Anda di halaman 1dari 0

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian pH dan Saliva
1. PH
Hasil kali ( produk ) ion air merupakan dasar bagi skala pH, yaitu cara
yang mudah untuk menunjukan konsentrasi nyata H
+
( dan juga OH
-
) didalam
tiap larutan dengan keasaman berkisar antara 1,0 M H
+
dan 1,0 M OH
-
. Nilai
pH 7 bagi larutan yang benar-benar netral bukan merupakan angka yang
dibuat, tetapi diturunkan dari harga absolut produk ion air pada 25
0
C. Larutan
yang mempunyai pH lebih dari 7 bersifat basa karena konsentrasi OH
-
lebih
besar dari konsentrasi H
+
. Sebaliknya larutan yang mempunyai pH lebih kecil
7 adalah asam.
12)
Aktifitas enzimatik struktur ruang protein ditentukan oleh muatan susunan
asam amino yang pada gilirannya tergantung pada pH. Struktur ruang enzim
antara lain penting bagi ikatan substrat pada enzim atau bagi ikatan protein
pada permukaan. Banyak enzim intra selluler hanya bekerja optimal pada
trayek pH yang sangat terbatas, sehingga pH cairan badan betul-betul
menghasilkan sumbangan pada regulasi aktifitas enzim. Pada penurunan pH
proses demineralisasi elemen gigi geligi akan cepat meningkat, sedangkan
pada kenaikan pH dapat terbentuk kristal-kristal yang menyimpang, sehingga
dapat menunjang pembentukan karang gigi.
1)
Di dalam serum dan plasma sel, pH dijaga tetap konstan, tetapi didalam
cairan sekresi eksokrin seperti urin dan ludah, derajat asam berbeda-beda dan
tergantung antara lain dari kecepatan sekresi. Di dalam saluran pencernaan
makanan terdapat perbedaan besar dalam pH, diantaranya adalah cairan mulut
adalah hampir netral, getah lambung sangat asam, getah pankreas dan getah
usus agak alkalis. Masing-masing menghasilkan lingkungan optimal bagi
aktifitas enzim pencernaan makanan yang ada.
1)
1
Dalam teori asam basa menurut Bronsted, basa adalah suatu zat yang
dapat memungut proton ( akseptor proton ), sedangkan asam adalah zat yang
dapat memberikan proton ( donor proton ).
1)
Pada sistim ini yang termasuk
basa adalah : OH
-
, HCO3
-
, HPO4
2-
, H2PO4
-
, CH3COO
-
, kelompok NH3 dan
NH2. Di lain pihak yang termasuk asam adalah : H3O
+
, H2CO3, HCO4
2-
,
H2PO4
-
. Dari suatu sistem buffer terdiri atas asam lemah, digambarkan dengan
HA dan garamnya MA berlaku :
HA H
+
+A
-
Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hassebalch. Dari persamaan
ini pH suatu sistem buffer tunggal dapat dihitung, bila konsentrasi garam dan
basa diketahui. Dari persamaan dapat juga diambil kesimpulan, bahwa
penambahan sedikit asam atau basa pada sistem ini hanya mengakibatkan
sedikit pergeseran pH karena perbandingan [garam] / [asam] hampir tidak
berubah.

2. Saliva
Keadaan dalam mulut selalu lembab sebab dibasahi oleh cairan yang
disebut ludah ( saliva ). Ludah dihasilkan oleh kelenjar ludah, semuanya
berjumlah tiga, dua di rahang atas dan satu di rahang bawah. Yang di rahang
atas terletak didaerah geraham, dan yang di rahang bawah terletak dibelakang
gigi seri.
14)
Air ludah ( saliva ) ini dikeluarakan oleh Kelenjar Parotis, Kelenjar
Sublingualis dan Kelenjar Submandibularis. Selama 24 jam air ludah
dikeluarkan ketiga glandula tersebut sebanyak 1000-2500 ml, kelenjar
Submandibularis mengeluarkan 40% dan kelenjar Parotis sebanyak 26%.
Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit. pH rata-rata air ludah
berkisar antara 5,25 - 8,5 ( Andresen,1922) dan 6,1 - 7,7 ( Sauerwein,1961 )
Sifat ludah ( saliva ) yang terpenting adalah bahwa ludah membentuk
lapisan yang berlendir menutupi selaput lendir mulut dan gigi. Ludah
mencegah mengeringnya selaput lendir mulut, lagi pula menjaga agar
2
jaringan mulut tetap licin, sehingga berbicara dan menelan dapat dilakukan
dengan lancar. Ludah juga berfungsi sebagi pembersih dan memberi
perlindungan alami kepada gigi geligi.
14)
Secara mekanis air ludah ini
berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah.
11)
Di dalam cairan air ludah dijumpai banyak sekali enzim-enzim seperti
Amilase, Maltose di samping enzim-enzim yang dikeluarkan mikroorgnisme
dan jamur-jamur yang terdapat dalam mulut. Enzim-enzim tersebut di atas
misalnya Amilase, dapat mengubah Polisakarida menjadi Glukosa dan
Maltose. Glukosa oleh karena penguraian dari enzim-enzim yang dikeluarkan
mikroorganisme terutama golongan Latobailus akan menghasilkan asam susu
dan asam laktat.
11)
Email terdiri dari 93% berat anorgnik , maka pH yang
rendah dari asam susu ( pH 5,5 ) akan merusak bahan - bahan anorganik dari
email sehingga terbentuk lubang.

B. Faktor Faktor yang Mempengaruhi pH dalam saliva
Derajat asam dan kapasitas buffer ludah selalu dipengaruhi perubahan
perubahan antara lain:
1 Irama siang dan malam.
2 Diet.
3 Perangsangan kecepatan sekresi.
Sehubungan dengan pengaruh irama siang dan malam ternyata, bahwa
pH dan kapasitas buffer adalah:
1.1. Tinggi, segera setelah bangun ( keadaan istirahat ), tetapi kemudian
cepat turun.
1.2. Tinggi, seperempat jam setelah makan ( stimulasi mekanik ), tetapi
biasaanya dalam waktu 30-60 menit turun lagi.
1.3. Agak naik sampai malam, tetapi setelah itu turun.
Diet juga mempengaruhi kapasitas buffer ludah. Diet kaya karbohidrat
misalnya menurunkan kapasitas buffer, sedangkan kaya sayuran, yaitu bayam,
dan diet kaya protein mempunyai efek menaikkan pH saliva.
1)
3
Diet karbohidrat menaikkan metabolisme produksi asam oleh bakteri-
bakteri dalam mulut, sedangkan protein sebagi sumber makanan bakteri
membangkitkan pengeluaran zat-zat basa seperti amoniak.
C. Karies Gigi
1. Pengertian Karies Gigi :
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan
jaringan, dimulai dari permukaan gigi ( pits, fissure dan daerah
interproximal ) meluas kearah pulpa ( Brauer ).
11)
2. Penyebab Karies Gigi :
Ada 4 faktor yang berinteraksi :
a. Hospes yang meliputi gigi dan saliva .
Komposisi gigi yang terdiri dari email dan dentin. Dentin adalah
lapisan dibawah email, struktur email sangat menentukan dalam proses
terjadinya karies, email banyak mengandung mineral dan bahan-bahan
organik dengan air yang relatif sedikit. Mineralisasi email tidak hanya
melalui pulpa dan dentin saja, tetapi ion-ion dari saliva secara tetap
meletakkan komposisi mineral langsung ke permukaan gigi atau email
(maturasi pasca erupsi).
7)

b. Morfologi Gigi
Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap
karies. Penelitian tentang morfologi gigi tentang hubungannya
dengan karies sangat erat, yang paling menonjol dari permukaan
yaitu (1) permukaan oklusal dan (2) permukaan halus.
c. Susunan Gigi
Gigi geligi berjejal [crowding] dan saling tumpang tindih (over
lapping) akan mendukung timbulnya karies, karena daerah tersebut
sulit dibersihkan, pada umumnya gigi molar rapat, sedangkan gigi
incisivus renggang .
7)
d. Saliva
4
Mulut merupakan pintu masuk ke dalam tubuh manusia. Beraneka
ragam makanan dan minuman masuk kedalam tubuh melalui mulut.
Makanan perlu dilumatkan dengan cara dikunyah di dalam mulut.
Proses pelumatan makanan oleh gigi dibantu oleh saliva. Dalam proses
pencernaan di dalam mulut terjadi kontak antara makanan dan saliva
dengan gigi. Saliva selalu menjaga kelestarian gigi
7)
, saliva
merupakan pertahanan pertama terhadap karies .
14)


3. Proses Karies gigi
Proses karies gigi adalah sisa makanan yang menempel pada permukaan
gigi ( plak ) bila dibiarkan lama akan diubah oleh bakteri dalam mulut
menjadi zat asam, zat asam ini akan merapuhkan (demineralisasi ) email
dinding paling luar dari lapisan gigi sehingga akan terjadi karies gigi.
6)


Metabolisme

(Oleh Bakteri)
Substrat pH Plak Gigi Karies
(Gula) (Saliva) (Bakteri) (Email/Dentin) (Demineralisasi)

Akibat karies gigi :
a. Menimbulkan rasa sakit
b. Menimbulkan bau mulut
c. Mengganggu penguyahan
d. Mengurangi estetis
6)


4. Pencegahan karies gigi
Pencegahan terhadap karies pada masyarakat umumnya dapat dilakukan
dengan memberi fluor dalam air minum. Pemberian fluor pada air minum
ini harus dipikirkan dengan cermat, agar mereka yang mempunyai gigi sehat
tidak minum air yang telah diberi unsur fluor ini, karena tentunya tak ada
gunanya.
11)
Untuk masyarakat umum pencegahan dengan fluor yang paling
5
baik adalah dengan pengolesan fluor. Yang diperlukan untuk mencegah
karies gigi dan radang jaringan penyangga gigi adalah memelihara
kebersihan mulut, mengatur pola makanan dan memperkuat gigi dengan
mineral.
15)

5. Hubungan Air Ludah (Saliva) dengan Karies Gigi
Proses demineralisasi jaringan keras gigi (email ) pada penurunan pH
saliva akan lebih cepat meningkat, sedangkan pada kenaikan pH saliva dapat
terbentuk kristal-kristal yang menyimpang, juga pembentukan karang gigi
dapat naik.
1)
Pasien yang memiliki sekresi karies gigi yang semakin tinggi, misalnya
oleh karena: aptylismus, therapi radiasi kanker ganas, xerostamia, pasien
dalam waktu singkat akan mempunyai persentase karies yang tinggi.
11)
Dalam setiap air ludah dijumpai 10 - 200 juta bakteri, jumlah
maksimum bakteri ini dijumpai pada pagi hari dan setelah makan. Makanan
yang terselip atau menempel dalam permukaaan gigi, oleh kuman - kuman
yang terdapat di dalam plak akan dirubah menjadi asam yang bersifat tajam
dan mampu membuat permukaan email menjadi lunak. Bila email lunak
maka mudahlah kuman membuat lubang atau kerowok pada email. Lubang
atau kerowok ini disebut karies.
11)

D. Status Kesehatan Gigi pada Usia Sekolah Dasar
Status kesehatan gigi dan mulut pada anak usia sekolah kelompok umur
12 tahun ini merupakan indikator utama dalam kriteria pengukuran
pengalaman karies gigi menurut WHO yang dinyatakan dengan indeks
DMF-T yaitu <3, berarti bahwa usia tersebut jumlah gigi berlubang (D),
dicabut karena karies gigi (M), dan gigi dengan tumpatan baik (F), tidak lebih
atau sama dengan 3 gigi permanen.
2)

Gambaran penyakit gigi dan mulut menurut kelompok umur pada akhir
pelita VI terlihat bahwa karies gigi sudah terjadi pada kelompok usia 1-4
tahun dan meningkat pada kelompok usia 10-14 tahun. Sedangkan pada
kelompok usia 15-19 tahun sedikit menurun. Keadaan ini mungkin terjadi
6
karena adanya intervensi program kesehatan gigi pada anak Sekolah Dasar
( UKGS ) yang dinilai sudah memberikan dampak dengan turunnya indeks
karies gigi menjadi 2,21 gigi per anak usia 12 tahun.
2)
Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS ) yang telah diselenggarakan
sejak tahun 1951 merupakan suatu kegiatan yang sangat relevan dalam
pelaksanaan upaya penanggulangan penyakit gigi dan mulut.
20)
Hal ini
disebabkan karena kegiatannya diarahkan kepada penanaman kebiasaan
pelihara diri kesehatan gigi sejak dini, yang akan berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan gigi dan mulut dikemudian hari.
20)
Oleh karena itu pada
anak sekolah dasar merupakan awal pertumbuhan gigi permanen yang perlu
mendapat perhatian khusus untuk menanggulangi kejadian karies dan penyakit
gigi dan mulut lainnya supaya tidak menjadi lebih parah.
2) 9)


D. Kerangka Teori






Proses Karies
Karies
gigi
pH saliva
Asam
Netral
Basa

Intake makanan ( pola makanan ) Kebiasaan gosok gigi yang salah
o Makanan yang manis
o Coklat








7
E. Kerangka Konsep
Variabel bebas Variabel terikat

pH saliva karies gigi pada
siswa kelas V

Variabel pengganggu
Makanan
o manis
o coklat
Gosok gigi



F. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut Ada hubungan derajat keasaman saliva dengan karies gigi



8

Anda mungkin juga menyukai