Anda di halaman 1dari 32

GEOTEKNIK TAMBANG

Definisi
Geologi Teknik Ilmu yang mempelajari tentang keadaan permukaan bumi yang dikaitkan dengan kekuatan tanah untuk menopang konstruksi bangunan, seperti gedung bertingkat, jalan raya, jembatan, saluran air, dll. Geoteknik(Tambang) Merupakan salah satu dari banyak alat dalam perencanaan atau design tambang, Data geoteknik harus digunakan secara benar dengan kewaspadaan dan dengan asumsi-asumsi serta batasan-batasan yang ada untuk dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan.

Jenjang penambangan

LERENG TAMBANG
Fungsi utama dari stabilitas kemiringan dalam penambangan open pit untuk nilai ekonomi yang potensial dan meningkatkan keamanan

KESTABILAN LERENG DALAM TAMBANG


Dalam bidang pertambangan masalah kestabilan lereng ini akan ditemukan pada penggalian tambang terbuka, bendungan untuk cadangan air kerja, tempat penimbunan limbah buangan (tailing disposal) dan penimbunan bijih (stockyard).

KENAPA STABILITAS LERENG PENTING?


Karena dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah, batuan dan bahan galian, stabilitas lereng menyangkut persoalan keselamatan manusia (pekerja), keamanan peralatan serta produksi.

BAGAIMANA LERENG STABIL ?

Dalam keadaan tidak tergganggu tanah atau batuan berada dalam keadaan seimbang terhadap gaya-gaya yang timbul dari dalam. Apabila terjadi perubahan keseimbangan, maka tanah atau batuan itu akan berusaha mencapai keadaan baru secara alamiah, berupa degradasi terutama dalam bentuk lonsoranlongsoran atau gerakan lain sampai tercapai kesimbangan baru.

PRINSIP DASAR KESTABILAN LERENG

Gravitasi mengakibatkan gaya tarik material penyusun lereng menuju ke bawah (Hk. Gravitasi) Friksi memberikan gaya perlawanan thd kecenderungan pergerakan akibat gravitasi ; friksi = 0 berarti material mudah sekali tergelincir Semakin besar sudut lereng maka makin kecenderungan material untuk bergerak ke bawah besar pula

DATA SEBAGAI DASAR ANALISIS


Data utama yang dibutuhkan sebagai dasar analisis kemantapan suatu lereng batuan :

Geometri Lereng 1.Orientasi (jurus dan kemiringan) lereng 2.Tinggi dan kemiringan lereng (tiap jenjang ataupun total) 3.Lebar Jenjang (berm) Struktur Batuan Struktur batuan yang mempengaruhi kemantapan suatu lereng adalah adanya bidang-bidang lemah, yaitu: bidang patahan (sesar), perlapisan dan rekahan.

Sifat Fisik dan Sifat Mekanik 1.Bobot isi batuan 2.Porositas batuan 3.Kandungan air dalam batuan 4.Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser batuan 5.Sudut geser dalam Data utama tersebut di atas dapat diperoleh dengan penyelidikan-penyelidikan di lapangan dan di laboratorium.

Penyelidikan di Lapangan
1. Pengukuran untuk mendapatkan data geometri lereng 2. Seismik refraksi untuk mendapatkan data litologi. 3. Pemboran inti dan pembuatan terowongan (adit) untuk mendapatkan data litologi, struktur batuan dan contoh batuan untuk dianalisis dilaboratorium. 4. Piezometer untuk mengetahui tinggi muka air tanah. 5. Uji batuan di lapangan (insitu test) untuk mendapatkan data tentang sifat mekanik batuan. (misalnya dengan block shear test).

Penyelidikan di laboratorium
Sifat fisik dan sifat mekanik batuan diperoleh dari hasil uji coba (test) di laboratorium terhadap sampel batuan yang diambil dari lapangan. Penyelidikan dilaboratorium dilakukan dengan: 1.Uniaxial compresive test 2.Triaxial test 3.Direct shear test 4.Penentuan bobot isi batuan, kandungan air dan porositas batuan.

Proses analisis stabilitas lereng

Faktor keamanan (Fk) = gaya penahan / gaya penggerak

Dimana : F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbang, siap longsor F < 1,0 : lereng tidak mantap

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESTABILAN LERENG

SIFAT FISIK DAN MEKANIK BATUAN

t = c + (s+m) tan f

DEFINISI LONGSORAN
. Is the process by which earth materials (bedrock, unconsolidated sediments & soil) are transported down slope by gravity.
David J Varnes, 1978 : slope mevoment types & process

. The movement of a mass of rock, debris or earth down a slope


David. M Cruden, 1991 : a simple definiton of landslide

Perpindahan sejumlah masa batuan atau tanah secara gravitasi menuju bagian bawah suatu lereng

PENYEBAB LONGSORAN
Naiknya tegangan geser (shear stress), faktorfaktornya :
1. 2. 3. 4. 5.

Turunnya kekuatan geser (shear strength), faktorfaktornya :


1. 2.

Pengurangan penyanggan lateral Pertambahan tegangan Pengangkatan/penuruna n regional Pemindahan penyangga Tegangan lateral

3. 4.

Keadaan/rona awal Perubahan karena pelapukan dan reaksi kimia Perubahan gaya antar butiran Perubahan struktur

KLASIFIKASI LONGSORAN BATUAN


A. Berdasarkan Bidang Luncur

Longsoran bidang (Plane Failure) Longsoran Baji (Wedge Failure) Longsoran Guling (Toppling Failure) Longsoran Busur (Circular Failure)

LONGSORAN BIDANG

Penampang Lereng dan bidang bebas longsoran bidang

Longsoran ini disebabkan karena adanya struktur geologi yang berkembang seperti kekar (joint) ataupun patahan yang dapat merupakan bidang luncur. Longsoran akan terjadi bila kondisi-kondisi seperti di bawah ini terpenuhi semua: 1. Jurus bidang luncur sejajar atau mendekati sejajar terhadap jurus bidang permukaan lereng dengan perbedaan maksimal 200 2. Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil dari kemiringan bidang permukaan lereng, atau pada gambar adalah > 3. Kemiringan bidang luncur lebih besar dari sudut geser dalam atau > 4. Terbentuknya bidang bebas yang merupakan batas lateral dari masa batuan yang longsor

LONGSORAN BAJI
Sama halnya dengan longsoran bidang , longsoran baji ini juga diakibatkan oleh adanya struktur geologi yang berkembang. Perbedaannya adalah adanya dua struktur geologi (dapat sama jenis atau berbeda jenis dan dapat single ataupun set) yang berkembang dan saling berpotongan. Longsoran baji ini terjadi bila dua buah jurus bidang diskontinue berpotongan dan besar sudut garis potong kedua bidang tersebut (p) > sudut geser dalam () dan < sudut kemiringan lereng (f).

LONGSORAN GULING
Longsoran guling akan terjadi pada suatu lereng yang arah kemiringannya berlawanan dengan kemiringan bidang lemahnya. Hoek & Bray (1981) telah membuat grafik yang dapat memberikan gambaran kapan terjadinya longsoran tersebut.

Dari gambar dapat diartikan : Jika y > f dan b/h < Tan f, maka balok akan meluncur dan mengguling. Jika y < f dan b/h < Tan f, maka balok akan langsung mengguling

Grafik Hoek & Bray (1981)

Posisi Balok pada Longsoran Guling

LONGSORAN BUSUR
Longsoran busur sering terjadi di alam, terutamapada material tanah atau batuan lunak. Untuk longsoran pada batuan dapat terjadi bila batuan mengalami pelapukan yang tinggi dengan spasi kekar yang rapat, sehingga batuan akan mempunyai sifat seperti tanah.

Klasifikasi Longsoran
B. Berdasarkan gerakan & jenis material
Type of Material Type of Movement Soils Rock Rock fall Rock topple Rock slide Rock spread Rock flow Predominantly Coarse Debris fall Debris topple Debris slide Debris spread Debris flow Predominantly Fine Earth fall Earth topple Earth slide Earth spread Earth flow
Cruden and Varnes, 1996

Fall (Jatuhan) Topple (Gulingan) Slide (Gelinciran) Spread (Sebaran) Flow (aliran)

Jatuhan Sebaran

Gulingan Aliran

Longsoran

Longsoran batu

Longsoran

Aliran tanah

Rayapan

Debris slide

Debris fall

Rock fall

Anda mungkin juga menyukai