Awal masa sekolah merupakan masa pertumbuhan fisik yang relative mantap yang kemudian akan berakhir dengan suatu percepatan tumbuh sekitar umur 10 tahun pada anak perempuan dan 12 tahun pada anak laki-laki. Penambahan berat badan pada usia ini kurang lebih 2,5 kg dan tinggi badan 5 cm/tahun.
Pertumbuhan lingkar kepala berjalan lambat, yaitu dari 50 cm menjadi 52-53 cm dalam jangka waktu umur 5-12 tahun. Pada akhir masa pertumbuhan ini lingkar kepala telah mencapai ukuran orang dewasa.
Tulang punggung bertambah lurus, tetapi tubuh anak menjadi supel. Selama masa sekolah perkembangan tulang muka terus berlanjut hal ini akan jelas terlihat pada perluasan rongga sinus. Sinus frontalis akan Nampak pada umur 7 tahun.
Gigi tetap pertama yaiti geraham pertama tumbuh pada umur 7 tahun. Bersamaan pada tumbuhnya keempat geraham pertama, gigi susu mulai tangal sesuai dengan waktu erupsinya. Pergantian gigi susu ini berlangsung dengan kecepatan kira-kira 4 gigi pertahun selama waktu 5 tahun berikutnya. Kemudian geraham tetap kedua biasanya timbul pada umur 14 tahun, sedangkan geraham tetap ketiga baru pada umur menjelang 20 tahun.
Pada masa ini pertumbuhan jaringan limfatik sangat pesat dan mencapai puncaknya.
Eliminasi
Pada usia 6 tahun, 85% anak memiliki kendali penuh terhadap kandung kemih dan defekasi Pola eliminasi hampir sama dengan pola orang dewasa. Pengeluaran defekasi rata-rata 1-2 kali per hari Pembuangan urine terjadi 6 sampai 8 kali per hari. Rata-rata volume urine pada anak-anak adalah 500-1000 ml/hari.
Perkembangan Psikososial
Tinjauan (Erikson) Erikson menyatakan krisis psikososial anak pada usia 6-12 tahun sebagai industri vs inferioritas. Hubungan dengan orang terdekat anak meluas hingga mencakup teman sekolah dan guru Anak usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas perkembangan pertama (kepercayaan, otonomi dan inisiatif) dan saat ini berfokus pada penguasaan kepandaian (industry)
Perasaan industri berkembang dari suatu keinginan untuk pencapaian Perasaan inferioritas dapat tumbuh dari harapan yang tidak realistis atau perasaan gagal dalam memenuhi standar yang ditetapkan orang lain untuk anak. Ketika anak merasa tidak adekuat, rasa percaya dirinya akan menurun
Perkembangan Psikoseksual
Tinjauan (Freud) Periode latensi, yang terjadi dari usia 5-12 tahun, menunjukan tahap yang relatif tidak meperhatikan masalah seksual sebelum masa pubertas dan remaja Selama periode ini, perkembangan harga diri berkaitan erat dengan perkembangan keterampilan untuk menghasilkan konsep nilai dan menghargai seseorang.
Perkembangan Kognitif
Sifat-sifat khas pada masa kelas rendah Sekolah Dasar : Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah. Adanya sikap mematuhi peraturan-peraturan permainan tradisional. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan yang lain. Tidak menganggap penting dalam menyelesaikan suatu soal. Menghendaki nilai rapor yang baik
Sifat-sifat khas pada masa kelas tinggi Sekolah Dasar : Adanya minat terhadap kehidupan praktis yang konkrit. Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar. Ada kecenderungan berminat pada salah satu pelajaran. Membutuhkan guru atau orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Memandang nilai raport sebagai ukuran prestasi sekolah Gemar membentuk kelompok sebaya
Perkembangan moral
Menurut Kohlberg, anak-anak sampai pada tingkat konvensional tahap konformitas peran, biasanya antara usia 10-13 tahun. Mereka mengalami peningkatan keinginan untuk menyenangkan orang lain.
Peningkatan Kesejahteraan
Umum Menganjurkan keluarga untuk mengikuti rekomendasi untuk kunjungan perawatan anak sehat, skrining, imunisasi, dan keamanan. Nutrisi Menganjurkan pola makan yang sehat dan membantu membentuk pilihan makanan anak yang positif Mengingatkan anak dan pemberi asuh mereka untuk membatasi makanan siap saji yang tidak bergizi (junk food) Memberikan penyuluhan tentang dasar-dasar piramida makanan yang bergizi da tidak bergizi.
Tidur Menganjurkan keluarga untuk memberikan kesepakatan waktu tidur dan memberikan keleluasaan pada malam hari saat liburan sekolah Kesehatan meningkatkan perawatan diri dan kebersihan, termasuk flossing. Memantau anak terhadap masalah prilaku Bimbingan antisipasi Mengajarkan anak tentang pubertas dan semua perubahan emosi serta fisik; obat-obatan, alkohol, tembakau; dan pendidikan seks.
Reaksi terhadap hospitalisasi Mekanisme pertahanan utama anak usia sekolah adalah reaksi formasi. Anak usia sekolah dapat bereaksi terhadap perpisahan dengan menunjukan kesendirian, kebosanan, isolasi, dan depresi.
Anggaran dan Sistem Pemerintah dalam masalah kesehatan di Indonesia Anggaran Kementerian Kesehatan mendapatkan anggaran sebesar Rp 29,9 triliun untuk tahun 2012. Kepastian kucuran dana triliunan itu, setelah Komisi IX DPR RI menyetujui pagu anggaran Kemenkes tahun 2012. Sebelumnya pagu anggaran tahun 2011 sebesar 28,33 triliun
Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan serta makanan. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya guna dan berhasil guna
Kebijakan yang ditempuh dalam melaksanakan pembangunan kesehatan tahun 2011-2015 yaitu : Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan KB Perbaikan status gizi masyarakat Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyehatan lingkungan Pemenuhan pengembangan SDM kesehatan
Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu, penggunaan obat dan pengawasan obat dan makanan Jamkesmas dan Jamkesmasda Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis kesehatan Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di sarana kesehatan