Anda di halaman 1dari 3

Keratitis Definisi Keratitis Keratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari

mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi. Contohnya, luka atau trauma pada mata dapat menyebabkan kornea terinfeksi. Mata yang sangat kering juga dapat menurunkan mekanisme pertahanan kornea. (Kaiser, 2005) Etiologi Penyebab keratitis bermacam-macam. Bakteri, virus dan jamur dapat menyebabkan keratitis. Penyebab paling sering adalah virus herpes simplex, tipe I. Selain itu penyebab lain adalah, kekeringan pada mata, pajanan terhadap cahaya yang sangat terang, benda asing yang masuk ke mata, reaksi alergi atau mata yang terlalu sensitif terhadap kosmetik mata, debu, polusi atau bahan iritatif lain dan penggunaan lensa kontak yang kurang baik. Tabel 2.1: Mikroorganisma patogen keratitis ________________________________________________________________ Virus Herpes Simplex Virus Adenoviruses Varicella Zoster Virus ________________________________________________________________ Bakteri Staphylococcus spp. Sreptococcus spp. Neisseria Gonorrhea Enterobacteriaceaae Pseudomonas spp Bacillus spp. Mycobacterium spp. Chlymydia Trochomatis Treponema Pallidum ________________________________________________________________ Jamur Candida spp. Aspergillus spp. Fusarium Scalani ________________________________________________________________ Protozoa Acanthamoeba spp. (Kaiser , Medical Microbiology,Thieme. 2005) Patofisiologi Gangguan dari epitel kornea utuh dan atau lapisan air mata yang abnormal memudahkan mikroorganisma masuk ke dalam stroma kornea, di mana mereka dapat berkembang biak dan menyebabkan ulserasi. Faktor virulensi dapat memulai invasi mikroba, atau molekul

efektor sekunder dapat membantu proses infeksi. Banyak bakteri mengeluarkan beberapa adhesins pada struktur fimbriated dan nonfimbriated yang mungkin membantu dalam perlekatan mereka di sel kornea. Selama tahap awal, epitel dan stroma yang sudah rusak oleh infeksi akan membengkak dan mengalami nekrosis. Sel inflamasi akut (terutama neutrofil) pada awalnya mengelilingi ulkus dan penyebab nekrosis lamellae stroma. Difusi produk inflamasi (termasuk sitokin) posterior memunculkan pencurahan sel inflamasi ke ruang anterior sehingga menghasilkan hipopion. Toksin bakteri yang berbeda-beda dan enzim (termasuk elastase dan protease basa) dapat diproduksi selama infeksi kornea, membantu perusakan zat kornea. Kelompok umum yang paling bertanggung jawab untuk keratitis bakteri adalah sebagai berikut: Streptococcus, Pseudomonas, Enterobacteriaceae (termasuk Klebsiella, Enterobacter, Serratia, dan Proteus),dan spesis Staphylococcus. Infeksi yang diinduksi oleh lensa kontak sering ditemui berkaitan dengan Pseudomonas aeruginosa. Keratitis Pseudomonas aeruginosa bisa menyebabkan perforasi kornea sehingga kehilangan penglihatan. Sumber utama infeksi bakteri adalah cara pembersihan lensa kontak yang jelek higine yang rendah. Jenis infeksi yang diinduksi oleh lensa kontak yang lainadalah infiltrat kornea steril, keratitis acanthamoeba, dan keratitis jamur. Infiltrat kornea steril terjadi pada pengguna lensa kontak yang sensitip pada bahan preservatif yang digunakan dalam cairan lensa kontak. Antara simptomnya adalah kepedihan, kegatalan, nyeri dan sekret. Keratitis Acanathamoeba dijumpai terutamanya pada pemakai lensa kontak yang memakai lensa kontak lunak setiap hari dan membuat solusi saline sendiri. Ianya ditemukan juga pada orang yang berenang tanpa melepaskan lensa kontak. Ini kerana Acanthamoeba ialah protozoa patogen yang terdapat di air yang tercemar, tanah, debu dan udara. Keratitis jamur sering muncul pada lensa kontak hidrogel dengan kandungan air yang tinggi pada lingkungan yang lembap. Gambarannya adalah seperti infiltrat abu-abu pada bagian superfisial dan dihubungkan dengan lesi satelit dan inflamasi. Sampai dengan 20% dari kasus keratitis jamur (terutama kandidiasis) yang parah dan disertai dengan koinfeksi bakteri (Lopez, 2010). Tanda dan Gejal Mata gatal, sakit, silau Gangguan Penglihatan (visus menurun) Mata Merah dan Bengkak Hiperemi Konjungtiva Merasa Kelilipan Gangguan Kornea (Sensibilitas Kornea yang Hiperestesia) Fotopobi, lakrimasi, blefarospasme Pada kelopak terlihat vesikel dan infiltrat filament pada kornea.

Mortalitas / Morbiditas Dalam kasus peradangan yang parah, ulkus dalam dan abses stroma dapat bersatu, mengakibatkan penipisan kornea dan peluruhan stroma terinfeksi. Proses ini mungkin membuat beberapa komplikasi berikut:

i. Leukoma kornea: pembentukan jaringan parut dengan kehadiran vaskularisasi kornea mungkin merupakan manifestasi akhir dari suatu keratitis bakteri. Leukoma kornea yang dihasilkan mungkin memerlukan operasi kornea untuk rehabilitasi visual, tergantung pada lokasi dan kedalaman keterlibatan stroma (termasuk keratektomi fototerapeurik atau penetrasi keratoplasti ). ii. Perforasi kornea: Ini adalah salah satu komplikasi yang paling ditakuti dari keratitis bakteri yang dapat mengakibatkan endophthalmitis sekunder dan kemungkinan kehilangan mata. Menurut World Health Organization (WHO), kelainan kornea adalah penyebab major kebutaan, menduduki tempat kedua setelah katarak (Lopez, 2010). Penatalaksanaan Pemberian antibiotik, air mata buatan Pada keratitis bakteri berikan gentamisin 15 mg/ml, tobramisin 15 mg/ml. Untuk harihari pertama diberikan setiap setengah jam kemudian diturunkan menjadi setiap jam sampai 2 jam bila membaik. Ganti obatnya bila resisten atau tidak terlihat membaik. Perlu diberikan sikloplegik untuk menghindari terbentuknya sinekia posterior dan mengurangi nyeri akibat spasme siliar. Pada keratitis jamur, sebagai terapi awal diberikan ekonazol 1% yang berspektrum luas. Debridement Anti virus, Anti inflamasi, dan Analgetik.

Anda mungkin juga menyukai