Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN :
Melalui KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:
1204/MENKES/SK/X/2004 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT, limbah cair rumah sakit perlu dilakukan pengiolahan terlebih dahulu
sebelum dibuang ke badan air dengan persyaratan kualitas outlet tertentu yang
dipersyaratkan.
Masalah air limbah di Indonesia baik limbah domestic maupun air limbah industri Rumah
sakit sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius. dalam hal ini instansi pemerintah di
pelayanan kesehatan kususnya Rumah Sakit Paru Respira Jogja mengupayakan pengolahan
air limbah menggunakan teknologi secara biologis yakni memberdayakan aktifitas
mikroorganisme untuk menguraikan senyawa polutan organic. proses biologis yang
dikembangkan oleh instalasi IPAL Rumah Sakit Paru Respira Jogja adalah menggunakan
biakan melekat, yakni proses pengolahan limbah dimana mikroorganisme yang digunakan
dibiakan pada suatu media mikroorganisme tersebut melekat pada permukaan film media.
sering juga proses ini disebut dengan proses film mikrobiologis atai BIOFILM. sedangkan
system yang digunakan oleh Instalasi IPAL Rumah Sakit Paru Respira adalah FILTER
ANAEROB AEROB.

II. PRINSIP KERJA BIAKAN MELEKAT/BIO FILM/BIO FILTER


Pada dasarnya prinsip kerjanya adalah sebagai berikut bahwa lapisan biofilm yang melekat
pada media akan menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah misalnya
BOD,COD, Amnonnia,phospor dan lainnya. pada saat bersamaan dengan menggunakan
oksigen yang terlarut didalam air senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh
mikroorganisme menjadi biomasa. Dalam hal ini unit IPAL Rumah sakit Paru Respira Jogja
mensuplai oksigen oleh blower dan dilewatkan melalui diffuser yang ada dibagian dasar air.
Gambar Pola Unit IPAL Rumah Sakit Paru Respira Jogja tampak samping

Gambar Pola Unit IPAL Rumah Sakit Paru Respira Jogja tampak atas

III. PENJELASAN TEKNIS MASING MASING RUANGAN


1. Ruang Anaerobic 1
sebagai gambaran bahwa pada ruangan ini ada suatu media tercelup yang biasa disebut
biofilm/biofilter.

equipment :
- Media Anaerob : PVC + Polyuretane Foam
- Suport atas dan bawah : FRP net
- Weir/bufle : FRP
Fungsi serta manfaat ruangan Anaerobic 1 :
- Proses anaerobic dapat segera menggunakan CO2 yang ada sebagai penerima electron.
proses tersebut tidak membutuhkan oksigen.
- Penguraian anaerobic menghasilkan lebih sedikit Lumpur (3-20 kali lebih sedikit dari pada
aerobic), energi yang dihasilkan bakteri anaerobic relativ rendah. sebagian besar energi
didapat dari pemecahan subtract yang ditemukan dalam hasil akhir, yaitu CH4 dibawah
kondisi aerobic 50% dari karbon organicdirubah menjadi biomasa, sedangkan dalam proses
anaerobic hanya 5% dari karbon organic yang dirubah biomasa. Dengan proses anaerobic
satu metric ton COD tinggal 20 - 150 kg biomasa, sedangkan proses aerobik masih tersisa

400 - 600 kg biomasa (Speece, 1983; Switzenbaum, 1983)


- Proses anaerobic menghasilkan gas metan yangb mengandung sekitar 90% energi dengan
nilai kalori 9.000 kkl/m3, gas metan ini dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik
setelah melalui beberapa proses. sedikit energi terbuang menjadi panas (3-5%). Produksi
metan menurunkan BOD dalam penguraian Lumpur limbah.
- Sistem anaerobic dapat membiodegradasi senyawa xenobiotik (seperti chlorinateds aliphatic
hydrocarbons se[perti trichlorethylene, trihalomethans) dan senyawa alami recalcitrant lignin.
2. Ruangan Equalisasi
equalisasi ini berfungsi untuk menyetarakan debit aliran agar dalam proses mikrobiologis
tidak terjadi fluktuasi aliran yang akan berakibat kurang optimalnya proses biologis oleh
mikroorganisme.
3. Ruangan Anaerobic 2
Pada dasarnya fungsi serta manfaat ruangan ini hampir sama dengan ruangan anaerobic 1,
yang membedakan hanyalah bahwa pada ruangan ini terjadi proses biologis yang lebih
kompleks, yakni kumpulan mikroorganisme, umumnya bakteri terlibat dalam transformasi
senyawa kompleks organic menjadi metan. lebih jauh lagi, terdapat interaksi sinergis antara
bermacam macam kelompok bakteri yang berperan dalam penguraian limbah. Keseluruhan
reaksi dapat digambarkan sebagai berikut (Polprasert, 1989):
senyawa organik -------. CH4/+CO2/+H2/+NH3/=H2S/
Meskipun beberapa jamur (Fungi) dan protozoa dapat ditemukan dalam penguraian
anaerobic, bakteri tetap merupakan mikroorganisme yang paling dominan bekerja di dalam
proses penguraian anaerobic. sejumlah besar bakteri anaerobic dan fakultatif (seperti :
Bacteroides, Bifidobacterium, Clostridium, Lactobacillus, Streptocoocus)terlibat dalam
proses hidrolisis dan fermentasi senyawa organic.
4. Ruang Bio Filtration
di dalam proses pengolahan air limbah organic akan terurai oleh aktifitas mikroorganisme
aerobic, senyawa kompleks organik akan terurai oleh aktifitas mikroorganisme aerob.
Mikroorganisme tersebut dalam aktifitasnya memerlukan oksigen atau udara untuk memecah
senyawa otrganic yang kompleks menjadi CO2 dan air serta ammonium, selanjutnya
ammonium akan diubah menjadi nitrat dan H2S akan dioksidasi menjadi sulfat.
Sementara itu teknologi yang dikembangkan oleh unit IPAL Rumah Sakit Paru Respira Jogja
sebagai media biofiltration adalah menggunakan STYRENE FOAM SPHERICAL (diameter
3-4 mm), teknologi ini pertama kali dikembangkan di Prancis oleh perusahaan OTV
kemudian diperkenalkan ke Jepang dan selanjutnya di inovasi oleh BESTECH.Co.LTD
sebagai suatu teknologi pengolahan air limbah yang sangat baik karena kebutuhan listriknya
sangat rendah.
>Prinsip kerja Bio Filtration<
Ruangan ini terisi oleh Styrene Foam dengan diameter 3-4 mm sebbanyak 60% dari total
efektiv volume tangki. air limbah mengalir dari bawah ke atas (Down Up Flow) menembus
kumpulan rapat styrene foam yang disuplai udara dari/melalui diffuser. selama air
bersentuhan dengan permukaan media Styrene Foam terjadi proses biologis dimana proses
tersebut bisa mengurangi kadar BOD dan SS (Suspended Solid)

>Keunggulan System Bio Filtration<


- Sistem filtrasinya mempunyai kapasitas untuk mengurangi kadar SS
- Auto Backwashnya bisa beroprasi lama karena menggunakan system pemampatan udara
melalui blower, sehingga blocking terhadap media bisa diantisipasi
- Kebutuhan listriknya sangat rendah dibanding sistem lain.
- Efisiensi Penurunan BOD sangat baik.
- Kadar Ammonia yang diolah oleh Biofiltration sangat efisien.
5. Ruangan Backwash
Berfungsi untuk membantu melakukan pencucian media aerobic / Styrene foam dengan cara
memberikan tekanan udara melalui blower sehingga air yang ada di ruangan ini akan keluar
ke ruangan biofiltration, dan setelah ruangan backwash kosong atau udara tidak mampu
untuk menekan air kembali, maka air akan kembali dengan tiba-tiba sehingga memcah
koloni/kumpulan styrene Foam yangt mengakibatkan kotoran yang menempel pada styrene
foam terbawa ke ruangan backwash dan diteruskan ke ruangan anaerobic 1.
6. Ruangan Treated Watyer (Air Hasil Olahan)
Berfungsi sebagai penampung/wadah air hasil olahan yang sudah memenuhi standar baku
mutu dan ramah lingkungan.
7. Ruangan Desinfectan
Disebut juga BOX CHLORINE yang berisi Chlorine sebagai desinfectant untuk membantu
membunuh bakteri patogen dari air hasil olahan sebelum dikeluarkan ke lingkungan.
berikut gambaran inspeksi pemeliharaan IPAL

Read more: http://sanitation-respirajogja.blogspot.com/#ixzz1YlH7tc88


lowongan kerja
dibutuhkan beberapa orang untuk mengisi posisi di LPM engineering antara lain :
1.fotografer
2.marketing
3.reporter
persyaratan
1.mahasiswa fakultas teknik angk.2009-2011
2.mampu bekerja secara profesional, loyalitas, dan komitmen
3.sifat (kerja)
pendaftaran bisa langsung saja datang ke kantor LPM engineering (gabung DPM FT) setiah hari senin-sabtu jam 09.00 - 17.00

Anda mungkin juga menyukai