Anda di halaman 1dari 9

Toksikologi Forensik Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2008; 1(1):47 !!

"i#er$i#kan di Jakar#a Asosiasi Forensik Indonesia

ANALISIS TOKSIKOLOGI FORENSIK DAN INTERPRETASI TEMUAN ANALISIS*


* Made A us !el el "irasuta
* **

#,$

Jurusan Farmasi, FMIPA-Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali %emba a Forensik &ains dan Kriminolo i Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali

AB&'(A) Forensi* to+i*olo y is apli*ation o, analyti*al *-emistry to dete*ts, identi,ies and determines o, ,orei n *-emi*als and its metabolites in t-e body as le al evidan*es, and t-en make interpretaion or a testimony in establis-in t-e *aouse o, into+i*ation.deat--*ases/ &tep o, analiti*al ,orensi* 0*lini*1 to+i*oli y are: #1 sample preparation, $1 s*reenin and determination test, 21 3ritin t-e interpretation o, analiti*al ,indin into a testimony/ '-e result o, s*reenin test *an be used as uindan*e t-at a person -as been used an dru s, and t-e result t-e determination test is a valid evidan*e ,or t-e interpretation and 3ritin a testimony/ Kata Kun*i: Analyti*al to+i*olo y ,orensi*

Pendahuluan
'oksikolo i ,orensik adala- sala- satu dari *aban ilmu ,orensik/ Menurut Safers#ein yan dimaksud den an Forensic Science adala- 4#%e a&&lica#ion of science #o lo'4, maka se*ara umum ilmu ,orensik 0,orensik sain1 dapat dimen erti seba ai aplikasi atau peman,aatan ilmu pen eta-uan tertentu untuk pene akan -ukum dan peradilan/ !una lebi- mema-ami pen ertian dan ruan lin kup ker5a toksikolo i ,orensik, maka akan lebi- baik sebelumnya 5ika lebi- men enal apa itu bidan ilmu toksikolo i/ Ilmu toksikolo i adala- ilmu yan menelaa- tentan ker5a dan e,ek berba-aya 6at kimia atau ra*un ter-adap mekanisme biolo is suatu or anisme/ (a*un adala- senya3a yan berpotensi memberikan e,ek yan berba-aya ter-adap or anisme/ &i,at ra*un dari suatu senya3a ditentukan ole-: dosis, konsentrasi ra*un di reseptor, si,at ,isiko kimis toksikan tersebut, kondisi bioor anisme atau sistem bioor anisme, paparan ter-adap or anisme dan bentuk e,ek yan ditimbulkan/ 'osikolo i ,orensik menekunkan diri pada aplikasi atau peman,aatan ilmu toksikolo i untuk kepentin an peradilan/ Ker5a utama dari toksikolo i ,orensik

adala- melakukan analisis kualitati, maupun kuantitati, dari ra*un dari bukti ,isik dan mener5ema-kan temuan analisisnya ke dalam un kapan apaka- ada atau tidaknya ra*un yan terlibat dalam tindak kriminal, yan ditudu-kan, seba ai bukti dalam tindak kriminal 0,orensik1 di pen adilan/ 7asil analisis dan interpretasi temuan analisisnya ini akan dimuat ke dalam suatu laporan yan sesuai den an -ukum dan perundan anundan an/ Menurut 7ukum A*ara Pidana 0KU7AP1, laporan ini dapat disebut den an &urat Keteran an A-li atau &urat Keteran an/ Jadi toksikolo i ,orensik dapat dimen erti seba ai peman,aatan ilmu tosikolo i untuk keperluan pene akan -ukum dan peradilan/ 'oksikolo i ,orensik merupakan ilmu terapan yan dalam praktisnya san at didukun oleberba ai bidan ilmu dasar lainnya, seperti kimia analisis, biokimia, kimia instrumentasi, ,armakolo itoksikolo i, ,armakokinetik, biotrans,ormasi/ ( )akala% disa*&aikan &ada +,orks%o& -nalisis Toksikologi Forensik. /01) Jakar#a. 7 8 "ese*$er 200! &e*ara umum tu as toksikolo ,orensik adalamembantu pene ak -ukum k-ususnya dalam

Alamat Korespondensi : Jurusan Farmasi, FMIPA-Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Bali

melakukan analisis ra*un baik kualitati, maupun kuantitati, dan kemudian mener5ema-kan -asil analisis ke dalam suatu laporan 0surat, surat keteran an a-li atau saksi a-li1, seba ai bukti dalam tindak kriminal 0,orensik1 di pen adilan/ %ebi5elasnya toksikolo i ,orensik men*an kup terapan ilmu alam dalam analisis ra*un seba i bukti dalam tindak kriminal, den an tu5uan mendeteksi dan men identi,ikasi konsentrasi dari 6at ra*un dan metabolitnya dari *airan biolo is dan ak-irnya men interpretasikan temuan analisis dalam suatu ar umentasi tentan penyebab kera*unan dari suatu kasus/ Menurut masyarakat toksikolo i ,orensik amerika 2socie#3 of forensic #o4icologis#. inc5 S1FT+ bidan ker5a toksikolo i ,orensik meliputi: - analisis dan men evaluasi ra*un penyebab kematian, - analisis ada.tidaknya alko-ol, obat terlaran di dalam *airan tubu- atau napas, yan dapat men akibatkan peruba-an prilaku 0menurunnya kemampuan men endarai kendaraan bermotor di 5alan raya, tindak kekerasan dan ke5a-atan, pen unaan doopin 1, - analisis obat terlaran di dara- dan urin pada kasus penyala- unaan narkotika, psikotropika dan obat terlaran lainnya/ 'u5uan lain dari analisis toksikolo i ,orensik adala- membuat suatu rekaan rekostruksi suatu peristi3a yan ter5adi, sampai se5au- mana obat atau ra*un tersebut dapat men akibatkan peruba-an prilaku 0menurunnya kemampuan men endarai, yan dapat men akibatkan ke*elakaan yan ,atal, atau tindak kekerasan dan ke5a-atan1/ Berikut ini adala- ambaran kasus-kasus yan umumnya di ne ara ma5u memerlukan pemeriksaan toksikolo i ,orensik, meliputi ti a kelompok besar yaitu: a) kematian akibat kera*unan, yan meliputi: kematian mendadak, kematian di pen5ara, kematian pada kebakaran, dan kematian medis yan disebabkan ole- e,ek sampin obat atau kesala-an penan anan medis, $) ke*elakaan ,atal maupun tidak ,atal, yan dapat men an*am keselamatan nya3a sendiri ataupun oran lain, yan umumnya diakibatkan olepen aru- obat-obatan, alko-ol, atau pun narkoba, c) penyala- unaan narkoba dan kasus-kasus kera*unan yan terkait den an akibat pemakaian obat, makanan, kosmetika, alat kese-atan, dan ba-an berba-aya kimia lainnya, yan tidak memenu-i standar kese-atan 0kasus-kasus ,orensik ,armasi1/

2. Langkah-langkah anali i !"k ik"l"gi #"$en ik &e*ara umum tu as analisis toksikolo ,orensik 0klinik1 dalam melakukan analisis dapat dikelompokkan ke dalam ti a ta-ap yaitu: #1 penyiapan sampel 8sa*&le &re&ara#ion4, $1 analisis meliputi u5i penapisan 8s*reenin test4 atau dikenal 5u a den an 8 eneral unkno3n test4 dan u5i kon,irmasi yan meliputi u5i identi,ikasi dan kuanti,ikasi, 21 lan ka- terak-ir adala- interpretasi temuan analisis dan penulisan laporan analisis/ Berbeda den an kimia analisis lainnya 0seperti: analisis senya3a obat dan makanan, analisis kimia klinis1 pada analisis toksikolo i ,orensik pada umumnya analit 0ra*un1 yan men5adi tar et analisis, tidak diketa-ui den an pasti sebelum dilakukan analisis/ 'idak serin -al ini men5adi -ambatan dalam penyelen araan analisis toksikolo i ,orensik, karena seperti diketa-ui saat ini terdapat ribuan atau ba-kan 5utaan senya3a kimia yan mun kin men5adi tar et analisis/ Untuk mempersempit peluan dari tar et analisis, biasanya tar et dapat di ali dari in,ormasi penyebab kasus ,orensik 0kera*unan, kematian tidak 3a5ar akibat kera*unan, tindak kekerasan diba3a- pen aru- obat-obatan1, yan dapat diperole- dari laporan pemeriksaan di tempat ke5adian perkara 0'KP1, atau dari berita a*ara penyidikan ole- polisi penyidik/ &an at serin dalam analisis toksikolo i ,orensik tidak diketemukan senya3a induk, melainkan metabolitnya/ &e-in a dalam melakukan analisis toksikolo i ,orensik, senya3a matabolit 5u a merupakan tar et analisis/ &ampel dari toksikolo i ,orensik pada umumnya adala- spesimen biolo i seperti: *airan biolo is 0dara-, urin, air luda-1, 5arin an biolo is atau or an tubu-/ Preparasi sampel adala- sala- satu ,aktor penentu keber-asilan analisis toksikolo i ,orensik disampin ke-adalan pen uasaan metode analisis instrumentasi/ Berbeda den an analisis kimia lainnya, -asil indenti,ikasi dan kuanti,ikasi dari analit bukan merupakan tu5uan ak-ir dari analisis toksikolo i ,orensik/ &eoran toksikolo ,orensik dituntut -arus mampu mener5ema-kan apaka- analit 0toksikan1 yan diketemukan den an kadar tertentu dapat dikatakan seba ai penyebab kera*unan 0pada kasus kematian1/ 2.%. Pen&ia'an Sa('el &pesimen untuk analisis toksikolo i ,orensik biasanya diterok ole- dokter, misalnya pada kasus kematian tidak 3a5ar spesimen dikumpulkan ole- dokter ,orensik pada saat melakukan otopsi/ &pesimen dapat berupa *airan biolo is, 5arin an,

or an tubu-/ ;alam pen umpulan spesimen dokter ,orensik memberikan label pada masin -masin bun kus.3ada- dan menye elnya/ %abel se-arusnya dilen kapi den an in,ormasi: nomer indentitas, nama korban, tan al.3aktu otopsi, nama spesimen beserta 5umla-nya/ Pen iriman dan penyera-an spesimen -arus dilen kapi den an surat berita a*ara menyeran spesimen, yan ditandatan ani ole- dokter ,orensik/ 'oksikolo ,orensik yan menerima spesimen kemudian memberikan dokter ,orensik surat tanda terima, kemudian menyimpan sampel.spesimen dalam lemari pendin in 8free6er4 dan men un*inya sampai analisis dilakukan/ Prosedur ini dilakukan bertu5uan untuk memberikan rantai perlindun an.pen amanan spesimen (c%ain of cus#od3)/ Beberapa -al yan perlu diper-itun kan dalam ta-apan penyiapan sampel adala-: 5enis dan si,at biolo is spesimen, ,isikokimia dari spesimen, serta tu5uan analisis/ ;en an demikian akan dapat meran*an atau memili- metode penan anan sampel, 5umla- sampel yan akan di unakan, serta memilimetode analisis yan tepat/ Penan anan sampel perlu mendapat per-atian k-usus, karena seba ian besar sampel adala- materi biolo is, se-in a sedapat mun kin men*e a- ter5adinya pen uraian dari analit/ Pemili-an metode ekstraksi ditentukan 5u a ole- analisis yan akan dilakukan, misal pada u5i penapisan serin dilakukan ekstraksi satu ta-ap, dimana pada ta-ap ini di-arapkan semua analit dapat terekstraksi/ Ba-kan pada u5i penapisan men unakan teknik 8i**unoassa3+ sampel tidak perlu diekstraksi den an pelarut tertentu/ &ampel urin pada umumnya dapat lan sun dilakukan u5i penapisan den an men unakan teknik i**unoassa3/ <amun tidak 5aran -arus mendapatkan perlakuan a3al, seperti pen aturan p7 dan sentri,u a, una men -ilan kan kekeru-an/ Pemisa-an sel dara- dan serum san at diperlukan pada persiapan sebelum dilakukan u5i penapisan pada dara-/ &erum pada umumnya dapat lan sun dilakukan u5i penapisan men unakan teknik i**unoassa3/ 'idak 5aran sampel dara-, yan diterima suda- men alami -emolisis atau men upal, dalam -al ini dara- dilarutkan den an metanol, dan kemudian disentri,u a, sepernatannya dapat lan sun dilakukan u5i penapisan men unakan teknik i**unoassa3/ =kstraksi satu ta-ap san at diperlukan apabila u5i penapisan tidak men unakan teknik i**unoassa3. misal men unakan kromato ra,i lapis tipis den an reaksi penampak ber*ak tertentu/ Atau 5u a ekstraksi bertin kat 8*e#ode S#as 1##o

7ang4 untuk melalukan pemisa-an analit berdasarkan si,at asam-basanya/ Metode ekstraksi dapat berupa ekstraksi *air-*air, men unakan dua pelarut yan terpisa-, atau ekstraksi *air-padat/ Prinsip dasar dari pemisa-an ekstraksi *air-*air berdasarkan koe,isien partisi dari analit pada kedua pelarut atau berdasarkan kelarutan analit pada kedua pelarut tersebut/ Pada ekstraksi *air-padat analit dile3atkan pada kolom yan berisi adsorben ,ase padat 0&P=, ? ? &i-!el )-#>, =+trelut , Bund =lut )erti,y , dll1, kemudian dielusi den an pelarut tertentu, biasanya diikuti den an modi,ikasi p7 pelarut/ Penyiapan sampel yan baik san at diperlukan pada u5i pemastian 8identi,ikasi dan kuanti,ikasi4, terutama pada teknik kromato ra,i/ Karena pada umumnya materi biolo ik merupakan materik yan komplek, yan terdiri dari berba ai *ampuran baik senya3a endo en maupun senya3a ekso en 8+enobiotika4/ Penyiapan sampel umumnya meliputi -idrolisis, ekstraski, dan pemurnian analit/ Prosedur ini -arusla- mempunyai e,esiensi dan selekti,itas yan tin i/ Perole-an kembali yan tin i pada ekstraksi adala- san at pentin untuk menyari semua analit, sedan kan selekti,itas yan tin i diperlukan untuk men5amin pen otor atau senya3a pen an u terpisa-kan dari analit/ Pada analisis men unakan !).M&, penyiapan sampel termasuk derivatisasi analit se*ara kimia, seperi salilisasi, metilisasi, dll/ ;erivatisasi ini pada umumnya bertu5uan untuk menin katkan volatilitas analit atau menin katkan kepekaan analisis/ 2.2. U)i Pena'i an *S+$eening !e !, U5i penapisan untuk menapis dan men enali olon an senya3a 0analit1 dalam sampel/ ;isini analit di olon kan berdasarkan baik si,at ,isikokimia, si,at kimia maupun e,ek ,armakolo iyan ditimbulkan/ @bat narkotika dan psikotropika se*ara umum dalam u5i penapisan dikelompokkan men5adi olon an opiat, kokain, kannabinoid, turunan am,etamin, turunan ben6odia6epin, olon an senya3a anti dipresan tri-siklik, turunan asam barbiturat, turunan metadon/ Pen elompokan ini berdasarkan struktur inti molekulnya/ &eba ai *onto-, disini diambil senya3a olon an opiat, dimana senya3a ini memiliki struktur dasar mor,in, beberapa senya3a yan memiliki struktur dasar mor,in seperti, -eroin, mono-asetil mor,in, mor,in, mor,in-2- lukuronida, mor,in-A- lukuronida, asetilkodein, kodein, kodein-A- lukuronida, di-idrokodein serta metabolitnya, serta senya3a turunan opiat lainnya yan mempunyai inti mor,in/

9:

U5i penapisan se-arusnya dapat men identi,ikasi olon an analit den an dera5at reabilitas dan sensiti,itas yan tin i, relati, muradan pelaksanaannya relati, *epat/ 'erdapat teknik u5i penapisan yaitu: a1 kromato ra,i lapis tipis 0K%'1 yan dikombinasikan den an reaksi 3arna, b1 teknik i**unoassa35 'eknik i**unoassa3 umumnya memiliki si,at reabilitas dan sensiti,itas yan tin i, serta dalam pen er5aannya memerlukan 3aktu yan relati, sin kat, namun alat dan ba-an dari teknik ini semuanya -arus diimpor, se-in a teknik ini men5adi relati, tidak mura-/ ;ibandin kan den an i**unoassa3. K%' relati, lebi- mura-, namun dalam pen er5aannya memerlukan 3aktu yan relati, lebi- lama/ a1 teknik i**unoassa3 'eknik i**unoassa3 adala- teknik yan san at umum di unakan dalam analisis obat terlaran dalam materi biolo i/ 'eknik ini men unakan 8an#i drug an#i$od34 untuk men identi,ikasi obat dan metabolitnya di dalam sampel 0materi biolo ik1/ Jika di dalam matrik terdapat obat dan metabolitnya 0anti en-tar et1 maka dia akan berikatan den an 8an#i drug an#i$od34, namun 5ika tidak ada anti entar et maka 8an#i drug an#i$od34 akan berikatan den an 8anti en-penanda4/ 'erdapat berba ai metode . teknik untuk mendeteksi ikatan anti enantibodi ini, seperti 2en63*e linked i**unoassa3+ 0=%I&A1, en63*e *ul#i&lied i**unoassa3 #ec%ni8ue 0=MI'1, fluorescence &olari6a#ion i**unoassa3 0FPIA1, cloned en63*e donor i**unoassa3 0)=;IA1, dan radio i**unoassa3 0(IA1/ Pemili-an teknik ini san at ter antun pada beban ker5a 05umla- sampel per--ari1 yan ditan ani ole- laboratorium toksikolo i/ Misal dipasaran teknik =%I&A atau =MI' terdapat dalam bentuk single #es# maupun multi test/ Untuk laboratorium toksikolo i den an beban ker5a yan ke*il pemili-an teknik single #es# i**unoassa3 akan lebi- tepat ketimban teknik multi test, namun biaya analisa akan men5adi lebi- ma-al/ 7asil dari i**unoassa3 test ini dapat di5adikan seba ai ba-an pertimban an, bukan untuk menarik kesimpulan, karena kemun kinan antibodi yan di unakan dapat bereaksi den an berba ai senya3a yan memiliki baik bentuk struktur molekul maupun ban un yan -ampir sama/ (eaksi silan ini tentunya memberikan -asil positi, palsu/ @bat batuk yan men andun pseudoe,edrin akan memberi reaksi positi, palsu ter-adap test immunoassay dari anti bodi- metam,etamin/ @le- sebab itu -asil reaksi immunoassay 0s*reenin test1 -arus dilakukan u5i pemastian 0*on,irmatori test1/

b1 kromato ra,i lapis tipis 0K%'1 K%' adala- metode analitik yan relati, mura- dan muda- pen er5aannya, namun K%' kuran sensiti, 5ika dibandun kan den an teknik i**unoassa3/ Untuk menin katkan sensiti,itasK%' san at disarankan dalam analisis toksikolo i ,orensik, u5i penapisan den an K%' dilakukan palin sedikit lebi- dari satu sistem pen emban den an penampak noda yan berbeda/ ;en an men unakan spektro,otodensitometri analit yan tela- terpisaden an K%' dapat dideteksi spektrumnya 0UB atau ,luoresensi1/ Kombinasi ini tentunya akan menin katkan dera5at sensiti,itas dan spesi,isitas dari u5i penapisan den an metode K%'/ &e*ara simultan kombinasi ini dapat di unakan untuk u5i pemastian/ 2.-. U)i 'e(a !ian *confirmatory test, U5i ini bertu5uan untuk memastikan identitas analit dan menetapkan kadarnya/ Kon,irmatori test palin sedikit sesensiti, den an u5i penapisan, namun -arus lebispesi,ik/ Umumnya u5i pemastian men unakan teknik kromato ra,i yan dikombinasi den an teknik detektor lainnya, seperti: kromato ra,i as - spektro,otometri massa 0!)-M&1, kromato ra,i *air kener5a tin i 07P%)1 den an diode-array detektor, kromato ra,i *air - spektro,otometri massa 0%)-M&1, K%'-&pektro,otodensitometri, dan teknik lainnya/ Menin katnya dera5at spesi,isitas pada u5i ini akan san at memun kinkan men enali identitas analit, se-in a dapat menentukan se*ara spesi,ik toksikan yan ada/ Prinsip dasar u5i kon,irmasi den an men unakan teknik )!-M&adalaanalit dipisa-kan men unakan as kromato ra,i kemudian selan5utnya dipastikan identitasnya men unakan teknik spektr,otometrimassa/ &ebelumnya analit diisolasi dari matrik biolo ik, kemudian 5ika perlu diderivatisasi/ Isolat akan dile3atkan ke kolom )!, den an perbedaan si,at ,isikokima toksikan dan metabolitnya, maka den an !) akan ter5adi pemisa-an toksikan dari senya3a se olon annya atau metabolitnya/ Pada prisipnya pemisa-an men unakan !), indeks retensi dari analit yan terpisa- adala- san at spesi,ik untuk senya3a tersebut, namun -al ini belum *ukup untuk tu5uan analisis toksikolo i ,orensik/ Analit yan terpisaakan memasuki spektro,otometri massa 0M&1, di sini ber antun dari metode ,ra mentasi pada M&, analit akan ter,ra mentasi men -asilkan pola spektrum massa yan san at k-arakteristik untuk setiap senya3a/ Pola ,ra mentasi 0spetrum massa1 ini merupakan sidik 5ari molekular dari suatu senya3a/

;en an memadukan data indeks retensi dan spektrum massanya, maka identitas dari analit dapat dikenali dan dipastikan/ ;en an teknik kombinasi 7P%)-diode array detektor akan memun kinkan se*ara simultan men ukur spektrum UB-Bis dari analit yan teladipisa-kan ole- kolom 7P%)/ &eperti pada metode !)-M&, den an memadukan data indeks retensi dan spektrum UB-Bis analit, maka dapat men enali identitas analit/ ;isampin melakukan u5i indenti,ikasi potensial positi, analit 0-asil u5i penapisan1, pada u5i ini 5u a dilakukan penetapan kadar dari analit/ ;ata analisis kuantitati, analit akan san at ber una ba i toksikolo ,orensik dalam men interpretasikan -asil analisis, den an kaitannya dalam men5a3ab pertanyaan-pertanyaan yan mun*ul baik dari penyidik maupun -akim se-ubun an den an kasus yan terkait/ Misal analisis toksikolo i ,orensik dite akkan bertu5uan untuk memastikan du aan kasus kematian akibat kera*unan atau dira*uni, pertanyaan-pertanyaan yan mun kin mun*ul pada kasus ini adala-: - senya3a ra*un apa yan terlibatC - berapa besar dosis yan di unakanC - kapan paparan tersebut ter5adi 0kapan ra*un tersebut mulai kontak den an korban1C - melalui 5alur apa paparan tersebut ter5adi 05alur oral, in5eksi, in-alasi1C ;alam praktis analisis men unakan teknik !)-M&, %)-M&, atau 7P%)-;iode array detektor memerlukan biaya analisis yan relati, ma-al ketimban K%'-&pektro,otodensitometri/ &e-in a disarankan dalam peren*anaan pen adaan.pemili-an peralatan suatu laboratorium toksikolo i se-arusnya mempertimban kan biaya operasional penan anan sampel/ 7al ini pada kenyataannya serin men5adi ,aktor pen -ambat dalam penyelen araan laboratorium toksikolo i/ Karena pada kenyataanya tela- diatur dalam KU7AP, ba-3a biaya yan ditimbulkan akibat pemeriksaan atau penyidikan dibebankan pada ne ara, namun pada kenyataanya sampai saat ne ara belum mampu memikul beban tersebut/ 2... In!e$'$e!a i !e(uan anali i 'emuan analisis sendiri tidak mempunyai makna yan berarti 5ika tidak di5elaskan makna dari temuan tersebut/ &eoran toksikolo ,orensik berke3a5iban mener5ema-kan temuan tersebut berdasarkan kepakarannya ke dalam suatu kalimat atau laporan,

yan dapat men5elaskan atau mampu men5a3ab pertanyaan yan mun*ul berkaitan den an permasala-an.kasus yan ditudu-kan/ Berkaitan den an analisis penyala- unaan obatobatan terlaran , men a*u pada -ukum yan berlaku di Indonesia 0UU no D t- #::E tentan spikotropika dan UU no $$ t- #::E tentan <arkotika1, interpretasi temuan analisis ole- seoran toksikolo ,orensik adala- merupakan suatu ke-arusan 0"irasuta, $FFD1/ 7eroin menurut UU no $$ ta-un #::E termasuk narkotika olon an I, namun metabolitnya 0mor,in1 masuk ke dalam narkotika olon an II/ ;ilain -al kodein 0narkotika olon an III1 di dalam tubu- akan seba ian termetabolisme men5adi mor,in/ <amun pada kenyataannya -eroin ille al 5u a men andun a*etilkodein, yan merupakan -asil asetilasi dari kodein, se-in a dalam analisis toksikolo i ,orensik pada pembuktian kasus penyala- unaan -eroin ile al akan mun kin diketemukan mor,in dan kodein/ Menurut UU narkotika ini 0pasal >9 dan >D1, menyatakan ba-3a penyala- unaan narkotika olon an I, II, dan III memiliki konsekuensi -ukum yan berbeda, se-in a interpretasi temuan analisis toksikolo i ,orensik, k-ususnya dalam kaitan men5a3ab pertanyaan narkotika apa yan tela- dikonsumsi, adala- san at mutlak dalam pene akan -ukum/ 'erdapat beberapa pertanyaan yan -arus di5a3ab ole- toksikolo ,orensik dalam melakukan analisis: a/ &enya3a apa yan terlibat dalam tindak kriminal tersebut 0senya3a apa yan menyebabkan kera*unan, menurunnya kemampuan men endarai kendaraan dalam berlalulintas, atau narkoba apa yan teladisala- unakan1C b/ Berapa besar dosisnyaC */ =,ek apa yan ditimbulkanC d/ Kapan tubu- korban terpapar ole- senya3a tersebutC e/ Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terun kap dari -asil analisis toksikolo i dan didukun olepen uasaan ilmu pendukun lainnya seperti ,armakolo i dan toksikolo i, biotrans,ormasi, dan ,armakokinetik/ ;ata temuan -asil u5i penapisan dapat di5adikan petun5uk bukan untuk menarik kesimpulan ba-3a seseoran tela- terpapar atau men unakan obat terlaran / &edan kan -asil u5i pemastian 0*on,irmatory test1 dapat di5adikan dasar untuk memastikan atau menarik kesimpulan apakasesoran tela- men unakan obat terlaran yan ditudu-kan/ Pernyataan ini terden ar san atla-

muda-, namun pada praktisnya banyak ,aktor yan mempen aru-i/ Untuk lebi- 5elasnya disini akan diberikan suatu perumpamaan kasus, misal dari -asil u5i penapisan men unakan teknik i**unoassa3 diperole- dalam sampel dara- dan urin tertudu- memberikan reaksi positi, ter-adap olon an opiat/ 7asil ini tidak *ukup untuk membuktikan 0menudu-1 terdak3a telamen konsumsi obat terlaran narkotika olon an opiat, karena obat batuk den#ro*er#ofan mun kin memberikan reaksi positi,/ ;ilain -al senya3a olon an opiat terdistribusi ke dalam olon an narkotika I sampai III, dimana menurut UU <arkotika, penyala- unaan olon an tersebut memiliki konsekuen -ukum yan berbeda/ Metabolit lukuronida dari mor,in dan kodein tidak dimasukkan ke dalam senya3a narkotika/ Kenyataan ini akan membuat interpretasi toksikolo i ,orensik, yan -anya berdasarkan data -asil analisis u5i penapisan, men5adi lebi- komplek/

narkotika, merupakan petu5uk paparan melalui in5eksi/ ;itemukannya toksikan dalam konsentrasi yan *ukup tin i baik di saluran pen*ernaan maupun di dara-, dapat di5adikan *ukup bukti untuk menyatakan toksikan tersebut seba ai penyebab kematian/ &eoran toksikolo ,orensik dituntut 5u a dapat meneran kan absorpsi toksikan dan transportasi.distribusi melalui sirkulasi sistemik menu5u or an-5arin an sampai dapat menimbulkan e,ek yan ,atal/ Interpretasi ini diturunkan dari data konsentrasi toksikan baik di dara- maupun di 5arin an-5arin an/

7asil analisis urin biasanya kuran berarti dalam menentukan e,ek toksik.psikolo i dari suatu toksikan/ &e*ara umum -asil analisis urin menyatakan adanya paparan toksikan sebelum kematian/ ;ari 5umlavolume urin dan konstelasi 5umla- toksikan dan metabolitnya di dalam kantun kemi-, den an berdasarkan data la5u eksresi toksikan dan ;ilain -al banyaksenya3a obat,dimana metabolitnya, maka dimun kinkan untuk metabolitnya memun kinkan memberi reaksi positi, menurunkan in,ormasi lamanya 3aktu paparan tela0reaksi silan 1 ter-adap test anti-am,etamin-antibodi/ ter5adi sebelum kematian 0"irasuta $FF91/ &enya3a obat tersebut antara lain: a1 olon an obat e,ek ,armakolo ik.psikolo i bebas yan di unakan seba ai dekon estan dan Kebanyakan +enobiotika ber-ubun an den an tin kat anoreksia, seperti: e,edrin, pseudoe,edrin dan konsentrasinya di daradan tempat ker5anya ,enilpropanolaminG b1 olon an keras 0den an resep1: ben6o,etamin, ,en,luramine, me,entermin, 0reseptor1/ @le- sebab itu tin kat konsentrasi di ,enmeter6ine, dan ,entermineG *1 obat . senya3a obat, dara- adala- seba ai indikator pentin dalam dimana am,etamin atau metam,etamin seba ai men*ari ,aktor penyebab kematian.kera*unan/ metabolitnya, seperti: etilam,etamin, *loben6ore+, ;alam men interpretasikan tin kat konsentrasi di me,enore+, dimetilam,etamin, dll 0United <ation, dalam dara- dan 5arin an sebaiknya memper-atikan tin kat e,ek spikolo is yan sebenarnya dan semua #::D1/ ,aktor yan berpen aru- dari setiap tin kat Pada interpretasi -asil analisis pada kasus kematian, konsentrasi yan diperole-dari spesimen/ seoran toksikolo ,orensik dituntut mampu Interpretasi tin kat konsentrasi dalam dara- dan men5a3ab pertanyaan spesi,ik seperti: rute 5arin an dapat diba i men5adi ti a kata ori: normal pemakaian toksikan, apaka- konsentrasi toksikan atau terapeutik, toksik, dan let-al/ 'in kat yan ditetapkan *ukup seba ai menyebabkan konsentrasi normal dinyatakan seba ai keadaan, kematian atau penyebab kera*unan/ Penetapan rute dimana tidak menimbulkan e,ek toksik pada pemakaian biasanya diperole- dari analisis berba ai or anisme/ 'in kat konsentrasi toksik ber-ubun an spesimen, dimana pada umumnya konsentrasi den an e5ala memba-ayankan nya3a, seperti: koma, toksikan yan lebi- tin i ditemukan di daera- rute ke5an -ke5an , kerusakan -ati atau in5al/ 'in kat pemakaian/ Jika ditemukan toksikan dalam 5umla- konsentrasi kematian dinyatakan seba ai konsentrasi besar di saluran pen*ernaan dan -ati, maka dapat yan dapat menyebabkan kematian/ )onto-: sianida ditarik kesimpulan ba-3a paparan melalui 5alur oral/ pada konsentrasi yan tin i 0F,#E-$,$$ m .l, ;emikian 5u a apabila konsentrasi yan tin i diketemukan padakematian akibat kera*unan ditemukan di paru-paru atau pada or an viseral sianida1, dinyatakan seba ai penyebab kera*unan/ lainnya men indikasikan paparan melalui in-alasi/ &edan kan pada konsentrasi yan san at ke*il 0F,FF9 Bekas suntikan yan baru pada permukaan tubu- m .l pada oran se-at dan F,FFA m .l pada perokok1, 0seperti telapak tan an, len an, dll1, yan ditemukan sianida berperan dalam pembentukan vitamin B#$/ pada kasus kematian akibat penyala- unaan ;alam 5umla- ke*il sianida 5u a diabsorpsi dan diban kitkan selama merokok/ @le- sebab itu

mendeteksi sianida di dara- pada tin kat diba3akonsentrasi toksik, masi- dapat ditolerir seba ai tanpa e,ek toksik/ Beberapa lo am berat, seperti arsen, timbal, dan merkuri tidak diperlukan untuk ,un si normal tubu-/ Keberadaan lo am tersebut diba3a- tin kat konsentrasi toksik men indikasikan ba-3a korban tela- terpapar lo am berat akibat polusi lin kun an/ Faktor-,aktor yan mempen aru-i respon individu ter-adap tin kat konsentrasi toksik 0seperti: usia, 5enis kelamin.status -ormonal, berat badan, status nutrisi, enetik, status immunolo i, kelainan patolo ik dan penyakit ba3aan, kelainan ,un si or an, si,at ,armakokinetik dari toksikan1 se-arusnya 5u a dipertimban kan dalam men interpretasikan -asil analisis, yan bertu5uan men*ari ,aktor penyebab kera*unan/ Faktor lain yan 5u a -arus mendapat per-atian adala- ,enomena ,armakolo i seperti toleransi/ 'oleransi adala- suatu keadaan menurunnya respon tubu- ter-adap toksikan seba ai -asil paparan yan berulan sebelumnya, biasanya dalam 3aktu yan lama/ Penurunan respon dapat diakibatkan ole- adaptasi selular pada suatu konsentrasi toksikan, yan dapat berakibat pada penekanan e,ek ,armakolo is yan diin inkan/ 7al ini serin di5umpai pada kasus kematian akibat menyala- unaan -eroin, dimanakan ditemukan tumpan tindi- rentan konsentrasi mor,in di darapada kasus 8le#%al rela#ed %eroine (0.010 2.200 9g:*l. ra#aan: 0.277 9g:*l)+ dan 8non le#%al rela#ed %eroine (0.010 0.27! 9g:*l. ra#aan: 0.04; 9g:*l)+ 0"irasuta $FF91/ Konsetrasi mor,in yan tin i mun kin tidak men akibatkan e,ek toksik pada <unkis yan tela- berulan memakai -eroin, sedan kan pada konsentrasi yan sama mun kin menimbulkan e,ek kematian pada oran yan baru men unkan/ Ba-aya kematian serin di5umpai pada pemakaian dosis tin i ole- pen*adu, yan memulai kembali men unakan -eroin setela- lama ber-enti men unakannya, dimana dosisnya didasarkan pen alaman pribadi saat e,ek tolerasi masi- timbul/ Melalui pen amatan ulan ri3ayat kasus, memper-atikan semua ,aktor toksokinetik, toksodinamik, dan den an membandin kan -asil analisis den an laporan kasus yan sama dari beberapa pustaka atau pen alaman sendiri, seoran a-li toksikolo i membuat interpretasi ak-ir dari suatu kasus/ )onto--*onto- di atas den an 5elas memaparkan, ba-3a -asil reaksi positi, den an teknik immunoassay belum *ukup bukti untuk memastikan.menuduseseoran tela-

men konsumsi obat terlaran / %ebi- lan5ut berikut ini diberikan ilustrasi kasus dan interpretasi dari -asil analisis toksikolo i ,orensik yan len kap: )onto-: Ilustrasi kasus toksikolo i ,orensik 0da#a diku#if dari kasus 3ang *asuk ke Ins#i#u# of Legal )edicine of 7oerg -ugus# =ni>ersi#3. 7?##ingen. 7er*an31: /erdasarkan /eri#a -cara 0e*eriksaan dari &en3idik dila&orkan #ela% dike#e*ukan *a3a# di ka*ar *andi se$ua% cafe5 "ilengan kanann3a *asi% #er#anca& <aru* sun#ik5 @asil o#o&si *ela&orkan #erda&a# $aik $ekas sun#ikan 3ang *asi% $aru *au&un 3ang suda% *enua dilengan kanan dan kiri. #ela&ak #angan. kaki5 Terda&a# ude*a &aru &aru. dan $au aro*a#is dari organ #u$u% se&er#i saluran cerna5 "ok#er s&esialis Forensik *en3i*&ulkan ke*a#ian diduga diaki$a#kan ole% keracunan o$a# o$a#an5 7asil analisis toksikolo i ,orensik: =<i skrining *enggunakan #eknin i**onoassa3 #es# (A)IT) #erde#eksi &osi#if golongan o&ia# dan $en6odia6e&in5 "ari &ene#a&an kadar alko%ol di dara% dan urin #erda&a# alko%ol 0.1 &ro*il dan 0.1 &ro*il5 0ada u<i konfir*asi dengan *enggunakan ala# 7B )S di&erole% %asil: dara% se$elu* di %idrolisis: *orfin: 0.200 9g:*l. kodein: 0.02; 9g:*l dara% se#ela% %idrolisis: *orfin: 0.;;! 9g:*l. kodein: 0.044 9g:*l urin se$elu* %idrolisis: ; ase#il*orfin: 0.0;0 9g:*l. *orfin: 0.170 9g:*l. kodein: 0.040 9g*l urin se#ela% %idrolisis : *orfin: 0.800 9g:*l. kodein: 0.170 9g:*l 7olongan $en6odia6e&in 3ang #erde#eksi di dara% adala%: dia6e&a*: 1.400 9g:*l; norda6e&a*: 0.08; 9g:*l; o4a6e&a*: 0.7C0 9g:*l; #e*a6e&a*: 0.4;0 9g:*l ;alam men interpretasikan -asil temuannya seoran toksikolo ,orensik -arus men ulas kembali e,ek toksik dan ,armakolo i yan ditimbulkan ole- analit, baik e,ek tun al dari opiate dan ben6odia6epin maupun e,ek kombinasi yan ditimbulkan dalam pemakaian bersama antara opiat dan ben6odia6epin/ Menya*u in,ormasi konsentrasi toksik 08le#%al concen#ra#ion41 dapat didu a penyebab kematian dari korban/

Afek #oksik 3ang di#i*$ulkan ole% &e*akaian %eroin adala% di&resi saluran &ernafasan5 Deracunan ole% %eroin di#andai dengan adan3a ude*a &aru &aru5 Sedangkan &e*akaian dia6e&a* secara $ersa*aan akan *eningka#kan efek %eroin dala* &enekanan sis#e* &ernafasan5 @al ini akan *e*&erce&a# ke*a#ian5 !una men eta-ui obat apa yan tela- dikonsumsi ole- korban, berdasarkan -asil analisis dan alur metabolisme dari suatu senya3a obat, seoran toksikolo ,orensik akan merunut balik apa yan tela- dikonsumsi korban/ "i dara% dan urin #erda&a# *orfin dan kodein $aik dala* $en#uk $e$as *au&un #erika# dengan glukuronidn3a na*un di urin #erde#eksi <uga ; ase#il*orfin5 @eroin di dala* #u$u% dala* 'ak#u 3ang sanga# singka# akan #er*e#a$ilis*e *en<adi ; ase#il*orfin. dan ke*udian *e*$en#uk *orfin5 )orfin akan #erkon<ugasi *en<adi *orfin glukuronidan3a5 "ari %asil analisis seorang #oksikolog forensik suda% da&a# *en3i*&ulkan $a%'a kor$an #ela% *engkonsu*si %eroin5 "i dala* #u$u% dia6e&a* akan #er*e#a$olis*e *elalui E de*i#elasi *e*$en#uk des*i#ldia6e&a* (norda6e&a*) dan ke*udian akan #er%idrolisis *e*$en#uk oksa6e&a*. se$agaian kecil akan #er*e#a$olis*e *e*$en#uk #e*a6e&a*5 Se%ingga dari #e*uan analisis da&a# disi*&ulkan kor$an <uga #ela% *engkonsu*si dia6e&a*5 Berdasarkan data ,armakokinetik dari -eroin serta metabolitnya dan 5u a konstelasi dari konsentrasi mor,in bebas dan terikatnya dapat diambil du a kematian ter5adi lebi- kuran dari satu sampai dua 5am setela- pemakaian -eroin 0perkiraan ini didasarkan atas model ,armakokinetik dari ,irasu#a 20041/ &emua temuan dan -asil interpretasi ini dibuat dalam suatu laporan 0berita a*ara pemeriksaan1 yan akan disera-kan kembali ke polisi penyidik/ Berkas berita a*ara pemeriksaan ini dikenal den an keteran an a-li/ Interpretasi akan men5adi bernar se*ara ilmia- apabila didasarkan pada data analisis yan valid, dan -arus didukun ole- pema-aman ilmu toksikolo i-,armakolo i, ,armakokinetik, biotrans,ormasi yan baik/ Untuk mendapatkan data analisis yan valid.sa-i-, -arus dilakukan validasi ter-adap semua prosedur analisis dan men evalusai sumber-sumber yan mun kin memberikan kesala-an analisis/ Men evaluasi.men analisis

validasi dari -asil analisis dapat ditin5au dari ti a tin kat ,aktor utama yan menentukan -asil analisis 0;F!, #::F, #::D1, yaitu: #1 'ataran teknis analisis yan men -asilkan data analisis/ ;alam tataran ini kesala-an dapat diakibatkan ole- ,aktor metode analisis/ Untuk mendapatkan data analisis yan valid, perlu dilakukan validasi prosedur analisis, sesuai den an kentuan yan diatur se*ara international 0misal men ikuti ketentuan validasi prosedur analisis yan dimuat dalam Farmakope International, U&P, A@A), dll1/ $1 'ataran biolo is, variansi matrik biolo is dari sampel memun kinkan ikut memberikan sumban an kesala-an ter-adap -asil analisis/ 'erdapat ti a lan ka- yan dapat dilakukan dalam men evaluasi data analisis dari sudut pandan tataran biolo is, yaitu: kontrol plausibilitas, evaluasi lon itudinal dan transversal/ Don#rol &lausi$ili#as men*an kup: - Kontrol data ekstrim, data ini dikontrol berdasarkan data medikal misalnya data analisis tidak sesuai den an data yan teladiperole- dari populasi manusia atau san at 5au- menyimpan se*ara statistik/ - Kontrol konstelasi yaitu membandin kan dari berba ai data analisis, yan diperole- dari matrik biolo is yan berbeda tetapi seri data tersebut masi- memiliki parameter yan salin ber antun an/ Misal membandin kan data analisis toksikan dan metabolitnya di dara- dan di urin, konstelasi data yan ditimbulkan dikontrol berdasarkan si,at ,armakokinetik dari toksikan dan metabolitnya/ - Kontrol trend data: data analisis yan diperole- dari satu pasien 0korban1 dievalusi ter-adap peruba-an 3aktu, -al ini bertu5uan untuk men eta-ui si,at peruba-an biolo is 0misal: la5u eliminasi1 yan ter5adi pada pasien tersebut/ 'u5uan dari krontrol plausibilitas adalauntuk men*ari kesala-an analisis, dimana dari tataran teknik analitik tidak teridenti,ikasi, se-in a di-arapkan diperole-nya data analsis yan sa-i-/ -nalisis #ongi#odinal, evaluasi ini didasarkan ter-adap si,at ,armakokinetik 0toksokinetik1 dan reaksi biotrans,ormasi dari toksikan dan metabolitnya/ ;ata analisis 0toksikan dan metabolitnya1 dari pasien yan sama, yan diperole- dari selan 3aktupen ambilan sampel 0penerokan1 yan berbeda dibandin kan

satu sama lainnya/ ;ari -asil pembandin an data analisis tersebut, den an didasarkan si,at ,armakokinetik, maka dapat di5adikan dasar untuk mendu a.men ontrol konsentrasi aktuel 03aktu ter5adinya kera*unan1/ %ebi- lan5ut data ini dapat di5adikan dasar untuk memperkirakan 3aktu ter5adinya eksposisi/ -nalisis #rans>ersal. data analisis yan diperole- dari satu pasien dibandin kan den an kelompok kontrol/ ;ata dari kelompok kontrol mun kin dapat berupa data konsentrsi toksikan.obat, yan diambil dari interval 3aktu tertentu, seperti interval 3aktu konsentrasi e,ek terapeutik, interval konstrasi toksik atau 8let-al dosis4/ 21 'ataran nosolo i 0ilmu pen elompokan penyakit1, kesala-an dapat ditimbulkan akibat kesala-an dalam mendia nose kera*unan atau mun kin mun*ul akibat kesala-an men interpretasikan temuan patolo is atau psiolo is pasient 0korban1/ Kesala-an ini mun kin mun*ul karena kera*unan dapat menampakkan kelainan patoli is/ -. Da#!a$ Pu !aka #/ ;F! 0;euts*-e Fors*-un s emeins*-a,t1, 0#::F1, 1rien#ierende -nga$en 6u #%era&eu#isc%en und #o4isc%en Don6en#ra#ionen >on -r6nei*i##eln und 7iff#en in /lu#. Seru*. oder =rin. B)7 Berla , "ein-eim/ $/ ;F! 0;euts*-e Fors*-un s emeins*-a,t1, 0#::D1, Ainfac%e #o4ikologisc%e La$ora#oriu*s un#ersuc%ungen $ei aku#en Fergif#unen, B)7 Berla , "ein-eim/ 2/ =*kert, "/!/, #:>F, In#roduc#ion #o Forensic sciences, '-e )/B/ Mosby )ompany, &t/ %ouis, Missori 9/ Kerri an, &, 0$FF91, "rug To4icolog3 for 0rosecu#ors Targe#ing @ardcore I*&aired "ri>ers. <e3 Me+i*o ;epartment o, 7ealt&*ienti,i* %aboratory ;ivision 'o+i*olo y Bureau, <e3 Me+i*o/ D/ Madea, B/ und Brinkmann B/, @and$uc% geric%#lic%e )edi6in, Band $,, &prin er-Berla , Berlin, 7eidelber , <e3 Hork A/ Mo,,at, A*/, Ja*kson, J/B/, Moss, M/&/ and "iddop, B/, #:>A, BlarkGs isola#ion and inden#ifica#ion of drugs in &%ar*aceu#icals. nd $od3 fluids. and &os# *or#e* *a#erial, $ =d/ '-e P-arma*euti*al Press, %ondon E/ Mueller B/, #:ED, 7eric%#lic%e )edi6in, &prin er-Berla , Berlin

>/ &a,erstein (:, #::D, Bri*inalis#ics. an tIn#roduc#ion #o Forensic Science, D =d/, A &imon I &*-uster )o/, =n le3ood )li,,s, <e3 Jersey/ :/ &@F' 0&o*iety o, Forensi* 'o+i*olo ist, In*/1 and AAF& 0t-e Ameri*an A*ademy o, Forensi* &*ien*es, 'o+i*olo y &e*tion1, 0$FF$1, Forensic To4icolog3 La$ora#or3 7uidelines, &@F' . AAF&/ #F/ United <ations, 0#::D1 Heco**ended *e#%ods for #%e de#ec#ion and assa3 of %eroin. canna$inoids. cocaine. a*&%e#a*ine and ring su$s#i#u#ed a*&%e#a*ine deri>a#es in $iological s&eci*ens *anual for use $3 na#ional la$ora#ories, United <ation International ;ru )ontrol Pro ramme, <e3 Hork ##/ "irasuta I M/A/!/ 0$FF91, =n#ersuc%ung 6ur )e#a$olisierung und -ussc%eidung >on @eroin i* *ensc%lic%en D?r&er5 Ain /ei#rag 6ur Fer$esserung der 1&ia#$efundin#er&re#a#ion, )uvillier Berla , !Jttin en/ #$/ "irasuta, I M/A/!/, 0$FFD1, @a*$a#an dala* &engegakan =ndang =ndang Eo 22 #% 1II7 #en#ang Earko#ika. k%ususn3a &ada &en3ala%gunaan narko#ika golongan o&ia# di#in<au dari sifa# far*akokine#ikn3a, dalam "irasuta, I M/A/!/, et al/ 0=d/1 0$FFD1, 0eran kedok#eran forensik dala* &enegakan %uku* di Indonesia5 Tan#angan dan #un#uan di *asa de&an, Penerbit Udayana, ;enpasar #2/ "irasuta, I M/A/!/, 0$FFD1, 0eran Toksikologi forensik dala* &enegakan %uku* kese%a#an di Indonesia. dalam "irasuta, I M/A/!/, et al/ 0=d/1 0$FFD1, 0eran kedok#eran forensik dala* &enegakan %uku* di Indonesia5 Tan#angan dan #un#uan di *asa de&an, Penerbit Udayana, ;enpasar

Anda mungkin juga menyukai