Anda di halaman 1dari 68

Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian 2011

KATA PENGANTAR
Dalam tahun 2012, kebijakan alokasi anggaran belanja pemerintah pusat, sebagai kelanjutan dan pengembangan dari kebijakan tahun sebelumnya, diarahkan untuk merangsang kegiatan ekonomi nasional dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkualitas dan berkelanjutan; memantapkan pengelolaan keuangan negara yang prudent, transparan dan akuntabel; sesuai dengan tema RKP tahun 2012, yaitu Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan Bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. Belanja bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian merupakan pengeluaran pemerintah dalam bentuk uang/barang kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan kelompok meliputi penguatan modal usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan, bantuan fasilitasi sarana dan alat pengolahan serta fasilitasi perbaikan mutu hasil pertanian. Diharapkan nantinya kelompok sasaran mampu mengembangkan dirinya dan kelompoknya dalam melakukan usahanya secara berkelanjutan. Dalam memperlancar pelaksanaan bantuan sosial dalm rangka pemberdayaan masayarakat tersebut, perlu diterbitkan Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sebagai penjabaran lebih lanjut dari Pedoman Pengelolaan Bantuan Sosial Kementerian Pertanian Tahun 2012 dan sebagai pelengkap Pedoman Umum serta Pedoman Teknis Kegiatan Aspek Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Pedoman ini menjelaskan ruang lingkup dan kriteria kegiatan bantuan sosial, pola Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012 i

transfer bantuan sosial, persiapan administrasi, mekanisme transfer dana, penarikan dan pemanfaatan dana, serta pembinaan dan pertanggungjawaban. Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Tahun Anggaran An 2012 ini merupakan acuan bagi pihak terkait dalam melaksanakan program dan kegiatan tan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, sehingga diharapkan para pelaksana di lapangan dapat memanfaatkan anggaran secara berdaya guna dan berhasil guna serta memperhatikan kaidah administrasi dan peraturan yang berlaku. Dengan demikian akan tercapai capai tertib administrasi dan terhindar dari kekeliruan. Daerah diberikan keleluasaan untuk menjabarkan lebih lanjut ke dalam bentuk Juklak oleh tim teknis Provinsi rovinsi dan Juknis yang disusun oleh tim teknis Kabupaten/Kota ota sesuai dengan keragaman kondisi setempat. Disadari bahwa buku pedoman ini masih belum sempurna, sehingga diharapkan adanya saran dan masukan dari berbagai pihak guna perbaikan serta penyempurnaannya. Demikian kiranya Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ini dapat dilaksanakan sebaik-baiknya baiknya dengan penuh tanggungjawab.

Jakarta, Desember 2011 Direktur Jenderal PPHP,

Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, MSc NIP. 19520428 197803 1 001

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

ii

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.............................................................. DAFTAR ISI .......................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... I. PENDAHULUAN ............................................... A. Latar Belakang ........................................... B. Tujuan ......................................................... C. Pengertian dan Istilah ................................. II. RUANG LINGKUP DAN KRITERIA .................. A. Ruang Lingkup .......................................... B. Kriteria Kelompok Sasaran ........................ POLA TRANSFER BANTUAN SOSIAL ........... A. Transfer Uang ........................................... B. Transfer Barang/Jasa ................................. PERSIAPAN ADMINISTRASI ........................... A. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL) ....................................................... B. Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial ........................................... C. Pembuatan Rekening Kelompok ................ D. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) ...................................... i iii v 1 1 6 6 11 11 13 15 15 16 19 19 21 22 22

III.

IV.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

iii

E. Pembuatan dan Penandatanganan Naskah Kerjasama .................................................. V. MEKANISME TRANSFER DANA .................... A. Penerbitan SPP dan SPM .......................... B. Penerbitan SP2D ........................................ PENARIKAN DAN PEMANFAATAN DANA ...... A. Pengusulan Rencana Tahapan Penarikan Dana .......................................................... B. Penarikan Dana oleh Kelompok Sasaran ... C. Pemanfaatan dan Pembelanjaan Dana ...... D. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik di Lapangan .. E. Serah Terima Hasil Pekerjaan ..................... VII. PEMBINAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN A. Pembinaan Pelaksanaan Bantuan Sosial ... B. Pertanggungjawaban ................................. PENUTUP ........................................................

23 25 26 26 28 28 28 29 29 31 32 32 33 36 39

VI.

VIII.

LAMPIRAN ...................................................................

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

iv

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Contoh Surat Penetapan Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial ........... Lamiran 2. Contoh Surat Penetapan Kelompok Sasaran Bantuan Sosial ............................................... Lampiran 3. Contoh Surat Usulan Pencairan Dana Bantuan Sosial ............................................................... Lampiran 4. Contoh Surat Perjanjian Kerjasama ................. Lampiran 5. Contoh Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan ......................................................... Lampiran 6. Contoh Berita Acara Serah Terima Pengelolaan .....................................................

41 45 50 54 60 62

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang APBN Tahun Anggaran 2012 merupakan tahun kedelapan dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengatur pola penganggaran terpadu (unified budget) dan berbasis kinerja (performance budget). Secara bertahap implementasi anggaran terpadu berbasis kinerja dimaksud dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi harus didasarkan pada indikator kinerja, sehingga program pembangunan dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan akuntabel. Dalam kerangka pengembangan ekonomi nasional, peran sektor pertanian sangat strategis dan memiliki kaitan kuat di hulu dan hilir. Namun demikian peran strategis tersebut belum secara optimal mampu mendorong partisipasi masyarakat dan swasta, antara lain karena berbagai kendala permasalahan aktual yang berkaitan dengan pemanfaatan peluang ekonomi yang dapat membawa perubahan dan dinamisasi kesejahteraan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat tidak saja memerlukan pendekatan teknis seperti yang telah diterapkan selama ini, tetapi juga pendekatan sosial budaya (sociocultural) yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan pola kerja.
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
2

Untuk mendukung proses perubahan tersebut, maka peran pemerintah yang dapat dilakukan antara lain melalui: 1. Pembangunan/perbaikan infrastruktur pertanian, termasuk

infrastruktur perbenihan, riset dan sebagainya. 2. Penguatan usaha kelembagaan petani melalui penumbuhan dan penguatan kelompok tani dan gabungan kelompok tani. 3. Perbaikan penyuluhan melalui penguatan lembaga penyuluhan dan tenaga penyuluh. 4. Fasilitasi pembiayaan pertanian melalui perluasan akses petani ke sistem pembiayaan. 5. Penciptaan sistem pasar pertanian yang menguntungkan petani/peternak. 6. Pengembangan kapasitas pelaku agribisnis melalui pendidikan dan pelatihan. 7. Peningkatan Pemantapan Ketahanan Pangan Masyarakat. Pola pemberdayaan dilakukan guna mengatasi masalah utama di tingkat usahatani yaitu keterbatasan modal petani, serta lemahnya organisasi usaha petani dan jejaring kerjanya sehingga akses informasi menjadi terkendala. Kementerian Pertanian sudah sejak lama merintis pola pemberdayaan seperti ini melalui berbagai kegiatan pembangunan di daerah. Salah satu perwujudan pemberdayaan masyarakat pertanian dilaksanakan melalui

pendampingan kelompok sekaligus penyaluran Dana Bantuan Sosial.


Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
3

Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial tersebut dilakukan dalam rangka pemantapan kelembagaan kelompok sehingga menjadi lembaga mandiri yang dapat mengelola sumberdaya yang dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi dan sosial dalam pembangunan pertanian. Pola pemberdayaan seperti ini diharapkan dapat merangsang tumbuhnya kelompok usaha dan mempercepat terbentuknya jaringan kelembagaan pertanian di perdesaan yang akan menjadi embrio tumbuhnya lembaga usaha petani yang kokoh di kawasan pembangunan pertanian. Menunjuk pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 93/PMK.02/2011 tentang Petunjuk Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) Tahun Anggaran 2011 serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar, maka dimungkinkan adanya penyaluran suatu dana ke masyarakat secara langsung guna membiayai program pembangunan. Pola yang dimaksud adalah dengan memanfaatkan jenis belanja bantuan sosial yang didefinisikan sebagai bantuan melalui transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial. Sesuai dengan definisinya, penganggaran menggunakan mata anggaran keluaran (MAK) Bantuan Sosial dapat direalisasikan melalui transfer dalam bentuk uang, barang atau jasa tergantung pada
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

kebijakan yang diambil. Dalam rangka pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, bantuan sosial yang dimaksud sebagian besar diarahkan pada pola transfer uang melalui rekening kelompok sebagai pelaksana kegiatan di lapangan. Namun terdapat beberapa kegiatan dimana pola bantuan sosial kebijakannya dilaksanakan melalui transfer barang/jasa, dalam situasi bahwa komponen kegiatan yang dimaksud memang benar-benar tidak dapat ditangani oleh petani/kelompok tani selaku kelompok sasaran penerima bantuan. Bantuan sosial melalui pola transfer uang dilaksanakan dengan mentransfer dana bantuan sosial langsung kepada kelompok sasaran sehingga secara langsung dapat dimanfaatkan untuk membiayai kegiatan yang telah diprogramkan. Prasyarat yang

dibutuhkan antara lain melalui pembukaan rekening kelompok, penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK),

mekanisme transfer melalui penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) serta Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) serta pemanfaatan dana bantuan sosial oleh kelompok sasaran. Sedangkan bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa dilaksanakan melalui mekanisme pengadaan barang/jasa sesuai dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang dilaksanakan oleh
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) ataupun Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Barang/jasa yang sudah diadakan oleh KPA/PPK untuk selanjutnya disalurkan atau diserahkan kepada kelompok sasaran selaku penerima bantuan sosial. Penyaluran bantuan sosial baik melalui pola transfer uang maupun pola transfer barang/jasa dalam pelaksanaannya dibutuhkan adanya pengawalan, pendampingan serta pembinaan oleh

Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagai petugas lapangan. Pengawalan, pendampingan dan bimbingan oleh petugas lapangan tersebut tidak terbatas dari aspek teknis tetapi juga mencakup aspek adminstrasi dan pertanggungjawabannya. Untuk itu penyusunan Buku Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial diharapkan dapat sebagai petunjuk dan panduan bagi para petugas di lapangan dengan harapan akan dapat meminimalisir kekeliruan serta kesalahan dalam pertanggungjawaban pengelolaan anggaran.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

B. Tujuan Maksud dan tujuan penyusunan Pedoman Pengelolaan Dana Bantuan Sosial ini adalah untuk : 1. Memberikan petunjuk pemanfaatan dana dari mata anggaran keluaran (MAK) Belanja Bantuan Sosial (Sub MAK Belanja Lembaga Sosial Lainnya). 2. Memberikan petunjuk bagi petugas di lapangan berkaitan dengan tahapan pelaksanaan pekerjaan meliputi penyiapan usulan kegiatan dan dokumen serta blanko-blanko yang diperlukan. 3. Memberikan acuan dan panduan administrasi serta

pertanggungjawaban keuangan pada setiap tahap pekerjaan. 4. Mengupayakan terciptanya tertib administrasi keuangan

berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan. C. Pengertian dan Istilah Dalam buku pedoman ini akan dijumpai istilah-istilah yang memiliki pengertian menyangkut aspek teknis maupun aspek administrasi keuangan, oleh karena itu perlu dijabarkan lebih lanjut berkaitan dengan istilah-istilah yang dimaksud. 1. Penanggungjawab Kegiatan Bantuan Sosial Kepala Dinas yang membidangi Pertanian Tingkat

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

Provinsi/Kabupaten/Kota dan bertanggungjawab untuk wilayah kerjanya masing-masing, untuk selanjutnya dalam buku pedoman ini disebut dengan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota. 2. Koordinator Lapangan/Tim Teknis Petugas/staf teknis yang ditunjuk oleh Kepala Dinas

Kabupaten/Kota dengan tugas melakukan pengawalan dan memberikan arahan baik teknis maupun administrasi kepada kelompok sasaran bantuan sosial. 3. Kelompok Sasaran Bantuan Sosial Masyarakat atau kelompok masyarakat termasuk petani/kelompok tani calon penerima dana bantuan sosial yang telah ditetapkan melalui proses seleksi identifikasi calon petani/calon lokasi (CP/CL). 4. Alat dan Mesin Pertanian Bangunan dan alsintan di tingkat desa/tingkat usaha tani baik alsintan untuk mendukung pembangunan pertanian baik subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan maupun peternakan. 5. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) Merupakan rincian usulan kegiatan kelompok yang bersisi komponen bahan/material atau konstruksi yang disusun melalui musyawarah kelompok yang nantinya dipakai sebagai dasar pencairan dan pembelanjaan dana bantuan sosial.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

6.

Bantuan Sosial atau disingkat Bansos Merupakan jenis mata anggaran keluaran (MAK) dalam bentuk transfer uang, barang atau jasa yang diberikan langsung kepada masyarakat dan atau lembaga kemasyarakatan non pemerintah guna melindungi dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya resiko sosial sehingga mampu mengakses pada lembaga permodalan secara mandiri.

7.

Belanja Bantuan Sosial Semua pengeluaran negara uang/barang yang diberikan dalam kepada bentuk transfer masyarakat melalui

Kementerian Negara/Lembaga dan/atau pemerintah daerah guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya berbagai risiko sosial. Bantuan sosial di Kementerian Pertanian diarahkan untuk pemberdayaan sosial, perlindungan sosial, penanggulangan kemiskinan, dan penanganan bencana. 8. Pemberdayaan Sosial Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan kelompok sasaran meliputi penguatan modal

usaha, peningkatan kapasitas kelembagaan, dan kemampuan sumber daya manusia sehingga secara mandiri mampu

mengembangkan diri dan dalam melakukan usahanya secara berkelanjutan. Pemberdayaan sosial di Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian diarahkan untuk pemberdayaan
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

kepada kelompok sasaran untuk kegiatan yang berkaitan dengan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. 9. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran

kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian / Gubernur / Bupati / Walikota. 10. Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PP-SPM) Pejabat yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian/ Gubernur/Bupati/Walikota untuk melakukan pengujian SPP menerbitkan / menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM). 11. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat yang ditetapkan dengan Keputusan Anggaran/ Kuasa Pengguna

Pengguna Anggaran yang tugasnya

membantu Kuasa Pengguna Anggaran dalam melaksanakan anggaran sesuai dengan unit kerjanya. 12. Bendahara Pengeluaran Orang yang ditunjuk dengan Keputusan Menteri Pertanian/ Gubernur/Bupati/Walikota membayarkan, untuk menerima, dan menyimpan,

menatausahakan,

mempertanggung-

jawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementerian negara / lembaga / satuan kerja perangkat daerah.
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

10

13. Pembukuan Kegiatan pencatatan baik penerimaan maupun pengeluaran uang atau barang. 14. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat Penerbit Penguji dan Perintah Pembayaran guna diterbitkan SPM berkenaan. 15. Surat Perintah Membayar (SPM) Dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan. 16. SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) Dokumen yang dikeluarkan oleh KPPN setelah melakukan pengujian terhadap SPM yang diterima dari Satker. 17. Dana Tugas Pembantuan Merupakan dana yang berasal dari APBN, merupakan bagian anggaran kementerian negara/lembaga yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja dan anggaran kementerian/lembaga dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

11

BAB II RUANG LINGKUP DAN KRITERIA


A. Ruang Lingkup Buku pedoman ini disusun sebagai acuan pola bantuan sosial dalam lingkup kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Kegiatan bantuan sosial tersebut antara lain berkaitan dengan batasan serta ruang lingkup sebagai berikut : a. Jenis dan macam kegiatan dengan pola bantuan sosial Kegiatan yang dilaksanakan lingkup Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang dananya ditampung pada DIPA Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota pos belanja Bantuan Sosial pada DIPA TA. 2012 adalah bantuan sosial dalam rangka: a. Pengembangan Mutu kakao Fermentasi b. Pengembangan Mutu Kopi c. Revitalisasi Penggilingan Padi d. Pengembangan Agroindustri Tepung-Tepungan e. Pengembangan Agroindustri Tanaman Pangan f. Pengembangan pengolahan Jagung g. Pengembangan Agroindustri Hortikultura h. Pengembangan Agroindustri Biofarmaka
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

12

i. Pengembangan Agroindustri Perkebunan j. Pengembangan Bokar bersih k. Pengembangan agroindustri Peternakan l. Pengembangan Usaha Pengolahan Pakan Ternak m. Pengolahan Limbah Hasil Ternak (kompos dan biogas) n. LM3 b. Pola transfer bantuan sosial Bantuan sosial yang dimaksud dalam Pedoman ini adalah bantuan sosial dengan transfer uang kepada kelompok tani/gabungan kelompok tani. Sedangkan untuk transfer

dalam bentuk barang mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Bantuan sosial dalam lingkup kegiatan

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian dilaksanakan melalui pola transfer uang ke rekening ketua kelompok sasaran dan pola transfer barang/jasa kepada kelompok sasaran serta kombinasi antara pola transfer uang dan transfer barang/jasa dengan mempertimbangkan aspek teknis di lapangan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

13

c. Tindak lanjut pemanfaatan bantuan sosial Bantuan sosial dalam lingkup program pengolahan dan pemasaran hasil tidak menggunakan pola perguliran mengingat bahwa bantuan tersebut sifatnya adalah dalam rangka investasi. B. Kriteria Kelompok Sasaran Penerima bantuan sosial adalah masyarakat dan atau kelompok masyarakat/ petani yang ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan kriteria

sebagaimana ditetapkan dalam Pedoman Teknis masing-masing kegiatan. Kelompok sasaran penerima bantuan sosial didapatkan melalui proses seleksi (identifikasi CP/CL) dengan kriteria bahwa tujuan bantuan sosial tersebut dalam rangka pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan nilai tambah, daya saing produk pertanian. Oleh karena itu bantuan sosial dalam lingkup pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian ditujukan dalam rangka investasi pada usaha-usaha produktif bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian guna peningkatan nilai tambah, daya saing, penciptaan lapangan kerja serta peningkatan pendapatan

kelompok/petani. Tahapan identifikasi CP/CL sebagai langkah penetapan


Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

14

kelompok sasaran menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan kegiatan pengelolaan dana bantuan sosial serta keberhasilan kegiatan secara keseluruhan. Untuk itu diperlukan

kecermatan dalam penetapan batasan dan kriteria menyangkut penetapan kelompok sasaran ini. Dalam melaksanakan kegiatannya, kelompok sasaran bantuan sosial dibimbing dan didampingi oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis agar tercapai output yang diharapkan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

15

BAB III POLA TRANSFER BANTUAN SOSIAL


Seperti telah diuraikan secara singkat menyangkut pola transfer bantuan sosial, maka dalam hal kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian terdapat 2 (dua) pola transfer yaitu melalui transfer uang dan transfer barang/jasa. A. Transfer Uang Prinsip bantuan sosial melalui pola transfer uang pada dasarnya adalah penyampaian bantuan berupa uang kepada kelompok sasaran. Bantuan uang tersebut untuk selanjutnya dibelanjakan oleh kelompok sasaran sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) yang telah mendapatkan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK). Secara rinci Pola transfer uang ini dilaksanakan melalui

tahapan administrasi sebagai berikut : I. Persiapan Administrasi 1. 2. 3. 4. 5. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL). Penetapan kelompok sasaran penerima bantuan sosial. Pembukaan rekening kelompok. Penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok (RUKK). Pembuatan dan penandatanganan naskah perjanjian kerjasama antara KPA/PPK dengan Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial.
16

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

II.

Proses Transfer Dana

6. Penerbitan SPP dan SPM 7. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) III. Penarikan Dana dan Pemanfaatan Dana Pengusulan Rencana Tahapan Penarikan oleh Kelompok Sasaran 9. Persetujuan Penarikan Dana Oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota kepada Kelompok Sasaran. 10. Penarikan/pencairan dana bantuan sosial oleh Ketua Kelompok Penerima Bantuan Sosial pada bank yang telah ditetapkan. 11. Pemanfaatan dan pembelanjaan dana bantuan sosial. 12. Pelaksanaan pekerjaan fisik di lapangan. 13. Serah terima hasil pekerjaan fisik. IV. Pertanggungjawaban dan Pelaporan 14. Pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan kegiatan. B. Transfer Barang/Jasa Bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa mempunyai sasaran akhir yang sama dengan pola transfer uang yaitu memberikan bantuan langsung kepada kelompok sasaran dalam rangka mengantisipasi adanya resiko sosial di masyarakat. Berbeda dengan pola transfer uang, bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa dilaksanakan dengan cara pengadaan barang/jasa terlebih dahulu oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitemen
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
17

8.

(KPA/PPK) yang untuk selanjutnya disalurkan/diserahkan kepada kelompok sasaran sebagai bantuan sosial. Jenis barang/jasa yang disalurkan kepada kelompok sasaran tergantung pada kebutuhan di lapangan serta program yang direncanakan. Sedangkan mekanisme pengadaan barang/jasa dalam rangka bantuan sosial adalah sesuai dengan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.Pengadaan yang dimaksud dapat melalui pola Penunjukan Langsung, Pemilihan Langsung ataupun Pelelangan sesuai dengan nilai/pagu anggarannya serta kriterianya. Pola transfer barang/jasa dalam rangka penyaluran bantuan sosial berbeda dengan pola transfer uang. Tahapan administrasi yang harus ditempuh antara lain meliputi : Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL). a. b. Penetapan kelompok sasaran penerima bantuan sosial. c. Proses pengadaan paket bantuan sosial oleh KPA/PPK. d. Penyaluran dan serah terima paket bantuan sosial kepada kelompok sasaran. Pemanfaatan paket bantuan sosial oleh kelompok sasaran. e. f. Pertanggungjawaban dan pelaporan kegiatan. Dalam buku pedoman ini, uraian pada selanjutnya akan menjelaskan mekanisme dan tata urutan administrasi yang harus dilakukan berkaitan dengan bantuan sosial melalui pola transfer uang.
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

18

Sedangkan untuk bantuan sosial melalui transfer barang/jasa penjelasannya secara rinci dijelaskan pada buku pedoman pengadaan barang/jasa.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

19

BAB IV PERSIAPAN ADMINISTRASI


Pencapaian fisik kegiatan bantuan sosial melalui pola transfer uang sangat penting diikuti dengan persiapan administrasi secara baik dan benar. Untuk itu tertib administrasi termasuk didalamnya adalah mempersiapkan adminsitrasi penyaluran bantuan sosial secara benar, antara lain meliputi kegiatan identifikasi CP/CL (calon petani/calon lokasi), penetapan kelompok sasaran, pembuatan rekening kelompok, penyusunan rencana usulan kegiatan kelompok serta

penandatanganan naskah perjanjian kerjasama (kontrak). A. Identifikasi Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL) Kegiatan persiapan yang sangat menentukan adalah berkaitan dengan identifikasi calon petani dan calon lokasi (CP/CL). Keberhasilan pelaksanaan CP/CL sangat tergantung pada kecermatan dan ketelitian petugas lapangan dalam memilih petani serta lokasi guna melaksanakan kegiatan yang direncanakan. Kata kunci

keberhasilan penetapan CP/CL ini apabila petugas lapangan bekerja semata-mata dilandasi dengan profesional dan obyektif. Sedangkan kriteria teknis pelaksanaan identifikasi CP/CL seluruhnya disesuaikan dengan pedoman teknis masing-masing kegiatan. Secara umum, kriteria calon penerima disusun sebagai dasar
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
20

untuk melakukan seleksi calon penerima bantuan agar sesuai dengan kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Kriteria calon penerima barang mencakup kriteria umum Calon Petani, Kriteria Calon Lokasi dan Kriteria Teknis. Adapun kriteria calon penerima bantuan, yaitu: 1. Kriteria umum Calon Petani Penerima barang antara lain: a) Petani yang tergabung dalam suatu kelompok harus memiliki nama kelompok, nama ketua kelompok dan alamat yang jelas; b) Kelompok tani calon penerima barang yang menghadapi keterbatasan sarana dan prasarana untuk pengembangan usaha taninya, namun memiliki potensi untuk dikembangkan; c) Kelompok tani yang mengalami resiko rawan pangan dan terkena musibah bencana. 2. Kriteria calon lokasi Penerima Barang antara lain: a) Calon lokasi tersebut layak dan/atau berpotensi ditumbuh/kembangkan usaha pengolahan dan

pemasaran hasil pertanian; b) Jenis usaha tani petani (hilir) yang akan

dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan petani dalam kegiatan usaha

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

21

c)

Jenis dan volume bantuan barang yang akan disalurkan disesuaikan dengan kondisi agro-

ekosistem dan kebutuhan kelompok tani dalam kegiatan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. 3. Kriteria teknis calon penerima bantuan disusun oleh Dinas setempat dengan memperhatikan kondisi lapangan dan kebutuhan masing-masing dan ke dalam Juklak. B. Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial Penetapan kelompok sasaran ditetapkan atas dasar hasil identifikasi CP/CL sehingga kelompok sasaran penerima bantuan sosial adalah benar-benar merupakan kelompok yang membutuhkan bantuan sesuai dengan persyaratan teknis sebagaimana tertuang dalam Pedoman Teknis masing-masing kegiatan. Untuk legalitasnya maka Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial ini ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau bahkan dapat dimungkinkan ditetapkan oleh Bupati/Walikota. Khusus bantuan sosial dalam rangka kegiatan padat karya, Ketua Kelompok Pelaksana Padat Karya adalah sebagai penerima transfer dana sehingga tidak perlu menetapkan Ketua Kelompok lagi. Contoh Surat Keputusan KPA tentang Penetapan Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial dan
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
22

Surat Keputusan KPA tentang Penetapan Kelompok Sasaran Bantuan Sosial sebagaimana dalam lampiran 1 dan lampiran 2. C. Pembuatan Rekening Kelompok Rekening kelompok diperlukan untuk menerima transfer dana dalam rangka kegiatan bantuan sosial ini. Rekening kelompok yang dimaksud merupakan rekening bersama yang ditandatangani oleh Ketua Kelompok dan Sekretaris/Bendahara kelompok, dalam bentuk rekening tabungan pada Bank Pemerintah terdekat (Kantor Cabang/Unit atau Bank Pos, atau bank lainnya). Selesai pembukaan rekening, maka nomor rekening segera dilaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) melalui Pejabat Pembuat Komiten (PPK). D. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) perlu disusun secara bersama-sama melalui musyawarah anggota kelompok dengan bimbingan Koordinator Lapangan atau Tim Teknis. Secara garis besar RUKK berisi tentang : Rincian jenis bahan/material atau peralatan yang akan diadakan/ dibutuhkan dalam rangka pemberdayaan sosial. Satuan dan volume bahan/material atau peralatan mesin. Harga satuan dan jumlah harga bahan/material atau
23

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

pekerjaan komponen bantuan sosial, dengan catatan bahwa harga yang dimaksud merupakan harga franko lokasi sehingga perlu diperhitungkan biaya transport dan

pengeluaran lainnya. RUKK sebagai dasar usulan/permohonan pencairan dana bantuan sosial kepada PPK/KPA yang untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar pembuatan naskah kerjasama pemanfaatan dana bantuan sosial antara Ketua Kelompok Sasaran dengan Pejabat Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran (PPK/KPA). Contoh rincian RUKK sebagaimana dalam lampiran 3. E. Pembuatan dan Penandatanganan Naskah Perjanjian Kerjasama Kelompok sasaran penerima bantuan sosial perlu diikat dalam bentuk naskah perjanjian kerjasama pemanfaatan dana dan

pelaksanaan kegiatan. Perjanjian kerjasama merupakan ikatan hukum yang memayungi penggunaan dan pemanfaatan dana pemerintah oleh masyarakat atau kelompok masyarakat. Perjanjian kerjasama yang dimaksud adalah antara Ketua Kelompok Penerima Bantuan Sosial dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta diketahui oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA. Contoh naskah perjanjian kerjasama pemanfaatan dana bantuan sosial sebagaimana dalam lampiran 4.
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

24

Syarat-syarat penerbitan kontrak kerjasama, kelompok sasaran telah melengkapi: Nama dan alamat Kelompok Sasaran. Nama Ketua Kelompok. Kelompok dan Susunan Anggota

Nomor rekening kelompok. Nama Bank (Cabang/Unit atau Bank Pos atau bank lainnya). Jumlah dana bantuan sosial yang akan ditransfer Keterangan lainnya berkaitan dengan mekanisme penggunaan dana dan operasional kegiatan di lapangan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

25

BAB V MEKANISME TRANSFER DANA


Hal yang paling pokok berkaitan dengan bantuan sosial melalui transfer dana/uang adalah menyangkut mekanisme transfer sehingga dana/uang yang dibutuhkan dalam rangka bantuan sosial dapat diterima segera oleh kelompok sebagai pelaksana bantuan sosial. Mekanisme transfer ini menjelaskan tentang permohonan

pencairan sampai dengan proses transfer ke rekening kelompok sasaran. Mekanisme trasnfer dana ini adalah proses selajutnya setelah proses persiapan administrasi telah dilaksanakan. A. Penerbitan SPP dan SPM Mekanisme pembuatan/penerbitan Surat Permintaan

Pembayaran (SPP), penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) mengikuti aturan yang berlaku sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER66/PB/2011 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Rincian mekanisme penerbitan SPP dan SPM melalui prosedur sebagai berikut :

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

26

1.

Apabila surat permohonan beserta RUKK yang diajukan telah dianggap lengkap dan benar, maka KPA memerintahkan Bendahara untuk mempersiapkan SPP.

2.

Setelah SPP ditandatangani oleh KPA untuk selanjutnya diteruskan ke Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PPSPM).

3.

Oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PP-SPM), berkas SPP diteliti atas kelengkapan data serta dokumen pendukungnya penerbitan SPM. dan untuk selanjutnya sebagai dasar

4.

SPM untuk selanjutnya diteruskan ke KPPN guna penerbitan SP2D.

B. Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Tata urutan dan mekanisme penerbitan SP2D oleh KPPN dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut : 1. Oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (PP-SPM), SPM diajukan ke KPPN dimana petugas loket penerimaan berkas SPM di KPPN memeriksa kelengkapan berkas, mengisi check list, mencatat dalam Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM dan meneruskan check list serta kelengkapan berkas SPM ke Seksi Perbendaharaan untuk proses lebih lanjut dalam
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
27

rangka penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). 2. SP2D digunakan sebagai dasar transfer dana bantuan sosial ke dalam rekening Kelompok Sasaran.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

28

BAB VI PENARIKAN DAN PEMANFAATAN DANA


A. Pengusulan Rencana Tahapan Penarikan Dana Hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum penarikan dana oleh kelompok adalah sebagia berikut: 1. Ketua Kelompok Sasaran menyusun rencana tahapan penarikan dana (tahap I/II/III) berdasarkan RUK yang telah disetujui oleh KPA didampingi oleh Koordinator Lapangan / Tim Teknis. 2. Ketua Kelompok Sasaran mengusulkan rencana tahapan penarikan kepada Kepala dinas Kabupaten/Kota melalui Koordinator Lapangan/ Tim Teknis untuk diterbitkan Surat Persetujuan Penarikan Dana. B. Penarikan Dana oleh Kelompok Sasaran Tata urutan penarikan dana bantuan sosial pada bank yang ditunjuk dilakukan sebagai berikut : 1. Penarikan/pencairan dana bantuan sosial pada bank hanya dapat dilakukan oleh Ketua bersama Sekretaris/Bendahara Kelompok Sasaran dilengkapi dengan dokumen Surat Persetujuan Penarikan Dana dari Kepala Dinas

Kabupaten/Kota. 2. Dana bantuan sosial dapat dilakukan secara bertahap ataupun


29

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

sekaligus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan menyangkut aspek efisiensi dan aspek keamanan. C. Pemanfaatan dan Pembelanjaan Dana Pemanfaatan dan pembelanjaan dana bantuan sosial dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, maka dana bantuan sosial yang telah ditarik/dicairkan, agar sesegera mungkin dibelanjakan sesuai dengan peruntukannya. 2. Pemanfaatan dana pada dasarnya merupakan pembelanjaan dana bantuan sosial oleh Ketua Kelompok atau petugas yang ditunjuk sesuai dengan RUKK dengan prinsip transparan, efisien dan efektif. 3. Pembelanjaan dana bantuan sosial mutlak harus dilengkapi dengan bukti pengeluaran berupa kuitansi/bon pembelanjaan. 4. Kuitansi/bon pembelanjaan untuk selanjutnya

dicatat/dibukukan dan bukti-bukti tersebut diarsipkan dengan baik dan digunakan untuk keperluan pertanggungjawaban. D. Pelaksanaan Pekerjaan Fisik di Lapangan Realisasi pelaksanaan pekerjaan fisik dan pengadaan peralatan di lapangan dalam bantuan sosial merupakan tahapan selanjutnya dari proses penyaluran dana kepada kelompok sasaran.
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
30

Hal terpenting untuk diperhatikan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan fisik dan pengadaan peralatan di lapangan antara lain : 1. Acuan teknis pelaksanaan fisik bantuan sosial adalah Pedoman Teknis masing-masing kegiatan. 2. Bantuan alat dan sarana dalam kegiatan Bantuan Sosial yang dimaksud adalah bantuan transfer uang ke masyarakat untuk: a. Pengadaan peralatan dan mesin yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain biaya pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan, termasuk biaya untuk penambahan dan penggantian untuk meningkatkan manfaat dan efisiensi peralatan dan mesin. b. Perbaikan/renovasi dan atau pengembangan gedung dan atau bangunan lainnya, meliputi biaya pembelian dan pengadaan bahan renovasi/ pengembangan. Proses pelaksanaan kegiatan bantuan sosial tersebut, selanjutnya berpedoman pada Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bantuan Sosial Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2011. c. Bantuan alat dan sarana dalam kegiatan Bantuan Sosial tidak termasuk didalamnya bantuan Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK).
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

31

3.

RUKK adalah acuan pembelanjaan dan penggunaan dana bantuan sosial yang dilaksanakan oleh Kelompok Sasaran penerima bantuan.

4.

Adanya perubahan pelaksanaan fisik dan pengadaan peralatan di lapangan (pekerjaan tambah kurang) ataupun penggunaan anggaran sisa hasil efisiensi penggunaan anggaran, sangat dimungkinkan dengan syarat mengajukan revisi RUKK kepada KPA/PPK dan telah mendapatkan persetujuan dari KPA/PPK.

E. Serah Terima Hasil Pekerjaan Pelaksanaan bantuan sosial dianggap selesai apabila pekerjaan lapangan telah seluruhnya dikerjakan sesuai dengan Pedoman Teknis yang dilaksanakan menggunakan acuan RUKK. Batas akhir pelaksanaan keseluruhannya tetap berpedoman pada disiplin penganggaran yaitu paling lambat diselesaikan pada 31 Desember pada akhir tahun anggaran. Ketentuan umum bentuk

pertanggungjawaban fisik dituangkan dalam bentuk Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan dan contoh Berita Acara sebagaimana dalam lampiran 5.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

32

BAB VII PEMBINAAN DAN PERTANGUNGJAWABAN


Pembinaan dan pelaporan dalam rangka pelaksanaan bantuan sosial menjadi hal penting mengingat bahwa bantuan sosial utamanya adalah proses transfer uang ataupun barang kepada kelompok sasaran. Pembinaan khususnya diarahkan pada aspek administratif maupun aspek pelaksanaan teknis di lapangan mengingat bahwa dana yang digunakan merupakan dana pemerintah yang mutlak harus ada pertanggungjawabannya. Dalam hal ini peran Koordinator Lapangan/Tim Teknis sangat dibutuhkan dan bertindak melakukan pengawalan serta pendampingan terhadap kelompok sasaran, mulai dari persiapan sampai dengan pemanfaatan serta hingga pertanggungjawaban bantuan sosial. Sedangkan proses evaluasi, pengendalian dan pelaporan secara umum kegiatan bantuan sosial mengacu kepada kepada Pedoman Umum Kegiatan Pembangunan Pengolahan dan pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran 2012. A. Pembinaan Pelaksanaan Bantuan Sosial Pembinaan dan pengendalian dilaksanakan oleh petugas terkait, khususnya dari jajaran Kementerian Pertanian dari Tingkat Pusat sampai ke Tingkat Kecamatan/Lapangan. Pembinaan dilakukan secara berjenjang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masingmasing. Pembinaan dan bimbingan yang paling penting adalah dilakukan oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagai ujung
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
33

tombak yang berhubungan langsung dengan petani/kelompok tani selaku penerima bantuan sosial baik dalam bentuk uang maupun barang/jasa. Pembinaan dan pengendalian yang dilaksanakan lebih cenderung merupakan bentuk pengawalan dan pendampingan menyangkut aspek teknis dan aspek administrasi sehingga bantuan sosial yang disalurkan dapat memberikan manfaat sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Pengawalan dan pendampingan teknis dimaksudkan untuk tercapainya kualitas output dalam bentuk fisik pekerjaan, sedangkan pengawalan dan pendampingan menyangkut aspek adminsitrasi agar dicapai tertib adminsitrasi keuangan dan pertanggungjawaban. B. Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban baik fisik/teknis maupun adminsitrasi adalah merupakan tahapan terakhir dalam rangka pelaksanaan bantuan sosial baik melalui pola transfer uang maupun transfer barang/jasa. Secara umum ketentuan pertanggungjawaban yang benar adalah tercapainya fisik/output kegiatan serta dipenuhinya ketentuan adminsitrasi keuangan. Melalui pola transfer uang, pertanggungjawaban perlu disusun dalam bentuk tata urutan arsip meliputi : SK Penetapan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial. 1. 2. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK). 3. Naskah Perjanjian Kerjasama antara KPA/PPK dengan Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial. 4. Surat Permohonan Pencairan Dana Bantuan Sosial dari Ketua
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
34

5. 6. 7.

Kelompok Sasaran kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Bukti penarikan/pencairan dana bantuan sosial oleh Ketua Kelompok dalam bentuk copy buku tabungan. Bukti pembelanjaan dana bantuan sosial dalam bentuk bon, kuitansi serta bukti sah lainnya. Bukti pelaksanaan pekerjaan fisik dalam bentuk dokumentasi dan foto-foto lengkap (sebelum, sedang dan sesudah pekerjaan lapangan). Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan Fisik.

8.

Dokumen pertanggungjawaban tersebut di atas dibuat dalam bendel/file, dokumen asli diserahkan ke KPA/PPK melalui Koordinator Lapangan/Tim Teknis, sedangkan copy dokumen disimpan oleh Ketua Kelompok. Sedangkan pelaksanaan bantuan sosial melalui pola transfer barang/jasa, bentuk pertanggungjawabannya jauh lebih sederhana dibandingkan dengan pola transfer uang. Bentuk pertanggungjawaban dengan pola transfer barang/jasa dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian yaitu : a. Pertanggungjawaban yang berada di pada KPA/PPK, yaitu berupa administrasi pengadaan sesuai mekanisme dan tata urutan pengadaan barang/jasa. b. Pertanggungjawaban yang berada pada Ketua Kelompok Sasaran penerima bantuan sosial antara lain meliputi : 1. Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Barang/Jasa yang menjadi paket bantuan sosial antara KPA/PPK kepada Ketua Kelompok Sasaran (contoh Berita Acara sebagaimana
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
35

dalam Lampiran 6). 2. Bukti pemanfaatan paket bantuan sosial oleh kelompok sasaran. 3. Pelaporan kegiatan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

36

BAB VIII PENUTUP


Sasaran utama kegiatan dari belanja bantuan sosial adalah dalam rangka pemberdayaan petani/kelompok tani khususnya untuk mendukung program dan kegiatan pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Pola bantuan sosial kepada

petani/kelompok tani dilaksanakan dengan 2 (dua) pola yaitu melalui pola transfer uang/dana serta pola transfer barang/jasa. Kedua pola ini dilaksanakan sesuai dengan karakteristik kegiatan dan merupakan kebijakan pusat yang pelaksanaannya diserahkan kepada Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan aspek teknis maupun adminsitratif. Khusus bantuan sosial dengan pola transfer dana/uang langsung ke rekening kelompok selain cepat juga dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan di lapangan dapat lebih luwes sesuai kebutuhan petani/kelompok tani selaku kelompok sasaran sehingga

memungkinkan adanya penyesuaian di lapangan. Dengan demikian kebutuhan riil petani/kelompok tani dapat dipenuhi serta mereka akan merasa dilibatkan secara langsung mulai dari proses perencanaan kegiatan sampai dengan tahap pelaksanaan. Untuk bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa yang terpenting adalah adanya identifikasi secara cermat menyangkut
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

37

spesifikasi kebutuhan barang/jasa bagi kelompok sasaran. Kesalahan identifikasi kebutuhan kelompok sasaran akan menjadi titik awal permasalahan di lapangan, dimana bantuan barang/jasa dapat saja menjadi kurang optimal untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Dalam rangka mengoptimalkan bantuan sosial serta dalam rangka untuk mengatasi persoalan yang muncul di lapangan, peran pengawalan dan pendampingan oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis sangat diperlukan. Koordinator Lapangan/Tim Teknis

diharapkan dapat menjadi motivator dan fasilitator pelaksanaan bantuan sosial tersebut. Dalam proses pembelanjaan, bantuan sosial dengan pola transfer uang sangat dimungkinkan adanya efisiensi dimana terdapat kelebihan dana walaupun fisik pembelanjaan secara keseluruhan telah dilaksanakan. Hal ini merupakan prestasi petani/kelompok tani dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga sisa pembelanjaan dana bantuan sosial dapat dimanfaatkan oleh kelompok untuk kepentingan yang bersifat produktif. Pemanfaatan dana sisa ini serta hal-hal lain yang bersifat mendasar harus diputuskan melalui musyawarah kelompok. Hasil musyawarah pemanfaatan sisa dana bantuan sosial digunakan sebagai bahan revisi RUKK dan harus segera dilaporkan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota selaku KPA melalui Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

38

Tahap terakhir kegiatan bantuan sosial adalah adanya pertanggungjawaban serta tersusunnya pelaporan kegiatan. Khusus menyangkut pelaporan kegiatan, maka Koordinator Lapangan/Tim Teknis mempunyai kewajiban untuk menyusunnya sebagai

pertanggungjawaban teknis yang selanjutnya diserahkan kepada KPA. Laporan ini untuk selanjutnya dikirimkan ke Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

39

LAMPIRAN

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

40

Lampiran 1 :
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN selaku KUASA PENGGUNA ANGGARAN Nomor : ................................. TENTANG PENETAPAN KOORDINATOR LAPANGAN/ TIM TEKNIS BANTUAN SOSIAL LINGKUP DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN KABUPATEN/KOTA ......................... TAHUN ANGGARAN ........ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DINAS ........... / KUASA PENGGUNA ANGGARAN Menimbang : 1. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan bantuan sosial kegiatan ..................... dipandang perlu menunjuk Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ............. Tahun Anggaran .... dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian/Perkebunan/ Peternakan selaku Kuasa Pengguna Anggaran; 2. bahwa para personil yang ditunjuk dalam keputusan ini dipandang cakap dan mampu untuk melaksanakan tugas tersebut. 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran
41

Mengingat

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

Negara No. 4355); 3. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418); 5. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/ OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/ Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008; Edaran Direktorat Jenderal 8. Surat Perbendaharaan Nomor : PER-57/PB/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 9. Keputusan Bupati/Walikota ........ Nomor .............. tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, 10. Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran, Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima dalam Lingkungan Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupeten/Kota ............ Tahun Anggaran .....; 11. Peraturan lainnya yang terkait.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

42

Memperhatikan

Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota ........... Tahun Anggaran .... Nomor .. tanggal 31 Desember ....... MEMUTUSKAN :

Menetapkan KESATU

: :

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

Menunjuk Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian / Perkebunan / Peternakan Kabupeten/Kota ..................... meliputi : 1. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................ 2. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................ 3. Nama/NIP ........ sebagai Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan ........................ Bahwa Koordinator Lapangan/Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU mempunyai tugas dan tanggungjawab mengatur, mengkoordinasikan dan memberi arahan teknis serta administratip dalam rangka pelaksanaan Bantuan Sosial dalam wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugasnya, sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA bertanggungjawab dan wajib menyampaikan laporan atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Dinas ................ Bahwa segala biaya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan tersebut dibebankan pada DIPA Tugas Pembantuan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran ...............

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

43

KELIMA

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk diadakan perbaikan maupun perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di : ......................... Pada tanggal : ......................... KPA/PPK, . .. NIP ................

SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth : 1. Direktur Jenderal PPHP; 2. Kepala Dinas .. Propinsi 3. KPPN . 4. Yang bersangkutan.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

44

Lampiran 2 : KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN selaku KUASA PENGGUNA ANGGARAN Nomor : ................................. TENTANG PENETAPAN KELOMPOK SASARAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL LINGKUP DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN KABUPATEN/KOTA ......................... TAHUN ANGGARAN ....... DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DINAS /KUASA PENGGUNA ANGGARAN Menimbang : 1. bahwa untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan bantuan sosial kegiatan ..................... dipandang perlu menetapkan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/ Peternakan Kabupaten/Kota ............. Tahun Anggaran .......... dengan keputusan Kepala Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan selaku Kuasa Pengguna Anggaran; 2. bahwa Kelompok Sasaran yang ditetapkan dalam keputusan ini dipandang tepat dan mampu untuk menerima/mengelola bantuan serta melaksanakan kegiatannya; Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
45

3.

4. 5.

6. 7.

8.

9.

10.

Tahun 2004 No. 5, Tambahan Lembaran Negara No. 4355); Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418); Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/ OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/ Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008; Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-57/PB/2010 tanggal 10 Desember 2010 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ; Keputusan Bupati ........ Nomor .............. tentang penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat yang Bertugas Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran,
46

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

Memperhatikan

Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima dalam Lingkungan Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Kab/Kota .................. TA .......; 11. Ketentuan lainnya yang terkait. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota .. Tahun ...... Nomor .. tanggal 31 Desember ....... MEMUTUSKAN :

Menetapkan KESATU

: :

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

Menetapkan Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial di lingkup Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota .......... Tahun Anggaran ..... sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini. Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial bertugas untuk membelanjakan dana yang dialokasikan sesuai dengan peruntukan serta mempertanggungjawabkan atas penggunaannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). *) Kelompok Sasaran Penerima Bantuan Sosial bertugas untuk memanfaatkan paket bantuan sesuai dengan peruntukan serta mempertanggungjawabkan atas pemanfaatannya kepada Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). **) Biaya yang diakibatkan atas kegiatan bantuan sosial ini dibebankan pada DIPA Tugas Pembantuan Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun Anggaran ........... Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan Surat Keputusan ini maka akan ditinjau kembali untuk
47

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

maupun

perubahan

KEPALA DINAS/ KPA/PPK,

.. NIP : SALINAN Keputusan ini disampaikan Kepada Yth : 1. Direktur Jenderal PPHP; 2. Kepala Dinas Propinsi 3. Kepala KPKN 4. Yang bersangkutan. Keterangan pada diktum Kedua : *) Untuk bantuan sosial dengan pola transfer uang. **) Untuk bantuan sosial dengan pola transfer barang/jasa.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

48

Lampiran Surat Keputusan : Nomor : .. Tanggal : .. Jenis Kegiatan/Bentuk Nama Kelompok/ Bansos/Nilai/Volume Ketua Kelompok Kegiatan : .............. Nama Kelompok Bentuk Basos : .............. ............. Nilai/Volume : ............. Nama Ketua .............. Kegiatan : .............. Nama Kelompok Bentuk Basos : .............. ............. Nilai/Volume : ............. Nama Ketua .............. Dst dst

No. I

Lokasi Dukuh/Dusun:....... Desa :........ Kecamatan :........ Kabupaten :....... Dukuh/Dusun:....... Desa :........ Kecamatan :........ Kabupaten :....... Dst

II

III

Ditetapkan di : ..... pada tanggal : ... .....

KEPALA DINAS/ KPA/PPK,

.. NIP :

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

49

Lampiran 3 : Contoh surat usulan/permohonan pencairan dana bantuan sosial: Kepada Yth : Pejabat Pembuat Komitmen ................................. Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kab/Kota .......... di .................................... Sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : ..................... tanggal ................... tentang PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK DALAM RANGKA KEGIATAN , kami atas nama Kelompok Tani dengan ini mengajukan permohonan pencairan dana bantuan sosial sebesar Rp . (terbilang : rupiah) sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) dengan rekapitulasi sebagaimana dalam lampiran surat ini. Selanjutnya dana tersebut akan digunakan sesuai dengan lingkup pekerjaan sebagimana diatur dalam Surat Perjanjian Kerjasama yang telah ditandatangani dan dana tersebut mohon dapat ditransfer ke rekening kami Nomor : pada Bank Atas persetujuannya, kami ucapkan terimakasih. Mengetahui : Koordinator Lapangan/Tim Teknis Tani .

Ketua Kelompok

-------------------------------Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

-----------------------------

50

Rincian Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) A. Contoh RUKK Pengadaan Rice Milling Unit (RMU) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. n. Rincian Alat Elevator Cleaner (Pembersih) Huller kulit) Separator Polisher Grader Dst.................. Total (Pemecah Jumlah Satuan ............ unit ............ unit ............ unit ............ unit ............ unit ............ unit ............ unit Harga Satuan Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Jumlah Dana Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. .......... Rp. ..........

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

51

KWITANSI TANDA TERIMA BANTUAN SOSIAL

Sudah terima dari : Kuasa Pengguna Anggaran Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota .................................. Uang sebanyak : ..................................................................................................... Untuk membayar : Dana bantuan sosial bahan/material, sapronak atau konstruksi dalam rangka kegiatan .................................... di Desa ............................. Kec. ......................... sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor : .............................. tanggal ..................... Terbilang : Rp ..................... Mengetahui : Koordinator Lapangan/Tim Teknis . Yang menerima : Ketua Kelompok Tani

--------------------------------

----------------------------

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

52

Lembar persetujuan pembayaran : Setuju dibayar : Kuasa Pengguna Anggaran

Bendahara

--------------------------------

-------------------------

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

53

Lampiran 4 : PERJANJIAN KERJASAMA Nomor : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN DINAS PERTANIAN/PERKEBUNAN/PETERNAKAN KAB/KOTA . Dengan : KELOMPOK Tentang : PEMANFAATAN DANA BANTUAN SOSIAL UNTUK DALAM RANGKA KEGIATAN Pada hari ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah ini : 1. Nama : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen ..................... pada Dinas Pertanian/Perkebunan /Peternakan Kab/Kota ......................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kuasa Pengguna Anggaran. Alamat : , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA. 2. Nama : Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............. selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bansos ............... untuk mendukung kegiatan ......................., dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kelompok Tani ............................. Alamat : , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. Kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama yang mengikat dan berakibat hukum bagi kedua belah pihak untuk melaksanakan pemanfaatan dana bantuan sosial berupa .................. untuk mendukung kegiatan .................. dengan ketentuan sebagi berikut : Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
54

PASAL 1 LANDASAN HUKUM PELAKSANAAN 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4400); 4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4212) juncto Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4418); 6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah; 7. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 134/PMK.06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 04/Permentan/ OT.140/1/2008 tentang Penugasan kepada Bupati/ Walikota dalam Pengelolaan dan Tanggungjawab Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota TA 2008; 9. Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER66/PB/2011 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ; 10. Keputusan Bupati/Walokota ........ Nomor .............. tentang Penetapan Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat yang Bertugas Melakukan Pengujian dan Perintah Pembayaran, Bendahara Pengeluaran serta Bendahara Penerima Dalam Lingkungan Dinas Pertanian/ Perkebunan/Peternakan Tahun Anggaran ........; 11. Ketentuan lainnya yang terkait. Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

55

PASAL 2 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima dan memanfaatkan dana bantuan sosial untuk : a. pengadaan alsintan b. ............. c. dst guna mendukung kegiatan ....................... sesuai dengan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Keterangan : pilih salah satu a, b atau c dan dirinci dengan jelas menyangkut volumenya/pekerjaannya. PASAL 3 LOKASI PEKERJAAN Pekerjaan bantuan sosial yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yaitu berada di Dusun ............ Desa/Kelurahan ............. Kecamatan ............... Kabupaten .................... PASAL 4 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA sanggup melaksanakan pekerjaan sejak tanggal ditandatangani kontrak/perjanjian kerjasama yaitu tanggal ..................... sampai dengan tanggal ..................... Keterangan : bahwa penyelesaian pekerjaan paling lambat adalah 31 Desember Tahun Anggaran tersebut. PASAL 5 PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN PIHAK KEDUA sanggup menyerahkan hasil pekerjaan yang telah diselesaikan kepada PIHAK PERTAMA yang dalam hal ini diwakili oleh Koordinator Lapangan/Tim Teknis serta dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan. Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012
56

PASAL 6 SUMBER DAN JUMLAH DANA 1. Sumber dana bantuan sosial yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Dinas Pertanian/Perkebunan/Peternakan Kabupaten/Kota .. Tahun Anggaran .......... Nomor .. tanggal 31 Desember ......... Jumlah dana bantuan sosial yang diterima oleh PIHAK KEDUA adalah sebesar Rp ............. (terbilang : ...................................................................................... rupiah) PASAL 7 PEMBAYARAN Pembayaran dana bantuan sosial dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) Surat Perjanjian Kerjasama ini akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA setelah perjanjian kerjasama ini ditandatangani, dilaksanakan melalui Surat Perintah Membayar (SPM) yang disampaikan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) ......................... dengan cara pembayaran ke rekening PIHAK KEDUA pada Bank .................. Nomor Rekening : ................. PASAL 8 KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MEJEUR 1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa atau force mejeur adalah suatu keadaan yang dapat menimbulkan akibat terhadap pelaksanaan pekerjaan yang tidak dapat diatasi baik oleh PIHAK PERTAMA maupun oleh PIHAK KEDUA karena diluar kesanggupannya dan atau diluar kewenangannya, misalnya : a. Adanya bencana alam seperti gempa bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, tsunami, huru hara atau peperangan yang mengakibatkan terhentinya atau terlambatnya pelaksanaan pekerjaan. b. Adanya perubahan Peraturan Pemerintah ataupun Kebijakan Moneter oleh Pemerintah.

2.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

57

c.

2.

Adanya peristiwa-peristiwa lain yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang didukung dengan bukti-bukti yang sah serta Surat Keterangan Instansi yang berwenang dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA. Setiap terjadi peristiwa/keadaan memaksa atau force majeur PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada PIHAK PERTAMA paling lambat 4 (empat) hari sejak kejadian/peristiwa tersebut. PASAL 9 SANKSI

Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat melaksanakan pemanfaatan dana bantuan sosial sesuai dengan Pasal 2 Surat Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA berhak secara sepihak memutuskan hubungan kerjasama dengan PIHAK KEDUA yang mengakibatkan surat perjanjian kerjasama ini dinyatakan batal demi hukum dan PIHAK KEDUA diwajibkan mempertanggungjawabkan penggunaan dana bantuan sosial yang telah digunakannya serta menyerahkan sisa dana yang belum dimanfaatkan kepada PIHAK PERTAMA guna penyelesaiannya lebih lanjut sesuai dengan peraturan yang berlaku. PASAL 10 PERSELISIHAN 1. 2. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh mufakat. Apabila dengan cara musyawarah belum dapat dicapai suatu penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan perselisihan ini kepada Pengadilan Negeri .............. sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. PASAL 11 LAIN LAIN 1. Bea materai yang timbul karena pembuatan perjanjian kerjasama ini menjadi beban PIHAK PERTAMA.

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

58

2. 3.

Segala lampiran yang melengkapi surat perjanjian kerjasama ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan mempunyai kekuatan hukum yang sama. Perubahan atas surat perjanjian kerjasama ini tidak berlaku kecuali terlebih dahulu dengan persetujuan kedua belah pihak. PASAL 12 PENUTUP

Surat Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari manapun dan dibuat dalam rangkap 6 (enam) yang kesemuanya mempunyai kekuatan hokum yang sama untuk digunakan sebagimana mestinya. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

-------------------------------Ketua Kelompok Tani

-------------------------Pejabat Pembuat Komitmen Mengetahui Kepala Dinas ............... / Kuasa pengguna Anggaran

--------------------------------NIP. .......................

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

59

Lampiran 5 : BERITA ACARA SERAH TERIMA HASIL PEKERJAAN Nomor : Tanggal : Pada hari ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Jabatan : Koordinator Lapangan/Tim Teknis Bantuan Sosial Kecamatan .................. Alamat : , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Menerima Hasil Pekerjaan. Nama : Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............... selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bansos ............... untuk mendukung kegiatan ............................. Alamat : , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menyerahkan Hasil Pekerjaan. dengan ini menyatakan bahwa melaksanakan pekerjaan dengan baik berupa : PIHAK KEDUA telah

Jenis Pekerjaan : Jenis Bantuan Sosial : Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi Jumlah Dana Bansos : Rp .......................... Volume Pekerjaan : Desa / Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Propinsi : Selanjutnya PIHAK KEDUA menyerahkan hasil pekerjaan kepada PIHAK KESATU dan PIHAK KESATU menerima hasil pekerjaan dari PIHAK KEDUA berupa Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi melalui Dana Bantuan Sosial dengan perincian sebagai berikut : Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

60

1. 2. 3. 4.

, sebanyak .. , sebanyak .. , sebanyak .. , sebanyak ..

Keseluruhannya untuk mendukung pelaksanaan kegiatan dan pekerjaan telah selesai dengan baik dan lengkap. Demikian Berita Acara Sertah Terima Hasil Pekerjaan ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Yang Menyerahkan, _____________________ Ketua Kelompok PIHAK KESATU Yang Menerima, _____________________ Korlap/Tim Teknis Mengetahui Kepala Dinas ............... / Kuasa Pengguna Anggaran --------------------------------NIP. .......................

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

61

Lampiran 6 : BERITA ACARA SERAH TERIMA PENGELOLAAN Nomor Tanggal : :

Pada hari ini tanggal bulan tahun kami yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas ............. Kabupaten/Kota ............. Alamat : , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU atau yang Menyerahkan Paket Bantuan Sosial. Nama : Jabatan : Ketua Kelompok Tani ............... selaku Ketua Kelompok Sasaran Penerima Bansos ............... untuk mendukung kegiatan ............................. Alamat : , untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA atau yang Menerima Pengelolaan Paket Bantuan Sosial. dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KESATU menyelesaiakn Paket Bantuan Sosial dengan baik berupa : Jenis Pekerjaan : Jenis Bantuan Sosial : Alsintan/Gudang penyimpanan hasil produksi (pilih salah satu dan dirinci secara lengkap) Volume Pekerjaan : Lokasi berada di : Desa / Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Propinsi : telah

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

62

Selanjutnya PIHAK KESATU menyerahkan hasil pekerjaan untuk dilakukan pengelolaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima hasil pekerjaan tersebut di atas dalam keadaan baik dan lengkap untuk dikelola dan dimanfaatkan sesuai peruntukannya. Demikian Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Paket Bantuan Sosial ini dibuat dan ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan sebenarnya untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. PIHAK KEDUA Yang Menerima, _____________________ Ketua Kelompok PIHAK KESATU Yang Menyerahkan, _____________________ Pejabat Pembuat Komitmen

Mengetahui Kepala Dinas ............... / Kuasa Pengguna Anggaran

--------------------------------NIP. ......................

Pedoman Bantuan Sosial Ditjen PPHP Tahun 2012

63

Anda mungkin juga menyukai