Anda di halaman 1dari 7

PERBANDINGAN ANGKA MORTALITAS DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN KABUPATEN PURBALINGGA PADA PERTENGAHAN TAHUN 2010

TUGAS RESUME DDIK

DISUSUN OLEH : AYON FRIDAY YONAZA G1B012045 KELAS B

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN 2013

Mortalitas
(Mortalitas) kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh factor pendukung kematian (pro mortalitas) dan factor penghambat kematian (anti mortalitas). a) Factor pendukung kematian (pro mortalitas) Factor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk factor ini adalah : Sarana kesehatan yang kurang memadai. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan . Terjadinya berbagai bencana alam. Terjadinya peperangan. Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri. Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.

b) Factor penghambat kematian ( anti mortalitas) Factor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk factor ini adalah: Lingkungan hidup yang sehat. Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap. Ajaran agama melarang bunu diri dan membunuh orang lain. Tingkat kesehatan masyarakat tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.

Ada beberapa jenis perhitungan angka kelahiran yaitu : 1. Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate / CDR) Angka kematian kasar adalah angka yang menunjukan jumlah kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin tertentu. Ini dapat dituliskan dalam rumus :

CDR =

xk

Keterangan : CDR = angka kematian kasar D = banyaknya kematian pada tahun tertentu. P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu. k = konstanta (1000) Contoh : Pada tahun 2007, jumlah penduduk Negara C adalah 215.300.000 jiwa. Jumlah kematiannya sebesar 1.291.800 jiwa. Berapa angka kematian kasarnya ? CDR = x 1000

= =6

x 1000

Angka kematian kasar (CDR) = 6, artinya pada tahun 2003 di Indonesia terdapat 6 kematian untuk setiap 1000 penduduk. Untuk menentukan tinggi rendahnya angka kematian dapat digunakan penggolongan sebagai berikut :

1) Angka kematian lebih dari 20 tergolong tinggi. 2) Angka kematian antara 10-20 tergolong sedang. 3) Angka kematian kurang dari 10 tergolong rendah.

Besarnya angka kematian bayi dapat dijadikan petunjuk atau indicator tingkat kesehatan dan kesejahteraan penduduk. Pada umumnya bila masyarakat memiliki tingkat kesehatan yang rendah maka kematian bayi tinggi. Selain perhitungan diatas sering dihitung pula angka kematian ibu waktu melahirkan dan angka kematian bayi baru lahir. Rumusnya adalah :

2. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) angka kematian bayi adalah angka yang menunjujan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir. Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Rumusnya adalah :

IMR =

xk

Keterangan : IMR = angka kematian bayi. D0 B k = jumlah kematian umur nol tahun atau umur kurang dari satu tahun. = jumlah kelahiran bayi hidup. = konstanta (1000)

Contoh soal : Jika jumlah bayi yang lahir hidup sebesar 3000 jiwa, sementara jumlah bayi mati ada 60 jiwa. Berapa jumlah angka kematian bayi ?

IMR = = 20

x 1000

Artinya, setiap 1000 bayi yang lahir hidup pada setahun terdapat kematian bayi sebesar 20 jiwa. Untuk menentukan tinggi rendahnya angka kematian bayi digunakan penggolongan sebagai berikut : 1). Angka kematian bayi lebih dari 75 tergolong tinggi. 2). Angka kematian bayi antara 35 75 tergolong sedang. 3). Angka kematian bayi kurang dari 35 tergolong rendah.

Perbandingan Angka Mortalitas antara kabupaten Banyumas dan kabupaten Cilacap pada pertengahan tahun 2010 1. Kabupaten Banyumas a). Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) angka kematian bayi adalah angka yang menunjujan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir. Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Rumusnya adalah :

IMR =

xk

Keterangan : IMR = angka kematian bayi. D0 B k = jumlah kematian umur nol tahun atau umur kurang dari satu tahun. = jumlah kelahiran bayi hidup. = konstanta (1000)

Jumlah bayi yang lahir hidup di kabupaten Banyumas pada pertengahan tahun 2010 sebesar 28.250 jiwa, sementara jumlah bayi mati ada 225 jiwa. Angka kematian bayi adalah sebagai berikut :

IMR = =8

x 1000

Artinya, setiap 1000 bayi yang lahir hidup pada setahun terdapat kematian bayi sebesar 8 jiwa. Angka kematian di kabupaten Banyumas pada pertengahan tahun 2010 tergolong rendah. 2. Kabupaten Purbalingga a). Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate / IMR) angka kematian bayi adalah angka yang menunjujan jumlah kematian bayi tiap seribu bayi yang lahir. Bayi adalah kelompok orang yang berusia 0-1 tahun. Rumusnya adalah :

IMR =

xk

Keterangan : IMR = angka kematian bayi. D0 B k = jumlah kematian umur nol tahun atau umur kurang dari satu tahun. = jumlah kelahiran bayi hidup. = konstanta (1000)

Jumlah bayi yang lahir hidup di kabupaten Purbalingga pada pertengahan tahun 2010 sebesar 15.237 jiwa, sementara jumlah bayi mati ada 192 jiwa. Angka kematian bayi adalah sebagai berikut :

IMR = = 12

x 1000

Artinya, setiap 1000 bayi yang lahir hidup pada setahun terdapat kematian bayi sebesar 12 jiwa. Angka kematian di kabupaten Purbalingga tergolong rendah.

Jadi, angka kematian bayi di kabupaten Banyumas pada pertengahan tahun 2010 yaitu 8 jiwa setiap 1000 jiwa lebih rendah dari angka kematian bayi di kabupaten Purbalingga pada pertengahan tahun 2010 yaitu 12 jiwa setiap 1000 jiwa.

Anda mungkin juga menyukai