Anda di halaman 1dari 12

Pengaruh Gum Arabic dan Kalsium Hidroksida terhadap kekerasan permukaan Produk Gipsum Tipe I, Tipe II dan Tipe

III: Studi Perbandingan

Abstrak

Objektif : Produk gipsum sering digunakan dalam kedokteran. Sekarang produk gipsum Tipe I (Impression plaster), Tipe II (Dental plaster) dan Tipe III (Dental stone) yang tersedia tidak memenuhi persyaratan ideal menyangkut kekerasannya.

Metode : Kekerasan permukaan produk gipsum Tipe I, Tipe II dan Tipe III dengan penambahan Gum arabic dan Kalsium hidroksida dalam konsentrasikonsentrasi yang berbeda diukur menggunakan mesin penguji kekerasan Vicker dan hasilnya diperbandingkan dengan kelompok kontrol.

Hasil : Kekerasan permukaan meningkat secara signifikan untuk dental plaster dan dental stone, tetapi ada perubahan minimal dalam kekerasan material impresi. Produk gipsum tipe III dengan proporsi 2% Gum arabic + 0,2% kalsium hidroksida menunjukkan nilai tertinggi.

Signifikansi : Penambahan Gum arabic dan Kalsium hidroksida dalam proporsi berbeda meningkatkan kekerasan permukaan produk gipsum. Proses ini mudah, murah, dan tidak memerlukan langkah tambahan dalam proses tersebut.

Kata Kunci : Gum arabic, Kalsium hidroksida, Kekerasan permukaan, Produk gipsum.

Pendahuluan

Produk gipsum kemungkinan menampilkan profession dental yang lebih adekuat daripada material lain yang digunakan di kedokteran gigi. Dental plaster, dental stone, dental stone yang berkekuatan tinggi, dan casting investment material telah membentuk kelompok produk-produk yang saling berkaitan. Produk gipsum paling luas digunakan di antara material cetak dan die yang lain karena mudahnya manipulasi dan sifat-sifat baik yang lain, antara lain: stabilitas dimensi, kompatibilitas dengan material yang berbeda, dll.

Material cetak dan die harus mempunyai kekerasan permukaan yang memadai untuk melawan abrasi. Sayangnya, produk gipsum Tipe I, Tipe II dan Tipe III yang sekarang tersedia tidak memenuhi persyaratan ideal menyangkut kekerasan, yang berkali-kali mengakibatkan kegagalan prostesis. Telah diketahui bahwa mungkin saja kita memproduksi produk gipsum dengan kekerasan yang memadai dengan memasukkan zat-zat perekat. Salah satu metode untuk memperbaiki kekerasan itu adalah dengan mengisi resin epoksi pada gipsum meskipun solusi pengerasan ini bisa jadi bermanfaat tetapi aplikasinya melibatkan tahap tambahan dalam proses preparasi cast or die. Berbagai kajian untuk mengurangi kebutuhan air dari produk gipsum gigi telah dilakukan untuk menghasilkan berbagai material dengan porositas lebih sedikit, densitas lebih besar, dan meningkatnya sifat-sifat mekanis. Zakaria dkk melaporkan beberapa manfaat dari penggunaan dua agen, agen yang mendispersi cairan dan zat perekat mikrokristal, tetapi komposisi dari komponen-komponen ini tidak diketahui. Penambahan campuran Gum arabic dan Kalsium hidroksida pada produk gipsum Tipe II dan Tipe III juga menunjukkan efek yang sama.

Memasukkan Gum Arabic dan Kalsium hidroksida dalam proporsi berbeda seperti 1% Gum arabic dan 0,132% Kalsium Hidroksida, 2% Gum arabic dan 0,2% Kalsium hidroksida akan meningkatkan kekerasan. Namun, tidak ada bukti khusus di dalam literatur yang menyatakan seberapa banyak persentase Gum

arabic dan Kalsium hidroksida akan menyediakan kekerasan yang lebih baik pada produk gipsum.

Penelitian sekarang direncanakan untuk membandingkan antara kekerasan permukaan produk gipsum Tipe I, Tipe II dan tipe III menyangkut penambahan Gum arabic dan Kalsium hidroksida dalam proposi yang berbeda.

Bahan dan metode

Armamentarium yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Timbangan presisi elektronik 2. Vibrator 3. Gelas kimia volumetrik 4. Mangkuk karet 5. Spatula pengaduk dari stainless steel 6. Mesin penguji kekerasan Vicker 7. Mikroskop mikrometer

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Impression plaster tipe I [ Ramen research Industry, Kolkata, India] 2. Model plaster tipe II [Asian Chemicals] 3. Dental stone tipe III [Asian Chemicals] 4. Gum arabic [ Swastik Pharmaceuticals Mumbai] 5. Kalsium hidroksida [Deepti Dental Products, Ratnagiri, Karnatak] 6. Air

Penelitian ini dilakukan dalam dua fase: I) II) Persiapan sampel Evaluasi kekerasan permukaan

Modul-modul karet berstandar (karet sintetik - 33077 Vulcoform) dengan dimensi tinggi 1,5 cm dan diameter 1 cm dibuat melalui pabrik dalam perusahaan

swasta untuk menyiapkan berbagai sampel ukuran seragam untuk penelitian ini. Produk gipsum yang terseleksi diambil dalam jumlah yang ditentukan dan dibantu dengan timbangan presisi elektronik. Air diambil dalam volume yang ditentukan sesuai dengan spesifikasi ADA No. 25 dalam gelas kimia volumetrik.

I. Persiapan sampel

A. Kelompok Kontrol

Produk gipsum Tipe I, Tipe II, dan Tipe III serta air diambil dalam jumlah tertentu, rasio air:bubuk sesuai dengan spesifikasi ADA No. 25 di dalam mangkuk karet yang bersih dan secara manual dimanipulasi pada campuran homogen dan divibrasi pada vibrator dengan kecepatan kontrol guna menyingkirkan gelembung udara dan kemudian dituangkan ke dalam rubber mould berstandar. Enam sampel dibuat. Produk gipsum yang dituangkan dimungkinkan dibentuk selama 45 menit sebelum mereka dipisahkan dari cetakan tersebut.

B. Persiapan sampel penelitian

Gum arabic dan Kalsium hidroksida (pengeras gipsum diambil dalam dua proporsi yang berbeda untuk tujuan penelitian. 1. 1% Gum arabic dan 0,132% Kalsium hidroksida (persen kali bobot dalam 100 gms bubuk gipsum) 2. 2% Gum arabic dan 0,2% Kalsium hidroksida (persen kali bobot dalam 100 gms bubuk gipsum).

Pengeras gipsum ini ditambahkan sesuai dengan proporsi yang berbeda dalam produk gipsum yang terseleksi setelah 100% mesh screening. Enam sampel dari setiap produk dibuat untuk setiap dua proporsi pengeras gipsum yang berbeda. Rasio air:bubuk diambil serupa dengan kelompok kontrol.

Secara keseluruhan, 18 sampel dari kontrol dan 36 sampel dari penelitian dibuat dan dijumlahkan sesuai dengan proporsinya.

II. Evaluasi kekerasan permukaan

Kekerasan permukaan dievaluasi setelah 24 jam dari penuangan produk gipsum oleh teknik berpengalaman yang tidak tahu mengenai sampel tersebut. Kekerasan permukaan sampel ini diuji dengan mesin penguji kekerasan Vicker (Avery Denison Model 6408, England). Penguji ini terdiri dari 136 derajat piramida diamond yang berhubungan dan berpenetrasi pada permukaan sampel di bawah beban tertentu. Indenter tersebut menghasilkan indentasi piramida, diagnosa-diagnosa yang diukur dengan sebuah mikroskop mikrometer. Bobot yang diterapkan adalah 10 kg selama 10 detik serta bobot waktu yang diterapkan dijaga konstan untuk semua sampel. Nilai-nilai yang diperoleh diperbandingkan dan dianalisis statistik.

Hasil

Mean dan standar deviasi dari kekerasan permukaan produk gipsum Tipe I, II dan III dengan penambahan Gum arabic dan Kalsium hidroksida dalam dua proporsi yang berbeda disajikan dalam [Tabel 1]. Pada ketiga tipe produk gipsum ini penambahan 2% Gum arabic dan 0,2% Kalsium hidroksida menunjukkan nilai kekerasan tertinggi, diikuti 1% Gum arabic dan 0,132% Kalsium hidroksida, dan nilai terendah ditunjukkan oleh kelompok kontrol.

Tabel 1 : Perbandingan kekerasan permukaan dari produk gipsum dengan konsentrasi yang berbeda dari gum arabic dan kalsium hidroksida

ANOVA satu arah dan uji Student-Newman-Keuls dipergunakan untuk membandingkan kekerasan produk gipsum Tipe I, II dan III dalam tiga kelompok eksperimen (Tabel 2). Ada perbedaan yang secara statistik signifikan antara tipe I, II dan III dalam ketiga kelompok yang diharapkan. Nilai kritis dari F adalah 3,68 (untuk semua kelompok) untuk p=0,05.

Table 2 : Perbandingan kekerasan permukaan antara tiga tipe produk gipsum dalam tiga eksperimental

ANOVA satu arah dan uji Student-Newman-Keul dipergunakan untuk membandingkan kekerasan yang dihasilkan oleh konsentrasi yang berbeda dari Gum arabic dan Kalsium hidroksida dalam setiap tipe gipsum. Kedua uji tersebut menunjukkan perbedaan kekerasan yang secara statistik signifikan diakibatkan oleh penambahan konsentrasi Gum arabic dan Kalsium hidroksida yang berbeda dalam setiap tipe. Penambahan 2% Gum arabic dan 0,2% Kalsium hidroksida menunjukkan nilai tertinggi di antara ketiga tipe (Tabel 3). Nilai kritis F adalah 3,68 (untuk semua kelompok) untuk p=0,05.

Tabel 3 : Perbandingan kekerasan permukaan antara kelompok eksperimental produk gipsum Tipe I, Tipe II, Tipe III

Karena tiga produk gipsum serta dua proporsi zat perekat itu menunjukkan perbedaan kekerasan permukaan yang signifikan, interaksi antara produk dengan proporsi juga diperiksa dengan analisis ANOVA dua arah. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kekerasan yang secara statistik signifikan akibat interaksi di antara tipe apabila gipsum maupun proporsi Kalsium Hidroksida dan Gum arabic ditambahkan. Hal ini memberikan kontribusi terhadap perbedaan kekerasan akibat tipe produk gipsum dan konsentrasi zat perekat.

Tabel 4 : hasil dari tes ANOVA dua arah terhadap konsentrasi tipe produk gipsum dan interaksinya terhadap kekerasan permukaan.

Produk gipsum tipe III dengan proporsi 2% Gum arabic dan 0,2% kalsium hidroksida menunjukkan nilai yang tertinggi, dan nilai terendah ditunjukkan oleh kelompok kontrol Tipe I.

Pembahasan

Kekerasan permukaan adalah hasil dari interaksi banyak sifat. Di antara sifat yang mempengaruhi kekerasan materi adalah kekuatannya, batas proporsi, maleabilitas, dan resistensi pada abrasi. Banyak faktor mempengaruhi kekerasan, sehingga istilah ini sulit didefinisikan.

Menurut Skinner, kekerasan adalah resistensi pada indentasi. Kekerasan permukaan gipsum mengindikasikan hingga sejauh apa kekuatan-kekuatan yang diterapkan selama pekerjaan pada cetakan gipsum dapat diresistansi. Akan tetapi, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kekerasan permukaan dari materialmaterial ini kurang dan tidak cukup untuk beresistensi pada abrasi, sehingga kehilangan detail permukaan selama fabrikasi menimbulkan kesalahan dalam prostesis. Guna mengatasi hal ini beberapa metode telah diusulkan untuk meningkatkan kekerasan permukaan secara memuaskan.

Berbagai penelitian dilakukan menggunakan pengganti zat kimia seperti resin epoksi, model sealant yang dijual bebas, sianoakrilat, dan lignosulfonat, dll. untuk meningkatkan kekerasan permukaan produk gipsum. Toreskorg et al telah membuktikan bahwa pengeras cair tersebut meningkatkan kekerasan permukaan, sedangkan Hollenbaek dan Sullivan tidak menemukan peningkatan kekerasan dari pengeras cair. Akan tetapi, mereka melaporkan peningkatan dimensi menyangkut pemakaian kekerasan gipsum.

Masson menggambarkan teknik untuk mengisi stone die dengan resin akrilik; tetapi Eshleman melaporkan bahwa dengan resin akrilik, ada peningkatan ukuran die rata-rata 11,7 mm.

Alsadi Sally menyatakan bahwa penggunaan larutan pengerasan gipsum yang dipakai pada material bisa jadi bermanfaat, tetapi pemakaian ini memerlukan tahap tambahan dalam preparasi cast or die. Jadi, ia memilih metode lainnya

untuk memperbaiki kekerasan permukaan dengan penambahan Gum arabic dan Kalsium hidroksida dalam produk gipsum.

Gum arabic adalah karbohidrat, Gum yang menghidrolisasi arabinose dan hexose, yang ditemukan secara alami bersatu dengan ion-ion Kalsium, potasium, magnesium. Ketika kalsium oksida berkontak dengan air atau kelembaban, serta memberi peningkatan pada Kalsium hidroksida.

Campuran Gum arabic dan kalsium oksida mengurangi kebutuhan air bila digunakan secara benar dan konsekuensinya dapat digunakan dalam suatu proses untuk menghasilkan suatu cetakan yang sangat keras, ketika sejumlah kecil material-material aktif pada permukaan seperti Gum arabic dan Kalsium hidroksida ditambahkan pada hemihidrat, kebutuhan air dari plaster dan stone berkurang sedangkan sifat-sifat mekanisnya meningkat.

Kalsium sulfat hemihidrat bersifat ionik. Diperkirakan substansi polar dan non-polar itu akan diabsorpsi oleh ujung polar. Bagian-bagian yang kurang polar dibiarkan terpapar pada cairan. Material-material aktif permukaan memiliki sejumlah kelompok hidrofilik, yang aktif dalam mengurangi kebutuhan air. Molekul besar dengan banyak kelompok polar meningkatkan konsistensi dengan secara bersama-sama terabsorpsi pada kedua partikel hemihidrat dan karena itu meningkatkan adesi.

Kesimpulan

Dari hasil yang didapat oleh penelitian sekarang, telah terbukti bahwa ada peningkatan kekerasan permukaan signifikan dengan penambahan Gum arabic dan Kalsium hidroksida. Semua material ini termasuk pengeras gipsum murah dan mudah untuk dimanipulasi. Tidak ada langkah tambahan untuk preparasi cast or die sebagaimana pada material lain seperti polisterin, resin epoksi, dll. Ketika pengeras gipsum ditambahkan langsung pada produk gipsum. Semua material yang dipakai termasuk pengeras gipsum itu murah dan mudah dimanipulasi. Pengeras gipsum yang digunakan mengurangi kebutuhan air, sehingga pengurangan rasio air dan gipsum berkalsinasi menyediakan alat paling praktis untuk menghasilkan cetakan yang lebih keras, meningkatkan kekerasan akibat peningkatan densitas. Harusnya diperhatikan bahwa kekerasan permukaan ini meningkat secara signifikan untuk dental plaster dan dental stone, tetapi ada perubahan minimal dalam kekerasan impression plaster. Produk gipsum tipe III dengan proprosi 2% Gum arabic + 0,2% kalsium hidroksida menunjukkan nilai yang tertinggi, dan nilai terendah ditunjukkan oleh kelompok kontrol Tipe I.

Kesimpulannya adalah Gum arabic dan kalsium hidroksida mengurangi kebutuhan air, sehingga pengurangan rasio air dan gipsum berkalsinasi memberi sarana yang paling praktis untuk menghasilkan cetakan yang lebih keras. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui pengaruh dari pengeras gipsum terhadap sifat-sifat fisik produk gipsum serta untuk mengetahui proporsi air yang benar.

10

Referensi 1. Sanad ME, Combe EC, Grant AA: Hardening of model and die materials by an epoxy resin. J Dent 1980 Jun; 8(2):158-62. 2. Toreskog S, Phillips RW, Schnel R: Properties of die material: A comparative study. J Prosthet Dent 1966; 16:119-31. 3. Zakaia MR, Johnston WM, Reisbick MH, Campagni WV. The effects of a liquid dispersing agent and a microcrystalline additive on the physical properties of type IV gypsum. J Prosthet Dent 1988 Nov; 60(5):630-7. 4. Sanad ME, Combe EC, Grant AA: The use of additives to improve the mechanical properties of gypsum products. J Dent Res 1981; 61:808- 810. 5. Alsadi S, Combe EC, Cheng YS.: Properties of gypsum with the addition of gum Arabic and calcium hydroxide. J Prosthet Dent 1996 Nov; 76(5):530-4. 6. Anusavice JK, Brantley AW. Physical properties of Dental Materials. In, Anusavice KJ (ed). The science of Dental materials, 11th edition. London, Saunders, 2004; 96. 7. Sanad ME, Combe EC, Grant AA: The effect of model sealant solution on the properties of gypsum. J Dent 1980 Jun; 8(2):152-7 8. Fukui H, Lacy AM, Jendresen MD: Effectiveness of hardening films on die stone . J Pros the t Dent 1980:44:57-63. 9. Combe EC, Smith DC: Improved stone for construction of models and dies. J Dent Res 1971 Jul-Aug; 50(4):897-901. 10. Hollenbaek GM, Sullivan M. Water substitutes for mixing gypsums. J South Calif Dent Assoc 1964; 32, 199-203. 11. Mason HJ. Impregnation of stone dies with acrylic resin. J Prosthet Dent.1970 Jan; 23(1):96-8. 12. Eshleman JR. Surface hardness and dimensional accuracy of stone dies impregnated with acrylic resin. J Dent Res 1971 Mar-Apr; 50(2):507. 13. Ridge MJ, Boell GR: the water requirement of calcined gypsum. Commonwealth scientific and Industrial research organization. 1962: report F1-7:1-11.

11

14. Ridge MJ, Boell GR: the water requirement of calcined gypsum. Commonwealth scientific and Industrial research organization. 1962: report F1-9:1-21. 15. Craig RG. Gypsum Products and Investments. In, Craig RG (ed). Restorative dental material, 9th edition. London, Mosby, 1993; 349.

12

Anda mungkin juga menyukai