 5. 6ariabel 0ang digunakan Penelitian ini ada dua 6ariabel yang digunakan yaitu $

!8

(. Eariabel bebas # F + $ Kecemasan Siswa 0alam Menghadapi Pelajaran Matematika. !. Eariabel terikat # % + $ 1asil /elajar Matematika Siswa. ). 'umber Data Pengumpulan data diperoleh dari hasil angket kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika untuk 6ariabel bebas, dan 6ariabel terikat diperoleh dari hasil tes belajar matematika siswa. +. Instrumen Penelitian 'nstrumen penelitian yang digunakan (. ,ngket kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika ,ngket ini berisi menggunakan skala 9ikert yang berisi 4> #tiga puluh+ butir pernyataan dan diikuti oleh lima pilihan jawaban yaitu SS #Sangat Setuju+, S #Setuju+, KS #Kurang Setuju+, .S #.idak Setuju+, S.S #Sangat .idak Setuju+. Skor pada skala 9ikert ini adalah > untuk Sangat Setuju, : untuk Setuju, 4 untuk Kurang Setuju, ! untuk .idak Setuju dan ( untuk Sangat .idak Setuju. ,pabila pernyataan positi-, sedangkan skor untuk pernyataan negati- berlaku sebaliknya. abel 5 abel Penilaian7 Pensk(ran 'kala Likert Pernta0aan 'ika, P(sitif Negatif SS > ( S : ! KS 4 4 .S ! : S.S ( >

!. .es 1asil /elajar Matematika

!*

.es hasil belajar matematika berisi 47 #tiga puluh+ butir soal berbentuk pilihan ganda dengan : pilihan jawaban #a, b, c, dan d+. Pokok bahasan yang diteskan pada kelas E''' semester ' yaitu -aktorisasi suku aljabar. Pada setiap butir soal diberi skor ( untuk jawaban benar, sedangkan untuk jawaban yang salah diberi skor 7. F. U!i C(ba Instrumen 5. U!i 6aliditas (.( Pengujian Ealiditas Pernyataan ,ngket Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Pelajaran Matematika. ?ntuk mengukur

tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika. - Siswa diberikan instrumen berupa pernyataan sebanyak 4> pernyataan. Kemudian pernyataan-pernyataan tersebut diuji

cobakan kepada :7 siswa, dan dari hasil uji coba dipilih pernyataan yang 6alid dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product !oment sebagai berikut $(*

r"# =

{n -

n -, ( - )( , )
!

( - )

}{n ,

(, )

Kemudian koe-isien korelasi yang diperoleh dikonsultasikan ke tabel harga kritik rtabel Pearson Product !oment pada G H 7,7> dengan n H :7. (.! Pengujian Ealiditas 'tem .es 1asil /elajar Matematika Siswa.
(*

Suharsimi ,rikunto, .asar$dasar %valuasi Pedidikan, #"akarta $ /umi ,ksara,

!77(+, h. *!

!<

?ntuk mengukur hasil belajar matematika siswa diberikan tes berisi 47 soal. Kemudian soal-soal tersebut diuji cobakan kepada :7 siswa, dan dari hasil uji coba tersebut kemudian dipilih soal-soal yang 6alid dengan menggunakan rumus Korelasi /iserial sebagai berikut $(<
r pbi = !p !t St p /

Keterangan $ rpbi Mp $ Koe-isien Korelasi /iserial $ 2erata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari 6aliditasnya. Mt St p $ 2ata-rata skor yang total. $ Standar dari skor total. $ Proporsi siswa yang menjawab benar.
ban#akn#a.sis a. #ang .men'a ab.benar p = 'umlah.seluruh.sis a

$ Proporsi siswa yang menjawab salah.


#/ = ( p+

!. U!i &eliabilitas !.( Perhitungan 2eliabilitas angket Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Pelajran Matematika. Soal-soal yang dipilih 6alid dihitung reliabilitasnya sebelum diberikan kepada sampel. ?ji reliabilitas angket menggunakan rumus ,lpha sebagai berikut $ ()
(< ()

Ibid+ h. (84 ibid, h. !>!

!)

i! n r(( = ( ! t n (
Keterangan $ r(( n $ 2eliabilitas instruimen yang dicari. $ /anyaknya butir soal yang 6alid

i! $ "umlah 6arians skor tiap-tiap item.

t!

$ Earian total.

dengan

! =

! ( -)

!.! Perhitungan 2eliabilitas 1asil /elajar Matematika Siswa. Soal-soal yang dipilih sebagai soal yang 6alid dihitung reliabilitasnya sebelum diberikan kepada sampel. ?ji reliabilitas tes hasil belajar matematika menggunakan rumus Kuder 2icharson- !7 #K2 J !7+ sebagai berikut $!7
! n .P.0 r(( = ! n (

r(( n
!

$ 2eliabilitas instruimen yang dicari. $ /anyaknya item yang 6alid. $ Standar de6iasi dari tes #standar de6iasi adalah akar 6arian+.

P
!7

$ Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.

Ibid+ h. (84

47

K PK ".

$ Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar. $ "umlah hasil kali antara p dan I.

eknik Analisis Data 5. Hi,(tesis 'tatistik 0alam penelitian ini, diajukan hipotesis sebagai berikut $
H 7 $ . "# = 7 H ( $ . "# 7

Kriteria pengujian $ 17 $ "# = 7 .idak terdapat hubungan kecemasan dengan hasil belajar matematika siswa. 1( $ "# 7 .erdapat hubungan kecemasan dengan hasil belajar matematika siswa. Keterangan $
. "#

$ Koe-isien korelasi kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika.

). U!i Pers0aratan Analisis Data ?ji persyaratan analisis data siswa terhadap kecemasan siswa dan hasil belajar matematika dilakukan uji normalitas dengan uji lillie-ors, yang diuji pada tara- nyata = 7,7> !(
!(

Sudjana, !etoda Statistika, #/andung $ .arsito, ())8+, h. (88

4(

/erdasarkan sampel yang akan diuji, hipotesis nol yang akan mengatakan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis tandingan bahwa sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal. ?ntuk pengujian hipotesis nol tersebut dapat ditempuh dengan prosedur sebagai berikut $ a Pengamatan F(, F!, L, Fn dijadikan bilangan baku M(, M!, L, Mn

dengan menggunakan rumus $ 1 i =

-i #F dan S masingS

masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel+. b ?ntuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan da-tar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang 2 # 1 i + = P # 1 1 i + . c Selanjutnya dihitung proporsi M(, M!, L, Mn yang lebih kecil atau sama dengan Mi. "ika proporsi ini dinyatakan oleh S#Mi+, maka $ d e 1itung 5#Mi+ J S#Mi+, kemudian tentukan harga mutlaknya. ,mbil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Maka harga terbesar inilah yang disebut 9 o #9hitung+. ,pabila 9o N 9tabel, tolak 1o maka data yang diperoleh berdistribusi normal, dan sebaliknya jika 9oO 9tabel, terima 1o maka data yang diperoleh berdistribusi tidak normal. +. U!i Hi,(tesis Penelitian 9angkah-langkah linier sederhana adalah $ a. &egresi

4!

Model regresi linier sederhana adalah $ P H a C bF Keterangan $ P F $ Subjek 6ariabel terikat yang diprediksikan. $ Eariabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan. a b $ 3ilai konstanta % jika F H 7 $ 3ilai arah sebagai penentu ramalan #prediksi+ yang

menunjukkan nilai peningkatan #C+ atau nilai penurunan #-+ 6ariabel %. n $ "umlah sampel.

?ntuk menghitung harga a dan b!! aH

( , )( - ) ! ( - )( , ) ! ! n - ! ( , )
n -, ( - )( , ) n - ! ( - )
!

bH

Selanjutnya untuk mengetahui keterkaitan antara 6ariabel dalam model regresi linear sedrhana dilakukan dengan membuat tabel ,3,E, untuk kelinearan regresi.!4 abel ) Analisis 6arians Untuk U!i #elinearan &egresi Sumber Eariasi
!! !4

dk

"K

K.

5hitung

ibid, h.4(> Ibid, h. 44!

44

.otal 2egresi #a+ 2egresi #bDa+ 2esidu

n l l

(, )
! i

,i !

(, )
! i

,i !

JK reg JK res

n "Kreg H "k #bDa+

n "Kreg H "k #bDa+


"Kres H Q +! #,i , i n ! JK #TC + S !TC = k ! JK # % + S !% = n k

n-! "Kres H
Q +! #,i , i

.una Aocok #.A+

k-!

"K #.A+ "K #;+

KekeliruanD;rror n-k #;+ Keterangan $ dk "K K. n k


Q ,

S !TC S !% -

$ 0erajat kebebasan. $ "umlah Kuadrat. $ Kuadrat .otal $ /anyaknya responden $ Kelompok dalam galat #% topi+ $ Eariabel terikat % dalam regresi

JK reg JK res

$ 5hitung untuk uji signi-ikansi regresi.

S !TC S !%

$ 5hitung untuk uji linearitas regresi.

0ari tabel di atas dapat dilakukan uji keberartian model regresi dan uji linear regresi. 58 U!i keberartian m(del regresi 1ipotesis uji keberartian model regresi 1o $ = 7 #2egresi tidak signi-ikan+

4:

1( $ 7 #2egresi signi-ikan+ 2umus $ 5hitung H


JK reg JK res

Kriteria pengujian $ .olak 17 jika 5hitung N 5 #( +#(, n !+ .erima 17 jika 5hitung O 5 #( +#(, n !+ )8 U!i linearitas regresi 1ipotesis uji linearitas regresi. 1o 1( $
$

Q = + , Q + , -

#2egresi 9inear+ #2egresi tidak 9inear+

2umus $ 5hitung H
S !TC S !%

Kriteria pengujian $ .olak 17 jika jika 5hitung O 5 #( +# k !,n k+ .erima 17 jika jika 5hitung N 5 #( +# k !,n k+ b. #(relasi ?ntuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dengan hasil belajar matematika. ?ntuk menghitung koe-isien korelasi kedua 6ariabel

4>

digunakan rumus korelasi Pearson Product !oment. 0i mana 6ariabelnya terdiri dari 6ariabel bebas #F+ untuk kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika dan 6ariabel terikat #%+ untuk hasil belajar matematika. Kemudian sampel-sampel ditebulasikan ke dalam kolom-kolom
-, , - , , , - ! , ,!

dan

dianalisis dengan menggunakan rumus Pearson Product !oment sebagai berikut $

r"# =

{n -

n -, ( - )( , )
!

( - )

}{n ,

(, )

Keterangan $ rRy $ Koe-isien korelasi antara 6ariabel F dan %. $ "umlah skor-skor F #Eariabel bebas+. $ "umlah skor-skor % #Eariabel .erikat+.
!

F
%

F
%

"umlah-jumlah

skor

#Eariabel

/ebas+

yang

dikuadratkan.
!

"umlah-jumlah

skor

#Eariabel

.erikat+

yang

dikuadratkan.

F%
n

$ "umlah hasil perkalian F #Eariabel /ebas+ dan %

#Eariabel .erikat+ yang dipasangkan. $ "umlah sampel. 'terprestasi koe-isien korelasi

48

7,)7 S 7,*7 S 7,:7 S 7,!7 S 7,77 S

rRy O (,77 Korelasi sangat tinggi rRy rRy rRy rRy O 7,)7 Korelasi tinggi O 7,*7 Korelasi sedang O 7,:7 Korelasi rendah O 7,!7 Korelasi sangat rendah

Kemudian dilanjutkan uji keberartian #signi-ikansi+ koe-isien korelasi dengan melihat harga kritik rtabel pada tara- signi-ikansi >T #

H7,7>+. 1asil r diuji dengan uji t melalui persamaan$!:


Ry

tH

r n ( i r !

Keterangan $ t n r r! $ Pengujian hipotesis koe-isien korelasi $ /anyaknya responden $ Koe-isien korelasi $ Koe-isien determinasi

1ipotesis uji t $
H 7 $ . "# = 7 # .idak .erdapat 1ubungan antara Kecemasan Siswa

dengan 1asil /elajar+


H ( $ . "# 7

#.erdapat 1ubungan antara Kecemasan Siswa dengan 1asil /elajar+

Kriteria pengujian $ .olak 17 jika


!:

t hitung > t

( #( +# n ! + !

, berarti terdapat hubungan.

Suharsimi ,rikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, # "akarta $ 2ineaka Aipta. ())* +, h.484

4*

.erima 17 jika hubnungan.

t hitung < t

( #( +# n ! + !

, berarti tidak terdapat

Sedangkan untuk mengetahui besarnya kontribusi gaya belajar terhadap hasil belajar matematika siswa, maka dilakukan perhitungan koe-isien determinasi dengan menggunakan rumus sebagai berikut$!>

r! =

b{ n -, # - +# , +} 3 , ! #, + !

Selanjutnya untuk mengetahui keterkaitan antara 6ariabel dalam model regresi linier sederhana dilakukan dengan tabel ,na6a untuk regresi linier. Sebagai langkah terakhir dari analisis penelitian adalah menghitung koe-isien determinasi sebesar r ! dan dinyatakan dengan T #persen+. 1al ini menunjukkan besarnya kontribusi yang diberikan oleh kecemasan siswa dalam menghadapi pelajaran matematika #F+ terhadap hasil belajar matematika siswa #%+.

!>

Sudjana, op&cit&+ h. 4<7

4<

Anda mungkin juga menyukai