Materi MK s1
Materi MK s1
Peluang Karir Dalam Bidang Keuangan 1) pasar uang dan pasar modal, (bank, perusahaan asuransi, reksadana, perusahaan bank investasi) 2) investasi,(perusahaan pialang, konsultan keuangan) 3) manajemen keuangan (manajer keuangan disegala jenis perusahaan) 2. Tanggung jawab staf keuangan 1) peramalan dan perencanaan 2) keputusan investasi dan pembiayaan utama 3) koordinasi dan pengendalian 4) berhubungan dengan pasar keuangan 5) manajemen risiko
PILIHAN BENTUK PERUSAHAAN 1. Perusahaan Perseorangan keunggulan:- sangant mudah dan tidak mahal dalam pembentukannya -hanya sedikit peraturan yang mengaturnya -dapat menghindari pajak penghasilan perusahaan kelemahan: - sulit memperoleh modal yang besar - tanggung jawab pribadi tidak terbatas - umur perusahaan terbatas pada umur pendirinya 2. Persekutuan (CV, Firma) keunggulan : - biaya rendah dan mudah membentuknya kelemahan : -memiliki kewajiban yang tidak terbatas -umur organisasi yang terbatas -sulit memindahkan kepemilikan -sulit memperoleh modal yang besar 3. Perseroan (PT, PT. Persero) Keunggulan: - umur yang tidak terbatas - kepentingan kepemilikan/ mudah dipindahkan - kewajiban yang terbatas
Hubungan Keagenan
1. Konflik antar kelompok atau agency problem adalah konflik yang timbul antara pemilik, karyawan dan manajer perusahaan di mana ada kecenderungan manajer lebih mementingkan tujuan individual daripada tujuan perusahaan. Munculnya konflik: - Free cash flows yang besar - Leveraged buyout (LBO) 2. Konflik antara pemilik dan kreditur (Stockholders dengan debtholders) 3. Konflik antara mayoritas dan minoritas
Dividen per lembar saham (DPS) = (Dividen yang dibayarkan ke pemegang saham biasa: Saham biasa yang beredar) -Nilai buku per lembar saham (BVPS) = (Total ekuitas biasa : Saham biasa yang beredar) -Arus kas per lembar saham (CFPS) = (Laba bersih + Depresiasi + Amortisasi) : ( Saham biasa yang beredar)
Dari Data saudara hitung; 1. Modal kerja operasi bersih = Seluruh Aktiva Lancar Seluruh kewajiban yang tidak dikenakan bunga
2. Total modal operasi = Modal kerja operasi bersih + Aktiva tetap bersih
3. Laba operasi bersih setelah pajak (NOPAT) = EBIT ( 1 Tarif pajak ) 4. Arus kas operasi = NOPAT + Depresiasi dan Amortisasi
5. Investasi bersih pada modal operasi = Ativa operasi tahun ini Aktiva operasi tahun lalu 6. Investasi kotor pada modal operasi = Investasi bersih + Depresiasi + Amortisasi 7. Arus kas bebas (FCF) = NOPAT Investasi bersih pada modal operasi
8. Nilai tambah pasar (MVA) = Nilai pasar dari saham Ekuitas modal yang diberikan oleh pemegang saham.
9. Nilai tambah ekonomi (EVA) = NOPAT Biaya modal setelah pajak
Acid Test Ratio = (Aktiva lancar Persediaan) : Utang lancar = (50.190.000 27.530.000) : 25.533.000 = 0,88 Cash Ratio = (Kas + Surat Berharga) : Utang lancar = (2.540.000 + 1.800.000) : 25.533.000 = 0,17
Rasio Aktivitas Periode pengumpulan piutang = (Piutang x 360) : Penjualan kredit = (18.320.000 x 360) : 112.760.000 = 58,49 hari Perputaran piutang = Penjualan kredit : Piutang = 112.760.000 : 18.320.000 = 6,15 kali
= 85.300.000 : 27.000.000
= 3,16 kali Perputaran aktiva tetap = Penjualan : Aktiva Tetap = 112.760.000 : 31.700.000 = 3,56 kali Perputaran total aktiva = Penjualan : Total Aktiva = 112.760.000 : 81.890.000 = 1,38 kali
Rasio leverage
Debt ratio = Total Utang : Total Aktiva = 47.523.000 : 81.890.000 = 58,03% Artinya total aktiva dibiayai dengan utang sebesar 58,03%
Debt to equity ratio = Total utang : Total modal sendiri = 47.523.000 : 34.367.000 = 138,28% Time interest earned ratio = Laba sebelum bunga dan pajak beban bunga = 11.520.000 : 3.160.000 = 3,65 kali Fixed charge coverage = (EBIT + Bunga + Pembayaran sewa) : (Bunga + Pembayaran sewa) (11.520.000 + 3.160.000 + 1.500.000) : (3.160.000 + 1.500.000) = 3,47 kali
Debt service coverage = Laba sebelum bunga dan pajak : [Bunga + sewa +(Angsuran pokok pinjaman :1 tarif pajak)] = 11.520.000 : [ 3.160.000 + 1.500.000 + (2.000.000 :0,6)] = 1,44 kali
Rasio Profitabilitas
Gross profit margin = (Penjualan HPP) : Penjualan = (112.760.000 85.300.000) : 112.760.000 = 24,35% Net profit margin = Laba setelah pajak : Penjualan = 4.347.000 : 112.760.000 = 3,86%
Return on investment = Laba setelah pajak : Total aktiva = 4.347.000 : 81.890.000 = 5,31% Return on equity = Laba setelah pajak : Modal sendiri = 4.347.000 : 34.367.000 = 12,65% Profit margin = EBIT : Penjualan = 11.520.000 : 112.760.000 = 10,22%
Rentabilitas ekonomis = EBIT : Total aktiva = 11.520.000 : 81.890.000 = 14,07% Earning power = Perputaran aktiva x Net profit margin = 1,38 x 3,86% = 5,32%
Contoh:
Berapa nilai sekarang penerimaan selama lima tahun mendatang masing-masing adalah Rp400.000,- ;Rp800.000,-; Rp500.000,-; Rp400.000,-; Rp300.000,- apabila tingkat bunga 9% per tahun. tahun Penerimaan NSFB(tabel A-3) Present Value
400.000
0,9170
366.800
2
3 4
800.000
500.000 400.000
0,8420
0,7720 0,7080
673.600
386.000 283.200
300.000
0,6500
Total PV
195.000
1.904.600
(tabel A-4) Jadi apabila cash flow tiap tahun tidak sama maka mencari PV menggunakan tabel A-3, tetapi kalau cash flow per tahun sama gunakan tabel A-4
Th
1
Cash flow
400.000
DF (9%)
0,917
PV of Cash flow
366.800
DF (20%)
0,833
PV of cash flow
333.200
2
3 4 5
800.000
500.000 400.000 300.000 PV of cash Investasi NPV
0,842
0,772 0,708 0,650 flow
673.600
386.000 283.200 195.000 1.904.600 1.500.000 + 404.600
0,694
0,579 0,482 0,402
555.200
289.500 192.800 120.600 1.491.300 1.500.000 - 8700
Return on Investment serta penilaian surat berharga Required rate of return saham (ke) dihitung : ke = Dividen + (Harga Pasar Harga Beli) Harga Beli Misalnya seseorang membeli saham dengan harga Rp5.000,-. Diharapkan perusahaan akan membagikan dividen sebesar Rp200,- pada akhir tahun, dan harga pasar setelah pembayaran dividen diharapkan menjadi Rp5.500,-
Penilaian Saham Preferen P0 = Dp / kp Misalkan saham preferen memberikan dividen setiap periode sebesar Rp575 per lembar dan tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 9%, maka nilai saham preferen adalah: P0 = Rp575 / 0,09 = Rp6.388,88 Penilaian Obligasi Nilai obligasi adalah sama dengan present value dari bunga obligasi selama umurnya ditambah dengan present value dari nominal obligasi yang diterima saat jatuh tempo. P0 = I(NSFBAr,n) + M(NSFBr,n)
Contoh: Obligasi PT Jaya nominal Rp1.000.000,-dengan tingkat bunga 8% jatuh tempo 5 th yang akan datang. Apabila tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 6%, maka nilai obligasi tersebut adalah:
P0 = (80.000,- x 4,212) + (1.000.000,- x 0,747) = Rp336.960,- + Rp747.000,- = Rp1.083.960 Apabila tingkat keuntungan yang disyaratkan sama besarnya dengan tingkat bunga obligasi maka nilai obligasi sama dengan nilai nominalnya. Sebaliknya apabila yang disyaratkan lebih tinggi dari bunganya maka nilai obligasi dibawah nilai nominalnya. Misalnya tingkat keuntungan yang disyaratkan sebesar 8% maka nilai obligasi adalah: P0 = (80.000,- x 3,993) + (1.000.000,- x 0,681) = Rp319.440,- + Rp681.000,- = Rp1.000.000,- (dibulatkan) Misalnya yang disyaratkan 12% maka nilai obligasi: P0 = (80.000,- x 3,605) + (1.000.000,- x 0,567) = Rp288.400 + Rp 567.000,- = Rp855.400,-
Menghitung Return Yang Diharapkan dan Risiko Expected rate of return atau E(R) dihitung :
E(R) = (Rj.Pj)
Kondisi ekonomi
Probabilitas
E(R) Obl Pemerintah = 0,05x8% + 0,20x8% + 0,50x8% + 0,20x8% + 0,05x8% = 8% E(R) Obl Perusahaan = 0,05x12% + 0,20x10% + 0,50x9% + 0,20x8,5% + 0,05x8% = 9,2% Menghitung risiko Risiko diukur dengan menghitung standar deviasi dari keuntungan yang diharapkan, dengan rumus sbb: (R)Obl Pemerintah = [0,05(8%-8%)2 + 0,20(8%-8%)2 + 0,50(8%-8%)2 + 0,20(8%-8%)2 + 0,05(8%8%)2]1/2 = 0% (R)Obl Perusahaan = [0,05x(12%-9,2%)2 + 0,20x(10%-9,2%)2 + 0,50x(9%-9,2%)2 + 0,20(8,5%9,2%)2 + 0,05(8%-9,2%)2]1/2 = 0,84%
Menghitung Return dan Risiko Portofolio 1 Menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah merupakan rata-rata tertimbang tingkaat keuntungan masing-masing sekuritas, yang dihitung dengan rumus: E(RP) = E(R1) + (1- )E(R2) Contoh: Terdapat dua alternatif investasi sekuritas; saham PT Unilever dan PT BAT masing-masing memberikan tingkat keuntungan sebesar 25% dan 15%. Standar deviasi tingkat keuntungan saham PT Unilever adalah 15% sedangakn PT BAT adalah 8%. Dana ang diinvestasikan ke PT Unilever adalah 40% dan ke PT BAT sebesar 60%. E(RP) = E(R1) + (1- )E(R2) = 40%(25%) + 60%(15%) = 19%
2. Menghitung
risiko Portofolio
(RP) = [22B + 2 (1- )rAB AB + (1- ) 2A]1/2 Contoh: Ada kesempatan untuk berinvestasi dana kita sebesar 75% pada saham PT United dan 25% sisanya pada saham PT Bata. Tingkat keuntungan yang diharapkan masing-masing 5% dan 8%, dengan standar deviasi sebesar 4% dan 10%. Apabila diasumsikan kedua saham tersebut berkorelasi sempurna rAB = 1,0 maka tngkat keuntungan yang diharapkan dan risiko portofolio kedua saham tersebut adalah: E(RP) = E(R1) + (1- )E(R2) = (0,75)(0,05) + (0,25)(0,08) = 5,75%
Terdapat dua macam risiko pada setiap sekuritas: 1. Risiko sistematis (systematic risk) yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Mis: perubahan suku bunga, inflasi, resesi ekonomi, perubahan kebijakan ekonomi. 2. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang dapat dihilangkan melalui diversifikasi. Risiko ini terjadi karena karakteristik perusahaan yg mengeluarkan sekuritas mis: kemampuan manajemen, kebijakan investasi kondisi lingkungan kerja. gambar 7.16 hal 169 Return portofolio yang diharapkan dengan pendekatan CAPM dapat dihitung dengan rumus: RP = Rf + [(Rm Rf)/m]P Contoh: misalnya diketahui Rf = 10%, Tingkat keuntungan portofolio M adalah sebesar ,Rm = 15%, dengan standar deviasinya, m = 15%. Jika standar deviasi portofolio sekuritas adalah 10%., maka return portofolio tersebut adalah:
= Rf + [(Rm Rf)/m]p = 10% + [(15% - 10%)/15%]10% = 13,33% Return sekuritas secara individu dalam konsep CAPM dapat dicari sebagai berikut: RP
Ri = Rf + i(Rm Ri) dimana Ri = tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh sekuritas I Rf = tingkat keuntungan bebas risiko yang biasanya ditunjukkan oleh SBI Rm = tingkat keuntungan yang disyaratkan rata-rata sekuritas. Contoh: Misalnya tingkat bunga bebas risiko, Rf = 8%, koefisien beta, i = 0,50 dan tingkat keuntungan pasar atau portofolio pasar, Rm = 12%, maka tingkat keuntungan sekuritas I adalah Ri = Rf + i(Rm Ri) = 8% + 0,50(12% - 8%) = 10%.
Pengukuran koefisien Beta () Suatu sekuritas yang mempunyai = 1 berarti jika indeks pasar naik 10% maka harga pasar sekuritas akan meningkat 10% dan sebaliknya jika turun 15% harga sekuritas akan cenderung turun 15%. Koefisien Beta () dapat dicari dengan meregresikan tingkat keuntungan sekuritas dengan tingkat keuntungan pasar portofolio yang efisien. Rumusnya: = NXY (X)(Y)/ N X2 (X )2 Contoh tabel 7.11
Artinya jika indeks pasar menignkat 10 poin maka harga pasar saham perusahaan tersebut akan meningkat sebesar 9,17 poin. juga dapat dicari dengan rumus: rim i m / m2
1. Metode Average Rate of Return Average Rate of Return = Rata-rata Net Cash Flow / Investasi ARR Proyek A = 30 Jt / 100 Jt = 30% ARR Proyek B = 36 Jt / 100 Jt = 36% Sepintas proyek B ini mengasilkan ARR yang lebih besar ,sehingga proyek B yang lebih baik, tetapi kelemahannya adalah metode ini tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. 2. Metode Payback Period Metode ini hanya menunjukkan berapa lama investasi dapat tertutup dari aliran kas bersihnya. Payback Period Proyek A = 2 tahun + (10.000 / 30.000)1 tahun = 2 tahun + 4 bulan = 2 tahun 4 bulan Payback Period Proyek B = 3 tahun + (20.000 / 50.000)1 tahun = 3 tahun + 4,8 bulan = 3 tahun 4 bulan 24 hari Apa kelemahan metode Payback Period ini ?
3. Metode Net Present Value Net Present Value adalah selisih antara present value aliran kas bersih (proceed) dengan present value investasi. Contoh diatas apabila digunakan discount rate 10% maka NPV Proyek A adalah sbb:
Tahun 1 2 3 4 5
Discound Factor 0,909 0,826 0,751 0,683 0,621 Jml PV Investasi NPV
Present Value 45.450 33.040 22.530 13.660 6.210 120.890. 100.000 + 20.890
Untuk Proyek B, NPV nya adalah sebagai berikut: Tahun Proceed Discound Factor Present Value
1 2 3 4 5
10.000 0,909 30.000 0,826 40.000 0,751 50.000 0,683 50.000 0,621 Jml PV Investasi NPV
+ 29.110
Keputusannya: 1. Proyek yang NPV nya positif ,proyek diterima atau menguntungkan
2. Dari kedua proyek tersebut apabila diminta memilih salah satu proyek maka akan memilih proyek B karena NPVnya lebih besar.
Th 1
Proceed 50.000
DF(10%) 0,909
PV 45.450
DF(25%) 0,800
PV 40.000
2
3 4 5
40.000
30.000 20.000 10.000
0,826
0,751 0,683 0,621 Jml PV Investasi NPV
33.040
22.530 13.660 6.210 120.890 100.000 + 20.890
0,640
0,512 0,410 0,328 Jml PV Investasi NPV
25.600
15.360 8.200 3.280 92.440 100.000 - 7.560
IRR terletak antara 10% hingga 25%, tepatnya dicari sbb: IRR = 10% + (20.890 / 28.450)(25%-10%) = 10% + (0,734)(15%) = 10% + 11,01% = 21,01% Keputusannya menggunakan IRR proyek diterima apabila : IRR > Discount rate proyek diterima IRR = Discount rate netral IRR < Discount rate proyek ditolak Karena IRR nya > 10% maka proyek A diterima
IRR untuk Proyek B adalah Th Proceed DF(10%) PV 1 10.000 0,909 9.090 2 30.000 0,826 24.780 3 40.000 0,751 30.040 4 50.000 0,683 34.150 5 50.000 0,621 31.050 Jml PV 129.110 Investasi 100.00 NPV +29.110
IRR = 10% + (29.110 / 44.530)(15%) = 10% + 9,8% = 19,8%
DF(25%) PV 0,800 8.000 0,640 19.200 0,512 20.480 0,410 20.500 0,328 16.400 Jml PV 84.580 Investasi 100.000 NPV -15.420
5. Metode Profitability Index (PI) PI = PV of Proceed / PV of Outlays PI untuk Pyoyek A: PI = 120.890 / 100.000 = 1,208 PI untuk Proyek B: PI = 106.510 / 100.000 = 1,065
INVESTASI DENGAN USIA EKONOMI BERBEDA Apabila ada dua proyek investasi yang usia ekonomisnya berbeda ada dua metode yang dapat digunakan yaitu: 1. Replacement chain approach 2. Equivalent annuity approach. Misalnya aliran kas dari dua alternatif investasi K dan investasi L adalah sbb:(dalam ribuan rupiah)
Investasi K: 0 1 2 3 4 5 6 ________________________________________________________ -100.000 25.000 20.000 30.000 25.000 25.000 30.000 Investasi L 0 1 2 3 ________________________________ -60.000 25.000 30.000 25.000 Dengan discount rate 12% NPV Proyek K adalah Rp4.910.000 , sedangkan NPV Proyek L adalah Rp4.035.000. Dengan demikian Proyek K lebih baik. Tetapi karena umurnya berbeda maka perlu dilakukan penyesuaian
1. Metode replacement chain approach. Dalam contoh diatas Proyek L umurnya disamakan menjadi 6 tahun dengan asumsi aliran kas nya konstan Investasi Proyek L 0 1 2 3 4 5 6 _______________________________________________________ -60.000 25.000 30.000 25.000 -60.000 25.000 30.000 25.000 NPV Proyek L: 1. NPV pertama = 4.035.000 2. NPV kedua = 2.865.000 Jumlah = 6.900.000 Jadi Proyek L lebih menguntungkan. 2. Metode Equivalent annual annuity (EAA) EAA Proyek K = 4.910.000 : 4,111 = 1.194.356 (tabel PV anuitas) EAA Proyek L = 4.035.000 : 2,402 = 1.679.850 PV dari EAA Proyek K = 1.194.356 : 12% = Rp9.952.966 (discount rate) PV dari EAA Proyek L = 1.679.850 ; 12% = Rp 13.998.750 Proyek L yang dipilih karena PV dari EAA lebih besar.
ADJUSTED PRESENT VALUE APV = At / (1+r)t + PV Pembiayaan lain Contoh: Suatu proyek memerlukan investasi RP10.000.000,- Usia investasi 2 tahun , estimasi cash flow per tahun Rp7.400.000,- Apabila biaya modal sendiri 13% sebagai discount rate maka NPV nya adala: PV dari cash flow = 7.400.000 X 1,668 = 12.343.200 Investasi = 10.000.000 NPV =+2.343.200
Apabila proyek tersebut dibiayai dari hutang sebesar 50%, dengan bunga 10% pertahun , maka akan diperoleh penghematan pajak sebesar 10% X 5000.000 X 40% = 200.000 selama dua tahun PV dari penghematan pajak ini adalah = 200.000 X 1,736 = 347.200
Jadi APV = 2.343.200 + 347.200 = 2.690.400
PERTIMBANGAN RISIKO DALAM INVESTASI Berbagai cara memasukkan faktor risiko dalam penilaian investasi: 1. Pendekatan Mean Standart Deviasi 2. Pendekatan Ekuivalen Kepastian (Certainty Equivalent Approach) 3. Pendekatan Tingkat Diskonto yang disesuaikan dengan Risiko 4. Analisis Sensitivitas 1. Pendekatan Mean-Standart Deviasi Misalnya ada dua proyek yaitu Proyek A dan Proyek B dg estimasi arus kas sbb: Mean dari estimasi arus kas ( A ) (A) = Ax. Px Standart Deviasi estimasi arus kas () = (Ax. A)2.Px
PROYEK A Probabilitas 0,30 0,40 0,30 Arus Kas 3.000 4.000 5.000 Probabilitas 0,30 0,40 0,30
(A)a = 0,30 X3.000 + 0,40 X 4.000 + 0,30 X 5.000 = 4.000 a = [ 0,30(3.000 4.000)2 + 0,40(4.000 4.000)2 + 0,30(5.000 4.000)2]1/2 = 775 (A)b = 0,30 X 2.000 + 0,40 X 4.000 + 0,30 X 6.000 = 4.000 b = [ 0,30(2.000 4.000)2 + 0,40(4.000 4.000)2 + 0,30(6.000 4.000)2]1/2 = 1.549 Proyek B memiliki risiko yang lebih besar.
Apabila umur proyek lebih dari 1 tahun maka dihitung Present Value nya Contoh: Proyeksi distribusi probabilitas dari arus kas Proyek C
Tahun 1
Probabilitas
0,10 0,20 0,40
0,20 0,10 0,20 0,30 0,20 0,30 0,10 0,70 0,10 0,10
PV dari cash flow tersebut dapat dihitung sbb (discount rate 10% dan misalnya total investasi Rp10.000): Dari perhitungan dibawah NPV nya posirtif jadi proyek diterima
Th 1 2 3
2. Pendekatan Ekuivalen Kepastian (Certainty Equivalent Approach) CEt = At - 3 dimana: CEt = Certainty Equivalent untuk periode t At = Mean Cash Flow Estimate untuk periode t Contoh: Mean dari estimasi arus kas setiap periode selama 3 tahun sebesar Rp6.000.000 dan standar deviasi setiap periodenya Rp3.000.000. Apabila investasinya sebesar Rp10.000.000 dan discount rate yang digunakan 10% , apakah proyek tersebut fisibel? CEt = 6.000.000 3(3.000.000) = 3.000.000 PV dari cash flow = 3.000.000 X 2,487 = 7.461.000 Investasi = 10.000.000 NPV - 2. 539.000 Jadi proyek tidak fisibel. 3. Pendekatan Tingkat Diskonto Yang Disesuaikan Dengan Risiko. Bagi proyek yang risikonya tinggi diperlakukan discount rate yang lebih tinggi
Contoh: Suatu perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memilih salah satu dari dua proyek Yaitu Proyek A dan Proyek B. Proyek A investasinya Rp100.000.000,dengan cash flow Rp20 juta selama 8 tahun dengan standar deviasi 3 juta. Proyek B memerlukan investasi Rp100 juta dengan aliran kas Rp22 juta per tahun selama 8 tahun dengan standar deviasi 20 juta. Apabila tingkat diskonto Proyek A 10% dan Proyek B 14%. Proyek mana yang dipilih? NPV Proyek A = -100.000.000 + (20.000.000 X 5,335) = 6.700.000,NPV Proyek B = -100.000.000 + (22.000.000 X 4,639) = 2.058.000,Jadi Proyek A yang dipilih, karena NPV Proyek A lebih besar. 3. Analisis Sensitivitas. Analisis ini untuk mengetahui dampak berbagai perubahan dalam masingmasing variabel penting terhadap hasil yang mungkin terjadi. Analisis ini dengan melakukan simulasi dengan merubah variabel-variabel penyebab untuk mengetahui dampaknya terhadap cash flow.
Contoh: Suatu perusahaan membutuhkan investasi 160 juta untuk suatu proyek dengan umur ekonomis selama 8 tahun. Estimasi arus kas per tahun selama 8 tahun sebagai berikut: Penjualan : 100.000 unit @ Rp1.000 = 100.000.000 Biaya variabel: 100.000 umit @ Rp300 = 30.000.000 Contribution Margin. = 70.000.000 Biaya tetap selain depresiasi = 30.000.000 Depresiasi = 20.000.000 = 50.000.000 EBT = 20.000.000 Pajak 30% = 6.000.000 EAT = 14.000.000 Proceed = EAT + Depresiasi = 14.000.000 + 20.000.000 = 34.000.000 Dengan tingkat diskonto 10% NPV = - 160.000.000 + (34.000.000 X 5,335) = 21.390.000 Proyek diterima Misalna sekarang ada perubahan pada berbagai variabel sbb:
Misalnya ada penurunan jumlah unit yang terjual 10%, sedangkan yang lainnya tetap atau terjadi penurunan harga jual per unit sebesar 10%.
Unit yang terjual turun 10% Penjualan : 90.000 unit Biaya variabel Cont. Margin Biaya Tetap selain depresiasi Depresiasi Total biaya tetap EBT Pajak 30% EAT Arus kas = EAT + Depresiasi 90.000.000 27.000.000 63.000.000 30.000.000 20.000.000 50.000.000 13.000.000 3.900.000 9.100.000 29.100.000
Harga juan per unit turun 10% 90.000.000 30.000.000 60.000.000 30.000.000 20.000.000 50.000.000 10.000.000 3.000.000 7.000.000 27.000.000
NPV
- 4.754.000
- 15.958.000
Kenaikan biaya variabel 10% Penjualan : 100.000 unit Biaya variabel Cont. Margin Biaya Tetap selain dep. Depresiasi Total biaya tetap EBIT Pajak 30% EAT Arus kas = EAT + Depresiasi 100.000.000 33.000.000 67.000.000 30.000.000 20.000.000 50.000.000 17.000.000 5.100.000 11.900.000 31.900.000
Kenaikan biaya tetap 10% 100.000.000 30.000.000 70.000.000 33000.000 20.000.000 53.000.000 17.000.000 5.100.000 11.900.000 31.900.000
NPV + 10.183.000
+ 10.183.000
a.
BEP (dalam rupiah) = (30.000.000 + 15.000.000) / (1 3.000 /3.750) = 45.000.000 / (1 0,8) = 225.000.000 BEP (dalam unit) = 45.000.000 / (3.750 3.000) = 45.000.000 / 750 = 60.000 unit.
Penjualan : 60.000 unit @ 3.750 = 225.000.000 Biaya variabel : 60.000 unit @ 3.000 = 180.000.000 Contribution Margin= 45.000.000 Biaya tetap tunai : 30.000.000 Penyusutan : 15.000.000 = 45.000.000 ` laba = 0 Misalnya target keuntungan Rp 15.000.000 tahun depan maka