Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 10 - Manajemen Kota Kelas A Coryatul Diana Sari 115060613111002 Mifta Nurul Alim 105060600111042 Muh.

Aditya Arjanggi 105060607111017 Yusrina Farahiyah 105060607111010 TAHAP I Visi Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah Pengelolaan hutan optimal masyarakat sejahtera Misi Dinas Kehutanan Sulawesi Tengah 1. Peningkatan Pengelolaan Hutan Produksi, Hutan Lindung dan Taman Hutan Raya. 2. Mendorong Percepatan Terbentuknya Kelembagaan Pengelolaan Hutan Produksi dan Hutan Lindung. 3. Peningkatan Rehabilitasi Hutan dan Perhutanan Sosial Berbasis Pemberdayaan Masyarakat. 4. Peningkatan Upaya Pengamanan Hutan Produksi, Hutan Lindung dan Hutan Taman Raya serta Penegakan Supremasi Hukum. 5. Penataan Kelembagaan, Peningkatan Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Informasi Publik yang Akuntabel, Adil dan Transparan. Progam Kerja Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis pemberdayaan masyarakat Visi Progam Kerja Optimalisasi fungsi DAS guna mengurangi lahan kritis berbasis pemberdayaan masyarakat Misi Progam Kerja 1. Merencanakan dan menyelenggarakan rehabilitasi lahan 2. Merencanakan dan menyelenggarakan perhutanan sosial 3. Merencanakan dan menyelenggarakan reklamasi lahan dan pengelolaan DAS 4. Melibatkan kelompok tani dalam kegiatan rehabilitasi lahan Konsep Pemberdayaan Terdapat lima misi utama program pemberdayaan masyarakat yang menjamin tercapainya hasil yang baik adalah sebagai berikut: 1. Penyadaran 2. Pengorganisasian 3. Kaderisasi pendampingan 4. Dukungan teknis 5. Pengelolaan sistem Menurut pengalaman pendampingan masyarakat seperti yang dilakukan oleh P3AEUI dkk di sekitar kawasan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman Gunung Betung Propinsi Lampung, pada tahap awal yang terpenting dilakukan adalah membangun fondasi sosial karena fondasi sosial merupakan kunci utama terhadap penumbuhan dan pembinaan

masyarakat terhadap aspek-aspek yang lain. Oleh karena itu pendampingan sosial sebaiknya lebih dahulu dilakukan sebelum kegiatan pendampingan yang lain dalam rangka pemberdayan kelompok yang mandiri dalam mengelolah sumberdaya hutan. Dalam proses pemberdayaan juga terjadi proses belajar bersama dan berusaha bersama memecahkan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Berikut ini adalah proses pendampingan yang dapat dilakukan dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang mandiri: a. Membangun kedekatan Diperlukan adanya kedekatan antara pendamping dengan masyarakat dengan cara pendamping harus tinggal bersama masyarakatnya. b. Membangun pertemanan Prinsip dalam membangun pertemanan meliputi kesetaraan, demokrasi, dan keadilan. c. Membangun kepercayaan Dalam tahap pendampingan, sebaiknya menghindari janji terhadap masyarakat. Sehingga menumbuhkan rasa saling percaya merupakan pilar utama dari semua interaksi antar individu maupun kelompok dalam masyarakat. d. Membangun keterbukaan Keterbukaan diperlukan dalam mengungkapkan masalah yang dihadapi, keinginan yang diharapkan, potensi yang dimiliki dan kelemahan serta kekurangan yang ada. e. Membangun kerjasama Pada tahap ini, seluruh masyarakat bersama-sama pendamping memikirkan perlunya membangun kerjasama. Setelah masyarakat memahami, mau dan mampu bekerjasama, maka kegiatan musyawarah dapat dilakukan. f. Membangun kelompok Pembentukan kelompok-kelompok tersebut dimaksudkan agar kerjasama diantara anggota kelompok akan menjadi lebih efektif dan efisien. g. Membangun kelembagaan Kelembagaan merupakan kelanjutan dari kelompok yang telah dilengkapi dengan pranata-pranata atau aturan-aturan yang dibuat dan disepakati oleh anggota kelompok.

PESTO (+/- Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, dll di kondisi eksisting)


ASPEK Politik POSITIF Internal Eksternal Arahan kebijakan Daerah aliran Sungai Sulteng pemberdayaan masyarakat termasuk wilayah sungai seitar hutan strategis nasional Arahan kebijakan rehabiltasi hutan Arahan perlindungan hutan dan konservasi SDA Arahan perkebunan pengembangan kawasan andalan untuk perkebunan agar dibatasi pengembangannya pada daerah aliran sungai utama NEGATIF Internal Eksternal Dasar dan penegakan hukum Peraturan Pemerintah No 60 belum efektif Tahun 2012 tentang pelepasan Perencanaan tata ruang belum kawasan hutan untuk efektif mengakomodir investasi Perencanaan tata ruang belum keterlanjuran di berbagai sepenuhnya partisipatif daerah sehingga izin-izin Unit managemen hutan belum perusahaan di kawasan hutan efektif yang sebelum ini ilegal Tenurial masih bermasalah menjadi legal. Tata kelola hutan masih bermasalah Perencanaan hutan masih topdown Kerja birokrasi rendah Pemerintah hanya mampu merehabilitasi hutan seluas 15 ribu hektare per tahun padahal potensi lahan kritis mencapai satu juta hektare Rendahnya kinerja pemegang izin usahapemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK) Terbatasnya akses untuk Garis kemiskinan partisipasi masyarakat Aktifitas perambahan hutan Lembaga dan aparatur oleh masyarakat sekitar hutan pengelola hutan belum efektif Isu gender Belum adanya pengakuan formal tehadap hak-hak masyarakat adat Kebiasaan ladang berpindah

Ekonomi

PDRB sulteng mangalami peningkatan selama 5 tahun terakhir sebesar 4,7 %

Peningkatan sektor pendidikan dilihat dari APM dan APS selama 5 tahun terakhir Peningkatan kesehatan masyarakat sulteng selama 5 tahun terakhir Terdapat komunitas kelompok tani

Sosial

Teknologi

Teknologi yang digunakan

ASPEK Internal Sulawesi tengah memiliki kawasan hutan seluas 3.492.156 Ha Sulawesi tengah memiliki wilayah DAS seluas 6.032.186,85 HA

POSITIF Eksternal

Other

NEGATIF Internal dalam mengelola hutan masih sangat terbatas Luas lahan kritis sekitar 14,71% dari luas wilayah Sulteng Total deforestasi sekitar 184.141 Ha atau 16.470 per tahun Total degradasi hutan 56,473 Ha

Eksternal

Differential Positioning
Operational Excelence

Product Leadership

Customer Intimacy

Berdasarkan tabel PESTO, maka dalam segitiga differential positioning akan lebih fokus dan ditekankan pada customer intimacy. Dimana program pemberdayaan masyarakat akan lebih mengarah pada hubungan jangka panjang antara masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Hubungan semacam ini dicapai dengan cara memahami, mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik. Alasan mengapa dipilih customer intimacy adalah dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini: 1. Masih terbatasnya akses untuk masyarakat melakukan partisipasi 2. Perencanaan hutan masih bersifat topdown, dimana masyakat dipaksa secara halus untuk menerima keputusan yang dibuat oleh pemerintah daerah setempat. 3. Belum adanya pengakuan secara formal terhadap hak-hak masyarakat adat. 4. Lembaga dan aparatur pengelola hutan belum efektif Apabila menerapkan customer intimacy, diharapkan pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama dengan baik dalam menyusun peraturan hutan dan juga mengelola hutan di Sulawesi Tengah. Pada kondisi eksisting sudah terbentuk kelompok-kelompok tani yang terdiri dari masyarakat yang bermukim di sekitar hutan. Maka keberadaan kelompok tani tersebut harus dapat dimaksimalkan, agar masyarakat dapat lebih berdaya dan mandiri.

TAHAP II Matriks Perencanaan Proyek: Peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis masyarakat Matriks perencanaan proyek peningktan fungsi dan daya dukung DAS berbasis masyarakat menjelaskan Gambaran mengenai rancangan proyek tersebut meliputi maksud proyek, sasaran proyek, hasil proyek, dan kegiatan proyek. 1. Sasaran Proyek Pengelolaan sumberdaya lahan oleh para pemangku kepentingan (pemerintah dan masyarakat) yang berbasis DAS dilakukan secara integrasi, sehingga daerah aliran sungai (DAS) berfungsi lebih efektif, serta perekonomian masyarakat berbasis usaha-usaha pengembangan komoditas kehutanan meningkat 2. Maksud Proyek Maksud proyek peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis masyarakat adalah membantu meningkatkan kesejaheraan masyarakat dengan usaha-usaha pengembangan komoditas kehutanan melalui optimalisasi fungsi DAS guna mengurangi lahan kritis. 3. Hasil Proyek Hasil proyek peningkatan fungsi dan daya dukung DAS berbasis masyarakat adalah berkurangnya lahan kritis pada DAS prioritas sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dalam usaha komoditas kehutanan. 4. Kegiatan Proyek Kegiatan proyek yang dilakukan adalah: a. Perencanaan dan penyelenggaraan rehabilitasi lahan - Rehabilitas Hutan pola HKm dan Agrofosfestry seluas 1.250 Ha b. Perencanaan dan penyelenggaraan perhutanan sosial - Pengkayaan tanaman seluas 750 Ha - Pembuatan bibit tanaman semuas 500.000 batang. c. Perencanaan & penyelenggaraan reklamasi lahan & pengelolaan DAS - Pengembangan hutan tanaman seluas 1.500 Ha.

Matriks Perencanaan Proyek Peningkatan Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Masyarakat Tahun 2012-2031
Tujuan dan kegiatan proyek (objectives and activities of the project) INDIKATOR OBYEKTIF (Objectives Verifiable Indicators) Uraian 2014 2015 2016 Meningkatkan perekonomian petani berbasis pengembangan komoditas kehutanan 30% 55% 100% Sumber pembuktian (means of verification) Laporan perkembangan proyek Evaluasi proyek Asumsi Penting (Important Asumptions)

Sasaran (goal)

Pengelolaan sumberdaya lahan oleh para pemangku kepentingan (pemerintah dan masyarakat) yang berbasis DAS dilakukan secara integrasi, sehingga daerah aliran sungai (DAS) berfungsi lebih efektif, serta perekonomian masyarakat berbasis usahausaha pengembangan komoditas kehutanan meningkat membantu meningkatkan kesejaheraan masyarakat dengan usaha-usaha pengembangan komoditas kehutanan melalui optimalisasi fungsi DAS guna mengurangi lahan kritis. berkurangnya lahan kritis pada DAS prioritas sehingga dapat mengurangi resiko bencana alam, dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat dalam usaha komoditas kehutanan.

Maksud Proyek (purpose)

Hasil Proyek (output)

Pembuatan bibit tanaman kehutanan dan MPTS sebanyak 100.000 bibit/tahun. Mengurangi presentase lahan kritis pada das prioritas (seluas 288.943,74 Ha) berkurang 1.31 % (seluas 3.500 ha)

20%

60%

100%

Laporan perkembangan proyek Evaluasi proyek Laporan perkembangan proyek Evaluasi proyek

35%

60%

100%

Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proyek

Kegiatan Proyek (activities)

Sumber dana Perencanaan dan penyelenggaraan proyek: Rehabilitasi Lahan a. Membina dan mensosialisasikan Dinas terhadap masyarakat melalui pelatihan Kehutanan Sulawesi yang dilakukan oleh pendamping b. Membangun kelembagan kelompok tani Tengah Swadaya khusus rehabilitasi lahan masyarakat. c. Merehabilitasi Hutan pola HKm dan

40%

65%

100%

Laporan perkembangan proyek Evaluasi proyek

Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proyek

Tujuan dan kegiatan proyek (objectives and activities of the project)

INDIKATOR OBYEKTIF (Objectives Verifiable Indicators) Uraian 2014 2015 2016

Sumber pembuktian (means of verification)

Asumsi Penting (Important Asumptions)

Agroforestry seluas 1.250 Ha

d. Menerapkan teknik konservasi tanah


secara vegetatif pada lahan kritis

e. Pengkayaan Tanaman seluas 750 Ha f. Pembuatan bibit tanaman 500.000


batang. Sumber dana Perencanaan dan penyelenggaraan proyek: Perhutanan Sosial a. Membina dan mensosialisasikan Dinas terhadap masyarakat melalui pelatihan Kehutanan Sulawesi yang dilakukan oleh pendamping b. Membangun kelembagan kelompok tani Tengah Swadaya khusus perhutanan sosial c. Melakukan penyuluhan kehutanan di masyarakat. lapangan d. Memberi kesempatan kepada masyarakat setempat dalam memanfaatkan hutan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Sumber dana Perencanaan & penyelenggaraan proyek: reklamasi Lahan & pengelolaan DAS a. Membina dan mensosialisasikan Dinas terhadap masyarakat melalui pelatihan Kehutanan Sulawesi yang dilakukan oleh pendamping b. Membangun kelembagan kelompok tani Tengah khusus reklamasi lahan dan pengelolaan Swadaya masyarakat. DAS c. Pengembangan hutan tanaman seluas 1.500 Ha. d. Melakukan hydroseeding pada lahan yang rusak atau kritis 40% 65% 100% Laporan perkembangan proyek Evaluasi proyek Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proyek

40%

65%

100%

Laporan perkembangan proyek Evaluasi proyek

Masyarakat ikut berpartisipasi dalam proyek

Tujuan dan kegiatan proyek (objectives and activities of the project)

INDIKATOR OBYEKTIF (Objectives Verifiable Indicators) Uraian 2014 2015 2016

Sumber pembuktian (means of verification)

Asumsi Penting (Important Asumptions)

e. Melakukan koordinasi antar sektor dan


antar wilayah dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungan DAS f. Pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam skala DAS secara efektif dan efisien

TAHAP III ANALISIS SWOT Kekuatan (S) Arahan kebijakan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan Arahan kebijakan rehabiltasi hutan Arahan perlindungan hutan dan konservasi SDA Arahan perkebunan pengembangan kawasan andalan untuk perkebunan agar dibatasi pengembangannya pada daerah aliran sungai utama PDRB sulteng mangalami peningkatan selama 5 tahun terakhir sebesar 4,7 % Terdapat kelompok-kelompok tani Sulawesi tengah memiliki wilayah DAS seluas 6.032.186,85 HA Peningkatan sektor pendidikan dilihat dari APM dan APS selama 5 tahun terakhir Peningkatan kesehatan masyarakat sulteng selama 5 tahun terakhir Sulawesi tengah memiliki kawasan hutan seluas 3.492.156 Ha Bobot 0,03 0,04 0,05 Rating 3 5 4 Nilai 0,09 0,2 0,2 Kelemahan (W) Dasar dan penegakan hukum belum efektif Perencanaan tata ruang belum efektif Perencanaan tata ruang belum sepenuhnya partisipatif Unit managemen hutan belum efektif Tenurial masih bermasalah Tata kelola hutan masih bermasalah Perencanaan hutan masih topdown Kerja birokrasi rendah Bobot 0,04 0,02 0,03 Rating 2 4 4 Nilai 0,08 0,08 0,12

0,02

0,06

0,03

0,09

Internal

0,03 0,03 0,05 0,04 0,03 0,05

3 5 4 4 3 4

0,09 0,15 0,2 0,16 0,09

0,05 0,01 0,04 0,05 0,02 0,03 0,04 0,05 0,03 0,05 0,02 0,05 0,04 0,03 0,63

5 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 3

0,25 0,04 0,12 0,2 0,04 0,09 0,16 0,15 0,12 0,1 0,08 0,15 0,12 0,09 2,08

Jumlah

0,37

Pemerintah hanya mampu merehabilitasi hutan seluas 15 ribu hektare per tahun padahal potensi lahan kritis mencapai satu juta hektar Rendahnya kinerja pemegang izin usahapemanfaatan 0,2 hasil hutan kayu (IUPHHK) Terbatasnya akses untuk partisipasi masyarakat Lembaga dan aparatur pengelola hutan belum efektif Belum adanya pengakuan formal tehadap hak-hak masyarakat adat Kebiasaan ladang berpindah Teknologi yang digunakan dalam mengelola hutan masih sangat terbatas Luas lahan kritis sekitar 14,71% dari luas wilayah Sulteng Total deforestasi sekitar 184.141 Ha atau 16.470 per tahun Total degradasi hutan 56,473 Ha 1,44 Jumlah

Peluang (O) Eksternal Daerah aliran Sungai Sulteng termasuk wilayah sungai strategis nasional

Bobot

Rating

Nilai

0,3

Ancaman (T) Peraturan Pemerintah No 60 Tahun 2012 tentang pelepasan kawasan hutan untuk mengakomodir 1,2 investasi keterlanjuran di berbagai daerah sehingga izin-izin perusahaan di kawasan hutan yang sebelum ini ilegal menjadi legal. Garis kemiskinan Aktifitas perambahan hutan oleh masyarakat sekitar hutan

Bobot

Rating

Nilai

0,2

0,6

0,2 0,1 0,2 0,7

5 4 3

1 0,4 0,6 2,6

0,3

1,2

Isu gender Jumlah

X = Kekuatan kelemahan = 1,44 2,08 = -0,64 Y = Peluang Ancaman = 1,2 2,6 = - 1,4

Berdasarkan hasil analisis SWOT dan pembobotan IFAS-EFAS diketahui bahwa perencanaan Bus Rapid Transit berada di Ruang G dengan Concentric Strategy yaitu strategi pengembangan yang dilakukan dengan kerja sama antara pemerintah, swasta dan masyarakat dalam satu naungan atau dikoordinasi oleh satu pihak.

TAHAP IV INDIKASI PROGRAM Arahan program untuk kehutanan Sulawesi Tengah dibagi menjadi tiga sub, dimana masing-masing sub bagian terdiri dari beberapa program berikut ini: 1. Perencanaan dan penyelenggaraan Rehabilitasi Lahan
g. Membina dan mensosialisasikan terhadap masyarakat melalui pelatihan yang

dilakukan oleh pendamping


h. Membangun kelembagan kelompok tani khusus rehabilitasi lahan i. j.

Merehabilitasi Hutan pola HKm dan Agroforestry seluas 1.250 Ha Menerapkan teknik konservasi tanah secara vegetatif pada lahan kritis

k. Pengkayaan Tanaman seluas 750 Ha l.

Pembuatan bibit tanaman 500.000 batang.

2. Perencanaan dan penyelenggaraan Perhutanan Sosial


e. Membina dan mensosialisasikan terhadap masyarakat melalui pelatihan yang

dilakukan oleh pendamping


f.

Membangun kelembagan kelompok tani khusus perhutanan sosial

g. Melakukan penyuluhan kehutanan di lapangan h. Memberi kesempatan kepada masyarakat setempat dalam memanfaatkan hutan

untuk meningkatkan kesejahteraannya. 3. Perencanaan dan penyelenggaraan Reklamasi Lahan & Pengelolaan DAS
g. Membina dan mensosialisasikan terhadap masyarakat melalui pelatihan yang

dilakukan oleh pendamping


h. Membangun kelembagan kelompok tani khusus reklamasi lahan dan pengelolaan

DAS
i. j.

Pengembangan hutan tanaman seluas 1.500 Ha. Melakukan hydroseeding pada lahan yang rusak atau kritis

k. Melakukan koordinasi antar sektor dan antar wilayah dalam mengelola

sumberdaya alam dan lingkungan DAS


l.

Pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam skala DAS secara efektif dan efisien

Tabel Indikasi Program Peningkatan No Program

Fungsi dan Daya Dukung DAS Berbasis Masyarakat


Waktu dan Tahapan Pelaksanaan Program Tahun 2014 Tahun 2015 1 2 3 1 2 3 Tahun 2016 1 2 3 Instansi Pelaksana Sumber Pendanaan

Lokasi Program

Perencanaan dan penyelenggaraan Rehabilitasi Lahan 1. Sosialisasi ke Masyarakat Hutan Sulawesi Tengah Hutan Sulawesi Tengah Hutan Sulawesi Tengah Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat

2.

Membentuk kelembagaan kelompok tani

3.

Rehabilitasi Hutan pola HKm dan Agroforestry seluas 1.250 Ha

4.

Menerapkan teknik konservasi tanah secara Hutan Sulawesi Tengah vegetatif pada lahan kritis Pengkayaan Tanaman seluas 750 Ha Hutan Sulawesi Tengah Hutan Sulawesi Tengah

5.

6.

Pembuatan bibit tanaman 500.000 batang

Perencanaan dan penyelenggaraan Perhutanan Sosial 7. Sosialisasi ke Masyarakat Hutan Sulawesi Tengah Hutan Sulawesi Tengah Hutan Sulawesi Tengah Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat

8.

Membentuk kelembagaan kelompok tani

9.

Melakukan penyuluhan kehutanan di lapangan

No 10.

Program

Lokasi Program

Waktu dan Tahapan Pelaksanaan Program Tahun 2014 Tahun 2015 1 2 3 1 2 3 Tahun 2016 1 2 3

Instansi Pelaksana Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Sumber Pendanaan APBD dan swadaya masyarakat

Memberi kesempatan kepada masyarakat Hutan Sulawesi Tengah setempat dalam memanfaatkan hutan untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Perencanaan & penyelenggaraan Reklamasi Lahan &Pengelolaan DAS 11. Sosialisasi ke Masyarakat Hutan Sulawesi Tengah Hutan Sulawesi Tengah Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat APBD dan swadaya masyarakat

12.

Membentuk kelembagaan kelompok tani

13.

Pengembangan hutan tanaman seluas 1.500 Hutan Sulawesi Tengah Ha. Melakukan hydroseeding pada lahan yang Hutan Sulawesi Tengah rusak atau kritis Melakukan koordinasi antar sektor dan antar Hutan Sulawesi wilayah dalam mengelola sumberdaya alam Tengah dan lingkungan DAS Pemanfaatan dan konservasi sumberdaya alam Hutan Sulawesi skala DAS secara efektif dan efisien Tengah

14.

15.

16.

Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Anda mungkin juga menyukai