Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Ibu kota propinsi di Indonesia merupakan tempat bermukim warga, tempat bekerja, tempat hidup, tempat belajar, pusat pemerintahan, tempat berkunjung dan menginap tamu negara, tempat rekreasi dan kegiatankegiatan lainnya. Realitas ibu kota propinsi sebagai pusat kegiatan pemerintahan, jasa, pendidikan, niaga, industrialisasi dan berbagai kegiatan pembangunan memiliki tingkat mobilitas dan rutinitas penduduk/masyarakat yang tinggi. Aktivitas masyarakat ini tentunya berhubungan dengan berbagai fasilitas pribadi maupun publik seperti perumahan, transportasi, komunikasi, sarana dan prasarana ekonomi serta kebutuhan akan ruang terbuka hijau. Pemenuhan fasilitas ini membutuhkan ruang masing-masing sesuai peruntukannya. Untuk peningkatan fasilitas perumahan dan pemukiman, pemerintah Kota telah membuat kebijakan-kebijakan sesuai dengan visi dan misi kota tersebut. Salah satu diantaranya adalah pembangunan rumah susun untuk mengurangi penggunaan lahan yang berlebihan. Hal ini dikarenakan gedung tersebut memanfaatkan area vertikal keatas tanpa memerlukan lahan yang luas. Pada tugas akhir ini, penulis mengambil desain Gedung Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Mariso Makassar. Gedung ini terdiri dari 5 lantai yang dibangun di daerah gempa rendah. Gedung tersebut dibangun dengan menggunakan beton bertulang biasa dengan menggunakan sistem precast. Gedung tersebut didesain dengan sistem rangka pemikul momen biasa (SRPMB). Pembebanan gedung tersebut berlandaskan pembebanan bagi gedung hunian. Gedung tersebut dibangun dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat

2
akan tempat hunian yang murah dan layak huni di kota Makassar. Sebagai bahan studi yang akan dilakukan, penulis bermaksud untuk merencanakan gedung tersebut menjadi gedung apartemen oleh PT Glen Marine di kota Bali. Gedung tersebut akan didesain menjadi 10 lantai dengan struktur atap yang sebelumnya menggunakan rangka baja nantinya memiliki atap beton dan gedung tersebut dapat memikul beban gempa di daerah zona gempa IV.. Sebagaimana kita ketahui gedung tersebut menggunakan metode precast. Oleh karena itu, gedung ini akan dimodifikasi menggunakan sistem ganda (dual system) yang nantinya diharapkan akan mengurangi kekurangan dari gedung sebelumnya. Selain itu juga akan direncanakan penggunaan pondasi yang sesuai dengan besarnya beban yang akan dipikul dan kondisi tanah di lapangan. Sistem ganda (dual system) ini memiliki tiga ciri dasar. Pertama, rangka ruang lengkap berupa sistem rangka pemikul momen (SRPM) yang berfungsi memikul beban gravitasi. Kedua, pemikul beban lateral dilakukan oleh dinding geser (DS) dan sistem rangka pemikul momen (SRPM). Ketiga, DS dan SRPM direncanakan untuk menahan beban V secara proporsional berdasarkan kekakuan relatifnya. Dinding geser ialah dinding yang terbuat dari beton bertulang dimana tulangan tersebut akan menerima gaya lateral terhadap gempa sebesar beban yang akan direncanakan. Untuk wilayah zona gempa 2, 3, dan 4, SRPM harus di desain sebagai SRPMM dan DS tidak perlu detailing khusus. Selain sistem ganda, metode yang digunakan adalah metode pracetak (precast). Sebenarnya gedung ini telah menggunakan sistem pracetak, namun penulis tetap mengambil sistem pracetak. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan gedung pracetak pada zona gempa yang lebih tinggi. Penggunaan sistem pracetak saat

3
ini masih digunakan pada daerah dengan zona gempa relatif rendah (zona gempa I dan zona II) serta pada gedung yang bertipe typical. Zona gempa relatif rendah (I dan II) memiliki frekuensi gempa yang tidak terlalu sering dengan intensitas yang tidak terlalu besar. Maka dari itu penulis bermaksud mendesain gedung tersebut tetap menggunakan metode pracetak, namun diharapkan nantinya dapat diaplikasikan dengan mampu menahan beban gempa di zona yang diinginkan penulis. Tujuan akhir dari tugas akhir ini adalah menghasilkan perencanaan struktur gedung precast tahan gempa di zona IV serta memiliki kekauan yang lebih kuat dibanding desain gedung sebelumnya. Hasil modifikasi ini diharapkan menghasilkan desain yang memenuhi persyaratan keamanan struktur berdasarkan peraturan yang berlaku dan memperoleh hasil yang efisien tanpa mengabaikan faktor keselamatan dan fungsi dari bangunan tersebut. 1.2 Perumusan Masalah Merujuk pada latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, permasalahan yang dikemukakan dalam tugas akhir ini antara lain : 1. Bagaimana perubahan terhadap denah dan rincian penataan ruang setelah modifikasi? 2. Bagaimana asumsi pembebanan setelah ada modifikasi? 3. Bagaimana menentukan dimensi struktur (Preliminary Design) meliputi : bangunan atas: struktur primer : kolom, balok, dan dinding geser; struktur sekunder : tangga, pelat, dan lift, bangunan bawah : pondasi? 4. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan? 5. Bagaimana penulangan setiap elemen struktur yang akan direncanakan? 6. Bagaimana penggunaan dan penempatan dinding geser untuk menahan beban gempa?

4
7. Bagaimana HBK/joint yang digunakan? 8. Bagaimana hasil akhir perancangan modifikasi? 1.3 Tujuan Tugas Akhir Adapun tujuan utama yang ingin dicapai dalam penyusunan tugas akhir ini antara lain: 1. Membuat perubahan terhadap denah dan rincian penataan ruang setelah modifikasi. 2. Mengetahui asumsi pembebanan setelah ada modifikasi. 3. Mengetahui dimensi struktur (Preliminary Design) meliputi : bangunan atas: struktur primer : kolom, balok, dan sheawall; struktur sekunder : tangga, pelat dan lift bangunan bawah : pondasi. 4. Merencanakan pondasi yang sesuai dengan besar beban yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan. 5. Mengetahui penulangan setiap jenis balok, kolom, dan plat yang akan direncanakan. 6. Mengetahui penggunaan dan penempatan dinding geser untuk menahan beban gempa. 7. Mengetahui HBK/joint yang digunakan. 8. Mengetahui hasil akhir perancangan modifikasi. 1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari terjadinya penyimpangan pembahasan dalam penyusunan tugas akhir ini, maka penyusun perlu membuat suatu batasan permasalahan. Adapun pembatasan yang dilakukan yaitu perencanaan struktur Gedung ditinjau dari segi teknis saja, yaitu : 1. Proyek yang digunakan adalah: a. Nama Gedung : Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Mariso Makassar b. Fungsi : Hunian Tinggal c. Jumlah Lantai : 5 lantai + atap baja d. Struktur Utama : Struktur beton bertulang precast

5
e. Sistem Rangka : Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB) f. Zona Gempa : Dua (II) Gedung didesain menjadi gedung apartemen dengan menggunakan sistem ganda. Gaya lateral yang direncanakan dalam tugas ini adalah gaya gempa pada zone IV. Dalam perencanaan struktur, teknik pracetak digunakan pada balok, kolom dan pelat. Sedangkan untuk dinding geser digunakan teknik cor di tempat. Meninjau metode pelaksanaan yang hanya berkaitan dengan perencanaan struktur. Analisa struktur dengan menggunakan program bantu ETABs v9.06. Perancangan ini tidak termasuk memperhitungkan sistem kegunaan bangunan, perencanaan pembuangan, saluran air bersih, instalasi / jaringan listrik, finishing , biaya dsb. Tidak meninjau segi arsitektur

2. 3. 4.

5. 6. 7.

8.

1.5 Manfaat Tugas Akhir Penyusunan tugas akhir diharapkan dapat memberikan manfaat dalam bidang ketekniksipilan, terutama dalam menambah wawasan tentang penggunaan metode precast dengan sistem ganda (dual system). Perencanaan yang dihasilkan dalam Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberi kemudahan bagi perencana mendesain gedung-gedung lain dengan menggunakan hal yang sama dengan hasil yang diperoleh dari Tugas Akhir ini.

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai