Anda di halaman 1dari 7

Kompos sangat penting peranannya,kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang berperan sebagai absorbent yg dapat menyimpan mineral & unsur hara dan

memperlancar pertukaran kation didalam tanah. tampa

kompos/Bokhasi/Pupuk Kandang tanah semakin lama semakin jenuh,jika tanah jenuh pemberian pupuk menjadi sia-sia dikarenakan tanah jenuh tidak dapat lagi mengikat mineral sehingga pupuk yang diberikan tidak dapat mengurai kedalam tanah dan akan menguap atau tercuci, kompos memperbarui kondisi tanah dan menjadikan tanah disekitar pangkal pohon/akar menjadi lembab dan subur, dengan kompos pupuk yang diberikan dapat mengurai dengan baik sehingga akar menjadi mudah menyerap unsur hara tersebut.

2.1 Diskripsi Keluarga Dan Usahatani Petani. 1. Identifikasi Petani Wawancara yang kami laksanakan pada tanggal 1 juni 2012 kepada petani yang bernama Dulatif ini merupakan petani yang tinggal di ds. Jaten, Dsn. Jedong RT/RW 03/04 Malang. Seperti yang kita ketahui bahwa nama-nama orang desa seperti kebanyakan hanya menggunakan satu suku kata, bagi mereka yang penting ada nama sebutan untuk memanggil mereka. Berbeda dengan nama-nama orang desa pada jaman sekarang karna adanya input-input budaya luar kebudayaan memberikan nama panggilan kini lebih berkembang lagi. Pak Dulatif ini umurnya berkisar kurang lebih 80 tahunan karena pada saat beliau kami wawancara beliau tidak bisa menyebutkan kapan tepatnya beliau dilahirkan, istri dari pak dulatif ini sendiri juga tidak bisa menyebutkan kapan kira-kira pak dulatif ini dilahirkan, begitupun beliau, beliau juga tidak bisa menyebutkan kapan tepatnya beliau dilahirkan. pekerjaan utama dari pak dulatif adalah sebagai buruh tani. Mengingat umurnya yang sudah lanjut usia beliau terkadang hanya merawat tanaman yang ditanamnya di pekarangan rumahnya saja . Beliau tidak mempunyai pekerjaan sampingan, keterbatasan skill yang dimiliki beliau dikarena beliu tidak pernah mengemyam bangku

pendidikan. Dari keteranganya, dulu pak dulatif juga pernah menjadi tentara indonesia pada jaman belanda, beliau tidak pernah mengemnyam bangku pendidikan dikarenakan susahnya mengenyam bangku pendidikan pada jaman belanda tersebut. Setelah indonesia merdeka bapak Dulatif ini mulai menekuni profesinya sebagai buruh tani kira-kira 60 tahun yang lalu. Dan lagilagi beliau tidak bisa menyebutkan kapan tahun yang tepat beliau berpindah profesi menjadi buruh tani. Menurut saya dikarenakan tidak pernah mengenyam pendidikanlah yang menyebabkan beliau sulit untuk mengingat kapan tahun-tahun yang pernah beliau lewati. Jumlah anggota pak Dulatif untuk saat ini berjumlah berjumlah 6 orang yang menempati satu rumah bersama pak dulatif, anggota keluarganya terdiri dari pak dulatif beserta istrinya, anak beserta menantunya dan 2 orang cucunya. 2. Status Sosial Ekonomi Keluarga Petani

Kondisi perekonomian keluarga pak dulatif jika dilihat dari luas lahan pekarangan yang dimiliki berasal dari pembelian gono-gini yang dibeli saat beliau berumur kurang lebih 20 tahunan yaitu dimana saat belia mulai berprofesi menjadi petani/buruh tani. Pada saat beliau mulai berprofesi menjadai petani beliau tidak pernah menyewa lahan untuk digunakan menanam tanaman budidaya untuk skala yang lebih luas untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya. Saat ditanya alasan mengapa beliau tudak pernah menyewa lahan untuk menanam tanaman budidaya yang lebih luas beliau menjawab keadaan ekonomi lah yang menyebabkan beliau harus berfikir ulang jika ingin menyewa lahan. Profesi beliau yang menjadi buruh tani juga tidak pernah menerapkan sistim bagi hasil, karena dari keterangan beliau, beliau hanya buruh tani berarti dalam hal ini beliau benar-benar hanya sebagi tenaga kerja yang mengharap upahnya hanya mampu untuk memenuhi kebutuhanya sehari-hari. Karna dari keterangan beliau pula beliau tidak pernah menerapkan sistim bagi hasil yang jika dilihat dari orientasi hasil akan lebih sedikit banyak tang mungkin mampu lebih memenuhi kebutuhan keluarganya.hal ini mungkin juga berhubungan dengan tingkat pendidikan yang tidak pernah beliau dapat. Sehingga orientasi untuk mendapatkan hasil yang lebih untuk pemenuhan kehidupanya tidak terlintas dalam pemikiran beliau. Untuk luas lahan yang beliau miliki tidaklah begitu luas namun beliau juga tidak bisa menyebutkan berapa luas lahan yang belaiu miliki, beliau hanya mengatakan untuk luas lahannya sekarang ini masih belum ada kepastian luasnya karena lahan untuk sekarang ini, masih belum ada surat tanahnya mereka mengatakan adanya proses pemutihan massal yaitu dimana penghitungan ulang luas lahan yang dimiliki masing-masing penduduk setempat menyebabkan mereka tidak memegang surat tanah mereka. Dari hasil wawancara selanjutnya bapak dullatif memberikan keterangan bahwa beliu juga tidak pernah menyewakan lahan pekaranganya untuk disewakan kepada orang lain dengan alasan lahanya hanya untuk digunakan pemenuhan kebutuhan keluarganya, bagi hasilpun juga tidak pernah beliau lakukan karena untuk menyewakan lahan maupun menyewa lahan tidak pernah beliau lakukan. Jika dilihat dari lingkungan tempat tinggalnya saya tidak menemukan adanya hewan peliharaan yang beliau pelihara dan memang hasil wawancara menyebutkan bahwa beliau tidak mempunyai hewan peliharan baik itu untuk hewan yang pada umumnya dipelihara penduduk setempat yaitu ayam,entok ataupun bebek, untuk wawancara selanjutnya apakah beliau mempunyai hewan peliharaan kambing, sapi, kerbau yang pemeliharaanya yaitu dengan ngadu (bagi hasil), beliau

mengatakan tidak dikarenakan keterbatasan lahan mereka. sedangkan untuk alat komunikasai yang dimilikia oleh pak Dulatif adalah Televisi dan Hp yang sudah rusak. Untuk alat transportasi kendaraan seperti sepeda motor ataupun sepeda ontel (sepeda biasa) saja beliau juga tidak punya. Jika dilihat dari kondisi rumahnya, keadanya rumahnya sangatlah sederhana dimana luas bangunan rumahnya hanya sekitar 9x6 meter , untuk jenis lantai yang mereka gunakan adalah jenis keramik, dan untuk jenis dinding yang mereka gunakan adalah jenis tempok sementara untuk jenis atap rumah yang mereka gunakan adalah jenis atap dari genteng biasa.

3. Kebudayaan Petani (Cara Bercocok Tanam dan Pengetahuan Tentang Cara bercocok tanam) Kebudayaan petani tentang cara bercocok tanam dalam satu tahun terakhir pada lahan pekarangan mereka hanya meeka gunakan untuk menanam jenis tanaman yang biasannya digunakan sebagai pengganti beras yaitu salah satu jenis tanaman yang mereka tanam adalah ketela pohon, jagung dan talas. Mereka melakukan tehnik penananman tumpang sari pada lahan pekarangn mereka dimana penanamanaya dilakukan pada waktu yang bersamaan dan untuk tata letak yang mereka terapkan adalah untuk jenis tanaman ketela pohon mereka menanamnya pada pinggiran lahan mera sementara seterlah itu untuk penanaman jagung dan talas mereka buat secara berseling dimana setelah 3 baris jagung setelah itu di tanam talas. Untuk hasil tanaman jika dilihat dari umurnya jenis tanaman yang dipanen terlebih dauhu adalah jagung kemudian talas dan terakhir ketela pohon karena jenis tanaman ketela pohon ini merupakan jenis tanaman yang membutuhkan waktu satu tahun untuk memanennya. Untuk penanamna dalam satu tahun terakhir pada lahan persawahan tidak mereka lakukan dikarenakan memang mereak tidak mempunyai lahan sawah. Cara pengolahan tanah yang dilakukan pak Dulatif adalah dengan mencangkulinya sendiri. Saat kami tanyakan apakah tidak beliau pekerjakan untuk pengolahan lahanya jika dilihat dari umur pak Dulatif yang semakin tua dapatkan beliau tetap melakuknaya dengan menggunakan tenaganya sendiri. Beliau mengatakan bahwa untuk pengolahanya beliau tidak mau memperkejakan kepada orang lain dilihat dari keadaan ekonomi mereka yang pas-pasan hanya cukup untuk pemenuhan kebutuhan mereka dan tidak memungkinkan untuk adanya dana tambahan untuk membayar tenaga pekerja jadi untuk urusan pengolahan lahan tetap beliau sendiri yang mengolahnya. Saat penanaman awal beliau tidak melakukan persemaian terlebih dahulu , beliau langsung memasukkan biji-bijinya ke dalam lubang yang telah dusiapkan,

dengan jumlah maksimal yang beliau gunakan adalah 2 biji untuk masing-masing lubang saat penanaman jagung, untuk tanaman ketela pohon mereka hanya menancapkan batang-batang dari tanaman ketela pohon yang memang dirasa baik digunakan sebaibibit pohon ketela sementara untuk tanaman talas mereka menggunakan umbi-umbi talas yang sebelumnya merupakan hasil panen mereka. Untuk jenis pupuk yang beliau gunakan dalam pengolahan tanaman yang beliau gunakan hanyalah membutuhkan jenis pupuk kandang dan pupuk urea dimana perbandingan penggunaanya yaitu pada setiap satu tanaman hanya beliau beri satu takar sendok urea dengan perbandingan satu cakup pupuk kandang. Untuk proses pengolahan tanaman seperti proses penyiangan juga pak Dulatif lakukan sendiri, beliau mengatakan untuk proses penyiangan ini beliau lakukan setiap hari peralatan yang beliau gunakan tidak ada hanya tangan kosong saja yang beliau gunakan untuk melakukan penyiangan. Untuk proses pengairanya beliau hanya menggunakan sistim tadah hujan dimana untuk proses pengairanya beliau hanya mengandalakan hujan yang ada. Beliau tidak menggunakan sistim irigasi yang diatur kelompok tani setempat dikarenakan memnag untuk keadaan lahan yang beliau miliki hanya lahan pekarangan bukan lahan persawahan yang mudah di airi menggunakan air irigasi buatan. Untuk penangan lanjut dalam hal hama atu penyakit yang menyerang tanaman budidaya beliau beliau mengatakan tidak ada penanganan khusus dalam menanggulangi keberadaan hama atau penyakit pada tanaman budidaya mereka, mereka mengatakan bahwa untuk jenis tanaman yang mereka tanam di lahan pekarangn amereka selama ini aman dari serangan hama dan penyakit sehingga mereka tidak perlu melakukan penyemprotan menggunakan pestisda kimia. Dan untuk pengolahan hasil akhir mereka yaitu pada waktu penanenan pak dulatif juga melakukanya sendiri atau dengan bantuan istri dan anaknya, beliau tidak mempekerjakan kepada orang lain memang dirasa cukup jika pemanenanya dilakukan oleh anggota keluarganya sendiri mengingat luas pekarangan yang beliau miliki pun juga tidak begitu luas. Dan untuk penanganan lanjut dalam masalah pemanenan mereka dengan menhhunakan sabit atau hanya dengan tangan kosong saat melakuka pemanenan pada ketela pohon, pekerjaan inimereka lakukan secara kekeluargaan dan setelah penanenan dilakukan hasilnya mereka jemur untuk penyimpana dalma waktu yang lebih lama dan tempat penyimpanan mereka pada umumnya menggunakan karung. Cara bercocok tanam yang selama ini mereka terapkan berasal dari pengamatan mereka terhadap cara bercocok tanam orang tua mereka dan terkadang memang mereka mendapatkan tekhnik-tekhik penanam tanaman tertentu dari orang tua mereka. orang tuanya. Sistim bercocok tanam yang digunakan adalah sistim tanam

tumpang sari, dimana saat penanamanya dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pengolahan tanah yang dilakukan pak dulatif hanya menggunakan tenaganya sendiri yaitu dengan cara mencangkulinya. Untuk proses persemaian beliau tidak menerapkan prinsip ini. Beliau langsung menanamnya pada lubang-lubamg yang telah bisediakan untuk pembenaman biji. Untuk jumlah biji yang digunakan hanya berkisar 2 biji dan untuk jarak tanam beliau hanya mengatakan hanya sesuai dengan jalanya cangkul. Sementara itu pupuk yang sering beliau gunakan adalah pupuk urea dan pupuk kandang. Jenis pestisida yang beliau gunakan tidak ada karena berdasarkan keteranga n beliau pada pekaranganya tidak terdapat hama penyakit. Penyiangan yang dilakukan beliau pada tanaman dipekaranganya adalah setiap hari. Sistim pengairan yang beliau gunakan hanyalah dengan sistim tadah hujan. Penyianagn pada tanaman yang beliau tanam di pekarangan rumahnya beliau siangi menggunakan tangan dan cara beliau menentukan kesiapan panen adalah jika tanaman sudah cukup umur dipanen. Tekhniknya saat penanenan beliau hanya menggunakan sabit. Kemudian untuk proses selanjutnya adalah dijemur dan disimpan di daam karung. Alasan mengapa memilih komoditas tsb apa??

4. Perubahan Sosial Budaya Petani Terkait Cara Bercocok Tanam Berkaitan dengan teknik budidaya yang beliau terapkan dari dulu sampai sekarang tidak mengalami perubahan. Cara bercocok tanam beliau jika dilihat dari keterangan-keterangan yang beliau sampaikan sepertinya beliau sangat memegang teguh tekhnik-tekhik penananman yang diajarkan oleh orang tua beliau atau hasil pengamatan beliau dari kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh orang tua beliau. Teknik-tekhnik pola tanam yang sering kali neliau terapkan adalah tumpang sari dimana dari satu lahan akan mendapatkan bermacam-macam jenis tanaman, dan menurut mereka itu lebih efisien tidak perlu membelinya dipasar karena mereka bisa menananya sendiri di lahan pekarangan yang mereka punyai meskipun untuk jumlah yang dihasilkan tidak banyak dan tidak mampu untuk menghasilkan peningkatan ekonomi keluarga. Selain itu faktor tanaman yang mereka tanam adalah jenis tanaman yang umur

pemanenanaya bertingkat dimana dari ketiga jenis tanaman yang ditanam pak dulatif secara bersamaan ini tanaman yang panen terlebih dahulu adalah tanaman jagung yang umur panennya berkisar anatara 86-96 hari atau jika dibulatkan dalam bilangan bulan berkisar sekitar 3 bulanan setelah itu tanaman yang dipanen selanjutnya adalah jenis tanaman talas dimana umur panenya berkisar kurang lebih 6-9 bulan dan pemanenan yang terakhir dilakukan pada jenis tanaman

ketela pohon karena menurut pak Dulatif untuk tanaman ketela pohon ini memang membutuhkan waktu yang lama dalam kesiapanya dalam panen. Dari hal ini memungkinkan juga menjadi penyebab pak Dulatif enggan berpindah pola tanam yang diterapkanya pada lahanya.

5. Lembaga Yang Berkaitan Dengan Pengadaan Sarana Produksi, Tenaga Kerja Dan Pemasaran Hasil Usaha Tani Petani Sampel Dari hasil wawancara selanjutnya yang kami lakukan pada pak dulatif status lahan yang beliau mmiliki adalah lahan gono-gini yang dulunya di beli dengan menggunakan uang beliau dan istrinya. Jadi status lahanya adalah milik sendiri namun untuk luas lahanya beliau tidak bisa menyebutkan secara pasti, menurut keterangan beliau luas lahanya masih dalam pengukuran ulang atau proses pemutihan. Untuk asal atau cara memperoleh benih beliau memperoleh dari hasil panen tanaman panen sebelumnya. Untuk tanamnan jagung beliau memilih biji yang dirasa bagus secara penampilan luarnya kemudia disimpan untuk musim tanam selanjutnya. Sedangkan untuk pemilihan bibit pada talas beliau hanya menggunakan umbi-umbi talas yang masih muda dan untuk bibit ketela pohon yang digunakan adalah batangnya yang sudah siap untuk dibudidayakan lagi caranya yaitu sebelum batang ketela pohon di tanam ujungnya diruncingkan terlebih dahulu tujuanya ajar lebih muda untuk menancapkanya ke tanah. Asal dan cara memperoleh pupuk kimia dan pupuk organik yaitu menurut penjelasan beliau pupuk yang beliau gunakan hanya jenis pupuk kimia urea dan jenis pupuk kandang. Cara beliau mendapatkanya yaitu dengan membeli pada toko setempat untuk jenis pupuk urea dibeli secara kontan dan jumlah pembelian yang beliau lakukan dengan satuan KG. Sedangkan untuk jenis pupuk kandang beliau mendapatkanya dengan cara meminta pada tetangganya terkadang karna jasa beliau membantu si pemilik pupuk kandang dalam memindahkan pupuknya ke tempat lain terkadang juga beliau di beri upah berupa pupuk kandang. Dan terkadang pula jika beliau membutuhkan pupuk dalam jumlah banyak beliau membeli kepada si pemilik pupuk kandang dengan harga Rp 100.000 ribu rupiah. Untuk cara perolehan pestisida mungkin akan dilakukan beliau dengan cara membeli pada toko pestisida setempat. Namun dari keterangan yang beliau berikan sebelumnya mengenai tidak adanya hama atau penyakit yang menyerang tanaman beliau sehingga untuk pembelian pestisida tidak perlu dilakukan. Untuk irigasi air beliau hanya mengandalkan dari air tadah hujan yang mana penanaman tanaman yang beliau tanam dilakukan pada awal musim hujan sehingga persiapan perairan pada awal tanam sudah dapat dipastikan

adanya pasokan air dari air hujan. Dan untuk selebihnya beliau tidak melakukan pengairan lagi karena jenis tanaman yang beliau tanam merupakan tanaman yang membutuhkan jumlah air yang sedikit. Selama pengolahan lahan beliau tidak pernah menggunakan tenaga kerja dari orang lain karena melihat luas lahan yang beliau punyai sangatlah sempit maka untuk pengolahanya dapat beliau lakukan sendiri atau melalui bantuan istrinya. Untuk pemanfaatan dan pemasaran hasil pertanian beliau memanfatkan sepenuhnya hasil tanamanya untuk pemenuhan kebutuhan sehari-harinya dimana salah satu jenis tanaman yang beliau tanam merupakan tanaman yang bernilai ekonomi rendah.

6. Kesimpulan Kesimpulanya petani yang bernama dulatif ini status sosial ekonominya bisa dibilang masih sangat rendah dimana hasil budidaya tanaman yang mereka tanam hanya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Untuk kebudayaan petani mengenai cara bercocok tanam beliau dapat dari turunan orang tua beliau atau hasil pengamatan beliau saat orang tua beliau melakukan cocok tanam. Dalam sistim pola tanam yang beliau lakukan tidak terjadi perubahan diaman salah satu faktor penyebabnya mereka merasa sudah nyaman dengan tehnik-teknik yang mereka anut dari orang tua mereka selain itu jenis komoditas yang mereka tanam juga menyebabkan terjadinya kontinuitas pola tanam seperti tahun-tahn sebelunnya. Cara beliau mendapatkan pengairan melalui sistim tadah hujan dimana turunya hujan sangat diharapkan untuk membantu proses pengairan tanaman meeka, untuk pemerolehan pupuk maupun pestisida untuk pengolahan lahan beliau mendapatkanya dari usaha beliau membeli di toko. Beliau mengatakan bahwa beliau tidak menggunakan pupuk subsidi pemerintah karna pak Dulatif ini tidak mengikuti anggota kelompok tani setempat dikarenakan jumlah lahanya yang sempit jadi beliau tidak membutuhkan jumlah pupuk yang terlalu banyak. Dengan demikian pengolahan lahanya pun beliau olah sendiri tanpa bantuan tenaga kerja yang lain dengan alasan luas lahan yang beliau miliki sempit

Anda mungkin juga menyukai